Tampilkan postingan dengan label JEPANG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JEPANG. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Mei 2019

Kaisar Naruhito Naik Takhta Gantikan Ayahnya Akihito


Kaisar Naruhito Naik Takhta Gantikan Ayahnya Akihito
Pangeran Mahkota Naruhito dan istrinya Masako. Foto/Istimewa

TOKYO - Kaisar baru Jepang Naruhito, yang dikenal sebagai sosok yang sungguh-sungguh dalam konservasi air, tengah dipersiapkan secara resmi untuk mengambil alih takhta pada Rabu (1/5/2019). Prosesi ini berlangsung sehari setelah ayahnya, Akihito, menyerahkan takhtanya, penyerahan takhta pertama di negara itu dalam dua abad.

Mantan Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko mengundurkan diri pada Selasa (30/4/2019) kemarin setelah tiga dekade menjadi bangsawan utama negara itu dalam upacara singkat dan sederhana, dengan Akihito berterima kasih kepada rakyat Jepang dan mengatakan ia berdoa untuk perdamaian.

Naruhito (59) secara teknis menggantikan ayahnya tepat pada tengah malam, tetapi kenaikannya ke Tahta Krisan akan diformalkan dalam upacara pada pagi hari ini. Bagian pertama proses ini tidak dihadiri oleh istri dan bangsawan perempuan seperti dikutip dari Reuters.

Pada tahap pertama upacara aksesi Naruhito, bangsawan kekaisaran akan menempatkan segel dan rahasia negara, bersama dengan peti yang berisi dua "Tiga Harta Karun" Jepang - pedang dan permata - di meja di depannya sebagai bukti saknya suksesi.

Upacara ini akan dihadiri oleh kelompok kecil termasuk bangsawan pria dewasa dan perwakilan dari tiga cabang pemerintah, termasuk Perdana Menteri Shinzo Abe dan kabinetnya.

Akihito dan Michiko tidak akan hadir, tetapi Satsuki Katayama, satu-satunya wanita di kabinet Abe, akan menjadi wanita pertama dalam sejarah modern yang hadir dalam upacara itu.

Setelah itu, bangsawan perempuan akan memasuki ruangan dan Naruhito akan membuat pernyataan publik pertamanya sebagai kaisar. Penobatan resmi akan berlangsung pada upacara yang lebih rumit pada bulan Oktober yang dihadiri oleh pejabat tinggi dari Jepang dan seluruh dunia.

Naruhito, kaisar pertama yang lahir setelah Perang Dunia Kedua dan yang pertama dibesarkan sendiri oleh orang tuanya, mengatakan pada hari ulang tahunnya pada bulan Februari lalu bahwa menggantikan ayahnya membuatnya khidmat.

Mengingat latar belakang Naruhito dan istrinya, Masako, seorang mantan diplomat berusia 55 tahun - yang mencakup pengalaman panjang belajar dan tinggal di luar negeri - harapan begitu tinggi bahwa mereka mungkin mempunyai pandangan internasional yang lebih luas dan lebih dekat dengan kehidupan banyak orang Jepang.

Suksesi kekaisaran Jepang terakhir pada tahun 1989 terjadi selama berkabung untuk ayah Akihito, Hirohito.

Namun kali ini suasananya lebih meriah. Jepang telah diramaikan spanduk menyambut Reiwa - nama era baru untuk pemerintahan Naruhito - selama liburan 10 hari yang belum pernah terjadi sebelumnya. Acara hitung mundur diadakan pada Selasa malam di klub-klub di seluruh negara, dengan orang-orang bersorak saat jam berdetak hingga tengah malam dan kembang api diluncurkan ke langit di beberapa daerah.

Pada hari Rabu pagi, rambu-rambu listrik di sistem kereta bawah tanah Tokyo memuat pesan "selamat kepada kaisar atas aksesinya" dan para pekerja di sebuah toko elektronik di pusat kota Tokyo mengenakan kemeja merah bertuliskan "Selamat Era Baru Reiwa."

“Tirai telah naik pada era baru yang akan dipenuhi dengan harapan,” kata ucap seorang warga Jepang Hiroshi Takahashi (78) di luar toko permen tradisional 'Wagashi'.

"Kaisar baru memiliki kepribadian yang mengagumkan dan saya harap dia menciptakan keluarga kerajaan yang baik yang mengekspresikan kepribadiannya sendiri," harapnya.




Credit  sindonews.com




Senin, 29 April 2019

AS Bantu Operasi Pencarian F-35 Jepang yang Jatuh


AS Bantu Operasi Pencarian F-35 Jepang yang Jatuh
Angkatan Laut AS ikut membantu pencarian pesawat tempur F-35A Jepang yang jatuh pada 9 April lalu. Foto/Istimewa

 

WASHINGTON - Sebuah kapal pencarian laut milik swasta bersama tim penyelamat Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah berangkat ke Okinawa, Jepang. Mereka akan membantu operasi pencarian pesawat tempur F-35A Jepang yang jatuh. Demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak Angkatan Laut AS.

"Kapal DSCV Van Gogh adalah platform penyelaman serbaguna dan platform konstruksi yang dilengkapi dengan kendaraan yang dioperasikan oleh Angkatan Laut AS dan sistem locator pinger yang ditarik," kata pernyataan itu seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (26/4/2019).

Seorang pejabat senior Angkatan Laut AS mengatakan kepada CNN pada hari Rabu bahwa upaya pencarian mendekati pesawat. 

"Kami punya ide yang cukup bagus terkait hal itu," ujarnya.

Pesawat tempur F-35A milik Angkatan Udara Jepang (JASDF) hilang saat latihan sekitar 137 kilometer di sebelah timur Pangkalan Udara Misawa pada 9 April lalu.

Kementerian Pertahanan Jepang mengkonfirmasi bahwa jet tempur canggih itu mengalami kecelakaan di perairan timur laut negara tersebut. Ini menjadi kecelakaan pertama dari pesawat tempur kursi tunggal F-35A di mana pun di dunia.Kecelakaan itu tidak hanya menimbulkan pertanyaan tentang keandalan pesawat tempur canggih yang dirancang AS tersebut, tetapi juga memicu kekhawatiran atas rencana pemerintah Jepang untuk membeli lebih dari 105 pesawat tempur itu senilai USD100 juta. Pembelian itu adalah upaya untuk merombak armada jet andalannya yang sudah tua sebagai bagian dari pedoman pertahanan nasionalnya yang kontroversial.







Credit  sindonews.com







Senin, 22 April 2019

Jepang Yakinkan AS Tetap Beli Jet Tempur F-35 Meski Sudah Jatuh


Jepang Yakinkan AS Tetap Beli Jet Tempur F-35 Meski Sudah Jatuh
Pesawat-pesawat jet tempur siluman F-35A Jepang saat menjalani misi pelatihan. Foto/Courtesy of Japan Air Self-Defense Force

TOKYO - Jatuhnya sebuah jet tempur siluman F-35A Jepang baru-baru ini tidak akan menghentikan rencana Tokyo untuk membeli lebih banyak pesawat canggih tersebut dari Lockheed Martin. Menteri Pertahanan Jepang Takeshi Iwaya meyakinkan hal itu ketika bertemu rekannya dari Amerika Serikat (AS).

