Jumat, 29 Januari 2016

Jepang perintahkan militer bersiap hancurkan rudal Korut


Tokyo (CB) - Jepang memerintahkan militernya untuk bersiap menghancurkan setiap rudal yang ditembakkan Korea Utara, yang mengancam negara tersebut, demikian dilaporkan media setempat, Jumat, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Pyongyang tengah bersiap untuk peluncuran roket.

Menteri Pertahanan Gen Nakatani mengeluarkan perintah tersebut, kata harian Nikkei dan Kyodo News, setelah laporan mengenai kegiatan mencurigakan di kompleks satelit utama Pyongyang yang memancing spekulasi bahwa peluncuran akan dilakukan pekan depan.

Juru bicara Kemenhan Jepang saat dihubungi AFP menolak memberikan konfirmasi atas laporan tersebut dan mengatakan hal itu "akan mengungkap strategi kami".

"Kami mengambil semua langkah yang mungkin untuk menanggapi (peluncuran rudal) dengan mengumpulkan informasi dan berkoordinasi dengan negara-negara terkait," imbuh dia.

Korea Utara dilarang menggunakan teknologi rudal balistik berdasar Resolusi Dewan Keamanan PBB, sehingga setiap peluncuran akan semakin meningkatkan ketegangan di kalangan masyarakat internasional, hanya beberapa pekan setelah negara itu melakukan uji nuklir terakhirnya.

Dua pejabat pertahanan AS, Jumat, membenarkan adanya aktivitas yang masih berlangsung di kompleks satelit Sohae Korut, yang sudah dikembangkan oleh Pyongyang sejak 2013 untuk menangani roket yang lebih besar, dengan jangkauan lebih jauh.

Komentar mereka dibuat setelah harian Kyodo News Jepang mengutip sumber pemerintah yang mengatakan, gambar satelit menunjukkan peningkatan pergerakan di Sohae yang bisa mengindikasikan peluncuran pada awal pekan depan.

Pada Jumat, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida melakukan pembicaraan telepon dengan Menlu AS John Kerry mengenai kemungkinan peluncuran itu.

"Kami tidak bisa menyanggah kemungkinan bahwa Korut akan mengambil aksi provokasi lebih jauh," kata Kishida kepada wartawan, dan menambahkan bahwa ia dan Kerry telah melakukan "pertukaran informasi mengenai bagaimana bekerja sama mulai sekarang."

Jepang mengerahkan rudal pertahanan darat-ke-udara pada 2012, tahun yang sama ketika Korut menempatkan satelit ke orbit dengan pengangkut Unha-3.

Meskipun Pyongyang bersikeras bahwa itu murni merupakan operasi ilmu pengetahuan, peluncuran itu dikecam oleh masyarakat internasional sebagai uji rudal balistik tersembunyi sehingga memicu diperketatnya sanksi-sanksi PBB.




Credit  ANTARA News




Indonesia akan jajaki kerjasama energi dengan Iran


Indonesia akan jajaki kerjasama energi dengan Iran
Menteri ESDM Sudirman Said (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Pertengahan bulan depan, delegasi Iran untuk energi datang, bulan depannya untuk minyak and gas. Mungkin selanjutnya saya akan ke sana juga untuk mendetailkan kemungkinan itu."
Jakarta (CB) - Indonesia akan menjajaki kerjasama dengan Iran dalam sektor energi seperti minyak, gas serta energi baru dan terbarukan sebagai langkah membuka kesempatan kerjasama setelah pencabutan sanksi ekonomi pada negara di kawasan teluk tersebut.

"Setelah sanksi Iran dicabut, ada peluang yang harus diambil, yaitu kerjasama energi dengan negara teluk tersebut," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said di Gedung Badan Pendidikan dan Latihan ESDM, Jakarta, Rabu (27/1).

Sudirman mengatakan peluang untuk melibatkan Iran di sejumlah proyek seperti kilang petrokimia, listrik bahkan pengembangan proyek bersumber energi baru dan terbarukan juga terbuka.

