Jumat, 20 Oktober 2017

Uni Eropa Soroti Pembangunan Ribuan Permukiman Ilegal Yahudi



Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.


CB, BRUSSELS -- Juri bicara Uni Eropa (UE) untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Maja Kocijancic meminta Israel untuk mengklarifikasi rencana pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Ia meminta Israel meninjau kembali rencana tersebut karena berpotensi merusak prospek perdamaian dengan Palestina.

Kocijancic mengatakan, otoritas berwenang Israel telah mempromosikan lebih lanjut rencana, tender, dan izin untuk membangun ribuan unit rumah di Tepi Barat. Ini merupakan proyek permukiman pertama Israel di daerah tersebut sejak 2002.
Menurutnya, UE berharap Israel dapat mempertimbangkan kembali keputusan mereka terkait proyek pembangunan di Tepi Barat. Sebab hal tersebut tentu akan merugikan bagi upaya berkelanjutan menuju perundingan damai Israel dengan Palestina.

Kocijancic pun menegaskan sikap UE terkait rencana pembangunan ribuan unit rumah oleh Israel di Tepi Barat. "Posisi UE mengenai pembangunan permukiman Israel dan kegiatan terkait, termasuk penggusuran baru-baru ini di Yerusalem Timur dan rencana yang menyebabkan perpindahan paksa komunitas Bedouin (Palestina) di Tepi Barat jelas tidak berubah. Semua kegiatan permukiman ilegal di bawah hukum internasional dan ini mengurangi kelayakan solusi dua negara dan prospek untuk perdamaian abadi," tuturnya, dikutip laman Middle East Monitor, Kamis (19/10).

UE, kata Kocijancic menambahkan, akan terus melibatkan Israel, Palestina, dan mitra internasional serta regional, untuk mendukung dimulainya kembali proses yang berarti menuju negosiasi solusi dua negara. "Satu-satunya cara yang realistis dan layak untuk memenuhi aspirasi yang sah dari kedua belah pihak (Palestina dan Israel)," ujarnya.

Aktivitas Israel di Tepi Barat memang tengah menjadi sorotan setelah mereka memutuskan untuk membangun lebih banyak permumiman Yahudi di daerah tersebut. Tindakan yang dinilai menjadi hambatan besar tercapainya perdamaian antara Palestina dengan Israel.

Pada Selasa (17/10), Israel mengajukan rencana pembangunan 1.292 rumah di Tepi Barat. Sehari sebelumnya, sebuah komite Israel telah menyetujui izin pembangunan 31 rumah di Hebron, Tepi Barat, menjadi yang pertama sejak 2002.

Israel sebelumnya telah mengumumkan akan mempercepat rencana pembangunan 4.000 rumah di Tepi Barat. Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan permukiman Yahudi di daerah-daerah yang diduduki.

Menurut Bimkom, sebuah kelompok yang membela hak konstruksi Palestina, otoritas Israel rutin menghancurkan puluhan hingga ratusan rumah Palestina di Tepi Barat setiap tahunnya. Hal ini tentu untuk melanggengkan rencana Negara Zionis membangun lebih banyak permukiman Yahudi di sana.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID