Selasa, 24 April 2018

Segera Dikirim ke Suriah, S-300 Rusia Jadi Momok bagi Israel


Segera Dikirim ke Suriah, S-300 Rusia Jadi Momok bagi Israel
Sistem pertahanan udara S-300 Rusia. Sistem ini rencananya akan dipasok ke Suriah. Foto/REUTERS/Alexander Natruskin


MOSKOW - Rusia mengisyaratkan segera mengirim sistem rudal pertahanan S-300 ke Suriah. Para pejabat Moskow memperingatkan bahaya yang dirasakan Israel jika menyerang sistem anti-rudal canggih tersebut.

"Jika Israel menyerang sistem pertahanan udara baru itu, akan merasakan konsekuensi malapetaka," kata seroang pejabat senior Rusia kepada surat kabar Kommersant.

Menurutnya, S-300 PMU-2, akan diberikan kepada Suriah secara gratis dan segera.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov belum bisa memastikan tanggal pengiriman sistem pertahanan udara tersebut ke Suriah. Namun, dia berjanji tidak akan merahasikan pengiriman tersebut ketika keputusan sudah diambil.

"Kami harus menunggu untuk melihat keputusan spesifik apa yang akan diambil pimpinan Rusia dan perwakilan Suriah," kata Lavrov kepada Itar-TASS pada hari Senin 23/4/2018) selama kunjungan ke Beijing.

"Mungkin tidak ada rahasia tentang ini dan itu semua bisa diumumkan (jika keputusan diambil)," ujar Lavrov.

Sedangkan Kremlin menolak memberikan komentar terkait laporan Rusia segera memasok sistem pertahanan S-300 ke Suriah. Namun, Kremlin mengatakan bahwa serangan ratusan rudal Barat terhadap Suriah telah membuat situasi atmosfer di negara Presiden Bashar al-Assad itu memburuk.

"Serangan rudal itu memperburuk suasana di sekitar Suriah dan proses perdamaian Suriah," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan ketika ditanya tentang rencana pengiriman S-300.

"Kerusakan besar dilakukan terhadap hukum internasional dan semangat hukum internasional dalam hal kerja sama," ujar Peskov.

Pada 14 April 2018, lebih dari 100 rudal ditembakkan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis terhadap beberapa situs di Suriah. Serangan diluncurkan dengan dalih membalas serangan senjata kimia di Douma yang dituduhkan dilakukan pasukan rezim Assad.

Suriah dan Rusia sudah berkali-kali membantah bahwa pasukan Assad melakukan serangan senjata kimia di Douma. Moskow menuding serangan dibuat oleh LMS White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam untuk memfitnah rezim Assad dengan tujuan agar Suriah diserang Barat. 





Credit  sindonews.com