Senin, 14 Agustus 2017

Semenanjung Korea Memanas, Selandia Baru Pilih Menahan Diri



Semenanjung Korea Memanas, Selandia Baru Pilih Menahan Diri
Selandia Baru memilih mengedepankan cara damai ketimbang respon yang agresif menyikapi eskalasi di Semenanjung Korea. Foto/Istimewa


WELLINGTON - Selandia Baru akan menahan diri dari respon agresif terhadap Korea Utara. Sikap Selandia Baru ini berbeda dengan negara tetangganya, Australia, yang siap untuk bergabung dengan Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

"Kami fokus pada resolusi damai dari ketegangan ini. Jika ada tindakan militer sama sekali, kami akan mempertimbangkan manfaat dari kontribusi kami," kata Perdana Menteri Selandia Baru Bill English seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (13/8/2017).

English menekankan bahwa Selandia Baru tidak akan secara otomatis mengikuti jejak Australia.

"Kami berhubungan dekat dengan AS dan Australia namun keputusan apapun yang dibuat Selandia Baru terhadap Korut sesuai dengan kepentingan kita sendiri," tegasnya.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Gerry Brownlee, memberi isyarat bahwa sangat penting bagi negaranya untuk berhati-hati.

"Melakukan respons agresif sekarang - sambil mendorong semua pihak yang terlibat untuk menghindari eskalasi - bukanlah posisi yang ingin kita ambil," terangnya.

Brownlee menekankan bahwa jika terjadi konflik bersenjata, negara kepulauan tersebut akan menilai pilihan yang sesuai pada waktunya.

"Australia adalah satu-satunya sekutu formal kami dan jika situasinya berkembang menjadi konflik bersenjata, kami akan menilai opsi kami saat itu," katanya.

Pernyataan dari Wellington datang tak lama setelah negara tetangganya, Australia, mengatakan akan meminta bantuan pakta pertahanan bersama (ANZUS) jika terjadi serangan Korea Utara terhadap pasukan Amerika di Asia Pasifik.

"Amerika berdiri oleh sekutunya, termasuk Australia tentu saja, dan kami berdiri di belakang AS," kata Perdana Menteri Malcolm Turnbull.

"AS tidak memiliki sekutu yang lebih kuat dari Australia. Kami memiliki perjanjian ANZUS dan jika ada serangan ke Australia atau AS masing-masing dari kita akan membantu pihak lain, " Turnbull menambahkan. 





Credit  sindonews.com