Senin, 14 Agustus 2017

Trump Sebut Militer AS Sudah Sangat Siap Hadapi Korut


Trump Sebut Militer AS Sudah Sangat Siap Hadapi Korut 
Trump sepanjang minggu ini telah terlibat dalam perang kata-kata dengan Korea Utara terkait program senjata dan misilnya yang ditenggarai berhasil menciptakan miniatur hulu ledak nuklir. (REUTERS/Carlos Barria)


Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump memilih mengabaikan seruan internasional untuk menahan diri dalam panasnya hubungannya dengan Korea Utara. Trump justru kembali memperingkatkan Pyongyang, yang akan "benar-benar menyesali" tindakannya karena militer AS kini sudah berada dalam posisi siap dan mengunci sasaran.

Trump sepanjang minggu ini telah terlibat dalam perang kata-kata dengan Korea Utara terkait program senjata dan misilnya yang ditenggarai berhasil menciptakan miniatur hulu ledak nuklir.

Pertengkaran sengit antara Amerika Serikat dan Korea Utara yang meningkat setiap harinya memicu kekhawatiran dunia, kemungkinan adanya kesalahan perhitungan oleh kedua negara akan memicu bencana konflik di Semenanjung Korea.

China, Rusia, dan Jerman telah mendesak kedua belah pihak untuk mengurangi retorikanya.

"Solusi militer saat ini sudah selesai, terkunci dan siap, seandainya Korea Utara memilh bertindak tidak bijak. Mudah-midahan Kim Jong Un akan menemukan cara lain," ujar Trump, Jumat (11/8), seperti dikutip dari AFP.

Pada hari itu, Trump juga mengecam rencana Pyongyang untuk meluncurkan rudal ke Guam, Wilayah Amerika Serikat bagian Pasifik. Dia pun mendesak Kim untuk mendengarkan peringatannya.

China yang merupakan sekutu utama Korea Utara berpendapat Trump dan Kim harus mengurangi ekskalasi yang diciptakannya.

"Kami berbicara dengan mereka untuk lebih hati-hati dalam beretorika dan bertindak. Ini membuat tensi meningkat dan kepercayaan menurun," uar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang dalam pernyataan resminya.

Trump sendiri telah meminta China untuk memberikan tekanan lebih kepada Trump.

Rusia juga telah melakukan pembicaraan dengan Trump dan meminta Amerika Serikat untuk mulai mendinginkan suasana.

Senada dengan China dan Rusia, Kanselir Jerman Angela Markel juga menyatakatan diplomasi sebagai jawaban atas perseteruan kedua negara. Jerman menurut dia, hanya akan secara intensif mengambil bagian dalam perbaikan hubungan keduanya, tanpa melalui upaya militer. Ia pun menganggap eskalasi lisan merupakan respon yang salah. 







Credit  cnnindonesia.com