Tampilkan postingan dengan label AFRIKA TENGAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AFRIKA TENGAH. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Januari 2019

Republik Afrika Tengah Terbuka untuk Pangkalan Militer Rusia


Republik Afrika Tengah terbuka untuk menjadi pangkalan militer Rusia di Benua Hitam itu. Foto/Istimewa



BANGUI - Republik Afrika Tengah (CAR) tidak mengesampingkan penyebaran pangkalan militer Rusia sepenuhnya di atas fasilitas pelatihan yang ada. Hal itu diungkapkan menteri pertahanan CAR kepada media Rusia.

Rusia dan CAR menandatangani perjanjian militer pada Agustus 2018, membuka jalan bagi Moskow untuk meningkatkan pelatihan angkatan bersenjata CAR. Rusia mengirim senjata ringan ke pasukan keamanan CAR awal tahun itu dan mengatakan pihaknya telah mengerahkan 175 instruktur militer dan sipil untuk melatih mereka.

Menteri pertahanan CAR Marie-Noƫlle Koyara mengatakan kepada kantor berita yang dikelola pemerintah Rusuia, RIA Novosti, dalam sebuah wawancara bahwa pangkalan militer Rusia yang baru di negaranya tidak dapat dikesampingkan.

"Kami belum berbicara tentang mengembangkan pangkalan secara khusus, tetapi kemungkinan ini tidak dikecualikan dalam perjanjian kerangka kerja (Agustus)," katanya seperti dikutip dari Moscow Times, Jumat (11/1/2019).

Koyara berpendapat bahwa pusat pelatihan Rusia saat ini tidak dapat dianggap sebagai pangkalan militer penuh meskipun apa yang dia katakan bawah persepsi publik bertentangan.

"Jika presiden, sebagai komandan tertinggi dan pemimpin bangsa, memutuskan untuk mengerahkan pangkalan, maka negara kita akan melaksanakannya," tambah kepala pertahanan CAR itu.

Hubungan militer Rusia yang semakin besar dengan CAR dan minatnya yang tinggi di Afrika menjadi sorotan pada Juli lalu ketika tiga wartawan Rusia terbunuh ketika sedang menyelidiki dugaan keberadaan tentara bayaran Rusia di sana.


Rusia memperoleh lampu hijau dari Dewan Keamanan PBB untuk mengirim senjata ke CAR pada bulan Desember 2017, ketika koalisi pemberontak Muslim menggulingkan presidennya dan mendorong pembalasan dari milisi Kristen.

Rusia mengirim banyak senjata dan puluhan kontraktor tahun lalu untuk melatih tentara CAR dan mengamankan proyek pertambangan, menandai dimulainya perampokan militer tingkat tinggi di Sub-Sahara Afrika selama beberapa dekade.


Credit Sindonews.com



https://international.sindonews.com/read/1369624/44/republik-afrika-tengah-terbuka-untuk-pangkalan-militer-rusia-1547190795





Senin, 19 November 2018

'Rambo', Penjahat Perang CAR Pembantai Muslim Ditahan ICC


Rambo, Penjahat Perang CAR Pembantai Muslim Ditahan ICC
Alfred Yekatom alias Rambo, tersangka penjahat perang Republik Afrika Tengah (CAR) telah diserahkan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Foto/Vanguard

BANGUI - Seorang tersangka penjahat perang yang dicari atas tuduhan melakukan pembantaian, deportasi dan penyiksaan terhadap komunitas Muslim di Republik Afrika Tengah (CAR) telah ditahan. Tersangka yang dijuluki "Rambo" itu telah diserahkan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Belanda.

Tersangka bernama asli Alfred Yekatom, dan pernah menjadi anggota parlemen CAR. Dia adalah seorang komandan militer yang membawahi para milisi Kristen selama konflik.

Jejaknya terendus komisi penyelidikan PBB untuk penindakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Yekatom pada 11 November 2018."Karena tuduhan tanggung jawab pidana untuk kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di CAR barat antara Desember 2013 dan Agustus 2014," bunyi pernyataan ICC, yang dikutip Reuters, Minggu (18/11/2018).

"Yekatom diserahkan ke pengadilan oleh otoritas Republik Afrika Tengah," lanjut pernyataan pengadilan internasional yang berbasis di Den Haag tersebut.

