Tampilkan postingan dengan label ARKEOLOGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARKEOLOGI. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 April 2019

Mesir ungkap mumi berumur 2.500 tahun di makam terlantar


Mesir ungkap mumi berumur 2.500 tahun di makam terlantar

Illustrasi - Mesir mengungkapkan keberadaan mumi dari pemuka agama yang diperkirakan berumur 2.500 tahun dari sebuah makam kuno di bagian selatan Kairo.


Minya, Mesir (CB) - Mesir mengungkapkan keberadaan mumi dari pemuka agama yang diperkirakan berumur 2.500 tahun dari sebuah makam kuno di bagian selatan Kairo.

Seorang ahli tentang Mesir, Zahi Hawass dan tim Mesir membuka tiga sarkofagus atau tempat penyimpanan jenazah Mesir dari dinast ke 26.
Salah satunya berisi satu mumi yang diawetkan dengan sangat baik, dari jenazah seorang pendeta yang disegani, terbungkus kain dan berhiaskan emas menggambarkan Dewi Isis dari Mesir kuno.

Tim tersebut juga membuka dua sarkofagus yang lain salah satunya berisi mumi perempuan berhiaskan manik-manik biru dan yang lainnya dengan ayah di makam keluarga. Temuan itu disiarkan langsung oleh saluran Discovery pada Minggu.

Dalam situs makam di provinsi Minya, tim juga menemukan kepala lilin yang langka. "Saya belum pernah menemukan benda seperti ini dalam periode akhir," kata Hawass.

Para arkeolog Mesir menemukan situs tersebut satu setengah tahun yang lalu dan penggalian masih berlanjut.

"Saya sangat yakin bahwa situs ini perlu digali mungkin hingga 50 tahun ke depan," kata Hawass kepada Reuters sehari sebelum tiga sarkofagus itu dibuka. Dia mengharapkan akan menemukan lebih banyak kuburan di tempat tersebut.

Pada 1927, sebuah sarkofagus dari batu kapur berukuran raksasa ditemukan di kawasan tersebut dan ditempatkan di museum Mesir di Kairo, tapi situs ini kemudian dilupakan, kata Hawass.

Akan tetapi dua tahun yang lalu, ditemukan penggalian tidak berizin dan dihentikan, katanya. Kejadian itu memperingatkan para arkeologis yang kemudian memulai penggalian.




Credit  antaranews.com


Senin, 01 April 2019

15 Makam Kuno 2000 Tahun Ditemukan di Uni Emirat Arab



Petugas ekskavasi di situs arkeologi di daerah ed-Dur di Umm Al Quwain, Uni Emirat Arab. The International
Petugas ekskavasi di situs arkeologi di daerah ed-Dur di Umm Al Quwain, Uni Emirat Arab. The International

CBDubai – Otoritas Arkeologi dari Uni Emirat Arab menemukan 15 makam kuno berusia ribuan tahun.

Makam ini ditemukan di situs penggalian arkeologi ed-Dur di Umm Al Quwain.
Direktur Jenderal Departemen Pariwisata dan Benda Antik, Alia al-Ghafli, mengatakan petugas menemukan sejumlah patung dari perunggu, keramik, perhiasan, yang berusia dari tahun 1 sebelum masehi.

“Petugas juga menemukan koin kuno dari abad 4 masehi dari era Kaisar Iskandar Agung,” kata Alia seperti dilansir Khaleej Times pada Ahad, 31 Maret 2019.
Koin uang ini mulai bereda di Semenanjung Arab pada sekitar awal mulai orang Kristen masuk ke kawasan ini. Sebagian koin yang ditemukan, berdasarkan temuan beberapa tahun lalu, ternyata juga dibuat di kawasan padang pasir ini.

Ini terlhat dari temuan alat cetak uang, yang terbuat dari batu di daerah Meiha, Sharjah.
“Ekskavasi ini selaras dengan strategi pemerintahan daerah Umm AL Quwains untuk mendorong eksplorasi di kawasan ini,” kata Al Ghafli. Dia mengatakan petugas akan menggali lebih banyak titik situs arkeologi termasuk di makam kuno di negara itu.




Credit  tempo.co


Kamis, 28 Maret 2019

Pelabuhan Kuno Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Mesir


Wisata di Mesir. Ilustrasi
Wisata di Mesir. Ilustrasi
Foto: BBC

Pelabuhan kuno tersebut terletak di Kota Aswan Selatan.



REPUBLIKA.CO.ID, ASWAN – Para arkeolog Mesir menemukan pelabuhan kuno berusia 3.000 tahun. Bebatuan yang digunakan untuk membangun pelabuhan itu digunakan juga untuk pembangunan kuil dan obelisk.


Menurut Kementerian Purbakala Mesir, pelabuhan kuno tersebut berada di dekat situs arkeologi Gabel El Silsilia dekat Kota Aswan Selatan. Disebutkan bahwa pelabuhan tersebut diperkirakan ada pada dinasti ke-18 sekitar 1543-1292 sebelum Masehi.


“Batu-batu yang digali di Gabel el-Silsila juga digunakan dalam pembangunan kuil-kuil Mesir kuno di Karnak dan Kom Ombo,” kata Direktur wilayah kuno Aswan dan Nubia, Abdel Moneim Said, seperti dilansir Daily Sabah pada Rabu (27/3).


Mesir telah mengumumkam serangkaian temuan arkeologis baru-baru ini. Diharapkan  penemuan-penemuan seperti itu akan memacu pariwisata yang mengalami kemunduran besar selama kerusuhan pascaterjadinya revolusi pada 2011. Andrian Saputra 



Credit  republika.co.id


Rabu, 30 Januari 2019

Arkeolog Temukan Uang Kuno Di Gudang Anggur Mesir


Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).
Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).
Foto: AP
Artefak kuno yang ditemukan di gudang ini diperkirakan berusia 2.500 tahun.




CB, BIHEIRA – Para arkeolog yang mengeksplorasi gudang anggur di Biheira, utara Kairo, Mesir menemukan sejumlah barang antik bernilai sejarah. Tak hanya botol berusia 2.500 tahun, para arkeolog juga menemukan koin zaman Ptolemeus, pecahan keramik, dan karya mosaik. 


Selain itu, para arkeolog juga mendapati desain arsitektur canggih untuk membuat suhu di dalam ruangan tetap terjaga, yakni dengan berbagai jenis batu yang disusun.

"Gaya arsitektur terkemuka dalam fasilitas itu dengan dinding bata lumpur dengan ketebalan berbeda di kedalamannya, dicampur dengan  batu kapur yang berbentuk tak teratur yang kemungkinan digunakan untuk mengontrol suhu di dalam ruang bawah tanah,” digambarkan Sekretaris Jendral Dewan Barang Antik Mesir, Mostafa Waziri seperti dilansir The Independent pada Selasa (29/1).


Otoritas tertinggi kepurbakalaan Mesir pun mengumumkan penemuan di gudang anggur yang tepatnya berada di kawasan Tel Kom Al Trogy Provinsi Biheira di Delta Nil, dan memamerkan temuan-temuan yang telah dikumpulkan.


Wilayah di sekitar Tel Kom memang dikenal sebagai penghasil beberapa anggur terbaik selama periode Yunani-Romawi yang wilayahnya membentang hingga Mesir dari abad ke-4 SM hingga kedatangan Islam di abad ke-7. 


