Selasa, 20 Juni 2017

Trump Dikritik Lamban Bereaksi Jika Teror Menimpa Muslim



Polisi memeriksa van putih yang menabrak pejalan kaki usai shalat di Masjid Finsbury Park, London, Inggris.
Polisi memeriksa van putih yang menabrak pejalan kaki usai shalat di Masjid Finsbury Park, London, Inggris.

CB, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump tampaknya belum pernah mengecam serangan terhadap jamaah Muslim di London. Situasi itu jadi contoh terakhir lambannya ia berbicara tentang kekerasan ketika Muslim yang jadi korbannya.

Tidak seperti serangan baru-baru ini yang menargetkan warga sipil, tidak ada cicitan segera yang menyuarakan simpati untuk para korban atau sumpah serapah melawan ideologi kekerasan. Simpati Gedung Putih yang pertama datang malah berasal dari anak perempuannya, Ivanka, yang mengunggah cicitan tentang doa.

"Kita harus berdiri bersatu melawan kebencian dan ekstrimisme dalam segala bentuknya yang jelek," kata Ivanka.

Kelompok advokasi Mulsim melihat perbedaan mencolok dalam tergesa-gesanya Trump merespons, saat pelaku serangan Muslim atau mengaku Islam. Mereka melihat itu sebagai bagian dari sebuah pola, mengingat retorika Trump yang keras atas Islam dan sudah melarang imigran sejumlah negara mayoritas Muslim.

"Kebisuan atau penundaan dia benar-benar mengirimkan pesan negatif kepada komunitas Muslim kalau kehidupan dan keamanan mereka tidak sepenting warga negara lainm," ujar Ibrahim Hooper dari Council on American-Islamic Relations (CAIR).

Sebelum serangan di Masjid Finsburry di London, terdapat dua serangan di Inggris, Maret dekat Parlemen dan Juni di London Bridge. Trump dengan cepat mengungkapkan solidaritas dan miminta tanggapan yang kuat. Tapi, ia terima banyak kritikan karena dianggap remehkan Wali Kota London Sadiq Khan.

Dalam beberapa kasus, Trump baru menyuarakan dukungan untuk korban serangan Muslim berselang beberapa hari usai kejadian, semisal tiga hari usai dua wanita di Oregon mendapat celaan. Tapi, untuk bom bunuh diri di Manchester, Trump langsung bereaksi dengan kata-kata mengutuk kepada pelaku, dilansir dari AP.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Ivanka Trump Kecam Serangan ke Jamaah Masjid Finsbury Park

 
Polisi memeriksa van putih yang menabrak pejalan kaki usai shalat di Masjid Finsbury Park, London, Inggris.
Polisi memeriksa van putih yang menabrak pejalan kaki usai shalat di Masjid Finsbury Park, London, Inggris.

CB, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada Senin (19/6), mengungkapkan rasa simpati terhadap para korban serangan di dekat Masjid Finsbury Park, London, Inggris. AS juga mengecam insiden tersebut. 

Seperti diketahui, jamaah Masjid Finsbury Park menjadi sasaran serangan setelah mereka menunaikan shalat tarawih. Para jamaah, yang saat itu sedang berjalan di trotoar, ditabrak oleh sebuah van. Satu orang tewas dan 10 lainnya luka-luka akibat kejadian itu.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengecam insiden penabrakkan jamaah Masjid Finsbury Park. "AS mengecan keras serangan semalam yang tampaknya telah menargetkan Muslim di London," ungkapnya seperti dilaporkan laman Al Araby.

Ia juga menyampaikan simpati kepada mereka yang menjadi korban insiden penabrakan. "Kami menyampaikan simpati kami kepada keluarga dan komunitas para korban dan berharap agar yang terluka dapat segera pulih," ujar Nauert.

Putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump, juga menanggapi insiden penabrakan Masjid Finsbury Park. "Mengirim cinta dan doa kepada para korban di Finsbury Park, London. Kita harus bersatu melawan kebencian dan ekstremisme dalam semua bentuknya yang buruk," kata Ivanka Trump melalui akun Twitter pribadinya.

Terkait serangan terhadap jamaah Masjid Finsbury Park, Perdana Menteri Inggris Theresa May menegaskan kembali tekad negaranya untuk melawan terorisme, ekstremisme, dan kebencian. Mengingat, dalam tiga bulan terakhir, Inggris telah dilanda setidaknya empat aksi teror, termasuk insiden penabrakan jamaah Masjid Finsbury Park.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID