Jumat, 20 Oktober 2017

Rumah Sakit Warga Palestina Terancam Ditutup karena Utang


Warga Palestina (ilustrasi)
Warga Palestina (ilustrasi)



CB,YERUSALEM -- Sebuah rumah sakit di Yerusalem Timur yang memberikan perawatan bagi orang-orang Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza tidak lagi menerima pasien baru. Rumah sakit itu sedang menanggung beban keuangan yang menyeluruh.

Rumah sakit Augusta Victoria, yang dimiliki dan dioperasikan oleh Federasi Dunia Lutheran, mungkin akan ditutup karena utang yang belum dibayar dari Otoritas Palestina (PA) yang berada di Tepi Barat, dilansir dari Aljazirah, Kamis (19/10).

Menggambarkannya sebagai bagian dari jaringan rumah sakit di Yerusalem Timur yang merupakan "tulang punggung sistem kesehatan Palestina", Walid Nammour, manajer umum rumah sakit tersebut, mengatakan bahwa PA berutang ke rumah sakit tersebut sebesar 180 juta shekel (51 juta dolar AS).

"Obligasi pemerintah, sumbangan, dan hibah tahunan dari Uni Eropa telah membantu kita melewati masa sulit secara finansial," kata Nammour, "tapi bahkan setelah menguranginya dari hutang, PA masih berhutang kepada kami sebesar 122 juta shekel (35 juta dolar AS),"

Menurut Nammour, utang yang terutang oleh PA telah terakumulasi selama lebih dari empat tahun, menciptakan krisis kas mereka. Meskipun PA harus memperpanjang beberapa tanggapan dengan membayar beberapa hutangnya sedikit-sedikit, kata Nammour, selama setahun terakhir, rumah sakit telah "jatuh ke tingkat yang belum pernah kita capai sebelumnya".

Yousef Hamamreh, direktur jendral onkologi mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, semakin sulit untuk memberikan pasien perawatan penuh dan tanpa gangguan. "Tanpa keraguan, krisis keuangan telah membuat banyak pasien terancam," kata Hamamreh. "Misalnya, memperbaiki mesin sinar-x itu mahal, dan jenis obat yang kita butuhkan mahal dan tidak mudah didapat."

Dibangun lebih dari 100 tahun yang lalu, rumah sakit tersebut adalah satu-satunya di wilayah Palestina yang diizinkan Israel memberikan terapi radiasi untuk pasien kanker. Karena Israel telah lama melarang kehadiran materi radioaktif di wilayah-wilayah pendudukan.

Ini juga satu-satunya rumah sakit yang menawarkan perawatan dialisis ginjal pediatrik khusus untuk pasien dari wilayah pendudukan. Sekitar 35 persen pasien rumah sakit berasal dari Jalur Gaza, sedangkan sisanya 65 persen berasal dari Tepi Barat.

Pasien kanker Palestina yang tinggal di bawah pendudukan Israel tidak memiliki akses langsung ke terapi radiasi. Mereka harus mengajukan permohonan izin keras dari Israel untuk dipindahkan ke Yerusalem Timur. Proses yang jika disetujui, dapat memakan waktu hingga berbulan-bulan untuk dicapai.

PA merujuk pasien tersebut ke Rumah Sakit Augusta Victoria berdasarkan sebuah kesepakatan yang ditandatangani antara kementerian kesehatan dan rumah sakit PA, yang menurut Nammour memperlakukan pasien "dengan biaya 80 persen lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit Israel."

PA baru-baru ini melunasi sekitar separuh hutang untuk satu bulan, kata Nammour, namun hutang tambahan dari bulan-bulan sebelumnya terus meningkat.
Osama Najjar, juru bicara kesehatan PA, mengatakan bahwa meskipun dia tidak memiliki angka pasti untuk hutang tersebut, PA berutang "sejumlah besar uang" ke rumah sakit, yang memiliki biaya operasional tinggi.

"Tidak ada kapasitas finansial untuk melunasi hutang tersebut. Ada kekurangan permanen dalam membayar rumah sakit di sektor swasta, terutama di rumah sakit Augusta Victoria."katanya.

Najjar mengatakan bahwa kementerian kesehatan telah mencapai kontrak keuangan dengan kementerian keuangan PA untuk membayar rumah sakit tersebut sebanyak 3 juta shekel (855 ribu dolar AS) setiap bulan untuk "mengurangi beban di rumah sakit sehingga bisa membeli peralatan dan obat-obatan yang diperlukan.

Namun Namour mengatakan bahwa rata-rata, layanan yang diberikan oleh rumah sakit berjumlah 15 juta shekel (4.2 juta dolar AS) per bulan, setengahnya masuk ke obat-obatan.




Credit  republika.co.id