Negara yang memiliki  Piramida Agung Giza itu memang mahir dalam mengabarkan temuan-temuan kuno secara teratur untuk membangkitkan minat para pelancong dan pecinta arkeologi.


Pekan lalu, negara itu meresmikan Bandara Internasional Sphinx, pusat penerbangan kedua Kairo, yang terletak dekat dengan Piramida Besar dan Museum Mesir Kuno.


Rencananya Bandara tersebut akan dioperasikan bersamaan dengan Louvre di Prancis. Itu dijadwalkan untuk dibuka pada 2020.


Otoritas Mesir pun memberi hadiah kepada wisatawan budaya yang mengunjungi negara itu jauh lebih banyak daripada paket liburan bola salju atau mengunjungi resor pantai Laut Merah.




Credit  republika.co.id





Minggu, 23 Desember 2018

Situs Gunung Padang Cianjur Disebut Kemungkinan Memendam Kuil Selama Ribuan Tahun

Dokumentasi Tribun Jabar
Peneliti dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang memaparkan hasil penelitian kepada wartawan asing yang datang ke situs megalitikum Gunung Padang, Kamis (5/12). 

CB, CIANJUR- Situs Gunung Padang yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, disebut kemungkinan memendam kuil selama ribuan tahun.
Kemungkinan ada sisa-sisa kuil kuno yang tersembunyi di bawah struktur piramida yang terkubur di bawah tanah di Situs Gunung Padang,  Cianjur.
Hal itu terungkap dalam pertemuan tahunan American Geophysican Union (AGU) pada Rabu (12/12/2018).
Pertemuan ini memberikan hasil yang menjanjikan bagi pengungkapan misteri Gunung Padang yang selama ini menarik perhatian para arkeolog dunia.
Dalam pertemuan itu disebutkan bahwa kemungkinan besar ada sisa-sisa kuil kuno yang tersembunyi di bawah struktur piramida yang terkubur di bawah tanah selama ribuan tahun.
Situs Gunung Padang yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini ditemukan pada abad ke-19 yang ditandai dengan penemuan barisan pilar batu kuno.
Situs Megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur (Deni Denaswara)
Struktur bukitnya miring dengan bagian bawah berbentuk khusus yang bukan bagian dari lanskap alam, berbatu, dan diduga kuat merupakan struktur yang dibuat oleh manusia.
"Apa yang sebelumnya diperkirakan sebagai bangunan permukaan itu sebenarnya merupakan sebuah struktur yang sangat besar," kata Andang Bachtiar, ahli geologi independen dari Indonesia yang mengawasi pengeboran inti dan analisis tanah untuk proyek tersebut.
Danny Hilman Natawidjaja, peneliti proyek dan ilmuwan senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia kepada Live Science mengatakan bahwa meskipun struktur itu disebut piramida, bentuknya berbeda dengan piramida lainnya yang dibangun oleh bangsa Maya yang berbentuk simetris.
Piramida di Gunung Padang ini memiliki struktur memanjang dengan bentuk setengah lingkaran di bagian depan.
"Ini kuil yang unik," katanya.
Untuk mengungkap sisa-sisa misteri yang belum terungkap, para peneliti melakukan berbagai macam teknik untuk melihat ke dalam tanah.

Satu di antaranya survei radar bawah tanah, tomografi sinar-X, pencitraan 2D dan 3D, pengeboran inti, dan penggalian.
Para peneliti kemudian secara bertahap menemukan adanya beberapa lapisan struktur yang sangat besar.
Lapisan ini tersebar di area seluas sekitar 150 ribu meter persegi.
Diperkirakan struktur itu sudah dibangun selama ribuan tahun lalu, ditandai adanya periodisasi lapisan yang berbeda.
Misalkan di bagian paling atas ada pilar batuan basal yang membingkai teras langkah, dengan susunan kolom batu lainnya. Ini seperti membentuk dinding, jalur dan ruang.
Dalam konferensi AGU para ilmuwan melaporkan bahwa ini diperkirakan sudah berusia 3.000 hingga 3.500 tahun.

Di bagian bawah permukaan, hingga kedalaman sekitar 10 kaki (3 m), adalah lapisan kedua dari kolom batu serupa, yang diperkirakan berusia 7.500 hingga 8.300 tahun. 
Lapisan ketiga, memanjang 49 kaki (15 m) di bawah permukaan, berusia lebih dari 9.000 tahun; itu bahkan menurut para ahli bisa mencapai usia 28.000 tahun yang lalu.
Natawidjaja menambahkan bahwa survei mereka juga mendeteksi beberapa ruang bawah tanah.
Saat ini, bagian atas situs ini kerap kali digunakan oleh warga setempat untuk berdoa maupun meditasi. Tak menutup kemungkinan ini juga digunakan oleh orang-orang terdahulu pada ribuan tahuan lalu.
Diduga lebih tua dari Piramida Mesir
Tahun 2014, SBY ketika masih menjabat sebagai presiden pernah menjelaskan mengenai proyek ekskavasi Gunung Padang ini.
Menurut SBY, situs Gunung Padang ini diduga merupakan bangunan prasejarah "terbesar" di dunia.

Sejumlah anggota TNI dari Kodim 0608 Cianjur bersama tim peneliti dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang melakukan upacara di puncak situs Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Minggu (17/8/2014).
Sejumlah anggota TNI dari Kodim 0608 Cianjur bersama tim peneliti dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang melakukan upacara di puncak situs Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Minggu (17/8/2014). (Dokumentasi Tribun Jabar)

“Secara ilmiah, bukan klenik, didapat gambaran tentang misteri situs tersebut,” kata SBY melalui akun twitter pribadinya @SBYudhoyono.
SBY mengatakan, sejak 2011, telah mendapatkan laporan tentang penelitian situs Gunung Padang ini oleh para peneliti dan pakar unggulan Indonesia. Ia meminta agar penelitianini perlu dituntaskan untuk menguak sejarah masa silam.
Menurut dia, hasil penelitian selama ini menggambarkan, diduga usia situs Gunung Padang ini amat tua, lebih tua dari piramida Mesir, dan besarnya 9 kali Candi Borobudur.
“Jika semua perkiraan ini benar, perlu dilakukan pemugaran situs tersebut, sebagaimana pemugaran Candi Borobudur dulu,” tutur SBY.

Credit TRIBUNJABAR.ID


http://jabar.tribunnews.com/2018/12/19/situs-gunung-padang-cianjur-disebut-kemungkinan-memendam-kuil-selama-ribuan-tahun


Senin, 17 Desember 2018

Arkeolog Mesir Temukan Makam Pendeta Agung Berusia 4.400 Tahun


Penemuan makam Kerajaan Kuno dari otoritas barang antik Mesir terlihat di Giza, situs dari tiga piramida kuno di pinggiran Kairo, Mesir.(REUTERS)
Penemuan makam Kerajaan Kuno dari otoritas barang antik Mesir terlihat di Giza, situs dari tiga piramida kuno di pinggiran Kairo, Mesir.(REUTERS)

CB, Jakarta - Para arkeolog Mesir telah menemukan makam seorang pendeta yang dihiasi dengan hieroglif dan patung-patung yang berusia lebih dari 4.400 tahun di kompleks piramida.
Makam pribadi milik Wahtye, seorang pendeta agung yang mengabdi selama pemerintahan dinasti kelima Raja Neferirkare, digali dari sebuah pemakaman kuno Saqqara, di selatan ibukota Kairo, menurut laporan dari Daily Mail, 16 Desember 2018.


