Jumat, 18 Agustus 2017

Jenderal AS: Perang Korea Akan Mengerikan


Jenderal AS: Perang Korea Akan Mengerikan
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian


BEIJING - Sebuah respon militer terhadap Korea Utara (Korut) akan mengerikan namun tetap menjadi sebuah pilihan. Demikian yang dikatakan oleh penasihat militer Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Joseph Dunford, menyatakan hal tersebut saat berkunjung ke China. Ia menanggapi ucapan seorang ajudan Trump yang mengesampingkan tindakan militer mengenai program nuklir Korut.

Dunford mengakui jika sebuah solusi militer akan mengerikan namun kemudian mengatakan apa yang tak terbayangkan olehnya bukanlah pilihan militer.

"Apa yang tak terbayangkan adalah memungkinkan pemimpin Korut Kim Jong-un untuk mengembangkan rudal balistik dengan hulu ledak nuklir yang dapat mengancam Amerika Serikat dan terus mengancam wilayah tersebut," katanya seperti dikutip dari BBC, Jumat (18/8/2017).

"Presiden Trump telah memberi tahu kami untuk mengembangkan opsi militer yang kredibel dan layak, dan itulah yang sedang kami lakukan," tukasnya.

Seorang pejabat militer senior China yang bertemu dengan Jenderal Dunford mengatakan kepadanya bahwa tindakan militer harus dikesampingkan dan bahwa dialog adalah satu-satunya pilihan, kata kementerian pertahanan China.

Cina adalah sekutu utama Korut. AS telah mengkritik China karena tidak berbuat cukup untuk mengendalikannya, namun Beijing mengatakan telah mulai menghentikan impor besi, bijih besi dan makanan laut dari Korea Utara, sesuai dengan sanksi PBB yang baru.

Ketegangan telah terjadi antara AS dan Korut setelah Pyongyang menunjukkan kemajuan dalam pengujian rudalnya. Namun, ahli strategi Gedung Putih Steve Bannon mengatakan tidak ada solusi militer untuk menghentikannya.

"Sampai seseorang menyelesaikan bagian dari persamaan yang menunjukkan kepada saya bahwa 10 juta orang di Seoul tidak meninggal dalam 30 menit pertama dari senjata konvensional, saya tidak tahu apa yang Anda bicarakan, tidak ada solusi militer di sini,"katanya kepada The American Prospect. 




Credit  sindonews.com