Hakim ICC menyatakan Yekatom diduga memerintahkan sekitar 3.000 anggota kelompok bersenjata yang beroperasi dalam gerakan anti-Balaka untuk melakukan serangan sistematis terhadap penduduk Muslim.

"Dia diduga bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan dalam konteks ini di berbagai lokasi di CAR, termasuk Bangui dan Prefektur Lobaye, antara 5 Desember 2013 dan Agustus 2014," bunyi pernyataan ICC.
Di antara tuduhan yang akan muncul dalam dakwaan antara lain pembunuhan, perlakuan kejam, deportasi, pemenjaraan, penyiksaan, penganiayaan, penghilangan paksa, dan perekrutan tentara anak di bawah usia 15 tahun.

Sebuah pra-sidang menemukan alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Yekatom melakukan kejahatan atau bertanggung jawab atas kejahatan karena dia adalah seorang komandan militer. 






Credit  sindonews.com




Selasa, 10 April 2018

Pangkalan PBB di Afrika Tengah Diberondong Tembakan


Logo PBB (ilustrasi)
Logo PBB (ilustrasi)
Foto: VOA


Satu warga sipil tewas dalam penyerangan terhadap pangkalan PBB.


CB, BANGUI -- Pangkalan PBB di ibu kota Republik Afrika Tengah, Bangui, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal pada Ahad (8/4) malam waktu setempat. Insiden tersebut menewaskan satu warga sipil dan menyebabkan puluhan lainnya luka-luka.

Juru bicara PBB Vladimir Monteiro mengatakan, orang tak dikenal itu menembaki bagian pangkalan yang menampung pasukan pemukim Mesir dan Yordania. Aksi baku tembak sempat terjadi antara pasukan yang berada di pangkalan dan pelaku penembakan.

"Kami membalas tembakan dan mengirim bala bantuan, dan tenang kembali setelah setengah jam (baku tembak berlangsung)," kata Monteiro menerangkan. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas aksi penyerangan tersebut.

Ribuan warga di Republik Afrika Tengah tewas sejak pemberontak Muslim Seleka menggulingkan presiden Francois Bozize pada 2013. Kekerasan di negara tersebut meningkat ketika mantan kekuatan kolonial Prancis mengakhiri misi pemeliharaan perdamaiannya pada 2016.

Sejak saat itu, misi PBB Afrika Tengah atau lebih dikenal dengan MINUSCA berupaya memulihkan dan mengembalikan ketertiban serta stabilitas di negara tersebut. Kendati demikian, personel MINUSCA kerap menjadi sasaran serangan kelompok milisi di sana.



Credit  republika.co.id







Kamis, 14 September 2017

Menhan Republik Afrika Tengah dipecat




Bangui (CB) - Presiden Republik Afrika Tengah Faustin-Archange Touadera memecat menteri pertahanannya pada Selasa, kata siaran radio setempat, di tengah peningkatan kekerasan yang mengancam lepasnya kendali negara.

Pemberhentian Levy Yakete, yang dimasukkan dalam daftar hitam oleh Komite Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2014 atas keterlibatannya dalam perang saudara pada 2013, adalah bagian dari perombakan kabinet lebih luas.

Namun, tidak disebutkan apakah pemecatan itu terkait langsung dengan peningkatan kekerasan di negara tersebut atau tidak.

Ribuan orang tewas dan seperlima warga Afrika Tengah melarikan diri menghindari perang, yang terjadi setelah pemberontak Seleka menggulingkan Presiden Francois Bozize pada 2013, yang memicu balasan dari petempur anti-balaka.

Meski kerusuhan mereda, pertempuran melonjak pada tahun ini dan PBB memperingatkan bahwa perselisihan suku dapat memicu kembali perang yang jauh lebih besar jika senjata pemberontak itu tidak dilucuti.

Pasukan keamanan nasional terlalu lemah untuk menangani kelompok bersenjata dan melawan tumpahan dari konflik di negara- negara tetangga, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti diwartakan Reuters.

Enam relawan palang merah tewas dalam serangan di pusat kesehatan di Republik Afrika Tengah tenggara pada 3 Agustus, menandai keamanan makin memburuk di negara itu, kata badan bantuan tersebut pada bulan lalu.





Credit  antaranews.com