Makamnya yang berwarna cerah dihiasi dengan lukisan yang menunjukkan imam kerajaan bersama ibu, istri dan anggota keluarganya, kata kementerian barang antik Mesir.
Makam juga berisi lebih dari selusin ceruk dan 24 patung-patung warna-warni dari pendeta besar dan anggota keluarganya.
Makam ini berasal dari pemerintahan Neferirkare Kakai, raja ketiga dari Dinasti Kelima Kerajaan Kuno.


Panjang makam sepuluh meter dan lebar tiga meter tepat di bawah tembok tinggi yang dihiasi dengan hieroglif dan patung-patung Firaun.
Makam itu tidak tersentuh dan tidak dijaga, kata Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Peninggalan Antik Mesir.
Dia menyebut penemuan ini adalah langka dan terjadi dalam sepuluh tahun terakhir. Menurutnya makam itu unik karena jenis patung dan kondisi yang nyaris sempurna.
Para arkeolog memindahkan lapisan terakhir puing dari makam pada Kamis dan menemukan lima lubang di dalamnya.

Pemandu dari Kementerian Barang Antik memeriksa penemuan dari otoritas barang antik Mesir di Giza, situs dari tiga piramida kuno di pinggiran Kairo, Mesir. (REUTERS)
Makam tersebut baru sebagian saja ditemukan dan para pejabat mengharapkan lebih banyak penemuan ketika para arkeolog menggali situs itu lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang awal tahun depan.
Salah satu porosnya terbuka tanpa ada apa-apa di dalamnya, tetapi empat lainnya disegel. Waziri berharap satu poros secara khusus akan mengungkapkan lebih banyak rahasia.
"Saya dapat membayangkan bahwa semua benda dapat ditemukan di daerah ini. Poros ini harus mengarah ke peti mati atau sarkopagus pemilik makam," kata Waziri."Warnanya hampir utuh meskipun makam itu hampir 4.400 tahun."

Pada bulan November para pejabat arkeologi mengumumkan penemuan tujuh sarkofagus di Saqqara, beberapa di antaranya berusia 6.000 tahun, selama penggalian dimulai pada April oleh misi arkeologi yang sama.
Tiga dari makam-makam itu berisi mumi kucing dan scarab, permata Mesir kuno yang dipotong dalam bentuk kumbang.
Nekropolis Saqqara di selatan Kairo adalah rumah bagi piramida Djoser yang terkenal, lebih dari 4.600 tahun konstruksi yang mendominasi situs tersebut dan merupakan monumen batu pertama di Mesir.




Penampakan makam imam besar bernama Wahtye yang diyakini hidup pada masa Raja Neferirkare Kakai, di pemakaman kuno Saqqara di Giza, Mesir, 15 Desember 2018.[REUTERS]
Makam yang dibangun oleh arsitek utama Imhotep untuk Pharoah Djoser, berdiri setinggi 62 meter dan dianggap sebagai bangunan tertua di dunia yang dibangun seluruhnya dari batu.
Menteri Kepurbakalaan Khaled el Enany mengatakan penemuan itu adalah penemuan terakhir tahun 2018 dan penemuan ini termasuk baru karena merupakan makam pribadi.

Dinasti Kelima memerintah Mesir dari sekitar 2.500 SM hingga 2,350 SM, tidak lama setelah piramida besar Giza dibangun.
Saqqara adalah nekropolis (pemakaman kuno) untuk Memphis, ibu kota Mesir kuno selama lebih dari dua milenia.
Bangsa Mesir Kuno memumikan manusia untuk mengawetkan tubuh mereka untuk kehidupan setelah kematian, sementara mumi-mumi hewan digunakan sebagai persembahan religius. Sepanjang tahun 2018, arkeolog Mesir telah mengungkapkan lebih dari penemuan kuno.




Credit  tempo.co




Senin, 26 November 2018

Mesir Temukan Mumi Wanita Berusia 3.000 Tahun


Mumi
Mumi
Foto: Live Science
Mumi tersebut diawetkan dengan baik di dalam sarkofagus yang belum pernah dibuka




CB, LUXOR - Sebuah mumi wanita telah ditemukan di Kota Luxor, Mesir selatan, pada Sabtu (24/11). Mumi tersebut diawetkan dengan baik di dalam sarkofagus yang belum pernah dibuka sejak lebih dari 3.000 tahun lalu.

Sarkofagus itu adalah salah satu dari dua sarkofagus yang ditemukan di awal bulan ini. Misi penemuan dipimpin oleh peneliti Prancis di nekropolis Al-Assasif di tepi barat Sungai Nil.

Sarkofagus pertama telah dibuka sebelumnya dan diperiksa oleh para peneliti. Namun, sarkofagus kedua ini langsung dibuka di hadapan media internasional.

Kementerian Barang Antik Mesir mengatakan, salah satu dari mumi itu adalah wanita bernama Thuya. Menurut juru bicara kementerian, Nevine Aref, para peneliti masih terus mengidentifikasi secara pasti nama mumi lainnya.

"Satu sarkofagus bergaya rishi, yang berasal dari dinasti ke-17, sementara sarkofagus lainnya berasal dari dinasti ke-18. Keduanya terdapat mumi di dalamnya," ujar Aref, dikutip The Guardian.

Dinasti ke-18 berada di abad ke-13 SM. Dalam periode ini tercatat ada beberapa firaun yang paling terkenal, termasuk Tutankhamun dan Ramses II.

Al-Assasif adalah situs pemakaman para bangsawan dan pejabat senior yang dekat dengan firaun. Situs ini terletak di antara makam kerajaan di Valley of the Queens and the Valley of the Kings.

Temuan lainnya di situs itu adalah sarkofagus, patung, dan sekitar 1.000 hiasan pemakaman yang disebut ushabtis, yang terbuat dari kayu dan tanah liat. Makam itu milik Thaw-Irkhet-If, pengawas mumifikasi di Kuil Mut di Karnak.

Tanah sedalam 300 meter telah digali selama lima bulan untuk mengungkap sarkofagus itu. Sarkofagus dihiasi dengan lukisan yang menggambarkan pemilik dan keluarganya.

Mesir telah mengungkapkan puluhan penemuan kuno sejak awal tahun ini. Negara itu berharap penemuan-penemuan ini akan menghidupkan kembali minat para pelancong yang pernah berbondong-bondong datang ke kuil-kuil dan piramida-piramida terkenalnya, sebelum pemberontakan politik pada 2011.




Credit  republika.co.id



Jumat, 23 November 2018

Arkeolog: Sodom dan Gomorrah Binasa oleh Ledakan Asteroid



Arkeolog: Sodom dan Gomorrah Binasa oleh Ledakan Asteroid
Situs Middle Ghor Ghor, dataran datar di sebelah timur laut Laut Mati di mana para arkeolog mengatakan sebuah bola api dan tsunami dari ledakan meteor menghancurkan kota Sodom. Foto/news.com.au


ALBUQUERQUE - Para arkeolog mengklaim binasanya kota Sodom dan Gomorrah akibat dihantam asteorid yang meledak sekitar 3.700 tahun silam. Nama dua kota di tepi Laut Mati itu abadi di dalam kitab suci sebagai kota kaum Nabi Luth yang menjalani kehidupan seksual yang menyimpang.