"Pada titik ini, kami tidak memiliki informasi spesifik yang akan mengarah pada perubahan dalam rencana pengadaan," kata Iwaya, seperti dikutip Nikkei Asian Review, Senin (22/4/2019). Dia bertemu Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan di Pentagon pada Jumat pekan lalu.

Iwaya mengatakan dia dan Shanahan membahas rencana Jepang untuk penyebaran peralatan pertahanan Amerika, termasuk pembelian F-35.

Pemerintah Jepang memosisikan F-35 yang sebagian besar dikembangkan di AS sebagai tulang punggung angkatan udaranya untuk menggantikan F-4 dan F-15 yang sudah tua.

Setelah mengajukan pesanan awal 42 unit F-35A, kabinet Jepang tahun lalu menyetujui rencana untuk membeli 105 unit lagi. Penambahan itu termasuk 42 unit F-35B, varian F-35 yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal dan dapat digunakan dari kapal perusak Jepang tang telah dikonversi menjadi kapal induk.

Pembelian tambahan oleh Jepang tersebut diputuskan setelah seruan berulang Presiden AS Donald Trump agar Tokyo membeli lebih banyak peralatan pertahanan Amerika untuk mengecilkan surplus perdagangannya. Trump secara pribadi berterima kasih kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe karena telah membeli begitu banyak F-35 ketika kedua pemimpin bertemu di Argentina November lalu.

Jepang telah menerima 13 unit F-35A sejauh ini, empat di antaranya dibuat di AS dan sisanya dirakit di Jepang dari komponen Amerika. Pemerintah berencana untuk membeli enam lagi tahun fiskal ini. Ke depan, Tokyo akan tetap mengimpor jet tempur tersebut dengan alasan lebih hemat biaya.

Meskipun Pasukan Bela Diri Jepang belum menempatkan F-35 ke dalam layanan aktif, Tokyo berharap bahwa menambahkan pesawat buatan AS ke armadanya akan membantu fungsi pencegah yang lebih besar. Pertimbangannya adalah kemampuan jet tempur F-35 akan dilengkapi rudal pencegat canggih yang berpotensi menghancurkan rudal balistik musuh di udara.

Namun, kecelakaan selama misi pelatihan pada 9 April lalu dapat menggagalkan rencana-rencana tersebut. Masih sedikit informasi yang diketahui tentang jatuhnya jet tempur siluman itu karena AS dan Jepang masih menjelajahi Laut Pasifik di lepas pantai timur laut Jepang untuk mencari puing-puing jet tersebut.

Pilot, yang masih hilang, telah menyerukan misi untuk berakhir sebelum pesawatnya jatuh. Jika insiden itu ternyata disebabkan oleh cacat pada pesawat, Tokyo bisa menghadapi seruan publik untuk berhenti membelinya.

Menurut Departemen Pertahanan, lima dari 13 unit F-35A Jepang telah terlibat dalam tujuh pendaratan darurat. Dua insiden melibatkan kesalahan pada pesawat yang kemudian jatuh. Jet-jet canggih itu rutin diperiksa untuk memastikan aman untuk terbang. Pemeriksaan tambahan juga telah dilakukan untuk melihat apakah ada kaitan dengan kecelakaan 9 April lalu.

AS belum mengungkapkan rincian teknologi canggih F-35 ke negara lain, dan ada kekhawatiran bahwa China atau Rusia bisa mendapatkan puing-puingnya dan mengungkap beberapa rahasia, termasuk kemampuan jet untuk menembak jatuh rudal balistik. Ini adalah salah satu alasan mengapa Washington mengirim sejumlah kapal ke lokasi kejadian untuk membantu menemukan puing-puing F-35A.

Jika penyebab kecelakaan itu ternyata melibatkan informasi sensitif tentang pesawat itu, AS mungkin enggan membagikannya dengan sekutu terdekatnya, Jepang. 





Credit  sindonews.com




Minggu, 14 April 2019

Khawatir Rusia dan China Temukan Jet Tempur F-35 Jepang, AS Panik


Khawatir Rusia dan China Temukan Jet Tempur F-35 Jepang, AS Panik
Pesawat jet tempur siluman F-35A Lockheed Martin. Foto/Courtesy of the Japan Air Self-Defense Force

