Selasa, 24 April 2018

Resor Mewah Mossad dan Penyelundupan Pengungsi Yahudi



Teror agen Israel, Mossad (ilustrasi)
Teror agen Israel, Mossad (ilustrasi)


Sejumlah agen Mossad ditugaskan menyelundupkan ribuan pengungsi Yahudi ke Israel



CB, KHARTOUM -- Badan intelijen Israel, Mossad, diduga telah mengelola resor pantai mewah palsu di Sudan untuk menyelundupkan pengungsi Yahudi ke Israel. Menurut penyelidikan BBC, aksi ini dilakukan Mossad pada 1980-an.

Sejumlah agen Mossad ditugaskan untuk menyelundupkan ribuan pengungsi Yahudi Ethiopia, yang dikenal sebagai Beta Israel, ke Israel pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Ribuan pengungsi Yahudi Ethiopia saat itu terdampar di Sudan, sebuah negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, yang bermusuhan dengan Israel.

Para agen harus menyelundupkan pengungsi Yahudi di seluruh Sudan dengan berlayar menyeberangi Laut Merah atau menerbangkan mereka ke Israel. Namun karena Sudan dan Israel adalah musuh, pengungsi Yahudi Ethiopia dan agen Mossad di Sudan harus sama-sama menyembunyikan identitas mereka.









Beberapa agen Mossad pergi ke Sudan dan mencari pantai untuk operasi mereka. Mereka kemudian tiba di sebuah desa terpencil di pantai ini, di antah berantah," ujar agen senior yang terlibat dalam misi penyelidikan BCC.



Di sebuah desa wisata yang terletak di pantai timur Sudan, agen Mossad mengelola Arous resort, yang terdiri dari 15 bungalow, dapur, dan ruang makan terbuka yang menghadap ke pantai Laut Merah.


The Sudanese International Tourist Corporation membangun resort ini pada 1972 tetapi tidak pernah membukanya karena tidak ada aliran listrik, pasokan air, atau akses jalan di dekatnya.

Agen Mossad menyewa resort itu seharga 320 ribu dolar AS pada akhir 1970-an. Mereka melakukan kesepakatan untuk mendapatkan air dan bahan bakar, serta menyelundupkan beberapa unit AC dan perlengkapan olahraga air ke Sudan untuk resort tersebut.

Brosur Arous resort yang diedarkan menyebutkan sejumlah fasilitas, seperti bungalow ber-AC, kamar mandi lengkap, makanan lezat, dan penyewaan berbagai perlengkapan olah raga air. Agen Mossad bertindak sebagai manajer resort, dan sejumlah agen wanita ditugaskan untuk mengatur operasional sehari-hari agar resort tidak terlihat mencurigakan.

Mereka juga mempekerjakan 15 staf lokal, yang tidak tahu identitas sebenarnya dari manajer resort itu. Para tamu hotel termasuk tentara Mesir, pasukan SAS Inggris, diplomat asing, dan pejabat pemerintah Sudan, yang tidak tahu identitas sebenarnya dari tuan rumah mereka.

"Kami memperkenalkan selancar angin ke Sudan. Saya tahu cara berselancar angin, jadi saya mengajarkan para tamu. Agen Mossad lainnya berperan sebagai instruktur selam profesional," ujar Gad Shimron, agen Mossad yang pernah bekerja di resort itu.

"Sebagai perbandingan di seluruh Sudan, kami menawarkan standar seperti hotel Hilton, dan itu adalah tempat yang sangat indah, itu benar-benar tampak seperti Arabian Nights, tidak bisa dipercaya," jelas Shimron.

Gudang penyimpanan berisi radio tersembunyi digunakan agen untuk tetap berhubungan dengan markas mereka di Tel Aviv. Para agen Mossad akan pergi pada malam hari untuk melakukan operasi penyelundupan, dengan memberi tahu staf lokal bahwa mereka akan keluar kota selama beberapa hari.

Mereka kemudian pergi ke sebuah kamp pengungsian yang terletak ratusan mil, tempat Beta Israel sedang menunggu. Para pengungsi kemudian dibawa ke pantai dekat Arous. Mereka dipindahkan ke tim SEAL Israel, yang membawa mereka ke kapal angkatan laut yang sedang menunggu, dan ke wilayah Israel.

Setelah operasional resort hampir bangkrut, Israel memutuskan untuk mengirim jet untuk secara terselubung mengangkut pengungsi Yahudi Etiopia ke Israel. Para agen meninggalkan resor itu pada 1985 setelah bertahun-tahun mengelolanya.

Junta militer yang bertanggung jawab atas Sudan, pada saat itu mulai mengawasi sejumlah negara untuk memata-matai Israel. Kepala Mossad di Israel akhirnya memerintahkan para agen untuk pergi.

Para agen Mossad mengevakuasi resor itu dengan terburu-buru, bahkan saat para tamu masih menginap di hotel tersebut. Para agen berhasil memindahkan setidaknya 7.000 orang Yahudi Etiopia ke Israel selama mereka beroperasi di Arous resort.

"Arous Resort ditutup ketika saya berkunjung. Meskipun cat yang berwarna-warni dan segar memberikan tampilan yang ceria, seluruh tempat berantakan: atap bungalow-bungalow pantai telah roboh, semua menunjukkan tempat itu ditinggalkan terburu-buru," ujar pelancong Paul Clammer dalam catatamnya pada 2005.

Situs Arous resort yang menyediakan beberapa panduan perjalanan, sekarang sudah tidak berfungsi. Business Insider mencoba menelepon dua nomor telepon yang terkait dengan resor itu pada Kamis (19/4, tetapi tidak tersambung.





Credit  republika.co.id