Minggu, 22 April 2018

Moskow Diminta Lebih Ofensif Hadapi Kebijakan AS



Moskow Diminta Lebih Ofensif Hadapi Kebijakan AS
Foto/Ilustrasi/Istimewa

MOSKOW - Kepala Dewan Keamanan nasional Rusia mengatakan Moskow harus lebih ofensif untuk melawan Amerika Serikat (AS). Ini didasari kebijakan Washington yang bermusuhan dan konfrontatif.

Nikolay Patrushev mengatakan selama beberapa tahun terakhir Washington telah mengambil sejumlah langkah dan membuat perubahan kebijakan yang mengancam Rusia. Rusia perlu menanggapi ini untuk melindungi kepentingan utamanya.

"Ada beberapa tujuan utama yang perlu kita capai untuk membuat kebijakan luar negeri kita lebih ofensif, untuk memastikan tingkat keamanan nasional dan publik yang diperlukan," kata Patrushev seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (21/4/2018).

Tujuan yang dijelaskan oleh Patrushev berkisar dari meningkatkan stabilitas sistem keuangan Rusia. Hal ini untuk memastikan bahwa Rusia dapat menghasilkan produk militer dan sipil yang penting dengan ketergantungan minimal pada pemasok asing. Nantinya produk ini hanya diperuntukkan membela nilai-nilai tradisional masyarakat Rusia.

Kepala dewan keamanan Rusia mengatakan bahwa, di bawah Presiden Donald Trump, Washington telah menghancurkan semua kepura-puraan mencari kerja sama dengan Rusia dan telah mengambil posisi konfrontasi terbuka. AS juga meningkatkan ketergantungan pada kekuatan militer yang keras dalam mengejar kepentingan strategisnya, katanya.

“Perubahan ini terlihat tidak hanya dalam retorika, tetapi juga dalam tindakan. Contoh terbaru adalah serangan rudal ilegal yang dilakukan oleh AS, Inggris dan Prancis di wilayah Suriah pada malam 13-14 April, ”ujarnya.

"Kebijakan luar negeri independen Rusia, pertahanan yang gigih terhadap kepentingan nasionalnya dirasakan oleh AS sebagai ancaman terhadap dominasi global tanpa syarat," imbuhnya.

Patrushev menyarankan bahwa Rusia harus mencari keterlibatan dengan negara-negara selain AS, termasuk yang saat ini mengikuti kepemimpinan Amerika dalam menghadapi Rusia, untuk menemukan kepentingan bersama.




Credit  sindonews.com