TOKYO - Militer Amerika Serikat (AS) dan Jepang mengerahkan sejumlah sumber daya yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk mencari puing-puing jet tempur siluman F-35A yang hilang dari pantauan radar. Pencarian secara panik itu dilakukan karena Washington khawatir Rusia dan China menemukannya terlebih dahulu dan rahasia teknologi silumannya bisa direbut.Pesawat tempur siluman F-35A lenyap dari pantauan radar di lepas pantai Jepang hari Selasa lalu. Pasukan Bela Diri Jepang dan militer AS telah mengerahkan pesawat dan kapal dalam pencarian tak biasa di Samudra Pasifik.Militer kedua pihak berupaya untuk menemukan puing-puing jet tempur tersebut beserta pilotnya, Mayor Akinori Hosomi.Mengutip Nikkei Asian Review, Minggu (14/4/2019), AS mengirim pesawat patroli P-8Ayang digunakan untuk mencari kapal selamuntuk misi pencarian. Kapal USS Stethem yang dilengkapi dengan radar Aegis juga ikut dilibatkan dala misi yang sama. Tak cukup itu, pesawat pembom B-52 ikut diterbangkan dari sebuah pangkalan udara di Guam.AS telah menempatkan tingkat prioritas yang belum pernah terlihat sebelumnya pada kecelakaan tersebut. Itu mungkin karena F-35A diharapkan memainkan peran penting dalam masa depan perang modern. Respons ini berbeda ketika sebuah jet tempur F/A-18 bertabrakan dengan sebuah pesawat pengisi bahan bakar KC-130 Hercules di lepas pantai Jepang pada bulan Desember yang menewaskan enam orang di dalamnya. Skala pencarian insiden F/A-18 tak sebesar misi untuk menemukan F-35A.F-35, yang dikembangkan oleh Lockheed Martin, adalah pesawat tempur generasi kelima yang dikembangkan setelah Washington menginvestasikan banyak tahun dan miliaran dolar untuk penelitian. Jet ini diharapkan mampu menangani misi AS, Jepang, Inggris, Australia dan sekutu lainnya selama beberapa dekade mendatang. Pesawat ini menarik perhatian karena teknologinya memungkinkan untuk menghadapi sistem pertahanan rudal musuh.F-35 memiliki kemampuan untuk memuat rudal pencegat canggih yang akan dikembangkan nanti. Pesawat, diterbangkan oleh pilot Jepang dan Amerika, akan mempertaruhkan posisi siap siaga untuk mendeteksi dan menembak jatuh rudal balistik selama fase boost awal-nya, ketika rudal berada pada kecepatan paling lambat.Kemampuan untuk menghancurkan rudal balistik di udara tidak hanya akan berfungsi sebagai pertahanan terhadap peluncuran rudal China dan Korea Utara, tetapi akan menambah lapisan perlindungan tambahan terhadap Rusia. Analis militer percaya bahwa jika terjadi perang, Rusia akan menargetkan sistem perisai rudal Aegis darat dengan senjata nuklir kecil untuk memungkinkannya menembakkan rudal lainnya. F-35 akan menambah lapisan pertahanan ekstra dengan kemampuan mereka untuk mencegat serangan balistik.Dengan latar belakang inilah AS telah menangguhkan pengiriman peralatan F-35 ke sekutu NATO-nya, Turki, karena Ankara nekat membeli sistem rudal S-400 buatan Rusia.Setiap informasi tentang teknologi dalam F-35 sangat diminati. China dilaporkan telah memperoleh bagian dari cetak biru F-35 melalui cybertheft. Beijing telah memajukan program tempur silumannya sendiri dengan menggunakan jet J-20 miliknya untuk menyaingi F-35.Tidak sulit untuk membayangkan bahwa militer dan intelijen intelijen di Beijing dan Moskow mengeluarkan "air liur" untuk melacak F-35A di laut. Fakta bahwa militer AS telah mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengirimkan bomber B-52 ke daerah jatuhnya pesawat F-35 adalah pesan keras bahwa Washington tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh pesawat siluman tersebut.AS memiliki pengalaman langsung dengan menyelamatkan teknologi sensitif dari puing-puing. Lima dekade lalu, Washington memanfaatkan peluang emas untuk mendapatkan senjata musuh yang didambakan dari laut.Pada tahun 1968, sebuah kapal selam Soviet yang dilengkapi dengan rudal nuklir meledak dan tenggelam di perairan dekat Hawaii. Dalam sebuah operasi yang secara resmi bernama "Project Azorian"—tetapi mungkin lebih dikenal dengan julukan "Project Jennifer"—militer AS mendeteksi suara ledakan melalui SOSUS—sistem surveillance berbasis suara pada rantai pos-pos pendengaran bawah air—dan berhasil menemukan kapal K-129 Soviet yang tenggelam.CIA membangun kapal penyelamat besar khusus untuk operasi dan pada tahun 1974, enam tahun setelah K-129 Soviet tenggelam, dengan kedok penambangan nodul mangan dari dasar laut. Saat itu, AS berhasil mengambil K-129, yang penuh dengan rahasia militer.Soviet, secara alami, juga bertujuan untuk menyelamatkan kapal selamnya sendiri, tetapi karena kurangnya teknologi sonar, dan fakta bahwa lokasi itu berada di luar Hawaii, mereka gagal mencapai kapal selam sebelum Amerika menemukannya.F-35A yang menabrak laut Pasifik kali ini diperkirakan tenggelam di dasar laut sekitar 1.500 meter. Meskipun sulit, bukan tidak mungkin untuk diselamatkan. Teknologi untuk mendeteksi objek yang tenggelam telah meningkat secara signifikan sejak 45 tahun yang lalu, dan jet tempurnya jauh lebih kecil dan lebih mudah diangkat dibandingkan dengan K-129.Lokasi kecelakaan sekitar 150 km dari Prefektur Aomori Jepang dan di dalam zona ekonomi eksklusif Jepang. China dan Rusia tidak dapat melakukan operasi pencarian atau penyelamatan tanpa izin Tokyo. Tetapi tidak sepenuhnya mustahil bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China atau pun militer Rusia akan mengerahkan kapal selam atau drone bawah air untuk mencoba mencapai F-35A.Nasib F-35A yang tenggelam memiliki potensi untuk mengubah keseimbangan kekuatan udara di antara kekuatan-kekuatan utama dunia. Tidak diragukan lagi, peserta lain dari program F-35A, seperti Inggris, Australia dan Israel, akan menonton dengan cermat.



Credit  sindonews.com




Jumat, 12 April 2019

Investigator Bingung Temukan Penyebab Jatuhnya F-35 Jepang



Investigator Bingung Temukan Penyebab Jatuhnya F-35 Jepang
Investigator belum menemukan penyebab jatuhnya pesawat tempur siluman F-35 di Samudera Pasifik. Foto/Istimewa


TOKYO - Para penyelidik masih belum menemukan penyebab jatuhnya salah satu dari pesawat tempur siluman F-35 Jepang di Samudera Pasifik. Mereka pun masih harus menghadapi tugas yang menakutkan untuk mengambil bagian-bagian jet yang sangat rahasia dari kedalaman laut.

Para penyelidik dari Angkatan Udara Jepang telah menemukan bagian-bagian kecil sayap F-35 mengambang di laut. Temuan puing-puing ini menunjukkan pesawat canggih itu menghantam air, tetapi tidak diketahui mengapa pesawat itu bisa hilang dari radar tanpa peringatan.

"Kami belum menemukan apa pun yang mengarah pada penyebabnya," kata seorang pejabat angkatan udara Jepang ketika pencarian berlanjut untuk pilot yang hilang seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/4/2019).

Angkatan Udara Jepang mengatakan 28 menit setelah lepas landas dengan tiga F-35 lainnya dari pangkalan udara Misawa di prefektur Aomori pada latihan terbang malam, jet itu lenyap dari radar militer sekitar pukul 7:27 malam, kata angkatan udara Jepang.

Menurut pejabat itu F-35 dilengkapi dengan transponder untuk mengetahui posisinya dan dapat dikonfigurasi untuk menerangi lingkup radar selama penerbangan latihan.

Saat kejadian, operator radar yang melacak jet menerima pesan pembatalan pelatihan dari pesawat yang hilang sebelum menghilang sekitar 135 km timur dari pangkalan. Tidak ada komunikasi dari pilot yang mengindikasikan adanya masalah dengan pesawat.

"Pesawat itu tidak melakukan latihan tingkat rendah, menyarankan pilot veteran dengan 3.200 jam terbang tetapi hanya 60 jam di F-35, seharusnya memiliki waktu untuk bereaksi terhadap keadaan darurat," kata pejabat angkatan udara itu.

Puing-puing pesawat tempur senilai 126 juta dolar itu berada pada kedalaman sekitar 1.500 meter, termasuk perekam data penerbangan yang akan menjelaskan apa yang terjadi di lepas pantai Jepang utara pada Rabu malam.

Militer Jepang mungkin harus menyewa perusahaan penyelamat laut dengan kapal selam yang mampu mengambilkan rongsokan pesawat dari air yang dalam. Sejumlah perusahaan menjadi kandidat termasuk dua perusahaan penyelamatan laut terbesar di Jepang.

Fukuda Salvage dan Marine Works berhasil mengangkat kapal perang yang rusak selama perang Rusia-Jepang, sementara Nippon Salvage berbagi akar korporatnya dengan Mitsubishi Heavy Industries, perusahaan yang mengumpulkan F-35 yang hilang.

"Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan operasi penyelamatan tergantung pada banyak faktor dan tidak mungkin untuk mengatakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat F-35," kata seorang pejabat Salvage Fukuda, seraya menambahkan bahwa akan dibutuhkan lebih dari beberapa hari .

Sementara seorang insinyur di Nippon Salvage mengatakan kondisi pesawat tempur bermesin tunggal, bagian dari skuadron 12 pesawat yang baru saja beroperasi, mungkin akan menjadi faktor terbesar dalam merencanakan operasi penyelamatan.

"(Kondisi) utuh bisa ditarik oleh crane, tetapi jika rusak maka kapal selam harus mengumpulkan fragmen," katanya.

"Pertanyaannya adalah apakah kamu ingin mengumpulkan semua bagian," imbuhnya.

Sebelum pengangkatan itu bisa dimulai, bagaimanapun, militer Jepang harus menemukan puing-puing peralatan militer AS yang sangat rahasia. 






Credit sindonews.com




Jepang Izinkan Penduduk Kota Sekitar PLTN Fukushima Kembali


Jepang Izinkan Penduduk Kota Sekitar PLTN Fukushima Kembali
Ilustrasi Kota Namie, Prefektur Fukushima, Jepang yang dievakuasi akibat radias kebocoran PLTN Fukushima Dai-ichi. (REUTERS/Toru Hanai)



Jakarta, CB -- Pemerintah Jepang pada Rabu (10/4) untuk pertama kalinya mengizinkan penduduk di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima kembali ke tempat tinggalnya. Mereka selama delapan tahun harus mengungsi karena kebocoran radiasi nuklir akibat tsunami pada 2011.

Meski begitu, penduduk Kota Okuma yang berada dekat PLTN tidak seluruhnya mau kembali. Berdasarkan survei, lebih dari setengah dari 10 ribu penduduk yang terdaftar memutuskan tidak kembali ke sana.

Hanya sekitar 3,5 persen dari mereka yang mau setelah diperbolehkan tinggal di kawasan yang dianggap aman dari bahaya radiasi.


"Ini merupakan batu lompatan besar bagi kota ini," kata Wali Kota Okuma, Toshitsuna Watanabe dalam keterangan tertulis.


"Ini bukan tujuan. Namun, sebuah awal menuju pencabutan perintah evakuasi untuk seluruh kota," tuturnya lebih lanjut.

Pada Maret 2011, gempa bumi dan tsunami menghancurkan pembangkit listrik Tokyo Electric Power, Fukushima Dai-ichi, yang mencakup kota Okuma dan Futaba di pantai Pasifik.

Lebih dari 160 ribu orang mengungsi akibat bencana nuklir terburuk dalam seperempat abad terakhir. Sejak itu, luasan area terlarang berangsur-angsur menyusut. Sehingga kini hanya tersisa 399 kilometer persegi yang masih berbahaya untuk dihuni.

Kejadian itu dianggap sebagai bencana nuklir kedua yang terbesar, selain kebocoran reaktor nuklir Chernobyl pada 1986 di Pripyat, Ukraina ketika masih menjadi bagian dari Uni Soviet.


Pengadilan Distrik Yokohama belum lama ini memerintahkan pemerintah Jepang dan perusahaan Tokyo Electronic Power Corporation (TEPCO) membayar ganti rugi sebesar US$4 juta (sekitar Rp56,1 miliar) kepada para warga Fukushima yang baru-baru ini mengungsi. Mereka pergi karena wilayahnya ikut terdampak radiasi akibat kerusakan reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir akibat gempa bumi pada 2011 silam.

Dalam amar putusannya, Hakim Ken Nakadaira menyatakan pemerintah dan TEPCO sebenarnya bisa menghindari bencana kebocoran reaktor nuklir jika memperhitungkan ancaman gempa dan tsunami yang memicu kejadian itu.

Pada Maret lalu, Pengadilan Kyoto menyatakan pemerintah Jepang dan TEPCO bertanggung jawab atas kebocoran nuklir, dan meminta mereka membayar ganti rugi sebesar JPY110 juta (hampir Rp14 miliar) kepada 110 penduduk.


Meski demikian, pada pada September 2017 Pengadilan Chiba memutuskan hanya TEPCO yang harus bertanggung jawab penuh dan membayar seluruh ganti rugi. 




Credit  cnnindonesia.com


Kamis, 11 April 2019

Kaisar Akihito Rayakan HUT Pernikahan Terakhir di Istana


Kaisar Akihito Rayakan HUT Pernikahan Terakhir di Istana
Kaisar Jepang, Akihito, dan Permaisuri Michiko. (REUTERS/Kimimasa Mayama)




Jakarta, CB -- Kaisar Jepang Aikihito akan turun tahta pada akhir April mendatang. Dia dan Permaisuri Michiko memperingati hari jadi pernikahan mereka yang terakhir di istana hari ini, Rabu (10/4).

Kaisar Akihito akan turun tahta pada 30 April dan digantikan anak sulungnya, Putra Mahkota Naruhito, pada 1 Mei.

"Enam puluh tahun bersinar saling mendukung," tulis harian bisnis Nikkei seperti dilansir Reuters, Rabu (10/4).


Kisah romansa keduanya yang bertahan hingga 60 tahun dimulai dari pertandingan di lapangan tenis. Hal itu kemudian membuat Michiko gugup karena dirinya merupakan rakyat biasa pertama yang memiliki hubungan spesial dan menikahi pewaris takhta Kekaisaran Jepang.

"Untuk memutuskan tradisi di Jepang sangat sulit," kata Kazuo Oda, rekan sekaligus saksi ketika Akihito dan Michiko bertemu dalam pertandingan tenis pada Agustus 1957 dan menikah dua tahun kemudian.

Pernikahan itu memperbesar harapan kepada Michiko, seorang anak dari pengusaha kaya, bisa mengubah tradisi.

Dalam banyak hal, Michiko melakukan hal itu. Salah satunya adalah dengan terlibat langsung dalam membesarkan kedua putra dan putrinya. Ia bahkan mengemas makan siang mereka.

Dalam tradisi, biasanya anak-anak kerajaan dirawat dan dibesarkan perawat dan pembantu kerajaan.

Michiko juga memimpin pendekatan kepada masyarakat terutama para lansia berkebutuhan khusus, serta para korban bencana. Ia sering menunduk untuk berbicara dengan masyarakat, sebuah gestur yang mengejutkan pihak konservatif tetapi disayangi masyarakat umum.
Kaisar Akihito Rayakan HUT Pernikahan Terakhir di Istana
(CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
Kendati demikian, Michiko sering diberitakan memiliki kesehatan buruk, yang kemudian menurut orang dalam istana dikaitkan dengan perlakuan kasar para abdi dalem kerajaan serta ibu mertuanya. Michiko kerap mengaku sedih dan cemas.