"Kita mungkin bisa beri kesempatan ke listrik terutama ke energi baru dan terbarukan seperti air (hidro) dan bayu (angin)," ujarnya.

Dari informasi yang dihimpun Antara, hingga saat ini belum ada proyek kerja sama antara perusahaan Indonesia dan Iran yang terealisasi, karenanya saat ini pihaknya tengah menjajaki beberapa kemungkinan kerja sama.

Kerjasama tersebut, lanjut dia, antara lain pengembangan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang saat ini Iran mampu memproduksi LPG 15 juta MT serta kondensat yang bisa diproduksi negara teluk tersebut sebesar 1 juta barel per tahun.

Iran sendiri dikabarkan akan membuka kesempatan bagi indonesia untuk berinvestasi dalam bidang pupuk dengan lokasi yang ditawarkan berada di bagian selatan Iran dekat berbatasan dengan Pakistan. Hal tersebut, katanya, mengingat harga gas di Iran sangat murah yakni sekitar 2 dolar AS hingga 3 dolar AS per mmbtu.

"Yang terealisir belum ada. Tapi ada sejumlah hal yang sedang kita jajaki terus termasuk antara Pertamina dan perusahaan minyak Iran. Satu LPG dan satunya kondensat," ujarnya.

Kemungkinan kerjasama tersebut, kata dia, akan direspon dengan kedatangan delegasi Iran untuk energi pada bulan Februari yang dilanjutkan oleh delegasi Iran untuk minyak dan gas.

"Pertengahan bulan depan, delegasi Iran untuk energi datang, bulan depannya untuk minyak and gas. Mungkin selanjutnya saya akan ke sana juga untuk mendetailkan kemungkinan itu," katanya.



Credit  ANTARA News



Komite Konsolidasi Industri Pertahanan-Perkapalan efisienkan biaya produksi


Komite Konsolidasi Industri Pertahanan-Perkapalan efisienkan biaya produksi
Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
 
Subang (CB) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai Komite Konsolidasi industri plat merah bidang Pertahanan Strategis serta bidang Industri Berat dan Perkapalan bisa mengefisienkan operasional dan biaya produksi.

"Dengan adanya konsolidasi ini, diharapkan akan membuat BUMN semakin efisien dalam hal operasional dan biaya produksi, sehingga keuntungan yang didapatkan akan semakin besar," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno di Subang, Jawa Barat, Kamis.

Harry mengatakan pihaknya memperkirakan dengan adanya konsolidasi ini, BUMN yang tergabung dalam Komite Konsolidasi Industri Pertahanan Strategis bisa memperoleh pendapatan mencapai Rp20 triliun.

Sedangkan Konsolidasi Industri Berat dan Perkapalan, kapitalisasinya dari roadmap diperhitungkan lebih rendah yaitu sebesar Rp12-15 triliun.

"Intinya menghilangkan duplikasi investasi, kita siapkan proyeknya apa, butuh berapa," ujarnya.

Untuk industri perkapalan, lanjut Harry, pengadaan plat baja yang tadinya sendiri-sendiri dan kecil sekarang akan berbarengan sehingga lebih efisien.

"Juga soal SDM, sekarang pelatihannya di PT PAL, sehingga tidak keluarkan lagi ongkos untuk yang lain-lain," ucap dia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, Komite Konsolidasi Industri Pertahanan Strategis akan terdiri dari enam BUMN, antara lain, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Dahana, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI), PT LEN dan PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki).

Sedangkan Komite Konsolidasi Industri Berat dan Perkapalan antara lain PT PAL, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), PT Industri Kapal Indonesia (IKI) Makassar, PT Barata Indonesia dan PT Bona Bisma Indra.




Credit  ANTARA News




Kejutan, Ditemukan Tata Surya Terbesar

Tata Surya ini dikelilingi planet raksasa belasan kali massa Jupiter.

Kejutan, Ditemukan Tata Surya Terbesar
Planet luar Tata Surya 2MASS J2126-8140 berada dalam Tata Surya terbesar (www.bbc.com)
 
CB - Astronom mengaku telah menemukan Tata Surya terbesar yang pernah ada. Penemuan Tata Surya itu menjadi sebuah kejutan bagi para astronom.

