Rabu, 10 Mei 2017

Mesir Hancurkan Belasan Mobil Penyelundup Senjata dari Libya


Mesir Hancurkan Belasan Mobil Penyelundup Senjata dari Libya 
Ilustrasi mobil hancur. (Foto: Reuters/Ammar Abdullah)


Jakarta, CB -- Angkatan Udara Mesir menghancurkan sekelompok kendaraan berisikan penuh senjata selundupan yang masuk dari Libya pada awal pekan ini.

Sebuah video yang dirilis militer Mesir menunjukkan jet dan helikopter meluncurkan serangan ke arah 15 kendaraan berisi senjata dan barang selundupan lain yang tengah berjalan di padang pasir.

Penghancuran kendaraan ini telah dilakukan Kairo dalam 72 jam terakhir. Meski begitu, angkatan udara belum mengonfirmasi pemilik kendaraan dan memberi rincian mengenai korban jiwa.


Langkah ini dilakukan aparat Mesir menyusul darurat keamanan di negara Afrika Utara itu, khususnya mengenai aktivitas terorisme dan kelompok militan.

Serangan dilakukan bersamaan dengan keberhasilan pasukan keamanan membunuh delapan anggota militan yang diyakini merupakan anggota Ikhwanul Muslimin dalam baku tembak di bagian selatan Mesir.

Diberitakan Reuters, Selasa (9/5), kementerian dalam negeri menyatakan salah satu korban tewas diyakini adalah Helmi Saad Masri, salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin yang terkemuka.

Namun, kemendagri tak menjelaskan secara rinci lokasi baku tembak. Kementerian hanya mengatakan, polisi mendapat serangan saat mencoba mendekati kelompok tersebut hingga terpaksa meresponsnya dengan senjata.

Ikhwanul Muslim merupakan gerakan Islam mendunia yang berbasis di Mesir. Kelompok ini disebut salah satu yang menyebabkan Presiden Mohammed Mursi digulingkan pada 2013 lalu.

Pada Januari lalu, kemendagri menyatakan setidaknya delapan polisi tewas ketika kelompok militan menyerang pos pemeriksaan keamanan di Gurun Barat.

Mesir menuding, Ikhwanul Muslimin yang bertanggung jawab atas insiden itu. Selama ini, Presiden Abdel Fattah al-Sisi juga telah menindak keras kelompok tersebut.

Cairo, bersama Rusia, Uni Emirat Arab, dan Saudi Arabia bahkan telah memasukan Ikhwanul Muslimin dalam daftar kelompok teroris.




Credit  CNN Indonesia