Selasa, 25 April 2017

Kapal Selam Nuklir akan Gabung Kapal Induk AS di Semenanjung Korea

Kapal Selam Nuklir akan Gabung Kapal Induk AS di Semenanjung Korea
Kapal selam bertenaga nuklir USS Michigan akan gabung dengan kapal induk AS USS Carl Vinson di Semenanjung Korea. Kapal-kapal berbahaya AS itu untuk menekan rezim nuklir Korea Utara. Foto / US Navy


WASHINGTON - Kapal selam bertenaga nuklir Amerika Serikat (AS), USS Michigan, akan bergabung dengan kapal induk USS Carl Vinson di Semenanjung Korea untuk menekan rezim nuklir Korea Utara (Korut). Kapal selam itu dipersenjatai lebih dari 150 rudal jelajah Tomahawk.

Kapal selam USS Michigan dijadwalkan tiba di Semenanjung Korea pada Selasa (25/4/2017) hari ini. Namun, belum ada laporan dari militer AS maupun Korea Selatan yang mengonfirmasi kehadiran kapal tersebut.

Sedangkan kapal induk USS Carl Vinson diperkirakan akan berada di kawasan yang sama pada pekan ini. Rencana bergabungnya kapal selama nuklir itu dilaporkan UPI, kemarin.

Pada hari ini, Korut juga akan memperingati ulang tahun ke-85 berdirinya militer Pyongyang. Para pengamat Korut sebelumnya berspekulasi bahwa rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Pyongyang dapat menggunakan kesempatan ini untuk menguji perangkat nuklirnya.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump akan memanggil seluruh anggota Senat AS ke Gedung Putih untuk mendapatkan pengarahan tentang krisis nuklir Korut. Dalam sebuah langkah yang sangat tidak biasa, Trump akan menggelar briefing yang melibatkan 100 senator, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan Menteri Pertahanan James Mattis pada hari Rabu (26/4/2017) waktu AS.

Direktur Intelijen Nasional, Dan Coats, dan Kepala Staf Gabungan Militer Jenderal Joseph Dunford juga akan menghadiri briefing itu.

Sebelumnya, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley memperingatkan Korut untuk tidak memprovokasi sebuah konfrontasi.

”Apa yang telah kami katakan sejak awal, dan apa yang akan terus saya katakan, AS tidak mencari perkelahian, jadi jangan memberi kami alasan untuk melakukannya,” katanya. 





Credit  sindonews.com