Rabu, 25 April 2018

Israel Ancam Hancurkan S-300 Rusia jika Jet Tempurnya Ditembak


Israel Ancam Hancurkan S-300 Rusia jika Jet Tempurnya Ditembak
Sistem rudal pertahanan udara S-300 Rusia. Foto/REUTERS


TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman meremehkan ancaman Rusia yang akan memasok sistem rudal pertahanan udara S-300 ke rezim Suriah. Dia mengancam akan menghancurkan sistem tersebut jika digunakan untuk menembak jatuh pesawat jet tempur Israel.

"Yang penting adalah bahwa sistem pertahanan yang dipasok oleh Rusia ke Suriah tidak digunakan untuk melawan kami," kata Lieberman dalam wawancara langsung dengan Ynet, pada hari Selasa.

"Satu hal yang harus jelas; Jika seseorang menembak pesawat kami, kami akan menghancurkannya. Tidak masalah apakah itu S-300 atau S-700," ujar Lieberman yang dilansir Rabu (25/4/2018).

Pada hari Senin, surat kabar Rusia, Kommersant, melaporkan bahwa Moskow semakin dekat untuk mengirim sistem pertahanan S-300 ke rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad meskipun ada upaya Israel untuk mencegahnya.


Kementerian Luar Negeri Rusia kemudian membantah sebagian dari artikel itu dengan mengatakan bahwa keputusan tentang pengiriman S-300 ke Damaskus belum diambil.

Lieberman mengaku sudah mengetahui laporan media tersebut. "Tetapi mereka (media Rusia) tidak memiliki pegangan pada fakta," ujarnya.

Menteri Pertahanan itu menegaskan kembali kebijakan Israel yang berkaitan dengan Suriah. Yakni, Israel tidak akan terlibat dalam perang sipil negara itu, tetapi akan mengambil tindakan militer untuk mencegah persenjataan canggih jatuh ke kelompok Hizbullah Lebanon dan menghentikan serangan Iran dari Suriah.

"Fokus Israel adalah untuk memastikan bahwa Iran tidak membawa banjir sistem senjata canggih yang ditujukan untuk Israel," katanya.

Lieberman membantah bahwa hubungan Israel dengan Rusia dalam bahaya menyusul serangan udara terhadap fasilitas Iran di pangkalan udara T-4 Suriah awal bulan ini. Moskow dan Damaskus mengklaim serangan dilakukan oleh jet-jet tempur Israel, namun Tel Aviv menolak berkomentar untuk membenarkan atau membantahnya.

"Selama beberapa tahun, kami telah berkoordinasi satu sama lain dan berhasil mencegah konflik langsung dengan Rusia," kata Lieberman.

"Mereka memahami bahwa kami tidak akan terlibat dalam masalah internal Suriah dan bahwa kami tidak akan mengizinkan Iran untuk berkuasa (di Suriah)," katanya.

Menteri Pertahanan negara Yahudi itu mencatat bahwa Rusia sudah memiliki sistem pertahanan udara S-300 untuk militernya sendiri di Suriah, bersama dengan sistem S-400 yang lebih canggih."Dan tidak membatasi operasi kami," katanya. 

Namun, analis pertahanan mempertanyakan apakah sistem S-300 Rusia yang berada di Suriah dapat mengancam kekuatan udara Israel di wilayah tersebut dan mampukah mencegah Israel melakukan serangan terhadap target di Suriah.

Mantan Kepala Intelijen Militer Israel Amos Yadlin, yang saat ini mengepalai Lembaga Keamanan Nasional yang berpengaruh di Tel Aviv, memperkirakan angkatan udara Israel akan bekerja cepat untuk menghancurkan S-300, jika memang diserahkan ke Suriah.

"Jika saya tahu kekuatan udara dengan baik, kami sudah membuat rencana yang tepat untuk menghadapi ancaman ini. Setelah Anda menghapus ancaman, yang pada dasarnya apa yang akan dilakukan, kami kembali ke titik awal," ujar Yadlin kepada Bloomberg.
Namun, sumber militer Rusia mengatakan kepada Kommersant bahwa jika Israel mencoba untuk menghancurkan baterai sistem anti-pesawat S-300, itu akan menjadi malapetaka bagi Israel dan semua pihak.

Moskow pertama kali mengumumkan bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk mengirim sistem rudal pertahanan S-300 ke rezim Suriah itu setelah serangkaian serangan udara terhadap beberapa target di Suriah oleh Amerika Serikat, Inggris dan Prancis awal bulan ini. Serangan ratusan rudal ketiga negara itu diklaim sebagai tanggapan terhadap serangan senjata kimia di Douma yang dituduhkan kepada Assad.



Credit  sindonews.com