Menurut para arkeolog, penemuan dan penanggalan radiokarbon mineral yang tidak biasa di Yordania menunjukkan persis itu terjadi sekitar 3700 tahun silam.

Arkeolog Trinity Southwest University dan peneliti biblikal Phillip Silvia mengatakan temuan awal batu kristal menunjukkan bahwa ledakan besar metor menghempaskan dataran luas sepanjang 25 km di tepi timur perairan Laut Mati, yang sekarang disebut Middle Ghor.

Dalam sebuah presentasi pada pertemuan tahunan American Schools of Oriental Research minggu lalu, Silvia mengatakan penggalian di lima situs Middle Ghor menunjukkan bahwa daerah tersebut telah binasa selama setidaknya 2500 tahun. Kemudian, tiba-tiba, wilayah ini mengalami keruntuhan kolektif menjelang akhir Zaman Perunggu.

Dia mengatakan survei telah mengungkapkan sisa-sisa dari 120 permukiman di Middle Ghor, yang semuanya terkena ledakan api.

"Sekarang, kami menggali situs Zaman Perunggu terbesar di wilayah ini, kemungkinan situs Sodom itu sendiri," kata para peneliti yang dipublikasikan di website excavator.

Silva mengatakan, reruntuhan kota Zaman Perunggu Tall el-Hammam, yang dia dan timnya telah gali selama 13 tahun terakhir, memberikan bukti awal yang paling penting dari sebuah meteor dengan ketinggian yang rendah.

Hammam menampilkan acropolis yang diperbesar di mana kompleks istana dibangun. Itu tampak di atas hamparan seluas 200km persegi dari apa yang kemungkinan sebuah kerajaan kecil di tepi Sungai Yordan.

“Situs ini telah dimulai (setidaknya) selama milenium ke-4 BCE, berkembang setidaknya selama seribu tahun sebagai komunitas pertanian terbuka,” tulis para peneliti, yang dikutip news.com.au, Kamis (22/11/2018).

"Tetapi pada awal milenium ke-3 BCE, gangguan dramatis dalam kedamaian relatif di wilayah itu terjadi, menyebabkan penduduk Tall el-Hammam membangun sistem pertahanan yang tangguh yang mencakup tembok kota batu dan tanah liat," lanjut para peneliti.

Kerajaan terus berkembang. Sampai, tiba-tiba, itu tidak terjadi.

"Sangat luar biasa bahwa Tall el-Hammam dan tetangganya...mengalami bencana yang berakhir dengan peradaban, uniknya sendiri, menjelang akhir Zaman Perunggu Tengah," tulis mereka.

“Sementara kota-kota di barat (Yerusalem, Bethel, Hebron), utara (Deir 'Alla, Pella, Beth Shan), dan timur (Rabbath-Ammon, Tall al-Umayri, Nebo) berlanjut di Zaman Perunggu Akhir, kota-kota dan desa-desa di timur Jordan Disk tidak."

"Fenomena yang mengakibatkan perusakan peradaban di 'dataran berair yang baik dari Sungai Yordan' dan kepedulian berulang selama berabad-abad sekarang terungkap melalui analisis yang dilakukan oleh para peneliti 'hasil' dari tujuh universitas yang berpartisipasi," lanjut laporan para arkeolog di situs tersebut.

"Bahwa lahan pertanian paling produktif di kawasan itu, yang telah mendukung peradaban yang terus berkembang selama setidaknya 3000 tahun, harus tiba-tiba terhempas, tempat tinggal manusia untuk jangka waktu yang lama telah memohon untuk penyelidikan." 

Silva mengatakan, gelombang kejut dari asteroid kemungkinan memaksa tsunami Laut Mati menghantam tanah pertanian yang dulunya subur. Mereka yang bertahan hidup dari 50.000 orang yang tinggal di daerah itu pada waktu itu dipaksa oleh kondisi untuk pergi.

Sebuah makalah yang diterbitkan oleh Silvia dan Steven Collins mengatakan; "Ini menegaskan bahwa Tall el-Hammam juga menceritakan Right Story—bahwa bukti kehancuran konsisten dengan Genesis 19:22-28."

King James Version (Ayat Alkitab Raja James) berbunyi; "Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomorrah dari langit. Dan menggulingkan kota-kota itu, dan semua dataran, dan semua penghuni kota-kota, dan yang tumbuh di tanah."

Menurut Silva, penanggalan radiokarbon menunjukkan hilangnya dinding batu tanah liat secara tiba-tiba sekitar 3.700 tahun silam, yang hanya tersisa fondasi batu.

Ada tanda-tanda di mana lapisan luarnya meleleh menjadi kaca. Kristal-kristal zircon dalam film kaca itu akan terbentuk dalam detik pertama dari ledakan panas-ekstrem, yang menunjukkan suhu panas seperti permukaan Matahari.

"Bukti fisik dari Tall el -Amamam dan situs-situs tetangga menunjukkan tanda-tanda dari suatu peristiwa yang sangat merusak dan panas yang sangat destruktif, yang dapat diharapkan dari apa yang digambarkan dalam Genesis 19," tulis para peneliti.

"Sampel tanah/abu yang dikumpulkan dari Tall el-Hammam mengandung bukti kehancuran tanah dan kontaminasi subsoil dengan garam Laut Mati yang mencegah budidaya tanaman selama berabad-abad setelah kejadian," imbuh para peneliti.

"Hasil ledakan udara 10 megaton di sudut timur laut Laut Mati akan cukup untuk menghasilkan kerusakan fisik yang teramati sejauh 10 km di Tall el-Hammam. Perhatikan bahwa ini hanya setengah hasil dari peristiwa airburst Tunguska (di Siberia), jauh di dalam pengalaman manusia baru-baru ini untuk ledakan-ledakan meteorit," papar para peneliti.




Credit  sindonews.com





Jumat, 26 Oktober 2018

Tertulis 400 SM, Kapal Karam Tertua di Dunia Ditemukan di Laut Hitam


Tertulis 400 SM, Kapal Karam Tertua di Dunia Ditemukan di Laut Hitam
Bangkai kapal dagang Yunani yang dinyatakan tertua di dunia ditemukan di dasar Laut Hitam. Bangkai kapal ini tertulis 400 Sebelum Masehi. Foto/Black Sea MAP/Ist

SOFIA - Bangkai kapal tertua di dunia yang diketahui umat manusia ditemukan dalam kondisi utuh di Laut Hitam di lepas pantai Bulgaria. Bangkai kapal tertulis tahun 400 Sebelum Masehi (SM), yang artinya usianya sudah lebih dari 2.400 tahun.

Tim peneliti dari Inggris, Bulgaria, Swedia, Amerika Serikat dan Yunani serta ilmuwam maritim menemukan bangkai kapal itu selama survei area dasar laut seluas lebih dari 2.00 kilometer persegi. Menurut tim arkeolog, temuan tersebut merupakan kapal perdagangan Yunani.

Kepingan kecil dari bangkai kapal telah diambil untuk tes dan karbon. "Tertanggal 400 SM, menjadikannya bangkai kapal yang utuh tertua yang diketahui umat manusia," kata tim peneliti dari Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam (Black Sea MAP).