"Hidup sebagai putri mahkota dan menjadi permaisuri bukan proses mudah bagi saya dengan cara apa pun," ucap Michiko saat ulang tahunnya ke-84 pada Oktober lalu.

Di sisi lain, Akihito sering mengungkapkan rasa terima kasih kepada istrinya itu. Pada peringatan hari jadi ke-50 pernikahan mereka, dia menyatakan tidak selalu cukup perhatian karena latar belakang mereka berbeda.

"Sang permaisuri menderita berbagai masa sulit. Hal itu wajar mengingat posisinya. Banyak waktu telah berlalu, tetapi kurasa kaisar bertanya-tanya apa yang seharusnya dia lakukan pada saat itu," kata seorang kenalan. 

Pasangan kekaisaran ini menandai ulang tahun pernikahan mereka dengan serangkaian upacara sederhana termasuk ucapan selamat resmi oleh keluarga dan pejabat, serta makan malam di Istana Kekaisaran.




Credit  cnnindonesia.com



Rabu, 10 April 2019

Jepang Dilaporkan Temukan Puing-puing F-35 yang Hilang Kontak



Jepang Dilaporkan Temukan Puing-puing F-35 yang Hilang Kontak
Tim pencarian dan penyelamatan Jepang dilaporkan telah menemukan puing-puing milik jet tempur siluman F-35. yang hilang di Samudra Pasifik, kemarin. Foto/Istimewa


TOKYO - Tim pencarian dan penyelamatan Jepang dilaporkan telah menemukan puing-puing milik jet tempur siluman Lockheed Martin F-35. Jet tempur itu menghilang di Samudra Pasifik, kemarin.

Juru bicara Angkatan Udara Bela Diri Jepang (ASDF) menuturkan pihaknya masih mencari pilot pesawat tersebut. "Pilot pesawat tersebut masih hiang," kata juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Kami menemukan puing-puing pesawat dan memutuskan bahwa itu dari F-35. F-35 berusia kurang dari satu tahun dan dikirim ke ASDF pada Mei tahun lalu," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (10/4).

Skuadron F-35 pertama Jepang baru saja beroperasi di pangkalan udara Misawa dan pemerintah berencana untuk membeli 87 pesawat tempur siluman untuk memodernisasi pertahanan udaranya saat kekuatan militer China tumbuh.

Kecelakaan F-35 ini sendiri akan menjadi yang kedua kalinya sejak pesawat itu terbang hampir dua dekade lalu. Itu juga akan menjadi kecelakaan pertama versi A dari pesawat tempur generasi kelima yang dirancang untuk menembus pertahanan musuh dengan menghindari deteksi radar.

Sebuah pesawat F-35B milik militer AS jatuh di dekat Pangkalan Udara Korps Marinir Beaufort di South Carolina pada bulan September yang mendorong dikandangkannya untuk sementara pesawat tersebut. Lockheed Martin juga membuat versi C dari pesawat tempur yang dirancang untuk dioperasikan di atas kapal induk. 



Credit  sindonews.com



Jepang Kandangkan Seluruh Jet Siluman F-35A




Jepang Kandangkan Seluruh Jet Siluman F-35A
Jepang mengkandangkan seluruh pesawat tempur siluman F-35A miliknya setelah salah satu pesawat itu hilang. Foto/Istimewa


TOKYO - Menteri Pertahanan Jepang, Takeshi Iwaya mengatakan, Angkatan Udara akan menangguhkan penerbangan F-35A untuk sementara waktu setelah hilangnya sebuah pesawat siluman tersebut. Sebuah jet siluman F-35A Lockheed Martin Angkatan Udara Jepang hilang di Samudra Pasifik dekat Jepang utara.

"Penyebab (penghilangan) tidak diketahui," Menteri Pertahanan Takeshi Iwaya seperti dikutip dari Kyodo, Rabu (10/4/2019).

Angkatan Udara Jepang mengatakan jet tempur kursi tunggal itu terbang sekitar 135 km timur pangkalan udara di Prefektur Aomori sekitar pukul 7:27 malam pada hari Selasa (9/4/2019).

"Militer telah meluncurkan pencarian untuk pesawat yang hilang dan pilotnya," kata Angkatan Udara Jepang dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters.

Iwaya mengatakan dia tidak mengetahui ada pesawat F-35A, yang dikembangkan bersama oleh sembilan negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Italia, pernah jatuh di dunia.

Jepang mulai mengerahkan F-35As, yang masing-masing seharga lebih dari USD90 juta, pada Januari tahun lalu untuk menggantikan jet tempur F-4 yang sudah tua.

Anggota skuadron 80 jet tempur siluman baru saja dibentuk bulan lalu.

Jepang berencana untuk akhirnya mengerahkan total 105 F-35A selain 42 pesawat lepas landas pendek F-35B yang akan dibeli di kemudian hari. 




Credit  sindonews.com




Jet Siluman F-35 Jepang Hilang Kontak di Atas Samudra Pasifik



Jet Siluman F-35 Jepang Hilang Kontak di Atas Samudra Pasifik
Jet tempur F-35. Foto/Istimewa


TOKYO - Militer Jepang mengatakan pihaknya kehilangan kontak dengan salah jet siluman F-35 Lockheed Martin di Samudra Pasifik dekat Jepang utara.

Skuadron F-35 pertama Jepang baru saja beroperasi di pangkalan udara Misawa dan pemerintah berencana untuk membeli 87 pesawat tempur siluman untuk memodernisasi pertahanan udaranya saat kekuatan militer China tumbuh.

Angkatan Udara Jepang mengatakan jet tempur kursi tunggal itu terbang sekitar 135 km timur pangkalan udara di Prefektur Aomori sekitar pukul 7:27 malam pada hari Selasa (9/4/2019).

"Militer telah meluncurkan pencarian untuk pesawat yang hilang dan pilotnya," kata Angkatan Udara Jepang dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters.

Kecelakaan F-35 ini akan menjadi yang kedua kalinya sejak pesawat itu terbang hampir dua dekade lalu. Itu juga akan menjadi kecelakaan pertama versi A dari pesawat tempur generasi kelima yang dirancang untuk menembus pertahanan musuh dengan menghindari deteksi radar.

Sebuah pesawat F-35B milik militer AS jatuh di dekat Pangkalan Udara Korps Marinir Beaufort di South Carolina pada bulan September yang mendorong dikandangkannya untuk sementara pesawat tersebut. Lockheed Martin juga membuat versi C dari pesawat tempur yang dirancang untuk dioperasikan di atas kapal induk.

Pesawat F-35 baru Jepang akan mencakup 18 varian short take off dan vertical landing (STOVL) B yang ingin digunakan di pulau-pulau di sepanjang tepi Laut China Timur. 




