Selasa, 27 Maret 2018

George Galloway: AS Usir 60 Diplomat Rusia Adalah Deklarasi Perang


George Galloway: AS Usir 60 Diplomat Rusia Adalah Deklarasi Perang
Presiden Rusia Vladimir Putin saat betemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump. AS putuskan untuk mengusir 60 diiplomat Moskow terkait tuduhan serangan racun terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal di Inggris. Foto/REUTERS


LONDON - Politisi, penyiar dan penulis Inggris George Galloway mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengusir 60 diplomat Rusia dan menutup konsulat Rusia di Seattle. Galloway menyebutnya sebagai deklarasi perang.

Keputusan Trump itu sebagai respons atas tuduhan bahwa Moskow mendalangi serangan racun saraf Novichok terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal di Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018 lalu. Tindakan Washington ini mengikuti jejak Inggris yang sudah mengusir 23 diplomat Moskow.

Galloway juga menyindir negara-negara anggota Uni Eropa (UE) yang mengikuti jejak Inggris dan AS dengan mengusir para diplomat Moskow. Dia menilai negara-negara UE hanya bertindak sebagai "negara-negara bawahan" yang melakukan apa yang diperintahkan Washington dan London.

"Negara-negara Eropa telah membuat pengusiran satu diplomat atau dua atau tiga, tetapi tindakan Amerika Serikat adalah semacam deklarasi perang, yang lebih mengejutkan menurut pertemuan liberal di Amerika Serikat, Presiden Trump adalah orang Rusia," kata Galloway kepada Russia Today, semalam (26/3/2018).

Mantan anggota parlemen Inggris itu mengatakan bahwa keputusan menyisakan hanya 40 diplomat Rusia untuk melakukan pekerjaannya di AS adalah kemerosotan hubungan yang tajam dibanding pendahulu Trump.

Rusia, kata Galloway, seharusnya tidak bersikap lunak dalam menanggapi tindakan Trump, sehingga akan memiliki efek.

"Jika saya yang membuat keputusan, saya pasti tidak akan melanjutkan dengan asumsi bahwa menjadi lunak akan memuaskan hewan buas yang mengais-ngais darah Rusia pada titik ini," paparnya.

Menurut Galloway, Inggris belum melakukan penyelidikan yang serius dan tuduhan serangan racun terhadap Skripal dan putrinya, Yulia Skripal adalah tuduhan bias.

"Sejauh yang saya lihat, tidak ada investigasi," katanya. "Putusan dinyatakan sebelum penyelidikan dimulai dan saya pikir tidak ada investigasi karena hasil penyelidikan analitis ilmiah yang serius akan menunjukkan bahwa tuduhan terhadap Rusia tidak berdasar."

Galloway mengatakan masih banyak pertanyaan yang tidak terjawab dalam kasus Skripal.

"Saya tidak percaya bahwa Rusia bertanggung jawab atas tindakan ini. Dan kabar baiknya adalah sebagian besar publik Inggris cenderung setuju," katanya. 





Credit  sindonews.com