Selasa, 15 Agustus 2017

Unjuk Kekuatan Militer di Hari Kemerdekaan Pakistan



Unjuk Kekuatan Militer di Hari Kemerdekaan Pakistan Pakistan merayakan 70 tahun kemerdekaan dengan parade militer dan pesta kembang api. (AFP PHOTO / FAROOQ NAEEM)


Jakarta, CB -- Pakistan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-70 dari India Britania dengan parade militer besar-besaran, selain pesta meriah dan pertunjukkan kembang api.

Parade militer itu dihelat pemerintah sebagai pernyataan tegas bahwa Pakistan akan membungkam segala aksi teroris di negaranya, menyusul serangan mematikan di Balochistan beberapa waktu lalu.

Perayaan dimulai sejak tengah malam dengan pesta kembang api di berbagai kota besar di Pakistan. Di Islamabad, warga bersuka cita menonton pertunjukkan angkatan udara, dimana jet tempur dan pesawat pengebom melakukan manuver di udara.

Sementara di Waqah, kota perbatasan dengan India, pasukan yang dipimpin Jenderal Qamar Javed Bajwa mengibarkan bendera di tiang setinggi 120 meter diiringi lagu kebangsaan yang dinyanyikan ribuan tentara.



“Kami telah membuat beberapa kesalahan di masa lalu, namun kini kami sudah berada di jalan yang benar dengan arahan konstitusi yang baru,” kata Jenderal Bajwa yang bersumpah pasukannya akan “mengejar dan menangkap seluruh teroris di Pakistan”.

Warga Pakistan merayakan 70 tahun kemerdekaan negara mereka dari tangan India Britania.Warga Pakistan merayakan 70 tahun kemerdekaan negara mereka dari tangan India Britania.(REUTERS/Akhtar Soomro)
Sebelumnya, mengutip AFP, sebuah bom yang menargetkan kendaraan militer meledak di Provinsi Balochistan, Sabtu (12/8) dan menewaskan 14 orang, termasuk sejumlah tentara.

Kelompok militan ISIS mengklaim serangan tersebut. Sementara pihak militer menyatakan serangan itu ditujukan guna mencoreng perayaan kemerdekaan Pakistan.

Di sisi lain, Pakistan juga masih diguncang gonjang-ganjing pemerintahan menyusul dilengserkannya Perdana Menteri Nawaz Sharif oleh Mahkamah Agung, atas tuduhan korupsi.



Mayoritas Parlemen menunjuk mantan menteri energi Shahid Khaqan Abbasi sebagai pengganti Sharif. Namun oposisi menyebut Abbasi, yang merupakan tangan kanan Sharif, tidak akan membawa kemajuan apapun bagi negara dan hanya menjadi boneka yang dikendalikan Sharif di belakang layar.

Pada Agustus 1947, British Raj, perwakilan Inggris di India, memisahkan wilayah di Asia Selatan itu menjadi dua, India yang mayoritas penduduknya menganut agama Hindu dan Pakistan yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Namun pemisahan itu juga menjadi pemicu kematian terbesar dalam sejarah kedua negara. Ahli sejarah setidaknya satu juta orang tewas akibat kekerasan komunal yang terjadi menyusul terpisahnya India dan Pakistan.





Credit  cnnindonesia.com