Rabu, 17 Mei 2017

Dukung Jalur Sutra Baru, Indonesia Ikut Topang Perekonomian Cina


Peta one belt one road, obor yang merupakan jalur sutra baru dinisiasi Cina
Peta one belt one road, obor yang merupakan jalur sutra baru dinisiasi Cina

CB, JAKARTA -- Perekonomian Cina akan ditopang oleh negara-negara di sekitarnya, termasuk Indonesia, dalam proyek One Belt One Road (OBOR) atau jalur sutra baru.
Pengamat luar negeri Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Agus Haryanto mengatakan, proyek jalur sutra ini merupakan cara baru bagi Cina untuk dapat meningkatkan perekonomian mereka.

"OBOR yang diluncurkan 2013 ini karena Cina mengalami kegagalan investasi dalam negeri. Cina tidak dapat mencapai pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan, sehingga harus menemukan cara baru untuk membentangkan jalur ekonominya sampai belt ke atas road ke bawah," kata Agus, kepada Republika.co.id, Selasa (16/5).

Menurutnya, kerugian akan didapatkan Indonesia dari proyek jalur sutra baru ini, jika Indonesia tidak memiliki industri yang cukup kompetitif. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak produk-produk dan investasi Cina yang akan masuk ke Indonesia. "Saya kira pemerintah perlu melihat industri apa yang mau dibesarkan oleh Cina," ujar dia.

Selain dituntut untuk semakin kompetitif, menurutnya Indonesia juga menghadapi tantangan keamanan. Ketahanan nasional Indonesia tidak terancam karena Indonesia justru harus bisa menjaga keseimbangan dan stabilitas di kawasan, utamanya di Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan.

"Tantangan Indonesia adalah bagaimana di Samudera Hindia kita bisa menjaga keseimbangan yang diinginkan Marty Natalegawa (mantan Menteri Luar Negeri RI) di Indo Pasifik, yaitu bagaimana Samudera Hindia dapat menjadi politik luar negeri kita," ungkap Agus.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID