Senin, 08 Januari 2018

Arab Saudi Tangkap 11 Pangeran Karena Protes Penghematan


Arab Saudi Tangkap 11 Pangeran Karena Protes Penghematan
Arab Saudi menangkap 11 pangeran yang memprotes penghematan yang diberlakukan kerajaan, termasuk penghentian pembayaran tagihan listrik dan air kepada mereka. (Reuters)


Jakarta, CB -- Jaksa Agung Arab Saudi mengumumkan penangkapan sebelas pangeran yang memprotes penghematan di kerajaan tersebut. Ke-11 pangeran mengadakan pertemuan di Istana Pemerintah menuntut pembatalan dekrit kerajaan soal penundaan pembayaran tagihan listrik dan air oleh kerajaan, Sabtu (6/1).

"Para pangeran juga menuntut kompensasi keuangan atas hukuman mati terhadap salah satu sepupu mereka. Mereka telah diberi tahu bahwa mereka telah mengambil pendekatan yang salah, tapi menolak untuk meninggalkan tempat. Perintah kerajaan dikeluarkan untuk menangkap mereka dan mengirimkannya ke Penjara Al-Hair sambil menunggu sidang peradilan," kata Jaksa Agung Arab Saudi Saud Al-Mujib dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan Arab News, Sabtu, (6/1).

Arab Saudi, yang merupakan penghasil minyak terbesar dunia, telah menerapkan reformasi yang mencakup pemotongan berbagai subsidi, penerapan pajak nilai tambahan (VAT) serta pemangkasan tunjangan bagi para anggota keluarga kerajaan.




Reformasi dijalankan sebagai upaya untuk menangani penurunan harga minyak mentah hingga kerajaan itu mengalami defisit anggaran, yang diperkirakan mencapai 196 miliar riyal (sekitar Rp697,8 triliun) pada 2018.

"Semua orang sama kedudukannya di depan hukum dan siapa pun yang tidak menjalankan peraturan dan perintah akan diadili, tidak peduli siapa pun dia," demikian pernyataan Jaksa Agung Arab Saudi.

Kabar penangkapan itu sebelumnya dilaporkan oleh situs berita sabq.org. Laman itu melaporkan ke-11 pangeran itu berkumpul di sebuah istana kerajaan bersejarah, Qasr a-Hokm. Mereka menuntut agar kerajaan membatalkan keputusan yang menetapkan bahwa negara berhenti membayari tagihan air dan listrik para anggota keluarga kerajaan.

Sabq mengatakan bahwa para petugas yang menangkap para pangeran itu merupakan bagian dari sebuah unit beranggotakan lebih dari 5.000 personel yang terhubung dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Sang putra mahkota adalah sosok yang sedang memimpin gerakan reformasi. Gerakan itu antara lain telah mengepung lebih dari 200 pejabat tinggi, termasuk sejumlah anggota keluarga kerajaan, yang dicurigai melakukan korupsi.

Media daring tersebut tidak memberikan rincian soal identitas para pangeran yang ditahan namun mengatakan bahwa pemimpin kelompok pangeran pemrotes itu berinisial SAS.







Credit  cnnindonesia.com