Selasa, 15 Agustus 2017

Elon Musk Bandingkan Kecerdasan Buatan dan Korea Utara



Elon Musk, miliarder yang menjadi CEO dua perusahaan, yaitu mobil listrik dan pembuat roket SpaceX, menegaskan ia membeli mobil di lelang bulan lalu. Maxine Park USA TODAY
Elon Musk, miliarder yang menjadi CEO dua perusahaan, yaitu mobil listrik dan pembuat roket SpaceX, menegaskan ia membeli mobil di lelang bulan lalu. Maxine Park USA TODAY.

CB, Jakarta - Bos SpaceX, Elon Musk, menyebut kecerdasan buatan lebih berbahaya ketimbang Korea Utara dan nuklirnya. Industrialis 40 tahun yang juga pendiri Tesla Motor itu menuliskan hal tersebut dalam akun Twitternya.

"Kalau saat Anda tidak berpikir soal betapa berbahayanya kecerdasan buatan, lebih baik cepatlah berubah pikiran. Mereka lebih berbahaya ketimbang Korea Utara," demikian Musk mencuit pada, Sabtu, 12 Agustus 2017. Elon Musk mencuitkan pesan tersebut di bawah foto perempuan dengan keterangan "Akhirnya, mesinlah yang menang".



Negara di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un itu belakangan sedang ramai "adu mulut" dengan Amerika Serikat. Korea Utama mengancam akan meluncurkan rudal balistik ke markas militer Amerika di Guam.

Meski begitu, Musk tidak sepenuhnya benci terhadap kecerdasan buatan. Dia bahkan mendanai startup kecerdasan buatan, OpenAI, dan mendorong penggunaan program berbasis machine learning itu secara bertanggungjawab.



Akhir pekan lalu, kecerdasan buatan besutan OpenAI juga baru saja mengalahkan gamer profesional DOTA 2 di sela-sela kompetisi internasional yang digelar di Key Arena, Seattle, Washington, Amerika Serikat.

"Kita harus prokatif soal kecerdasan buatan. Bukannya reaktif, setelah semuanya terlambat," kata Musk.





Credit  tempo.co