Credit  sindonews.com




Masuki Era Reiwa, Jepang Desain Ulang 3 Uang Kertas Yen



Ilustrasi mata uang Jepang Yen. REUTERS/Shohei Miyano
Ilustrasi mata uang Jepang Yen. REUTERS/Shohei Miyano

CB, Jakarta - Jepang mendesain ulang 3 jenis uang kertas yakni, 10 ribu yen, 5 ribu yen, dan seribu yen dengan menampilkan wajah 3 tokoh paling berpengaruh dalam modernisasi Jepang.
Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso mengatakan pada hari Selasa, 9 April 2019, desain baru 3 uang kertas itu akan diperkenalkan pada paruh pertama tahun fiskal 2024.


Untuk uang kertas tukaran 10 ribu yen, bagian depan uang berupa foto bankir sekaligus pebisnis terkenal yang dijuluki Bapak Kapitalisme Jepang, Eiichi Shibusawa (1840-1931). Shibusawa memainkan peran kunci dalam modernisasi perekonomian Jepang. Di bagian belakang uang berupa ilustrasi sat sisi dari stasion di Tokyo, Marunouchi.
Untuk 5 ribu yen, bagian depannya memuat gambar Umeko Tsuda (1864-1929), pendiri Universitas Tsuda, Tokyo. Tsuda bersekolah di Amerika Serikat dan menjadi pioner pendidikan perempuan Jepang di awal abad 20. Dan di bagian belakang akan memuat ilustarasi bunga-bunga khas Jepang.


Untuk uang kertas 1.000 yen, akan dimuat foto Shibasaburo Kitasato (1851-1931), ahli bakteri yang membantu pembentukan pondasi ilmu kedokteran modern di Jepang. Sedangkan di bagian belakang uang itu berupa The Great off Kanawaga, cetak balok kayu terkenal karya seniman ukyo-e, Katsushika Hokusai.
Foto uang baru ini akan diberi hologram 3D. Menurut Kementerian Keuangan Jepang, uang diberi hologram 3D merupakan yang pertama di dunia.
Menurut Aso, perubahan desain ketiga jenis itu tidak ada kaitannya dengan dimulainya era baru kekaisaran Jepang yang disebut Reiwa. Perubahan desain lebih pada mencegah pemalsuan setiap 20 tahun.


"Kami tidak terlalu meperhatikan pengumuman nama ea," kata Aso seperti dikutip dari Japan Times, Selasa, 9 April 2019.
Jepang juga akan memperkenalkan koin 500 yang baru pada paruh pertama tahun fiskal 2021.
Jepang terakhir kali memperkenalkan desain baru uang kertas yen pada tahun 2004, yang pengumumannya dilakukan pada 2002.




Credit  tempo.co






Kekaisaran Jepang Krisis Pewaris Takhta Laki-laki





Kaisar Jepang Akihito, disampingi oleh Permaisuri Michiko, menyampaikan pidato kepada para warga yang berkumpul di Istana Kekaisaran untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-85 di Tokyo, Jepang, 23 Desember 2018. [REUTERS / Issei Kato]
Kaisar Jepang Akihito, disampingi oleh Permaisuri Michiko, menyampaikan pidato kepada para warga yang berkumpul di Istana Kekaisaran untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-85 di Tokyo, Jepang, 23 Desember 2018. [REUTERS / Issei Kato]

CB, Jakarta - Turun takhta-nya Kaisar Jepang Akihito pada Mei mendatang memunculkan polemik baru, yakni tidak adanya pewaris laki-laki.
Silsilah Kekaisaran Jepang berdasarkan keturunan laki-laki saat ini hanya menyisakan Pangeran Hishashito, putra sang Putra Mahkota Naruhito, yang masih berusia 12 tahun.


Sejak tahun 1947, pewaris takhta Jepang kebanyakan adalah perempuan. Tapi, di tahun yang sama, pewaris takhta perempuan tidak diatur dalam pedoman kekaisaran.
Tidak dipungkiri dari masalah ini, nantinya ada sebuah undang-undang baru yang memungkinkan seorang permaisuri diizinkan untuk memimpin.
Masyarakat Jepang tidak keberatan jika seorang permaisuri memimpin Jepang di masa mendatang, walaupun ini masih sangat lama.


Dalam jajak pendapat yang digelar surat kabar lokal, pada Oktober-November tahun lalu, sebanyak 67 persen suara menginginkan adanya perubahan (amendemen) aturan mengenai pewaris takhta kekaisaran.
"Saya sangat menyayangkan ini. Hanya karena Putri Aiko seorang perempuan, mengapa kita tidak mengadopsi sistem seperti Kerajaan Inggris yang dipimpin Ratu Elizabeth II?" ujar Mizuho, warga Tokyo berusia 30 tahun.

Dari kiri: Putri Mahkota Jepang Masako, Putra Mahkota Naruhito, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko menghadiri penampilan publik untuk perayaan Tahun Baru di Istana Kekaisaran di Tokyo, Jepang, 2 Januari 2017. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Aturan saat ini menyebut bahwa putri-putri Kekaisaran Jepang akan kehilangan gelarnya jika menikahi non bangsawan, seperti Putri Mako, cucu Akihito yang menikahi warga biasa.
Usulan pewaris perempuan ini diyakini dari sebuah legenda berusia 250 tahun, yang berkisah tentang permaisuri pertama Jepang, Gosarumakachi yang diyakini sebagai utusan Dewi Matahari, Amaterasu.

Dengan pertimbangan tersebut, parlemen diminta untuk melakukan amandemen setelah penobatan Kaisar Naruhito 1 Mei mendatang, dengan catatan perumusan tersebut hanya dihadiri oleh legislator laki-laki.
Yuji Otabe, dosen Sejarah Jepang dari Universitas Shizouka menanggapi isu tersebut dengan mengatakan "mereka (kekaisaran) tidak ingin merasakan tekanan yang sama".

Keraguan Jepang terhadap kepemimpinan permaisuri bermula saat Putri Masako yang saat itu masih bertugas sebagai diplomat sakit berkepanjangan akibat tidak beradaptasi dengan baik dalam tradisi kekaisaran yang berpengaruh terhadap rendahnya keturunan laki-laki.
Peneliti keluarga kaisar, Hideo Tsuboi, mengatakan Kekaisaran Jepang dan Kerajaan Inggris sangatlah berbeda, sehingga menyebabkan sang permaisuri depresi.
"Kerajaan Inggris membolehkan keturunan perempuan memimpin takhta kerajaan, mungkin inilah yang membuat sang permaisuri tertekan," ujar peneliti Kekaisaran Jepang tersebut.




