Minggu, 22 April 2018

Pentagon Anggap S-400 Rusia Payah saat Suriah Dihujani Rudal



Pentagon Anggap S-400 Rusia Payah saat Suriah Dihujani Rudal
Sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia. Foto/Sputnik/Sergey Malgavko

WASHINGTON - Pentagon terus memengaruhi Turki agar membatalkan pembelian sistem rudal pertahanan S-400 Rusia. Militer Amerika Serikat (AS) tersebut menilai sistem rudal pertahanan Moskow payah ketika Suriah dihujani ratusan rudal oleh AS, Inggris dan Prancis pada pekan lalu.

"Sistem pertahanan udara buatan Rusia benar-benar tidak efektif," kata juru bicara utama Pentagon, Dana White. Ledekan itu disampaikan White pada hari Kamis waktu Washington.

"Rusia dan rezim (Suriah) menunjukkan ketidakefektifan sistem pertahanan mereka lagi dua hari kemudian, ketika sistem-sistem itu secara tidak sengaja terlibat," ujarnya.

Rusia telah menempatkan salah satu sistem rudal anti-pesawatnya yang paling canggih ke Suriah, S-400 di pangkalan Khmeimim dan Tartus. Namun, dalam serangan ratusan rudal pekan lalu tidak menargetkan kedua pangkalan tersebut.

Para pejabat militer AS sebelumnya mengatakan bahwa sistem S-400 Rusia tidak berusaha terlibat untuk menembak jatuh salah satu dari 105 rudal jelajah yang diluncurkan dari beberapa pesawat dan kapal perang AS dan sekutunya.

Sebaliknya, rezim Suriah mengandalkan sistem pertahanan udara buatan Soviet yang sudah tua. Menurut AS, sistem pertahanan rezim Suriah gagal menghadapi hujan rudal hingga serangan berakhir. Namun, versi Rusia, sistem pertahanan udara rezim Suriah menembak jatuh lebih dari 70 rudal ketiga negara tersebut, termasuk rudal-rudal jelajah Tomahawk.

"Sisa kemampuan pertahanan udara Suriah, yang sepenuhnya buatan Rusia, dirancang Rusia, didukung Rusia, terlibat secara luas dan komprehensif telah gagal," kata Letnan Jenderal Kenneth McKenzie, direktur untuk Staf Gabungan AS.

"Orang-orang Rusia tidak melakukan apa-apa, meskipun mereka sangat dekat dengan semua sistem yang tidak digunakan oleh orang-orang Suriah," imbuh dia.

Pentagon menggarisbawahi kinerja buruk dari perangkat keras militer Moskow itu untuk memengaruhi Turki sebagai sekutu NATO yang telah sepakat membeli sistem rudal pertahanan S-400 dari MOSKOW.

Tindakan Ankara itu tidak hanya sebagai upaya untuk lebih dekat dengan Rusia, tapi Turki juga akan mengoperasikan sistem pertahanan yang tidak sesuai dengan sistem pertahanan udara NATO.

"Kami telah berbicara dengan Turki tentang masalah interoperabilitas," kata White. "Tetapi pada akhirnya orang Turki harus memutuskan apa yang menjadi kepentingan strategis terbaik mereka," imbuh dia, yang dikutip dari Washington Examiner, semalam (20/4/2018).

Pada sidang Komite Urusan Luar Negeri Parlemen AS hari Rabu, seorang pejabat Departemen Luar Negeri memperingatkan bahwa kenekatan Turki membeli S-400 dari Rusia akan menyebabkan sanksi. Selain itu, Ankara juga bisa terancam gagal berpartisipasi dalam program jet tempur generasi kelima F-35 yang diikuti negara-negara NATO.





Credit  sindonews.com