Tim itu menghabiskan tiga tahun untuk menyisir kedalaman Laut Hitam dengan menggunakan sistem kamera khusus dalam air dengan sistem kendali jarak jauh. Kamera itu dapat memberikan gambar ultra definisi tinggi dari jarak lebih dari dua kilometer di bawah permukaan.

Eksplorasi mereka menemukan lebih dari 60 bangkai kapal, termasuk kapal dagang Romawi dan armada tempur Cossack abad 17.

Air pada kedalaman lebih dari dua kilometer tersebut itu bebas oksigen, yang berarti bahwa bahan organik dapat dipertahankan selama ribuan tahun.

"Sebuah kapal, yang masih utuh, dari dunia Klasik, terletak di lebih dari dua kilometer di bawah permukaan, adalah sesuatu yang mungkin saya tidak akan pernah percaya," kata Profesor Jon Adams dari Universitas Southampton di Inggris selatan, yang menjadi peneliti utama proyek tersebut.

"Ini akan mengubah pemahaman kita tentang pembuatan kapal dan pelayaran di dunia kuno," katanya.

Helen Farr, seorang anggota tim proyek, mengatakan; "Kami memiliki beberapa kapal karam yang sebelumnya, tetapi yang satu ini benar-benar terlihat utuh."

"Proyek ini secara keseluruhan benar-benar melihat perubahan permukaan laut dan banjir di wilayah Laut Hitam...dan bangkai kapal adalah hasil sampingan yang menggemberikan dari itu," katanya kepada radio BBC, yang dilansir Rabu (24/10/2018).

Selain puluhan bangkai kapal, mereka menemukan sisa-sisa pemukiman awal Zaman Perunggu di bawah air di dekat bekas pantai Laut Hitam.



Credit  sindonews.com




Rabu, 19 September 2018

Ekspedisi Saudi-Prancis Temukan Situs Ratusan Ribu Tahun


 Salah satu situs arkeologi di sekitar Riyadh / ilustrasi
Salah satu situs arkeologi di sekitar Riyadh / ilustrasi
Foto: SPA
Temuan itu mengingatkan kembali keberadaan zaman batu atau periode Paleolitik



CB, JEDDAH — Sebuah ekspedisi Arab Saudi-Prancis berhasi mengungkap situs arkeologi yang diduga berusia lebih dari 100 ribu tahun di Riyadh selatan. Situs tersebut berlokasi di tengah gunung di Riyadh selatan, Provinsi Kharj.

Dilansir di Arab News pada Senin (17/9), ekspedisi itu beroperasi di bawah mandat Otoritas Nasional untuk Pariwisata dan Warisan Nasional. Survei lapangan dilakukan di wilayah pegunungan. Temuan itu mengingatkan kembali keberadaan zaman batu atau periode Paleolitik di Provinsi Al-Kharj, sekitar 100 ribu tahun lalu.

Laporan Saudi Press Agency mengatakan temuan itu adalah kali pertama situs dari periode Paleolitik ditemukan di Provinsi Al-Kharj. Tim peneliti menemukan sisa-sisa tembikar pecah, dan gelang yang terbuat dari kaca patri.

Selain itu, tim peneliti juga menemukan situs Ain Dalea, di selatan Al Kharj sebagai bukti adanya permukiman manusia awal sejak 5.000 tahun yang lalu. Ekspedisi itu beranggotakan 18 orang ilmuan dan arkeolog dari Arab Saudi dan Prancis.



Credit  republika.co.id



Kamis, 26 Juli 2018

Yunani Temukan Makam Berisi Jasad dan Perhiasan 1.800 Tahun


Yunani Temukan Makam Berisi Jasad dan Perhiasan 1.800 Tahun
Para arkeolog Yunani menemukan makam seorang wanita bangsawan yang dikubur dengan perhiasan emasnya di monumen pemakaman Romawi Kuno terletak di Pulau Sikinos.(Greek Culture Ministry/Thanos Kartsoglou/Handout via REUTERS)


Jakarta, CB -- Para arkeolog Yunani menemukan sebuah makam seorang wanita bangsawan yang dikubur dengan perhiasan emasnya di monumen pemakaman Romawi Kuno terletak di Pulau Sikinos.

Menurut inskripsi yang diukir di makam, nama wanita bangsawan tersebut adalah Neko - atau Νεικώ jika ditulis dalam alfabet Yunani.

Makam berbentuk kotak itu ditemukan dalam kondisi utuh dalam kubah monumen Episkopi, sebuah monumen pemakaman era Romawi yang langka, yang kemudian diubah menjadi gereja dan sebuah biara.




Makam Neko di Yunani
Foto: Greek Culture Ministry/Thanos Kartsoglou/Handout via REUTERS
Makam Neko di Yunani


Perhiasaan emas antara lain cincin, gelang dan sebuah kalung panjang, gesper kameo untuk ikat pinggang wanita, vas-vas yang terbuat dari gelas dan metal dan sobekan kain dari baju wanita ditemukan di dalam makam.

Menurut para arkeolog, mausoleum yang terawat dengan baik di sebuah pulau kecil, di gugusan pulau Cylandic sebelah tenggara Athena, tampaknya dibangun untuk menjaga pemakaman.

"Ini sangat tidak terduga, kami sangat beruntung," Direktur Studi Antik jaman Ephorate di Cyclades, Dimitris Athanassoulis menceritakan kepada Reuters, Senin (23/7). "Ini mausoleum Neko."


Penemuan di makam Neko, wanita bangsawan 1.800 tahun lalu.
Foto: Greek Culture Ministry/Thanos Kartsoglou/Handout via REUTERS
Penemuan perhiasan di makam Neko, wanita bangsawan 1.800 tahun lalu.


"Ini sangat langka. Sebuah monumen, dari Aegean, monumen ini termasuk salah satu yang paling berkesan dan memiliki identitas. Kami mengetahui untuk siapa ini dibangun, punya jasadnya, namanya."

Walaupun banyak perampokan yang menyerang kuburan di zaman kuno dan perubahan fungsi penggunaan gedung selama berabad-abad, makam Neko ditemukan dalam kondisi utuh karena tersembunyi di sebuah titik kosong antara dua dinding di lantai dasar gedung, kata Athanassoulis.

Para ahli menganggap Neko mempunyai koneksi dengan pulau itu, tetapi,tidak diketahui apakah dia berasal dari Pulau Sikinos. "Kita sekarang mencoba untuk mencari informasi lebih banyak tentang Neko," kata Athanassoulis. "Kita baru saja mulai."





Credit  cnnindonesia.com




Selasa, 17 Juli 2018

Mesir Ungkap Temuan Mumi di Kuburan Dekat Piramida Agung


Pekerja Barang Antik Mesir melihat situs pemakaman mumi yang baru ditemukan di Minya, Mesir pada tanggal 24 Februari 2018. Arkeolog berhasil menemukan pemakaman kuno yang berisikan mumi Dewa Mesir, Thoth. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Pekerja Barang Antik Mesir melihat situs pemakaman mumi yang baru ditemukan di Minya, Mesir pada tanggal 24 Februari 2018. Arkeolog berhasil menemukan pemakaman kuno yang berisikan mumi Dewa Mesir, Thoth. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

CB, Jakarta - Sejumlah arkeolog Mesir, Sabtu 14 Juli 2018, mengungkapkan mengenai kuburan kuno dan ruang kerja mumifikasi yang mereka temukan di kedalaman 30 meter bawah tanah dekat kuburan Saqqara, selatan Kairo.
Para arkeolog itu berharap ruang kerja mumifikasi di bawah tanah tersebut dapat memberikan pengetahuan baru mengenai minyak yang digunakan oleh bangsa Mesir kuno untuk memumi jenazah.