Credit  tempo.co





Kamis, 04 April 2019

Warga Cina Persoalkan Penamaan Kekaisaran Jepang Setelah Akihito


Kaisar Jepang Akihito (kiri) dan dan Permaisuri Michiko melambaikan tangan kepada simpatisan saat penampilan publik Tahun Baru di Istana Kekaisaran di Tokyo, 2 Januari 2018. Akihito akan menyerahkan Tahta Krisan kepada putranya tahun depan. AP
Kaisar Jepang Akihito (kiri) dan dan Permaisuri Michiko melambaikan tangan kepada simpatisan saat penampilan publik Tahun Baru di Istana Kekaisaran di Tokyo, 2 Januari 2018. Akihito akan menyerahkan Tahta Krisan kepada putranya tahun depan. AP
CB, Jakarta - Kekaisaran Jepang menuju era baru setelah Kaisar Akihito yang berkuasa hampir 30 tahun memutuskan mengundurkan diri sebagai Kaisar pada 30 April 2019. Akihito naik takhta pada 8 Januari 1989 menggantikan ayahnya Hirohito yang meninggal. Tradisi pemberian nama kekaisaran menjadi hal menarik bersamaan dengan pergantian kekuasaan di Jepang.
Nama Reiwa diambi sebagai nama kekaisaran baru yang dipimpin oleh anak sulung Akihito, pangeran Naruhito mulai 1 Mei 2019.

Dalam penamaan kekaisaran, Jepang ternyata keluar dari tradisi terdahulu dengan meninggalkan penamaan dari puisi klasik Cina dan kembali ke puisi klasik Jepang yang sudah diwariskan 1200 tahun lalu. Kata Reiwa diambil dari kumpulan puisi klasik Jepang pada era Manyoshou (600-759 Masehi). Rei-wa terdiri dari 2 karakter kanji yaitu” (Rei)” yang berarti keindahan dan “ (Wa)” yang berarti keharmonisan.
Berdasarkan dua kata itu, Reiwa atau “ mengandung arti budaya akan lahir dan dipelihara ketika orang-orang menyelaraskan hati mereka secara harmoni.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan, dengan menjadikan Manyoshou sebagai pedoman alam dan musim, dia berharap ke depannya bisa mewariskan nilai budaya yang dikandung dari kata Reiwa kepada generasi muda. Penamaan dinasti juga dimaksudkan sebagai bentuk apresiasi generasi muda dan seluruh rakyat Jepang termasuk petani, dan kalangan masyarakat lainnya untuk terus membangun Jepang.
Namun, pilihan kata Reiwa untuk menamai kekaisaran Jepang setelah Akihito telah menuai protes dari warga Cina. Mereka menyindir bahwa pemilihan nama Reiwa adalah sebuah langkah mundur bagi Jepang karena tidak terinspirasi dari puisi klasik Tiongkok pada umumnya.

Saat Jepang mengumumkan pengunduran diri Kaisar Akihito, warga Cina dengan antusias meneBAK nama dinasti berikutnya karena terinspirasi dari Manyoshou. Bagi masyarakat Cina, Rei dilafalkan “ling” dalam bahasa Cina yang berarti orde, dan Wa dilafalkan “he” berarti perdamaian.
Sebelum diresmikan parlemen, kritik sudah dilayangkan oleh warga Cina. “Aku tidak tahu apa makna dari Era Reiwa sendiri," ujar seorang wanita Cina berusia 36 tahun. “Namanya mudah dituliskan, tapi terdengar aneh bagi warga Cina.”
Opini mengenai Reiwa terus berdatangan. Salah satunya dari pria Cina berusia 24 tahun yang tidak disebutkan namanya. Ia bertanya: “Apakah itu bermakna ‘seseorang yang memesan perdamaian? Itu sukar dimengerti."
Meskipun kritik terus berdatangan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang. mengapresiasi keputusan Jepang soal penamaan kekaisaran di bawah kepemimpinan anak sulung Akihito, pangeran Naruhito.
" Karena itu adalah keinginan dari Jepang sendiri” ujar Shuang.

Di Jepang, antusiasme tinggi masyarakat atas penamaan kekaisaran tersebut. “Era Heisei adalah era yang damai, meskipun kriminalitas ada, setidaknya perang tidak terjadi” ujar Hisako Tanura, warga Kobe berusia 70 tahun.
Begitu pula Atsuhiro Ono, 21 tahun, mahasiswa prefektur Hyogo: “Kita sebagai masyarakat harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah dengan pikiran positif.”
Jepang masih menjaga tradisi penamaan dinasti mereka dan tetap menggunakan kalender Masehi untuk dokumen resmi. Seperti dalam surat kabar, SIM, koran, dan lain-lain, yang menggunakan nama khusus.
Contohnya, Dinasti pertama, Dinasti Taishou (1912-1926) menggambarkan kebesaran Jepang, kemudian dilanjutkan Dinasti Showa (1926-1989), yang menggambarkan pembangunan dan keterbukaan Jepang yang disertai Restorasi Meiji, membuka Jepang pada dunia pada tahun 1816-1912, era kebangkitan Jepang. Era Heisei, (1989-2019) menandakan modernisasi Jepang dan era perdamaian di masa kekaisaran Akihito. Pada masa ini, perekonomian Jepang sedang tumbuh dengan pesat.
Era kekaisaran Reiwa bergulir pada 1 Mei mendatang. Sekali pun perekonomian sedang baik, namun Jepang menghadapi sejumlah tantangan seperti populasi rakyat berusia di atas 85 tahun terus bertambah yang mengancam ketersediaan tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi. 







Credit  tempo.co





Senin, 01 April 2019

Reiwa, Simbol Harapan dalam Nama Era Baru Kekaisaran Jepang


Reiwa, Simbol Harapan dalam Nama Era Baru Kekaisaran Jepang
PM Jepang, Shinzo Abe, menjelaksan makna Reiwa, nama era baru kekaisaran setelah abdikasi Kaisar Akihito akhir bulan ini. (Franck Robichon/Pool via Reuters)



Jakarta, CB -- Setelah penantian panjang, rakyat Jepang akhirnya mengetahui nama era baru kekaisaran di negara mereka setelah Kaisar Akihito menyerahkan takhta Krisantemum kepada putranya, Pangeran Naruhito, pada 1 Mei mendatang.

Reiwa, demikian tulisan di papan putih yang diangkat oleh Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, ketika mengumumkan nama era baru kekaisaran tersebut pada Senin (1/4).

Nama ini tidak asal dipilih. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengungkap bahwa sejumlah harapan tersimpan dalam nama tersebut.


Menurut Shinzo, nama tersebut diambil dari Manyoshu, sebuah antologi puisi berusia 1.200 tahun yang "menjadi simbol kebudayaan dan tradisi lama bangsa."

"Layaknya bunga indah yang mekar, ini menjadi simbol kedatangan musim semi setelah musim dingin yang pahit. Setiap warga Jepang dapat berharap pada masa depan dan membuat bunga mereka sendiri bersemi," ucap Shinzo.

Pemerintah memiliki alasan tersendiri memilih Manyoshu menjadi inspirasi nama era baru kekaisaran tersebut.

"Manyoshu adalah satu koleksi yang mengekspresikan kekayaan budaya bangsa, yang harus kami banggakan, sama seperti alam indah negara ini," tutur Shinzo.

Secara etimologi, Reiwa sendiri terdiri dari dua huruf kanji. Pertama, "Rei" yang mengandung makna ganda, yaitu "perintah" dan "peruntungan baik." Sementara itu, "wa" biasanya diterjemahkan menjadi "damai" atau "harmoni".

