Rabu, 21 Juni 2017

Qatar tolak bernegosiasi jika negara tetangga tak cabut boikot



Qatar tolak bernegosiasi jika negara tetangga tak cabut boikot
Ilustrasi foto Al Jazeera dalam media sosial Twitter. (twitter.com/@aljazeera)



Doha, Paris (CB) - Qatar tidak akan bernegosiasi dengan negara-negara tetangga untuk menyelesaikan masalah diplomatik di kawasan Teluk jika mereka tidak terlebih dahulu mencabut boikot perdagangan dan perjalanan yang mereka terapkan dua pekan lalu, kata menteri luar negeri.

Uni Emirat Arab, yang bersama-sama dengan Arab Saudi, Mesir dan Bahrain mengambil langkah-langkah yang mengucilkan Qatar, mengatakan sanksi terhadap negara itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun, kecuali jika Doha mengabulkan tuntutan negara-negara kuat Arab.

Tuntutan direncanakan akan diungkapkan dalam beberapa hari mendatang.

Qatar membantah tuduhan-tuduhan yang dilancarkan oleh para negara tetangganya bahwa pihaknya mendanai terorisme, memicu ketidakstabilan kawasan atau membangun hubungan yang nyaman dengan musuh mereka, Iran.

Perselisihan itu telah menimbulkan keretakan di antara beberapa negara sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump mendukung langkah-langkah tegas terhadap Qatar, bahkan ketika Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS selalu berupaya untuk bersikap netral.

Pada Senin, Qatar menggelar latihan perang bersama pasukan Turki, untuk menunjukkan bahwa negara itu masih memiliki negara-negara sekutu setelah dua pekan dikucilkan untuk pertama kalinya.

Qatar tidak akan bernegosiasi dengan negara-negara tetangganya sejauh mereka masih menerapkan "blokade", kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.

"Mereka harus terlebih dahulu mencabut blokade jika ingin bernegosiasi," tegasnya di depan para wartawan.

"Sampai sekarang, kita tidak melihat ada kemajuan soal pencabutan blokade, yang merupakan syarat untuk melangkah maju (menuju perundingan, red)."

Negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi membantah bahwa mereka berniat melakukan blokade.

Qatar mendapatkan dukungan dari Turki selama masa perselisihan.

Saluran televisi berita yang didanai pemerintah, Al Jazeera, memperlihatkan satu baris pesawat antipeluru pengangkut personel berbendera Turki berada di pangkalan militer Tari bin Ziyad di Doha.

Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan tambahan Turki telah tiba di Qatar pada Minggu untuk melakukan latihan perang. Namun, sejumlah sumber militer di kawasan mengatakan kepada Reuters bahwa operasi itu sebenarnya melibatkan pasukan Turki yang memang sudah ada, bukan pasukan tambahan. 



Credit  antaranews.com


Qatar enggan berunding kecuali tetangganya cabut blokade


Qatar enggan berunding kecuali tetangganya cabut blokade
Peta sejumlah negara kawasan Jazirah Arab. (Repro: World Atlas)
Jika mereka ingin diisolasi karena pandangan sesat mereka mengenai peran politik mereka maka biarlah mereka diisolasi

Doha/Paris (ANTARA News) - Qatar tak akan berunding dengan tetangga-tetangganya untuk mengatasi sengketa diplomatik Teluk, kecuali mereka mencabut terlebih dahulu boikot perdagangan dan kunjungan yang mereka kenakan dua pekan lalu, kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.

Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Bahrian menerapkan sanksi untuk mengisolasi Qatar, dan menyatakan sanksi bisa dikenakan bertahun-tahun jika Doha menerima tuntutan negara-negara Teluk itu.

Qatar membantah tudingan tetangga-tetangganya bahwa telah mendanai terorisme, mendorong instabilitas kawasan dan bersekongkol dengan musuh mereka, Iran.

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengatakan Qatar siap menjawab keprihatinan negara-negara Arab Teluk lainnya lewat dialog yang pantas dengan prinsip tak berpraduga. Namun untuk sampai ke sana, Qatar menuntut tetangga-tetangganya mencabut sanksi terlebih dahulu.

"Sampai sekarang kami tidak melihat ada kemajuan dalam mencabut blokade yang adalah syarat untuk memajukan apa pun," kata Sheikh Mohammed seperti dikutip Reuters. Negara-negara yang mengenakan sanksi kepada Qatar membantah telah memblokade Qatar.

Sheikh Mohammed menyatakan berencana mengunjungi Washington pekan depan untuk membahas dampak ekonomi blokade Teluk itu dan dampaknya terhadap perang global melawan terorisme.

"Kami memiliki kemitraan yang sangat kuat dengan AS. Kami adalah mitra bersama dalam koalisi global mencegah terorisme. Kami sudah berbicara dengan mereka sejak krisis ini mulai," sambung dia.

Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash menyatakan negara-negara yang ingin mengisolasi Qatar tak punya niat menarik tuntutannya sampai tuntutan mereka dipenuhi.

"Qatar harus tahu bahwa ini adalah bentuk baru hubungan dan isolasi dapat berlangsung bertahun-tahun," kata Gargash di Paris. "Jika mereka ingin diisolasi karena pandangan sesat mereka mengenai peran politik mereka maka biarlah mereka diisolasi. Mereka masih berada di fase penyangkalan dan amarah."

Qatar mengandalkan dukungan Turki selama krisis diplomatik ini. Saluran televisi Aljazeera bahkan menayangkan barisan tentara membawa bendera Turki di pangkalan militer Tariq bin Ziyad di Doha.         




Credit  antaranews.com