Tampilkan postingan dengan label BELARUSIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BELARUSIA. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 November 2018

Rusia Siap Pasok Senjata untuk Belarus



Rusia Siap Pasok Senjata untuk Belarus
Rusia siam mensuplai senjata untuk Belarus jika diperlukan. Foto/Istimewa

MINSK - Rusia siap menyediakan Belarus senjata jika diperlukan. Hal itu dikatakan Duta Besar Rusia untuk Belarus Mikhail Babich.

"Semua bantuan yang diperlukan akan disediakan dalam format dan kuantitas yang akan konsisten dengan situasi," kata Babich ketika ditanya apakah Rusia siap memasok rudal ke Belarus jika ancaman terdeteksi dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Rusia tidak pernah memisahkan diri dari Belarus di sektor pertahanan," tegasnya seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (18/11/2018).

Babich mengatakan bahwa dari 2012 hingga 2015, NATO mengadopsi kebijakan aktif memperluas ke arah timur untuk menyebarkan berbagai fasilitas militer di dekat perbatasan Rusia.

Mengenai negosiasi yang sedang berlangsung tentang pangkalan militer Rusia di Belarusia, duta besar mengatakan itu tidak relevan.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan awal bulan ini bahwa Belarusia akan membutuhkan senjata yang lebih efektif jika NATO terus "mengintimidasi" dengan menyebarkan pangkalan di Polandia, atau dalam beberapa cara lain.

Namun, presiden juga mengatakan tidak perlu untuk menyebarkan pangkalan militer negara lain, termasuk Rusia, di Belarusia. Ia menambahkan bahwa percakapan yang sedang berlangsung tidak lebih dari obrolan biasa. 





Credit  sindonews.com



Jumat, 28 September 2018

Belarusia Tolak Rencana AS Bangun Pangkalan Militer di Polandia


Belarusia Tolak Rencana AS Bangun Pangkalan Militer di Polandia
Belarusia menyatakan penolakan atas rencana Amerika Serikat (AS) untuk membangun pangkalan militer permanen di Polandia. Foto/Istimewa

MINKS - Belarusia menyatakan penolakan atas rencana Amerika Serikat (AS) untuk membangun pangkalan militer permanen di Polandia. Menurut Belarusia, pembangunan pangkalan militer hanya akan memperburuk situasi di kawasan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Belarusia, Anatoly Glaz menuturkan, kemungkinan pembentukan pangkalan militer AS di Polandia tidak akan berkontribusi pada penguatan stabilitas regional. Minsk, lanjut Glaz, akan mengikuti situasi dan menyesuaikan kebijakannya jika rencana tersebut dilaksanakan.

"Di dunia teknologi modern, termasuk di bidang militer, mendirikan fasilitas militer asing tambahan dan mengerahkan pasukan asing ke wilayahnya sendiri adalah permainan zero-sum," ucap Glaz, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (27/9).

"Itu hanya melemahkan keamanan negara tertentu dan negara-negara tetangganya, menyumbang untuk meningkatkan ketegangan militer dan politik dan munculnya yang baru. Langkah-langkah seperti itu tidak akan memperkuat stabilitas, prediktabilitas dan transparansi yang sangat dibutuhkan kawasan kami saat ini," sambungnya.

Glaz kemudian mencatat bahwa Minsk dengan tegas percaya bahwa keamanan tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat dicapai dengan "membangun otot", merujuk pada penguatan militer.

"Kami sangat dekat dengan situasi ini. Tergantung pada perkembangan lebih lanjut, kami harus menyesuaikan pendekatan kami di daerah-daerah tertentu dengan cara tertentu," tukasnya. 



Credit  sindonews.com




Jumat, 22 September 2017

Latihan Perang Zapad 2017 Berakhir, Rusia Tarik Pasukan dari Belarus


Latihan Perang Zapad 2017 Berakhir, Rusia Tarik Pasukan dari Belarus

Rusia mulai menarik pasukannya dari Belarus setelah latihan perang Zapad 2017 berakhir pada Rabu (20/9/2017). Foto/function.mil.ru




MOSKOW - Ribuan tentara dan peralatan tempur Rusia mulai ditarik pulang dari Belarus setelah latihan perang Zapad 2017 berakhir. Latihan perang gabungan berskala besar itu telah memicu histeria di kalangan negara-negara NATO.

Penarikan pasukan Moskow diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia.“Pesawat militer Rusia (dan) helikopter yang terlibat dalam berbagai tahap latihan, termasuk yang dilakukan di wilayah Belarusia (Belarus), akan dipindah ke lapangan udara rumah mereka dalam dua hari,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan yang dilansir Interfax, Kamis (21/9/2017).

Latihan perang Zapad 2017 dimulai pada 14 September dan berlangsung sampai Rabu, 20 September 2017. Dalam latihan itu, Rusia mengirim sekitar 3.000 tentara ke Belarus yang berlatih di enam lokasi bersama dengan 7.000 tentara negara tuan rumah.

Sebaliknya, Rusia juga menyambut pasukan Belarus di tiga lokasi, termasuk wilayah Luzhsky, Leningrad.

Data kementerian pertahanan kedua negara menyatakan, kurang dari 13.000 tentara ikut ambil bagian dalam latihan gabungan. Selain itu, sekitar 70 pesawat, 680 kendaraan lapis baja, termasuk 250 tank, 200 senjata artileri, dan 10 kapal perang telah dikerahkan oleh kedua negara.

Sebanyak 90 pengamat asing dari 60 negara diundang untuk memantau latihan tersebut. Namun, manuver besar-besaran ini telah memicu histeria di Barat.

Beberapa kritikus Barat menduga bahwa latihan tersebut mencakup pengambilalihan wilayah. Selain itu, Rusia juga dituduh menempatkan pasukannya secara permanen di Belarus dengan modus latihan gabungan.

Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Polandia Beata Szydlo, dan Komandan Pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat di Eropa; Letnan Jenderal Ben Hodges, kompak mengungkapkan keprihatinan mereka atas latihan gabungan Rusia-Belarus.

Presiden Lituania Dalia Grybauskaite bahkan memusatkan perhatian soal manuver gabungan itu dalam pidatonya baru-baru ini di Sidang Majelis Umum PBB di New York. ”Kremlin sedang mendemonstrasikan skenario agresif terhadap tetangganya,” katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan langsung manuver gabungan kedua negara itu kemarin yang menambah kegusaran NATO. Namun, Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko mencoba untuk meredam kekhawatiran Barat.

”(Latihan perang) hanya melindungi kedaulatan negara kami, kepentingan nasional kami dan keluarga kami,” ujarnya. 

”Kegiatan dan kerjasama militer gabungan antara Belarus dan Rusia dalam latihan ini tidak ditujukan untuk negara-negara ketiga manapun dan hanya bertujuan melindungi kepentingan nasional kami,” lanjut pemimpin Belarus itu usai memantau tahap akhir latihan di Borisov.



Credit  sindonews.com