Jumat, 12 Mei 2017

RI Bakal Tawarkan Proyek Infrastruktur Rp 465 T di KTT Jalur Sutera



RI Bakal Tawarkan Proyek Infrastruktur Rp 465 T di KTT Jalur Sutera 
Foto: Citra Fitri Mardiana/detikFinance


Jakarta - Pemerintah akan hadir dalam KTT One Belt One Road (OBOR) atau KTT Jalur Sutera di Beijing, China, 14-15 Mei 2017. Dalam KTT ini yang bakal dihadiri 29 negara itu, pemerintah akan menawarkan proyek infrastruktur senilai hingga US$ 35 miliar atau sekitar Rp 465 triliun (kurs US$ 1 = Rp 13.300)

Proyek yang ditawarkan dalam KTT OBOR akan diarahkan pada skema business to business (b to b), sehingga tidak perlu membebani keuangan negara.

"Sekitar US$ 30-35 miliar, tapi ini kita sejauh mungkin mengeluarkan dari pinjaman negara. Kita mau bikin b to b," ujar Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, usai rapat koordinasi dengan sejumlah menteri di kantornya, Kamis (11/5/2017).

Dengan konsep b to b yang juga akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), negara tidak akan dibayang-bayangi penambahan utang.

"Itu kan bankable sehingga bisa dibiayai. Jadi enggak perlu takut nanti rasio utang kita meningkat dari 25%," ujarnya.

Luhut menjelaskan, proyek infrastruktur yang akan ditawarkan dalam KTT Jalur Sutera tersebar diluar Jawa. Upaya tersebut dimaksudkan untuk pemerataan pembangunan, agar setara dengan pembangunan di Jawa.

"Tadi rapat mengenai persiapan final Presiden menghadiri One Belt One Road itu saja. Jadi dalam pertemuan itu adalah pertemuan bilateral dan juga bertemu dengan presiden Xi Jinping. Kita juga manfaatkan bantuan untuk menyeimbangkan pembangunan di Jawa dengan luar jawa," kata Luhut.

Proyek yang rencananya akan digadang-gadang dalam KTT OBOR tersebut antara lain berkaitan dengan infrastruktur, pariwisata dan industri.



Credit  finance.detik.com


Di KTT Jalur Sutera RI Akan Tawarkan Proyek Pelabuhan Hingga Kilang



Jakarta - Pekan depan Indonesia akan menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) 14-15 Mei di Beijing, China. Dalam pertemuan tersebut pemerintah akan menawarkan sejumlah proyek strategis.

Pada bidang transportasi, pemerintah akan menawarkan proyek pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan Bitung di Sulawesi Utara.

"Kalau dari saya kita mengembangkan dua internasional port hub di Kuala Tanjung dan Bitung. Dan itu diikuti beberapa proyek keretapi dan pengembangan properti yang lain," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2017).

Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, menjelaskan, proyek pelabuhan akan diikuti dengan pengembangan proyek kereta api terkoneksi. Menurutnya, nilai investasi untuk proyek transportasi tersebut sekitar US$ 1,5 miliar.

 
"Nah kita kombinasikan dengan sekarang jalan kereta api koneksikan disitu. Sampai ke Danau Toba sampai ke Duri, Dumai, pekanbaru. satu area semua itu. agar semua terkoneksi lah. Kemudian yang di Manado, sedang kita lakukan supaya lebih bagus lagi," terang Luhut.

Selain itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengatakan pemerintah juga berencana menawarkan investasi di bidang energi, untuk proyek kilang di Bontang, Kalimantan Timur dengan nilai investasi hingga US$ 10 miliar.

"Kita cuma satu ya, Bontang. Refenery Bontang. Bontang itu US$ 10-15 miliar. Yang leading sekarang ini ada Sinopec (perusahaan minyak asal China) akan ada juga untuk bontang ini, Kuwait," ujarnya.

Terakhir, proyek yang ditawarkan di bidang pariwisata yakni pengembangan kawasan wisata Mandalika, di Nusa Tenggara Barat.

Sejumlah proyek tersebut dinilai Luhut memiliki total nilai investasi sekitar US$ 30-35 miliar, dimana skema yang akan ditawarkan adalah business to business (b to b).






Credit  finance.detik.com