Seorang pekerja barang antik Mesir berada dekat peti mati di dalam lokasi pemakaman yang baru ditemukan di Minya, Mesir, 24 Februari 2018. Kepala Misi Arkeologi, Mostafa Waziri mengatakan sejauh ini telah ditemukan delapan makam. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Kuburan tua yang usianya diperkirakan lebih dari 2.000 tahun itu diyakini menjadi penanda periode kekuasaan Persia di kawasan tersebut pada 664-404 Sebelum Masehi.
Laporan Middle East Monitor menyebutkan, di terowongan kuburan tua yang ditemukan para arkeolog pada April 2018 terdapat 35 mumi.

Sebuah pemakaman hewan yang terdapat sebuah mumi anjing berada di dekat situs pemakaman yang baru ditemukan di Minya, Mesir, 13 Mei 2017. REUTERS
"Hasil temuan ini akan menambah dua hal penting. Pertama, mengenai tipe minyak yang digunakan untuk mumifikasi. Kedua, bahan kimia yang mereka gunakan untuk membaluri jenazah. Dengan demikian, kami akan sanggup mengidentifikasi minyak yang digunakan," kata Ramadan Badry Hussein, Kepala Misi Mesir-Jerman untuk Temuan Mumi.
Selain minyak atau bahan kimia, para arkeolog menemukan ratusan patung batu kecil, guci dan bejana digunakan dalam proses mumifikasi di dalam ruang pemakaman. Mesir berharap hasil temuan para arkeolog itu dapat mencerahkan para pelancong asing untuk datang ke Mesir setelah negeri itu dihantam berbagai kerusuhan sejak 2011.




Credit  tempo.co





Kamis, 12 Juli 2018

Tablet purbakala Odisseia ditemukan di Yunani


Tablet purbakala Odisseia ditemukan di Yunani
Kuil Zeus di Athena. (wikimedia)



Athena (CB) – Sebuah tablet purbakala berukirkan 13 bait Odisseia ditemukan di Yunani selatan, yang diduga merupakan domumentasi pertama atas sajak epos legendaris itu, kata Kementerian Kebudayaan Yunani, Selasa (10/7) setempat.

Tablet tersebut ditemukan setelah ekskavasi selama tiga tahun oleh Badan Purbakala Yunani bekerja sama dengan Lembaga Purbakala Jerman.

Lempeng tanah liat itu diyakini berasa dari abad ketiga pada era Romawi dan ditemukan di dekat peninggalan Kuil Zeus di tempat lahir Olimpiade di Peloponnese barat, demikian dilansir AFP.

“Jika tanggalnya dikonfirmasi, tablet tersebut bisa jadi catatan tertulis karya Homer tertua yang ditemukan” di Yunani, kata kementerian dalam pernyataan.

Salah satu bagiannya yang diambil dari buku 14, menggambarkan kembalinya Ulysses ke kampung halamannya di Pulau Ithaca.

Pertama kali dibuat secara lisan sekitar abad ke-8 SM, epos tersebut – yang berhubungan dengan penulis kuno Yunao Homer – kemudian disalin saat era Kekristenan ke atas perkamen yang baru ditemukan beberapa bagian saja di Mesir.





Credit  antaranews.com





Selasa, 15 Mei 2018

Kota Hilang Mardaman Ditemukan di Irak, Berumur 4.800 Tahun


Arkeolog Universitas  Tubingen, Jerman, menemukan reruntuhan kota kuno Mardaman berusia 4.800 tahun di Irak Utara. (dok. Universitas Tubingen)
Arkeolog Universitas Tubingen, Jerman, menemukan reruntuhan kota kuno Mardaman berusia 4.800 tahun di Irak Utara. (dok. Universitas Tubingen)

CB, Jakarta – Tim arkeolog dari Universitas  Tubingen, Jerman, menemukan reruntuhan kota kuno Mardaman yang diperkirakan berusia 4.800 tahun. Reruntuhan ini ditemukan di Kurdistan, wilayah utara Irak.
Setelah melakukan penggalian betahun-tahun, akhirnya para arkeolog ini menemukan reruntuhan yang dipercaya pernah hidup makmur selama berabad-abad. Penelitian penting ini berawal dari penemuan pot berisi 92 prasasti di tengah reruntuhan bekas bangunan istana.
Betina Faist, ahli filologi dari Universitas Heidelberg, Jerman, berhasil memecahkan tulisan dalam prasasti itu. Dari situ diketahui kota kuno itu bernama Mardaman atau sesekali disebut Mardama.
Menurut Peter Pfalzner, professor arkeologi Timur dari Tubingen, reruntuhan Mardaman (sekarang terletak dekat kota modern Bassetki) diperkirakan mulai dibangun antara 2800 dan 2650 tahun sebelum masehi. Kota itu mencapai puncak kejayaannya pada 1900 dan 1700 tahun sebelum masehi.
Prasasti ini dibuat sekitar 1250 tahun sebelum masehi, saat Mardaman masuk ke dalam pemerintahan Asiria yang dipimpin oleh Assur-nasir. Sedangkan istana tempat ditemukannya prasasti itu diperkirakan hancur pada 1200 tahun sebelum masehi. Tetapi kotanya masih terus hidup dan berkembang sampai periode Neo-Asiria pada 911 hingga 612 tahun sebelum masehi.
“Prasasti-prasasti itu memuat urusan-urusan administratif dan komersial dengan masyarakat Mardama,” tutur Pfalzner, yang memimpin tim penggalian.
Mengacu pada prasasti yang pernah ditemukan di situs arkeologi lain, Mardaman pernah menjadi kerajaan merdeka, sebelum menjadi bagian kerajaan yang lebih besar. Pada sejarahnya Mardaman pernah diserang dan mengalami kehancuran di beberapa bagian, tetapi penduduk membangun kembali kotanya.
Pot yang memuat prasasti di dalamnya itu ditemukan dalam kondisi terbungkus tanah liat, yang diartikan sebagai upaya penduduk kota dalam menyelamatkan prasasti.
“Prasasti disembunyikan dengan cara ini, beberapa saat setelah kota dikepung dan bangunan-bangunan dihancurkan,” katanya. “Mungkin informasi dalam prasasti ini dilindungi untuk diwariskan pada anak cucu mereka.”
“Mardaman berkembang menjadi kota yang berpengaruh, karena berada di jalur perdagangan antara Mesopotamia, Anatolia, dan Suria,” kata Pfalzner. “Saat itu Mardaman adalah kekuatan besar di Mesopotamia.”
Tim arkeolog dari Tubingen memulai pekerjaannya pada 2013. Proyek penggalian mereka adalah ekskavasi besar pertama yang dilakukan di kota itu. Penemuan lain berupa patung orang telanjang pernah ditemukan di situs itu pada 1960.
Saat ini penggalian terus dilanjutkan. Pfalzner merasa lega kota kuno Mardaman terhindar dari penjarahan seperti yang terjadi pada situs-situs lain di Irak.





