Kamis, 26 April 2018

Jimmy Carter: Tindakan AS di Timur Tengah Mendekati Kejahatan Perang



Jimmy Carter: Tindakan AS di Timur Tengah Mendekati Kejahatan Perang
Mantan Presiden AS, Jimmy Carter menuturkan, apa yang dilakukan AS di Timur Tengah hampir mendekati tindakan yang masuk dalam kategori kejahatan perang. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Jimmy Carter menuturkan, apa yang dilakukan AS di Timur Tengah, khususnya di Yaman, Suriah dan Irak, hampir mendekati tindakan yang masuk dalam kategori kejahatan perang.

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Carter menuturkan, serangan yang dilakukan AS di negara-negara Timur Tengah tidak jarang menewaskan warga sipil. Dia juga menyebut, AS adalah negara yang paling sering berperang di dunia dalam beberapa dekade terakhir.

"Saya pikir kadang-kadang kita berbatasan dengan melakukan kejahatan perang. Saya tidak berpikir bahwa kita mengikuti pendekatan yang adil terhadap perang, di mana kita seharusnya membuat konflik bersenjata sebagai upaya terakhir dan membatasi kerusakan kita kepada orang lain seminimal mungkin," ucap Carter.

“Saya pikir negara kita dikenal di seluruh dunia sebagai mungkin negara yang paling suka perang di sana. China, belum berperang dengan siapa pun sejak 1979," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (25/4).

Ketika ditanya tentang mana ancaman yang lebih besar terhadap AS, Uni Soviet saat Perang Dingin, atau Rusia sekarang, Presiden AS ke-39 mengatakan bahwa Uni Soviet lebih merupakan ancaman nyata bagi AS.

"Baik (Leonid) Brezhnev dan saya, ketika di kantor, menghadapi prospek langsung dari situasi panas yang dapat memburuk kapan saja, dan merubahnya menjadi perang nuklir," tukasnya, merujuk pada mantan pemimpin Uni Soviet di era 1980an. 





Credit  sindonews.com