Senin, 14 Agustus 2017

Gagal Deteksi Drone, Kapal Induk Terbesar Inggris Dikandangkan


Gagal Deteksi Drone, Kapal Induk Terbesar Inggris Dikandangkan

Kapal induk HMS Queen Elizabeth adalah kapal induk terbesar yang dimiliki Angkatan Laut Inggris. Foto/Istimewa


LONDON - Sistem keamanan kapal induk HMS Queen Elizabeth akan ditinjau ulang setelah sebuah drone sipil berhasil mendarat di dek kapal terbesar milik angkatan laut Inggris itu tanpa terdeteksi. Demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris.

Insiden tersebut terjadi ketika kapal tersebut berlabuh di pelabuhan Invergordon di Skotlandia pada bulan Juli. Seorang fotografer amatir lokal melihat kedatangan kapal perang tersebut sebagai kesempatan besar untuk mendapatkan beberapa gambar.

Pria tersebut, yang memilih untuk tetap anonim, mengatakan kepada Daily Mail bahwa dia merasa takjub berhasil mendaratkan pesawat dronenya. Drone DJI Phantom quadcopter itu mendarat di kapal berkapasitas 70.000 ton dan kemudian lepas landas lagi tanpa terdeteksi.

"Tidak ada yang mencegahnya mendarat meski ada polisi keamanan di sekitar kapal kecil yang memainkan pesawat tak berawak. Sama sekali tidak ada orang di sekitar saat saya mendarat, itu seperti sebuah kapal hantu," kata fotografer itu seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (13/8/2017).

Dalam sebuah wawancara terpisah dengan BBC, dia berkata: "Saya bisa menjadi siapa saja. Saya bisa membawa 2 kilogram Semtex (peledak plastik) dan meninggalkannya di geladak."

Menurut pilot pesawat tak berawak itu, dia tidak pernah merencanakan untuk menempatkan quadcopternya di dek kapal induk, namun terpaksa melakukannya karena kondisi cuaca yang sulit.

"Saya menerima peringatan angin kencang saat saya merekam naik turun dek dan sistem kontrol saya menyarankan saya untuk mendarat," dia menjelaskan kepada Daily Mail.

Pria tersebut mengatakan bahwa dia mengerti apa yang dia lakukan itu salah. Ia lantas mendatangi Invergordon dan mengatakan kepada petugas keamanan ia ingin berbicara dengan seseorang petugas kapal induk seperti petugas jaga atau kapten kapal.

"Saya hanya bisa berbicara dengan beberapa polisi bersenjata berat, saya pikir dari Kementerian Pertahanan, dan mereka mengatakan tidak ada yang bisa mewakili kapal induk saat mereka makan malam di darat," katanya.

Kementerian Pertahanan Inggris tampaknya tidak memperlakukan pendaratan pesawat tak berawak itu sama seriusnya dengan dia, kata pilot tersebut, jika tidak, rekaman video kapal induk Ratu Elizabeth yang dia buat "tidak akan diizinkan untuk melihat cahaya siang."

Kelalaian militer dapat dijelaskan dengan fakta bahwa kapal belum dioperasikan oleh Angkatan Laut Kerajaan, saran fotografer tersebut. 

"Kami sangat memperhatikan Ratu Elizabeth dengan sangat hati-hati," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan kepada Daily Mail.

"Penyelidikan sedang berlangsung (terhadap pendaratan pesawat tak berawak) dan kami meningkatkan langkah keamanan," imbuhnya.

Kelompok media sosial, Black Isle Images, yang menerbitkan rekaman kapal induk tersebut, mengatakan bahwa pihaknya tidak memposting apapun untuk mempermalukan siapa pun. Namun dengan berbuat demikian, keamanan akan diperketat.

Kelompok tersebut menolak keberatan beberapa pilot pesawat tak berawak, yang marah karena mereka percaya kejadian itu akan membuat peraturan drone lebih ketat.

"Kami yakin peraturan tersebut harus lebih ketat, tidak mungkin kami bisa melakukan apa yang kami lakukan," kata Black Isle Images dalam sebuah pernyataan di Facebook.

'HMS Queen Elizabeth' yang memiliki panjang 280 meter adalah kapal terbesar yang pernah dibangun oleh Angkatan Laut Inggris. Kapal ini mampu membawa hingga 40 pesawat. Pembuatan kapal ini menghabiskan  menghabiskan biaya USD 3,9 miliar.






Credit  sindonews.com