Credit  tempo.co





Selasa, 24 April 2018

'Kota Hantu' di Saudi Akan Jadi Museum Terbuka Terbesar Dunia



Kota Hantu di Saudi Akan Jadi Museum Terbuka Terbesar Dunia
Foto: dok. Al Arabiya


Riyadh - Pemerintah Arab Saudi tengah membangun kota kuno Al Ula menjadi museum. Bahkan diklaim bakal menjadi museum terbuka terbesar di dunia.

Dilansir Al Arabiya, Senin (23/4/2018), pembangunan di situs bersejarah tersebut telah dimulai. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menandatangani perjanjian 10 tahun dengan pemerintah Prancis untuk membangun museum di kawasan tersebut.

'Kota Hantu' di Saudi Akan Jadi Museum Terbuka Terbesar Dunia
'Kota Hantu' di Saudi Akan Jadi Museum Terbuka Terbesar Dunia Foto: dok. Al Arabiya


Direktur Jenderal Komisi Kerajaan untuk kota Al Ula, Omar Madani mengatakan, wisatawan dapat mengunjungi museum terbuka tersebut dalam waktu 3 hingga 5 tahun ke depan. Ditargetkan 2,5 juta wisatawan akan mengunjungi tempat itu per tahunnya.


Selama ini, Al Ula dijuluki juga sebagai 'kota hantu'. Kota berusia 2.000 tahun itu merupakan daerah berbatu dengan sejumlah artefak dari era 900 sebelum masehi (SM). Wilayah Al Ula merupakan situs bersejarah yang paling penting untuk Arab Saudi.


'Kota Hantu' di Saudi Akan Jadi Museum Terbuka Terbesar Dunia
'Kota Hantu' di Saudi Akan Jadi Museum Terbuka Terbesar Dunia Foto: dok. Al Arabiya


Sejumlah sumber menyebut, Al Ula pernah dilewati oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan menuju Perang Tabuk. Perang tersebut adalah perang yang terjadi antara Arab dengan Bizantium. Namun kota itu perlahan ditinggalkan oleh warganya dan menjadi 'kota hantu' alias tak berpenghuni.                  




Credit  detik.com





Kamis, 15 Februari 2018

Belasan Relief Unta Besar Ditemukan di Gurun Saudi


Belasan Relief Unta Besar Ditemukan di Gurun Saudi, seperti Apa?
Ini relief unta berukuran besar yang ditemukan di Provinsi Al Jawf, Arab Saudi, oleh para arkeolog Perancis dan Saudi. Daily Mail, Antiquity Publications.

CB, Riyadh- Arkeolog menemukan sejumlah pahatan unta berukuran besar di daerah gurun pasir Provinsi Al Jawf, Arab Saudi.
Pahatan ini diperkirakan berusia lebih dari 2000 tahun. Para ahli mengatakan belum pernah menemukan pahatan unta dengan ukuran sebesar ini sebelumnya.

Ini patung berbentuk unta berukuran asli yang ditemukan di daerah gurun pasir Provinsi Al Jawf, Arab Saudi. Gizmodo

 
"Kami bisa mengidentifikasi sekitar selusin pahatan dengan kedalaman berbeda yang menggambarkan unta dan kuda," begitu dilansir Daily Mail, Rabu, 14 Februari 2018.

Dua lembaga yang terlibat penelitian ini adalah Centre National de la Recherche Scientifique dari Perancis dan Saudi Commission for Tourism and National Heritage. Tim telah meneliti lokasi ini sejak 2016.

Ini lokasi penemuan relief unta berukuran besar yaitu di daerah gurun pasir Provinsi Al Jawf, Arab Saudi. Gizmodo
Para peneliti menemukan ada selusin pahatan tersebar di kawasan ini. Sebagiannya sudah dalam keadaan tidak utuh karena dinding batu mengalami pengikisan hingga pecah.
Para ahli menduga lokasi ini dulunya merupakan tempat penyembahan ritual keagamaan. Pahatan unta di dinding batu di gurun Saudi itu menjadi penanda lokasi. Meski begitu, para ahli menilai misteri mengenai pahatan unta besar ini belum terpecahkan.






Credit  TEMPO.CO



Selasa, 13 Februari 2018

Megalopis Suku Maya Ditemukan di Bawah Rimbun Hutan Guatemala


Megalopis Suku Maya Ditemukan di Bawah Rimbun Hutan Guatemala
Para peneliti menggunakan teknologi laser untuk melihat di bawah kanopi hutan di Guatemala. FOTO/WILD BLUE MEDIA CHANNEL 4


Lebih dari 60.000 struktur Maya yang sebelumnya belum diketahui, termasuk piramida, istana, dan jalan, telah ditemukan di bawah rimbun hutan di Guatemala. Penemuan ini merupakan terobosan besar.

Para peneliti menggunakan teknologi laser untuk melihat di bawah kanopi hutan di Peten, wilayah yang dekat dengan kota-kota Maya yang telah terkenal. Laser mengungkap sisa-sisa megalopolis (wilayah berpenduduk padat yang berpusat pada satu kota besar atau beberapa kota besar) pra-Kolumbia yang jauh lebih rumit dibandingkan sebelumnya yang diyakini para pakar.

Penemuan itu pun menunjukkan Amerika Tengah memiliki satu peradaban yang puncaknya 1.500 tahun lalu, lebih canggih dibandingkan dengan budaya Yunani kuno dan China. Lokasi itu mungkin menjadi rumah bagi lebih 15 juta orang dan memiliki dinding pertahanan serta benteng yang menunjukkan perang telah terjadi selama keberadaan mereka dan tidak hanya pada akhir peradaban itu.

"Saya pikir ini salah satu kemajuan terbesar dalam 150 tahun arkeologi Maya. Saya tahu ini terdengar hiperbola, tapi saat saya melihat citra Lidar, ini membuat air mata saya menetes," ujar Profesor Arkeologi dan Antropologi Stephen Houston di Universitas Brown pada BBC.

Para peneliti membuat penemuan itu menggunakan teknologi Lidar yang merupakan singkatan dari light detection and ranging. Pesawat dengan pemindai Lidar menghasilkan peta permukaan tiga dimensi menggunakan cahaya dalam bentuk sinyal laser yang dikaitkan dengan sistem GPS. Teknik ini memungkinkan para peneliti membuat peta tentang puluhan kota Maya baru yang tersembunyi di bawah rimbun daun hutan setelah ditinggalkan penghuni aslinya.

Seperti struktur yang belum diketahui sebelumnya, gambar ini juga menunjukkan jalanan mengaitkan pusat kota dan pinggiran kota. Mereka juga menemukan irigasi canggih dan sistem terasering yang mendukung pertanian untuk salah satu peradaban paling canggih di Mesoamerika. Suku Maya dikenal dalam kecanggihan matematika dan teknik yang memungkinkan mereka menyebar ke Amerika Tengah dan Meksiko Selatan.

"Sekarang tidak perlu lagi memotong hutan untuk melihat apa yang ada di bawahnya," ujar Marcello Canuto, salah satu pakar dalam tim tersebut.

