Senin, 19 Juni 2017

Kuwait menyeru Arab Teluk akhiri krisis diplomatik Qatar



Kuwait menyeru Arab Teluk akhiri krisis diplomatik Qatar
Emir Kuwait Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah. (Official White House Photo by Pete Souza)


Dubai (CB) - Pemimpin Kuwait menyeru negara-negara Arab Teluk untuk mengatasi sengketa diplomatiknya dengan Qatar yang sudah menjadi sengketa regional paling buruk dalam tahun-tahun terakhir ini. Dia menyatakan semua pihak punya tugas menjaga kesatuan kawasan.

Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, yang memimpin upaya mediasi setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dua pekan lalu. Dia mengharapkan krisis ini diatasi lewat dialog.

Sheikh Sabah berharap pada hari-hari terakhir Ramadan ini akan tercipta "atmosfer untuk mengatasi perbedaan yang tak dikehendaki dan pengakhiran sengketa melalui dialog dan komunikasi" di Teluk.

Saudi, UEA dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni yang dituduh mereka telah mendanai kelompok-kelompok militan dan memicu ketidakstabilan. Tudingan ini dibantah Qatar.

Sheikh Sabah, yang juga diplomat veteran, menyatakan negara-negara Teluk punya satu takdir, berkat ikatan historis dan hubungan keluarga lintas-perbatasan. Kepentingan bersama ini telah membuat negara-negara Teluk punya tugas untuk tetap bersatu, kata dia seperti dikutip Rueters.

Dia mendoakan upaya-upaya untuk merukunkan negara-negara Teluk dan rakyatnya, serta menghindarkan semua hal yang bisa mengganggu hubungan erat mereka dan yang mengancam keamanan dan keselamatan mereka.

Dia menyatakan kawasan Teluk dan seluruh penjuru dunia tengah menghadapi fenomena semakin besarnya terorisme. Sheikh menyatakan solidaritas Kuwait untuk masyarakan internasional dalam memerangi terorisme dan membantu akar masalahnya.




Credit  antaranews.com

Turki lakukan pembicaraan "positif" dengan Saudi soal Qatar


Turki lakukan pembicaraan
Warga menyerukan slogan sambil membawa bendera Turki dan Qatar dalam aksi demo mendukung Qatar di pusat kota Istanbul, Turki, Rabu (7/6/2017). (REUTERS/Murad Sezer)


Makkah (CB) - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melakukan pembicaraan dengan Raja Salman di Arab Saudi pada Jumat waktu setempat, melanjutkan upaya untuk membantu menyelesaikan krisis diplomatik terbesar di Teluk Arab dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "pertemuan tersebut positif" namun tidak ada yang spesifik.

Riyadh, Uni Emirat Arab, Mesir dan beberapa negara lain memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Qatar hampir dua pekan lalu, menuduh Doha mendukung kelompok-kelompok, termasuk yang didukung Iran, "yang ingin mengganggu stabilitas kawasan".

Qatar membantah memberikan dukungan semacam itu kepada ekstremis.

Cavusoglu mengunjungi Makkah tempat Raja Salman tinggal selama hari-hari terakhir Ramadan, setelah menemui menteri luar negeri Kuwait pada Kamis. Emir Kuwait, yang tidak memutuskan hubungan dengan Qatar, juga berusaha melakukan mediasi.

Pemimpin diplomat Turki berada di Doha pada Rabu, di mana dia menyeru dialog setelah pertemuan dengan Emir dan menteri luar negeri Qatar menjelang kunjungan ke Arab Saudi.

"Walaupun kerajaan ini adalah pihak yang terlibat krisis, kami tahu bahwa Raja Salman adalah pihak yang ingin menyelesaikannya," kata Covusoglu sebelumnya.

"Kami ingin mendengar pandangan Arab Saudi mengenai kemungkinan solusi dan akan menyampaikan pandangan kami kepada mereka dengan cara transparan... Kami memberikan perhatian besar pada hubungan kami dengan mereka," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.


Credit  antaranews.com


Turki minta Saudi selesaikan masalah dengan Qatar sebelum akhir Ramadhan


Turki minta Saudi selesaikan masalah dengan Qatar sebelum akhir Ramadhan
Presiden Turki Tayyip Erdogan (REUTERS/Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via Reuters)



Ankara (CB) - Presiden Turki Tayyip Erdogan meminta Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk menyelesaikan keretakan hubungan dengan Qatar sebelum akhir bulan suci Ramadan, menurut sebuah wawancara dengan media penyiaran Portugis, RTP pada Kamis.

Erdogan juga mengatakan bahwa negara-negara muslim seharusnya tidak menjatuhkan sanksi seperti itu kepada sesama negara muslim.

Qatar menghadapi boikot ekonomi dan diplomatik dari Arab Saudi dan sekutunya yang memutus hubungan pekan lalu, dalam peristiwa keretakan hubungan terburuk di antara negara-negara Teluk Arab selama bertahun-tahun.

Mereka menuduh Qatar mendanai terorisme dan terlalu dekat dengan Iran, dan semua tuduhan tersebut dibantah oleh Qatar.

Turki, yang mendukung Qatar, telah berusaha memecahkan masalah ini melalui diplomasi, dengan mengatakan bahwa keretakan hubungan tersebut merugikan umat Islam dunia.

"Kami ingin permasalahan ini dapat diselesaikan melalui diskusi sampai akhir Ramadhan. Saat ini, Raja Arab Saudi dapat mengambil langkah tersebut untuk mengatasi krisis", kata Erdogan kepada RTP seperti dilansir Reuters.

"Seorang muslim seharusnya tidak menjatuhkan sanksi semacam itu terhadap muslim lainnya, terutama di bulan Ramadhan," tambahnya.

Ramadhan akan berakhir pada akhir Juni.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dijadwalkan berkunjung ke Arab Saudi pada Jumat, dalam upaya mereka untuk membantu mengatasi krisis.




Credit  antaranews.com