Rabu, 16 Agustus 2017

Jet Tempur China Mendekat, Taiwan Siaga Penuh


Jet Tempur China Mendekat, Taiwan Siaga Penuh Pesawat militr CHina seperti jet tempur dan pesawat pengebom China berlatih selama tiga hari di dekat Taiwan. (Reuters/Ministry of National Defense)


Jakarta, CB -- Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan negaranya berada dalam status siaga penuh setelah angkatan udara China menggelar latihan dekat wilayahnya.

Sejumlah pesawat militer China seperti pesawat pengebom dan jet tempurnya dilaporkan melakukan latihan selama tiga hari di sekitar jalur perairan Bashi hingga ke bagian utara Taiwan, dekat Pulau Miyako, Jepang.

Juru bicara Kemhan Taiwan, Chen Chung-ji, mengatakan pesawat-pesawat tempur itu bahkan sesekali memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan selama latihan berlangsung.

"Karena itu angkatan udara dan laut kami akan tetap waspada tingkat tinggi untuk mencegah mereka [China] mengganggu teritorial perairan dan udara Taiwan," tutur Chen, Selasa (15/8).

"Kami sudah berpengalaman dan telah lama melakukan ini. Kami meminta warga Taiwan untuk tenang. Kami tentu saja akan mengambil tindakan untuk menghindari konflik," katanya menambahkan.

Diberitakan The Strait Times, China sering melakukan latihan militer di dekat wilayah Taiwan atau Jepang dalam beberapa minggu terakhir.

Namun, Beijing belum mengomentari latihan militer terbaru itu, yang selama ini memang rutin dilakukan angkatan bersenjata negaranya tersebut.

Latihan militer ini juga dilakukan di tengah modernisasi militer dan pertahanan China, termasuk membangun kapal induk dan pesawat siluman sebagai proyeksi pertahanan jarak jauh negaranya.

Di saat bersamaan, Beijing juga semakin agresif menegaskan sikapnya menghadapi sengketa teritorial dengan negara lain, seperti dalam konflik Laut China Selatan dan Laut China Timur.

Selama ini, China mengklaim Taiwan--yang dianggapnya sebagai wilayah pemberontak--sebagai wilayah kedaulatannya, meski Taipei berusaha keras untuk terlepas dari konstitusi Negeri Tirai Bambu itu.

China bahkan tidak pernah menutup kemungkinan penggunaan kekuatan paksa untuk mengendalikan Taiwan.

Beijing pun kerap memprotes negara-negara asing yang memiliki hubungan dekat dengan Taiwan dan disaat bersamaan memiliki hubungan diplomatik juga dengan Beijing.




Credit  cnnindonesia.com