Rabu, 21 Juni 2017

Mahasiswa Tewas, Agen Wisata China Blokir Akses AS ke Korut


Mahasiswa Tewas, Agen Wisata China Blokir Akses AS ke Korut 
Agen wisata China menghentikan program perjalanan bagi turis AS ke Korea Utara menyusul tewasnya Otto Warmbier. (REUTERS/Damir Sagolj)


Jakarta, CB -- Agensi perjalanan yang membawa Otto Warmbier ke Pyongyang, mengatakan akan menutup destinasi tersebut bagi turis asal Amerika Serikat, menyusul meninggalnya mahasiswa berusia 22 tahun itu, sepekan setelah dipulangkan dari Korea Utara.

“Belum pernah ada penahanan di Korut yang beragis tragis seperti ini,” tulis Young Pioneer Tours di laman Facebook-nya.

Kasus Warmbier membuat agen wisata yang berbasis di China itu mempertimbangkan untuk menghentikan programnya membawa turis AS ke Pyongyang.

“Ini akan membuat risiko dan penilaian bagi turis AS untuk berkunjung ke Korea Utara semakin sulit. Kami tidak akan lagi mengatur perjalanan bagi turis AS ke Korut,” tambah agen perjalanan tersebut.


Adapun Young Pioneer Tours yang berbasis di kota Xian itu didirikan pada 2008 oleh pengusaha asal Inggris. Agen perjalanan itu menjanjikan petualangan eksotis dengan destinasi yang sulit dijangkau, termasuk Korut dan Iran.

Di Korea Utara, Young Pioneer Tours menjanjikan program scuba diving dan berkeliling kota menggunakan sepeda.

Di sisi lain, agen perjalanan yang menyebut Korut sebagai ‘salah satu tempat teraman di dunia’ itu mendapat banyak kecaman usia kabar kematian Warmbier tersiar. Pasalnya, Warmbier harus dievakuasi secara medis ketika dipulangkan dalam keadaan koma.

Warmbier dihukum 15 tahun penjara dan kerja paksa di Korut karena dituding mencuri spanduk propaganda rezim Kim Jong-un. Namun, setelah 17 bulan dipenjara, dia dibebaskan dan dipulangkan kembali ke AS, atas dasar kemanusiaan.

Hal tersebut berkaitan dengan kondisi kesehatan Warmbier yang buruk. Dia dipulangkan dalam keadaan koma.


Dokter yang memeriksa Warmbier setelah dia tiba di AS menyebut, mahasiswa itu mengalami kerusakan otak parah dan tidak responsif terhadap pengobatan. Enam hari kemudian, dia meninggal di kampung halamannya di Cincinnati, Ohio.

Pihak Korut menyebut Warmbier koma tidak lama setelah mendengar vonis hukumannya tahun lalu. Mereka mengatakan Warmbier terjangkit botulisme dan dirawat menggunakan obat tidur.

Namun tes yang dilakukan rumah sakit di AS tidak menemukan adanya infeksi botulisme pada Warmbier dan dokter mengatakan mahasiswa University of Virginia itu kehilangan jaringan otak dalam jumlah besar.

Dokter menyebut kerusakan dan hilangnya jaringan otak Warmbier kemungkinan besar disebabkan serangan kardiopulmonari yang memotong suplai darah ke otak.

Atas kematian Warmbier, presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut rezim Kim Jong-un “brutal”.

Adapun Presiden Korea Selatan Moon Jae-In telah mengirimkan ucapan belasungkawa kepada keluarga Warmbier. “Sangat menyedihkan bahwa Korea Utara tidak menghormati hak asasi manusia," kata Moon, menurut juru bicaranya Park Soo-Hyun, dikutip AFP.



Credit  CNN Indonesia