Tata Surya tersebut, disebutkan terdiri dari planet raksasa. Karena sistem planetnya sangat besar, maka planet raksasa yang mengorbitnya itu butuh setidaknya sejuta tahun. Planet yang dimaksud dinamai 2MASS J2126-8140, ukurannya antara 12 sampai 15 kali massa Jupiter.

Dikutip dari BBC, Kamis 28 Januari 2016, astronom mengatakan planet luar Tata Surya itu berjarak satu triliun kilometer, membuatnya mengorbit induknya 140 kali lebih luas dari orbit jalur planet kerdil Pluto mengelilingi matahari.

Sistem Tata Surya ini hampir tiga kali ukuran pasangan planet-bintang terluas sebelumnya.

"Kami sangat terkejut menemukan objek rendah massa sejauh ini dari bintang induknya. Tak mungkin Tata Surya itu terbentuk dalam cara yang sama seperti Tata Surya kita, dari piringan raksasa debu dan gas," jelas Simon Murphy, astronom dari Australian National University.

Astronom mengatakan, mereka menemukan planet dan bintang induknya melalui survei bintang muda dan planer kerdil cokelat dalam lingkungan tetangga bumi.

Murphy memperkirakan, bintang dan planet tersebut terbentuk kira-kira 10 juta sampai 45 juta tahun lalu. Pasangan bintang-planet itu terbentuk dari filamen gas yang terdorong bersama dalam arah yang sama.



Credit  VIVA.co.id

Jamur Bisa Hidup di Planet Mars

Peneliti berhasil menumbuhkan jamur di lingkungan yang mirip Mars.

Jamur Bisa Hidup di Planet Mars
Foto permukaan Mars yang diambil rover Curiosity (DailyMail | Credit: NASA)
 
CB –  Titik terang kehidupan di Planet Mars satu persatu mulai bermunculan. Berawal dari penemuan air di planet yang disebut-sebut sebagai pengganti bumi itu.
Kini, setelah 18 bulan lamanya, peneliti Eropa yang menguji coba menumbuhkan jamur sesuai dengan kondisi di Mars, akhirnya membuahkan hasil.
Jamur cryptoendolithic, atau jenis jamur yang hidup di batu itu, dikirim oleh para peneliti ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Jamur jenis endolithic tersebut, biasanya ditemukan di Lembah Kering McMurdo di Antartika Victoria Land.
“Hasil yang paling relevan adalah, bahwa lebih dari 60 persen dari sel-sel endolithic yang dipelajari tetap utuh, setelah dapat ‘paparan (seperti) Mars’, atau lebih tepatnya, stabilitas DNA selular mereka (jamur) masih tinggi,” ujar Rosa de la Torre Noetzel, salah satu peneliti dari National Institute of Aerospace Technology (INTA) Spanyol, seperti dikutip dari Fox News, Jumat 29 Januari 2016.
De la Torre menambahkan, hasil tersebut menjadi indikator kemampuan jamur untuk bertahan hidup di Mars. Serta, bisa dijadikan informasi yang relevan untuk percobaan berikutnya, yaitu ‘pencarian’ kehidupan di Mars.
Proses jamur
De La Torre menceritakan, proses yang dilakukan oleh peneliti 18 bulan lalu di ISS. Dua jenis jamur endolitihic yang digunakan adalah Cryomyces antarcticus dan Cryomyces minteri.
Kondisi lingkungan yang diciptakan, yaitu kondisi lingkungan yang paling kering dan kondisi yang paling menjadi ‘musuh’ di bumi, yaitu angin kencang yang ekstrem, bahkan salju dan es. Pada kondisi itu, hanya mikroorganisme jenis cryptoendolithic-lah yang mampu bertahan, dengan menyelinap pada batu-batu.
Lalu, pada kondisi sesuai dengan ‘cuaca’ di Mars, yaitu dengan 95 persen CO2, 1,6 persen argon, 0,15 persen oksigen, 2,7 persen nitrogen dan 370 bagian per juta dari H2O dan tekanan 1.000 pascal. Melalui filter optik, sampel juga menjadi sasaran radiasi ultraviolet seperti di Mars.
Setelah satu tahun, kedua spesies jamur tersebut menunjukkan aktivitas metabolik dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan mirip Mars.


