Okpo, Korea Selatan (CB) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan adanya kapal selam Ardadedali-404 meningkatkan kemampuan pertahanan nasional dan menambah daya gentar Indonesia di kawasan.

"Diresmikannya KRI Ardadedali-404, maka kekuatan TNI Angkatan Laut akan semakin bertambah serta memberikan efek gentar," ujar Menhan dalam acara penamaan kapal dan penyerahan KRI Ardadedali-404 di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Okpo, Korea Selatan, Rabu.

Meningkatnya kemampuan pertahanan nasional tersebut, kata Menhan, akan menjadi momentum penting pembangunan kekuatan pertahanan negara di laut ke depan.

Selain itu, Ryamizard Ryacudu menuturkan bertambahnya kapal selam meningkatkan optimisme pada kemampuan dan kekuatan pertahanan negara di laut menuju pertahanan dasar minimum.

"Pada prinsipnya tidak akan pernah terjadi sebuah pertahanan negara yang kuat tanpa ditopang oleh alutsista yang kuat pula," ucap Menhan.

Menhan didampingi istri, Nora Ryamizard Ryacudu, Dirjen Perencanaan Pertahanan Tata Endrataka, Dirjen Potensi Pertahanan Bondan Tiara Sofyan dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan Agus Setiadji.

Dalam kesempatan tersebut, ibu kandung kapal selam kedua dari kerja sama dengan Korea Selatan itu, istri Menhan, Nora Ryamizard Ryacudu meresmikan penamaan kapal selam KRI Ardadedali-404.

Komandan kapal selam KRI Ardadedali-404 Letkol Laut (P) Widya Poerwandanu beserta awak kapal sebanyak sembilan perwira, 16 bintara, dan 15 tamtama juga dikukuhkan.

Kapal selam KRI Ardadedali-404 diperkirakan akan sampai di Pangkalan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya kurang dari 20 hari sejak diberangkatkan hari ini.

Tahun lalu, kapal selam pertama, hasil kerja sama RI dan Korsel, yang diberi nama KRI Nagapasa 403 dan dikomandani oleh Letkol Laut (P) Harry Setyawan, tiba di Pangkalan Koarmatim Surabaya, pada 28 Agustus 2017 setelah berlayar selama 16 hari dari DSME.

Sementara itu, kapal selam pertama yang dinamakan KRI Nagapasa-403 telah tiba di Tanah Air pada Agustus 2017, dan satu lagi kapal selam sedang dirakit di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur.

Berdasarkan kontrak pengadaan kapal selam DSME 209 antara Kementerian Pertahanan RI dengan pihak DSME, pembangunan tiga unit kapal selam dimulai sejak Januari 2013.

Kapal tersebut masing-masing memiliki bobot 1.400 ton, panjang 61,3 meter dan lebar 7,6 meter dengan kecepatan 21 knot di bawah air.

Kapal dengan kapasitas 40 personel dan bisa berlayar lebih dari 50 hari itu dilengkapi peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan yang merupakan modernisasi armada kapal selam TNI AL.