Kamis, 22 Juni 2017

AS Mulai Pertanyakan Alasan Teluk Isolasi Qatar



AS Mulai Pertanyakan Alasan Teluk Isolasi Qatar
Amerika Serikat (AS) dilaporkan mulai mempertanyakan alasan sebenarnya negara Teluk mengisolasi Qatar. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dilaporkan mulai mempertanyakan alasan sebenarnya negara Teluk mengisolasi Qatar. Pertanyaan ini mulai muncul karena sampai saat ini negara Teluk belum merilis rincian klaim yang mereka buat terhadap Qatar.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert mengatakan, semakin banyak waktu berlalu, pertanyaan akan semakin banyak diajukan tentang tindakan anti-Qatar yang diberlakukan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan sekutu mereka.

"Pada titik ini, kita ditinggalkan dengan satu pertanyaan sederhana: Apakah tindakan benar-benar mengenai kekhawatiran mereka mengenai dukungan dugaan Qatar atas terorisme atau apakah mereka memiliki keluhan yang panjang antara negara-negara GCC," ucap Nauret, seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (21/6).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash menyatakan, UEA dan sejumlah negara Teluk lainnya saat ini sedang membuat apa yang ia sebut sebagai daftar keluhan kepada Qatar. Daftar ini akan menjadi dasar tuntutan kepada Qatar jika ingin hubungan antara Doha dan negara Teluk membaik.

Hal serupa juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir. Dia menuturkan, pihaknya masih menyusun daftar keluhan kepada Qatar dan syarat-syarat yang akan diajukan untuk memperbaiki hubungan kepada Qatar. 


Credit  sindonews.com


Tillerson Desak Saudi Cs Kirimkan Tuntutan ke Qatar


Tillerson Desak Saudi Cs Kirimkan Tuntutan ke Qatar
Foto/Ilustrasi/Istimewa


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) berharap negara-negara Arab yang terlibat dalam sengketa diplomatik dengan Qatar segera mengirimkan daftar tuntutan mereka. Tuntutan tersebut harus masuk akal dan dapat ditindaklanjuti oleh Doha untuk merubah krisis menjadi sebuah resolusi.

Begitu pernyataan Sekretaris Negara sekaligus Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson. Pernyataan ini dikeluarkan sehari setelah Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mempertanyakan motif Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengumumkan pemboikotan mereka terhadap Qatar pada 5 Juni lalu. Deplu AS mengatakan bahwa hal itu membingungkan karena negara-negera Teluk tidak mengumumkan tuntutan mereka.


Ini adalah bahasa terkuat Washington terkait krisis Teluk. Negara-negara Arab menuduh Qatar mendanai terorisme, menimbulkan ketidakstabilan regional atau membiarkan musuh mereka Iran. Qatar membantah tuduhan tersebut.

"Kami memahami daftar tuntutan yang telah disiapkan dan dikoordinasikan oleh Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain," bunyi pernyataan Tillerson.

"Kami berharap daftar tuntutan akan segera dipresentasikan ke Qatar dan masuk akal serta dapat ditindaklanjuti," imbuh pernyataan itu seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/6/2017).

Tillerson mengatakan AS mendukung upaya mediasi oleh Kuwait yang bertujuan menyelesaikan krisis tersebut.

Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS yang vital, Al Udeid, yang memiliki lebih dari 11.000 pasukan dan mengerahkan pasukan koalisi atau menugaskan serta menjadi tempat lebih dari 100 pesawat beroperasi.

Presiden AS Donald Trump telah mengambil sikap keras terhadap Qatar, menuduhnya sebagai sponsor terorisme tingkat tinggi. Namun ia juga telah menawarkan bantuan kepada para pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perbedaan mereka. 


Credit  sindonews.com