Credit  VIVA.co.id



Jepang Pamer Pesawat Siluman Pertamanya


Penampankan dari pesawat tempur siluman X-2 milik Jepang (Foto: Phys.org/Daily Readlist)
Penampankan dari pesawat tempur siluman X-2 milik Jepang (Foto: Phys.org/Daily Readlist)
KOMAKI – Pada Kamis 28 Januari 2016, Jepang memperlihatkan pesawat siluman pertama mereka, dimana Negeri Sakura ini membuat dan mengembangkan pesawat tersebut sendiri.
Kementerian Pertahanan  (Kemhan) Jepang memamerkan pesawat tempur X-2 yang dikembangkan secara domestik. Pesawat yang dilaporkan mampu menghindari deteksi radar ini dipamerkan di bandara Kota Komaki, Jepang.
Pesawat ini dijadwalkan akan menjalankan terbang perdananya pada pertengahan Februari tahun ini, sebelum diserahkan sepenuhnya kepada Kemhan. Pesawat siluman X-2 ini dikembangkan oleh perusahaan Mitsubishi Heavy Industries.
Pesawat ini memiliki panjang 14,2 meter dengan lebar 9,1 meter, pesawat ini dikabarkan dikembangkan untuk menjadi penerus pesawat tempur F-2 yang dikembangkan oleh Jepang dan Amerika Serikat (AS).
Hingga saat ini hanya AS, Rusia dan China yang diakui dunia telah berhasil mengembangkan dan menerbangkan pesawat siluman. Dengan X-2 ini, diduga Jepang juga ingin memperlihatkan kemampuan teknologi mereka untuk mengembangkan pesawat tempur siluman.
Sebagaimana dilansir dari AFP, Jumat (29/1/2016) Jepang mengeluarkan dana sebanyak 39,4 milyar Yen atau sekira Rp4,5 Triliun demi mengembangkan pesawat siluman ini.



Credit  Okezone



Mesin Perang Futuristik Rusia vs Alutsista Rongsokan Jerman

Ilustrasi (Foto: Russiancouncil.ru)
Ilustrasi (Foto: Russiancouncil.ru)

MOSKVA – Di masa Perang Dunia I dan II, Jerman dikenal sebagai negara industri yang acap memunculkan mesin-mesin perang inovatif. Tapi sekarang, Rusia-lah yang bisa dibilang secara konstan memproyeksikan sejumlah mesin perang masa depan yang bisa merevolusi dunia kemiliteran.
Berpuluh-puluh tahun lalu, berbagai temuan kemiliteran Jerman paling ‘doyan’ ditiru Amerika Serikat (AS), Inggris dan tentunya Rusia (dahulu Uni Soviet). Mulai dari Vergeltung 1 dan 2 (V-1 dan V-2) sebagai cikal bakal misil, hingga Messerschmitt Me-262 “Schwalbe” yang merupakan jet tempur pertama dunia.

Tapi jika membandingkan mesin-mesin perang yang dimiliki Negeri Beruang Merah dan Jerman saat ini, bisa dibilang bagaikan langit dan bumi. Di saat Rusia terus sibuk dengan proyek futuristik, seperti pesawat pembom PAK-DA dan proyek drone laut, Jerman justru masih berkutat dengan sejumlah alutsista rongsokan.
Bicara soal bomber PAK-DA yang proyeknya diluncurkan pada 2009 lalu itu, bahkan dikatakan bakal rampung lebih cepat. Awalnya disebutkan, pesawa pembom generasi baru sebagai pengganti Tupolev Tu-160, Tu-95MS dan Tu-22M3 itu baru akan ‘kelar’ pada 2025 atau 2030.


