Jumat, 18 Agustus 2017

Iran Diduga Tengah Membangun Pabrik Rudal di Suriah


Iran Diduga Tengah Membangun Pabrik Rudal di Suriah 
Ilustrasi rudal Iran. (Reuters/Mahmood Hosseini)



Jakarta, CB -- Televisi Israel melaporkan bahwa Iran tengah membangun pabrik peluru kendali jarak jauh di barat laut Suriah. Dalam laporan itu ditunjukkan pula foto satelit yang disebut sebagai situs pembangunannya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pekan lalu memperingatkan bahwa Iran tengah memperkuat pengaruh di negara sekutunya, Suriah, seiring dengan kekalahan kelompok teror ISIS. Menurutnya, Israel terus memantau perkembangan di sana dan akan bertindak jika ada ancaman.

"Kebijakan kami jelas: kami dengan tegas menentang pembangunan militer yang dilakukan oleh Iran dan kepanjangannya, terutama Hizbullah, di Suriah dan kami akan melakukan apapun yang dibutuhkan untuk melindungi keamanan Israel," ujarnya dalam pidato.

Laporan televisi Channel 2 yang dikutip Reuters menunjukkan foto yang diambil oleh satelit Israel, menggambarkan sebuah situs di barat laut Suriah dekat Baniyas, kota pesisir Mediterrania. Menurut laporan itu, beberapa konstruksi mengindikasikan bangunan itu akan digunakan untuk menyimpan bahan peledak.

Berita itu juga membandingkan gambar bangunan-bangunan yang disebut sebagai pabrik roket dekat Teheran dengan struktur yang ditemukan di Suriah. Menurut laporan, ada kemiripan kuat di antara kedua situs tersebut.

Netanyahu selama ini sangat kritis terhadap perjanjian nuklir Iran yang disepakati 2015 lalu. Dalam perjanjian itu, Amerika Serikat dan sejumlah negara besar di dunia setuju memangkas sanksi terhadap Iran jika mau membatasi kemampuan nuklirnya.

Iran adalah musuh bebuyutan Israel dan negara itu berargumen bahwa kesepakatan itu tidak bisa mencegah ancaman senjata Iran. Di sisi lain, Iran mengklaim program nuklirnya hanya dibuat untuk tujuan yang damai.


Amerika Serikat bulan lalu kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran karena program rudal balistiknya. Pemerintahan Donald Trump menyebut aktivitas Teheran di Timur Tengah berdampak negatif bagi perjanjian nuklir 2015.

Trump berulang kali mengkritisi kesepakatan itu karena terlalu lembek, meski di saat yang sama Iran masih menjalani hukuman embargo senjata dan sejumlah pembatasan lain dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Laporan sejumlah berita di Amerika menyatakan intelijen Israel bakal mendiskusikan situasi di Suriah dan Libanon bersama AS di Washington, pekan ini.




Credit  cnnindonesia.com