Kamis, 27 April 2017

AS Buka Kemungkinan Gelar Operasi Laut China Selatan


AS Buka Kemungkinan Gelar Operasi Laut China Selatan 
  Militer AS kemungkinan besar akan kembali melakukan operasi kebebasan bernavigasi di Laut China Selatan. (REUTERS/Erik De Castro)


Jakarta, CB -- Komandan militer Amerika Serikat di Asia Pasifik, Admiral Harry Harris, menyatakan pihaknya kemungkinan besar akan melaksanakan kembali operasi kebebasan navigasi di Laut China Selatan dalam waktu dekat.

"Saya menerima arahan dan petunjuk dari menteri pertahanan dan otoritas komando nasional dalam pelaksanaan operasi itu. Saya pikir kami akan melakukannya--dalam waktu dekat," kata dia ketika ditanyai soal operasi di waktu yang akan datang, Rabu waktu setempat (26/4).


Namun, diberitakan Reuters, Harris tidak menjelaskan lebih jauh mengenai kemungkinan tersebut. Saat ini, diketahui armada AS disibukkan dengan ancaman nuklir di Semenanjung Korea.
Merespons ambisi rezim Kim Jong-un yang berkeras mengembangkan senjata meski sudah dijatuhi sanksi oleh PBB, Amerika mengirimkan kapal induk dan kapal selam nuklir ke kawasan tersebut. Kapal induk USS Carl Vinson diperkirakan akan tiba di sana akhir bulan ini.

Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan dan diduga membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan di perairan yang dipersengketakan oleh sejumlah negara Asia Tenggara itu. Di saat yang sama, Negeri Tirai Bambu juga ditekan oleh Washington untuk mengatasi ambisi nuklir Korea Utara.

Di tengah situasi yang memanas, kapal perang Rusia, Varyag, pun berlabuh di Manila, Filipina, belum lama ini. Filipina adalah salah satu negara yang mengklaim sebagian dari perairan sengketa itu.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyambut bahagia kedatangan Varyag dan menyebut tujuan kapal perang tersebut adalah latihan militer bersama angkatan laut Filipina.
Varyag datang bersama kapal tanker pembawa bahan bakar Pechenge. Veryag dijadwalkan berlabuh selama empat hari di Manila.





Credit  CNN Indonesia