Rabu, 17 Januari 2018

Mantan Perwira CIA Dituduh Jadi Mata-Mata Cina


Badan Intelijen AS, CIA
Badan Intelijen AS, CIA


CB, WASHINGTON -- Seorang mantan perwira CIA yang didakwa dengan kepemilikan rahasia yang melanggar hukum juga dicurigai melakukan kejahatan yang lebih buruk, Selasa (16/1).  Dia dicurigai mengkhianati informan Amerika Serikat (AS) di Cina. Dia dicurigai menyalurkan informasi ke Cina.


Menurut laporan NBC News, mantan petugas intelijen AS itu Jerry Chun Lee (53 tahun) ditangkap pada Senin (15/1) setelah terbang ke New York dengan penerbangan Cathay Pacific dari rumahnya di Hong Kong. Dia merupakan warga AS yang dinaturalisasi.
Lee dikenai tuduhan tunggal dengan tidak sah memiliki informasi pertahanan nasional, berdasarkan pada pencarian 2012 yang menemukan dia memiliki dua buku catatan berisi nama sebenarnya dari aset CIA dan fasilitas rahasia, yaitu beberapa rahasia lembaga yang paling dijaga ketat.

Namun sumber yang mengetahui kasus tersebut mengatakan dia dicurigai menyalurkan informasi ke Cina yang menyebabkan kematian atau pemenjaraan sekitar 20 agen Amerika. hal tersebut dinilai sebagai salah satu pelanggaran intelijen terburuk dalam beberapa dasawarsa.

The New York Times melaporkan pada tahun lalu pemerintah Cina secara sistematis membongkar operasi mata-mata CIA di negara tersebut mulai 2010, membunuh atau memenjarakan lebih dari puluhan sumber selama dua tahun dan meliput pengumpulan intelijen di sana selama bertahun-tahun sesudahnya.
photo
Markas besar badan intelijen pusat AS (CIA) di Langley, Virginia dekat kota Washington.


Pejabat CIA dan FBI sampai bingung dan merasa malu karena satu demi satu agen terbaik mereka di Cina dipenjara atau dieksekusi. Ini dianggap sebagai malapetaka intelijen terburuk sejak 1990-an ketika Aldrich Ames dan Robert Hanssen, mantan CIA dan FBI, memberikan rahasia ke Moskow selama bertahun-tahun, yang menyebabkan kematian banyak agen. Kedua pria tersebut menjalani hukuman seumur hidup di penjara federal.

Sebuah gugus tim FBI meluncurkan penyelidikan dan mulai fokus pada Lee. Tidak jelas bagiamana FBI memikat Lee agar bersedia kembali ke AS. Namun beberapa pejabat mengatakan ada beberapa upaya penyamaran untuk memberatkannya, dan setidaknya satu wawancara konfrontatif di mana dia membantah menjadi mata-mata. Pada 2012, FBI pernah memancing Lee kembali ke AS dengan tawaran pekerjaan palsu, namun tidak ada tuntutan diajukan dan dia kembali ke Hong Kong.

Pejabat yangmengetahui kasus tersebut mengatakan dia tidak dikenai tuduhan spionase yang dapat dijatuhi hukuman mati. Mungkin pemerintah tidak memiliki bukti yang diperlukan untuk tuduhan semacam itu, atau dia tidak ingin mengungkap rahasia di suang sidang yang terbuka. Namun sumber mengatakan Lee adalah subyek investigasi kontra-intelijen yang sangat rahasia. Itu termasuk pencarian kamar hotelnya di Hawaii dan Virginia pada 2012, menurut catatan pengadilan yang diajukan Selasa.

Sebuahtinjauan terhadap foto-foto yang diambil selama pencarrian pada 13 Agustus 2012 di Hawaii dan 15 Agustus 2012 di Virginia mengungkapkan selama berada di kedua hotel tersebut, Lee memiliki dua buku kecil yang digambarkan sebagai buku agenda dan buku alamat. Buku tersebut berisi informasi rahasia, kata surat pernyataa npenangkapan tersebut.

Dijelaskan buku itu berisi catatan tulisan tangan mengenai catatan operasional dari pertemuan aset. Lokasi pertemua operasional, nomor telepon operasional, nama aset sebenarnya, dan fasilitas rahasia, namun tidak terbatas pada itu. Sedangkan buku alamat berisi sekitar 21 halaman, yang berisi nama dan nomor telepon asli aset dan petugas rahasia CIA, serta alamat fasilitas CIA.

Beberapa yang menyelidiki kasus tersebut meyakini orang-orang Cina telah meretas komunikasi yang digunakan CIA untuk berhubungan dengan aset-asetnya di Cina. Seorang sumber yang mengetahui kasus tersebut mengatakan peretasan semacam itu mungkin dilakukan, tapi ternyata juga jelas Lee memberikan informasi rahasia ke Cina.

Dokumen pengadilan mengatakan Lee telah menjadi perwira kasus CIA sejak 1994. Dia lulus dari Hawaii Pacific University pada 1992 dengan gelar sarjana Manajemen Bisnis Internasional dan pada 1993 menerima gelar master Manajemen Sumber Daya Manusia.






Credit  republika.co.id