Peneliti lain menambahkan, "Struktur benteng dan jalan besar mengungkap sejumlah modifikasi kondisi alam yang dibuat Maya pada skala yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya," kata Francisco Estrada-Belli dari Universitas Tulane. 




Credit  sindonews.com






Selasa, 02 Januari 2018

Arkeolog Israel Temukan Stempel Gubernur Berusia 2.700 Tahun


Penganut Yahudi di Tembok Ratapan
Penganut Yahudi di Tembok Ratapan


CB, YERUSALEM -- Tim arkeolog Israel pada Senin (1/1) mengungkapkan penemuan stempel tanah liat berusia 2.700 tahun milik pemimpin kerohanian kota Yerusalem. Artefak itu, yang bertuliskan "milik gubernur kota" dalam bahasa Ibrani kuno, diduga menempel dalam paket atau dikirim sebagai cenderamata atas nama pemimpin kota itu, jabatan tertinggi di Yerusalem pada waktu itu, kata badan Otoritas Antik Israel.

Stempel itu, yang berukuran sebesar mata uang logam, bergambar dua orang tengah berdiri saling berhadapan dengan posisi sama. Stempel itu ditemukan di dekat Tembok Ratapan, kawasan Kota Tua Yerusalem.

"Penemuan itu membuktikan pernyataan kitab suci akan keberadaan gubernur di kota Yerusalem sekitar 2.700 tahun lalu," kata Otoritas Antik Israel mungutip arkeolog Shlomit Weksler-Bdolah.

Gubernur Yerusalem, yang ditunjuk oleh seorang raja, dua kali disebutkan dalam kitab suci orang Yahudi, Tanakh. Penyebutan pertama ada di bagian Kitab Para Raja yang menyatakan Nabi Yusuf sebagai Gubernur Yerusalem. Penyebutan kedua berada di bagian Kitab Tawarikh.

Pengungkapan penemuan itu terjadi beberapa pekan setelah Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID




Jumat, 29 Desember 2017

Arkeolog Temukan Seribu Artefak Berusia 1,76 Juta Tahun


Peneliti temukan ribuan artefak berusia 1,76 tahun.
Peneliti temukan ribuan artefak berusia 1,76 tahun.

CB, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan lebih dari seribu artefak batu. Diantara artefak yang ditemukan ini berusia 1,76 juta tahun. Artefak ditemuukan di Wadi Dabsa, di barat daya Arab Saudi di dekat Laut Merah.

Artefak batu yang ditemukan ini termasuk sisa-sisa kapak, parang (sejenis pisau), pencakar (digunakan untuk mengikis daging dari kulit binatang), titik proyektil dan batu palu. Salah satu kapak yang ditemukan memiliki berat 3,6 kilogram. Penemuan tersebut dirinci dalam jurnal Antiquity edisi Desember 2017.

Berdasarkan desain, arkeolog memperkirakan bahwa alat-alat tersebut disebut 'acheulian', sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis alat batu yang dibuat antara 1,76 juta tahun hingga 100 ribu tahun lalu.

Penulis utama studi ini Frederick Foulds mengatakan alat-alat tersebut dibuat ketika iklim lebih basah. Peneliti menemukan bahwa topografi Wadi Dabsa seperti sebuah baskom yang mungkin memiliki aliran air yang mengalir menuruni lerengnya. Air yang mungkin 'disatukan' di dalam baskom.

"Aneh rasanya berjalan di atas batu-batu kering keras yang dibentuk oleh penyatuan air selama periode yang jauh lebih lama," kata profesor arkeologi di Universitas Durham di Inggris ini, dilansir dari LiveScience.

Tempat di mana artefak ini ditemukan sekarang merupakan bagian dari gurun tandus. Tempat ini dulu memiliki iklim basah yang mendukung tanaman dan satwa liar.

"Iklim seluruh Jazirah Arab telah berubah beberapa kali sebagai respons terhadap perubahan besar-besaran di iklim global yang menyertai siklus glasial selama 2,5 juta tahun terakhir," kata Foulds.

Lantaran topografi Wadi Dabsa, wilayah tersebut mungkin telah menerima curah hujan ketika bagian lain Arab Saudi gersang. "Manusia bisa terus tinggal di Wadi Dabsa ketika mereka tidak dapat tinggal di daerah lain," kata Foulds.

Tim melakukan penelitiannya sebagai bagian dari proyek DISPERSE, yang menganalisis perubahan lanskap dan arkeologi di Afrika dan Asia untuk lebih memahami bagaimana manusia berevolusi dan tersebar dari Afrika.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID






Kaisar Pertama Cina Ini Terobsesi Hidup Kekal


Salah satu bukti peninggalan dinasti Qin.
Salah satu bukti peninggalan dinasti Qin.


CB, JAKARTA -- Peneliti menemukan sebuah dokumen yang mengungkapkan bahwa kaisar pertama Cina, Qin Shi Huang ingin hidup kekal. Kaisar bahkan mengeluarkan perintah eksekutif untuk mencari ramuan yang akan memberinya kehidupan abadi.

Qin Shi Huang lahir dengan nama asli Ying Zheng pada tahun 259 SM. Dia meninggal pada tahun 210 SM. Semasa hidup, dia telah menaklukkan keenam negara berperang di Cina untuk menciptakan sebuah negara kesatuan. Sejak itu, dia mengklaim dirinya sebagai kaisar.

Kantor berita Cina Xinhua melaporkan peneliti menemukan dokumen selama masa pemerintahan Qin Shi Huang. Dokumen itu ditemukan dalam slip atau potongan bambu atau kayu. Saat itu, bambu atau kayu lazim digunakan sebagai alat tulis. Pada tahun 2002, lebih dari 36 ribu slip yang berisi kaligrafi kuno ditemukan di sumur yang ditinggalkan di provinsi Hunan, Cina tengah.

Slip sebanyak itu tertanggal 222 SM hingga 208 SM yang mencakup pembicaraan politik, militer, ekonomi, hukum, budaya dan obar-obatan.

Zhang Chunlong, seorang peneliti di Institut Arkeologi Hunan, menganalisis 48 slip bertuliskan ramuan obat-obatan  dan menemukan bahwa kaisar pernah memerintahkan pasukannya untuk mencari ramuan keabadian hingga daerah perbatasan dan desa-desa terpencil.

"Diperlukan sebuah kekuatan eksekutif yang kuat untuk mengeluarkan keputusan pemerintah pada zaman kuno, ketika fasilitas transportasi dan komunikasi tidak berkembang," ujar Zhang, dilansir dari Xinhua.

Potongan-potongan kayu bahkan mencantumkan beberapa tanggapan dari desa-desa. Satu desa bernama Duxiang melaporkan kepada kaisar bahwa penduduknya belum menemukan obat mujarab kehidupan abadi. Sementara, ada dokumen dari kota lain di Provinsi Shandong yang modern di Cina timur menawarkan ramuan dari gunung setempat.

Arkeolog dan sejarawan sudah memiliki beberapa gagasan bahwa Qin Shi Huang terobsesi dengan keabadian. Sang kasiar telah mengonsumsi cinnabar atau merkuri sulfida dengan harapan memperpanjang umur. Jika dia tidak bisa hidup selamanya, Qin Shi Huang paling tidak ingin memastikan bahwa dia akan 'memperisapkan' dengan baik di pekuburannya. Untuk makamnya, kaisar membangun makam bawah tanah yang luas.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID