Selasa, 15 Agustus 2017

Ada Rencana Gulingkan Trump di Gedung Putih


Ada Rencana Gulingkan Trump di Gedung Putih
Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci mengatakan ada rencana untuk menggulingkan Presiden AS Donald Trump di dalam Gedung Putih. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci mengatakan ada rencana untuk menggulingkan Presiden AS Donald Trump di dalam Gedung Putih. Dia menyebut banyak pihak yang tidak suka dengan kebijakan yang diambil Trump.

"Saya pikir ada elemen di dalam Washington, termasuk di dalam Gedung Putih, yang tidak bersabar atas kepentingan Presiden atau agendanya," kata Scaramucci, seperti dilansir Russia Today pada Senin (14/8).


"Untuk alasan apapun, orang telah membuat keputusan yang ingin mereka keluarkan. Ini hampir seperti dia telah membuka pintu bagi CEO Amerika dan milyarder Amerika untuk memasuki sistem politik Washington. Anggota kelas politik itu tidak menyukainya," sambungnya.


Dia memperkirakan akan ada perubahan staf lebih lanjut dalam pemerintahan AS saat ini. Scaramucci menjelaskan, ia berpikir Trump mengatahui fakta bahwa jika dia ingin tetap pada agendanya, dia harus membawa para tokoh yang loyak ked alam pemerintahannya.


"Dia telah melakukan banyak hal, saya pikir dia telah berhasil jauh lebih baik dalam hal kemajuan sebagai Presiden yang ditampilkan secara mencolok," tukas pria yang hanya menjabat selama 10 hari sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih itu.





Credit  sindonews.com


Scaramucci Ungkap Rencana Mengeluarkan Trump dari Gedung Putih


Scaramucci Ungkap Rencana Mengeluarkan Trump dari Gedung Putih
Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci, ungkap rencana mengeluarkan Donald Trump dari Gedung Putih. Foto/REUTERS/Jonathan Ernst


WASHINGTON - Anthony Scaramucci, yang dipecat Presiden Donald Trump sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih mengungkap rencana mengeluarkan Trump oleh para pejabat Washington. Menurutnya, pejabat yang ingin mengeluarkan Trump dari kantornya itu termasuk orang-orang dalam Gedung Putih.

Scaramucci juga menyarankan Presiden Trump bertindak jauh lebih keras terhadap kelompok supremasi kulit putih yang melakukan demonstrasi di Charlottesville, Virginia.

”Saya pikir ada elemen di dalam Washington, termasuk di dalam Gedung Putih, yang tidak bersabar atas kepentingan presiden atau agendanya,” kata Scaramucci kepada George Stephanopoulos dari ABC dalam penampilan publik pertamanya sejak dipecat Trump.

Scaramucci hanya menjabat 10 hari sebagai Direktur Komunikasi. Sosoknya tenar karena melawan Reince Priebus saat menjabat sebagai Kepala Staf Gedung Putih. Dia menuduh Priebus sebagai pembocor rahasia internal Gedung Putih kepada media hingga akhirnya Priebus tersingkir.

”Untuk alasan apapun, orang telah membuat keputusan yang ingin mereka keluarkan. Ini hampir seperti dia telah membuka pintu bagi CEO Amerika dan miliarder Amerika untuk memasuki sistem politik Washington,” kata mantan eksekutif Wall Street itu mengacu pada perjalanan politik Trump ke Gedung Putih.

”Anggota kelas politik itu tidak menyukainya,” papar Scaramucci. Pengungkapan Scaramucci ini semakin menguatkan dugaan bahwa ada perpecahan di Gedung Putih, meski dugaan itu telah disangkal Presiden Trump.

Scaramucci juga menyebut pengaruh mantan petinggi media Breibart, Steve Bannon di dalam Gedung Putih yang dia sebut tidak masuk akal. Pengaruh Bannon, menurutnya, telah menghambat kemajuan presiden.

Dia memperkirakan akan ada perubahan staf lebih lanjut dalam pemerintahan Trump. Presiden Donald Trump dilaporkan menghabiskan banyak waktu di klub golfnya karena Gedung Putih menjadi “tempat pembuangan yang nyata”.

”Dia telah melakukan banyak hal, saya pikir dia telah berhasil jauh lebih baik dalam hal kemajuan sebagai presiden yang ditampilkan secara mencolok,” ujar Scaramucci, yang dilansir Senin (14/8/2017).

Terkait dengan kerusuhan di Charlottesville, Virginia, yang melibatkan kelompok supremasi kulit putih, Scaramucci memuji Penasihat Keamanan Nasional Jenderal H.R. McMaster yang membuat pernyataan tegas.

McMaster menyatakan serangan mobil terhadap demonstran penentang kelompok supremasi kulit putih yang menewaskan satu orang dan melukai 19 orang lainnya, sebagai aksi teroris. 




Credit  sindonews.com