Tapi Panglima Angkatan Udara (AU) Rusia, Mayjen Viktor Bondarev menyatakan, prototype pesawat pembom PAK-DA sudah bisa mengudara pada 2021, atau bahkan lebih cepat.
“Pekerjaan terkait PAK-DA terus berjalan dan kecepatan pengembangannya memuaskan kami. Tantangannya muncul pada penyelesaian prototype yang akan diterbangkan pada 2021. Tapi jika semuanya lancar, justru (PAK-DA) akan terbang lebih awal,” papar Bondarev, dilansir Defence Talk, Jumat (29/1/2016).

Mengenai spesifikasinya, bomber PAK-DA tidak didesain Manufaktur Tupolev dan Obyedinyonnaya Aviastroitelnaya Korporatsiya itu, sebagaimana desain pesawat konvensional. Desainnya berbentuk nyaris segitiga dengan sayap yang lebar.
Desain seperti ini disebutkan akan mengurangi kemampuan radar untuk melacak pesawat yang punya kecepatan subsonic tersebut.

“Pesawat ini pada dasarnya berdesain baru dengan sistem pengintaian dan navigasi terbaru. Pesawat ini dilengkapi sistem komunikasi tercanggih dan kelengkapan perang elektronik, hingga membuat daya lacak radar terhadapnya sangat minim,” timpal Komandan Long-Range Aviation, Letjen Anatoly Zhiharev.
Tidak hanya AU, Angkatan Laut (AL) Rusia juga ingin punya persenjataan terbaru, terlepas dari canggihnya sejumlah kapal selam, kapal perusak serta kapal penjelajah mereka yang ditakuti banyak negara.
Kali ini, AL Rusia ingin menginvestasikan dana pemerintah Federal Rusia terhadap proyek kendaraan tanpa awak (drone) laut, sebagaimana yang dikonfirmasi Wakil Panglima AL Rusia, Laksamana Madya Alexander Fedotenkov.

Fedotenkov menambahkan bahwa pihaknya ingin mengembangkan drone laut yang juga bisa beroperasi di darat (amfibi). Bisa jadi, ambisi AL Rusia yang satu ini terinspirasi dari drone Bluefin-21 milik AS.


Tapi kapabilitas Bluefin-21 baru sebatas untuk pengintaian, riset lingkungan dan pembersihan ranjau laut. Sementara Rusia, ingin membuat drone yang dilengkapi pula dengan persenjataan elektronik anti-kapal selam.
“Ketika (proyek drone Rusia) itu disempurnakan, maka persenjataan itu akan merevolusi peperangan laut. Tapi hanya waktu yang bisa menjawab itu semua,” sebut pengamat militer Dave Majumdar.
Lantas bagaimana dengan Jerman? Well, pesawat canggih dan tangguh saja mereka masih sangat minim ketersediannya. Pada Desember 2015 lalu sebelum menyatakan diri bakal ikut operasi anti-ISIS, Jerman disebutkan punya 66 jet tempur Panavia Tornado – tapi setengahnya dinyatakan tak layak terbang!

Belum lagi dengan laporan terbaru, di mana enam jet Panavia Tornado Jerman di Suriah, tak bisa terbang malam. Hal itu dikarenakan problem lampu di kokpit pesawat.


“Masalah pada peralatan, membuat militer Jerman berada di persimpangan jalan menuju batas kapasitas intervensi militer (di Suriah),” ungkap salah satu anggota Parlemen Jerman dari kubu Sosial-Demokrat, Hans-Peter Bartels.
Belum lagi mengingat jumlah pasukan darat mereka yang jauh lebih kecil, jika dibandingkan ketika Bundeswehr (Angkatan Perang Jerman) dibentuk 1955 lalu. Saat itu, kekuatan Bundeswehr mencapai 600 ribu personel.

Sekarang diperkirakan hanya 177 ribu personel, di mana ratusan bahkan ribuan di antara mereka dikirim ke negara-negara lain, seperti di Suriah (1.200), Afghanistan (890), serta Mali (500).
“Pasukan Jerman kelelahan. Terlalu banyak kekurangan dalam militer Jerman,” tambah Bartels yang mengeluhkan minimnya alokasi dana pemerintah terhadap militer.













Credit  Okezone