"Dengan pemilihan nama era baru ini, saya memperbarui komitmen saya untuk memulai era baru yang akan dipenuhi harapan," ucap Shinzo sebagaimana dikutip Reuters.

Pengumuman nama era baru kekaisaran ini sangat dinanti oleh rakyat Jepang. Di hari pengumuman, para warga terlihat berkumpul untuk bersama-sama mendengarkan nama era baru kekaisaran.

Rakyat kian penasaran karena proses pemilihan nama tersebut sangat dirahasiakan. Begitu spesial, pemerintah sampai-sampai membentuk satu tim berisi sembilan orang, termasuk seorang pemenang Nobel, untuk membuat nama era baru kekaisaran ini.

Tak asal terdengar bagus, nama era kekaisaran pimpinan Naruhito ini juga harus sesuai dengan karakteristik yang ketat.

Sejak dulu, nama era kekaisaran Jepang harus terdiri dari dua huruf kanji, mudah dibaca dan ditulis, juga tak terdengar umum.

Huruf depan nama era kekaisaran itu juga tidak boleh sama dengan era sebelumnya, yaitu Hesei, Showa, Taisho, dan Meiji.

Keempat nama era kekaisaran tersebut diambil dari literatur China. Nama era kali ini pun dianggap spesial karena berakar pada kumpulan puisi literatur Jepang.

"Interpretasi Abe menggaungkan seruannya agar Jepang bangga akan akar dan tradisinya. Dia ingin Jepang bangga akan negaranya," ujar profesor ilmu politik di Sophia University, Koichi Nakano. 




Credit  cnnindonesia.com



Reiwa, Nama Resmi Era Baru Kekaisaran Jepang


Reiwa, Nama Resmi Era Baru Kekaisaran Jepang
Jepang mengumumkan nama era baru kekaisaran di negara mereka yang akan dimulai bulan depan, setelah Kaisar Akihito turun takhta pada akhir April mendatang. (Franck Robichon/Pool via Reuters)



Jakarta, CB -- Jepang mengumumkan nama era baru kekaisaran di negara mereka yang akan dimulai bulan depan, setelah Kaisar Akihito turun takhta pada akhir April mendatang.

"Beberapa saat lalu, pemerintah memutuskan dalam rapat kabinet mengenai nama era baru dan cara mengucapkannya," ujar Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga.

Ia kemudian mengangkat papan putih dengan guratan kaligrafi tradisional bertuliskan "Reiwa" di atasnya.


Sebagaimana dilansir AFP, kata tersebut terdiri dari dua karakter. Pertama, "Rei" yang memiliki makna ganda, yaitu "perintah" dan "peruntungan baik." Sementara itu, "wa" biasanya diterjemahkan menjadi "damai" atau "harmoni".


Pemerintahan Jepang nantinya akan menjelaskan makna resmi dari kata tersebut, juga cara pelafalannya dalam bahasa Inggris.

Reiwa akan menggantikan era kekaisaran Akihito yang dikenal dengan sebutan Heisei. Nama era kekaisaran Heisei itu berarti "perdamaian di mana pun."

Abdikasi Akihito menorehkan sejarah di Jepang karena ini merupakan kali pertama seorang kaisar turun takhta dalam dua abad.

Akihito sendiri selama ini sebenarnya tidak pernah terlalu tampil di hadapan publik. Selama berpuluh tahun, ia bekerja dari dalam rumah atau luar negeri, sembari menyembuhkan luka akibat Perang Dunia II.

Saat menginjak usia 83 tahun, Akihito akhirnya tampil di hadapan publik dan mengatakan bahwa ia takut tak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik karena kondisi kesehatannya setelah menjalani perawatan kanker prostat dan operasi jantung.

Jepang akhirnya mengumumkan bahwa Akihito akan turun takhta pada akhir April mendatang. Pusara kekaisaran akan diserahkan kepada putranya, Pangeran Naruhito.

Naruhito diperkirakan bakal langsung dilantik pada 1 Mei. Ketika Naruhito menerima pusaka kekaisaran, era Reiwa akan dimulai. 



Credit  cnnindonesia.com



Senin, 25 Maret 2019

Jepang-Jerman tak akui pencaplokan Dataran Tinggi Golan oleh Israel


Jepang-Jerman tak akui pencaplokan Dataran Tinggi Golan oleh Israel
Wakil Tetap Suriah untuk PBB Dr. Bashar Al-Jaafari bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.   ((SANA))



Tokyo (CB) - Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan pendirian negaranya mengenai Dataran Tinggi Golan, tanah Suriah yang diduduki Israel, tidak berubah setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui kedaulatan Israel atas Datang Tinggi Golan.

Dalam konteks yang sama, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kembali menyampaikan pendirian negerinya, yang menegaskan bahwa Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang diduduki Israel, demikian laporan Kantor Berita Suriah, SANA --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang. Ia mengecam pernyataan Trump mengenai wilayah yang didudduki tersebut.

Majalah Jerman Contra, dengan mengutip Maas, melaporkan pendirian Jerman mengenai masalah tersebut tidak berubah dan Jerman tidak mengakui resolusi mengenai pencaplokan Dataran Tinggi Golan oleh Israel, sejalan dengan resolusi PBB. Maas menegaskan Dataran Tinggi Golan adalah bagian dari Suriah.


Rakyat Suriah berunjuk-rasa di dekat Dataran Tinggi Golan, yang diduduki oleh Israel. (SANA)



Credit  antaranews.com




Menlu RI sampaikan perkembangan Rakhine State dalam forum perempuan


Menlu RI sampaikan perkembangan Rakhine State dalam forum perempuan

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kanan) bertemu dengan State Minister for Foreign Affairs Jepang Toshiko Abe (kiri) di sela-sela forum World Assembly for Women (WAW!) ke-5 di Tokyo, Sabtu (23/3/2019). (Kemlu RI)


Menlu Retno menyampaikan keprihatinan akan situasi yang semakin memburuk, khususnya kondisi para pengungsi dengan terhentinya berbagai program bantuan dari negara donor



Jakarta (CB) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan perkembangan situasi di Rakhine State dan Palestina dalam forum World Assembly for Women (WAW!) ke-5 di Tokyo, Jepang, Sabtu (23/3).

Dalam forum yang dihadiri Wakil Presiden Panama serta para menteri luar negeri perempuan dari delapan negara tersebut, Menlu Retno menegaskan pentingnya penciptaan kondisi yang kondusif untuk proses repatriasi bagi pengungsi Rohingya.

Ia juga menyampaikan keprihatinan atas masih adanya defisit kepercayaan antara komunitas dan pemangku kepentingan, demikian keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima, Minggu.

Dalam konteks ini, Menlu RI menyampaikan bahwa ASEAN terus berupaya untuk menjembatani dan mendukung proses repatriasi, termasuk dengan mengirimkan tim asesmen ke Myanmar.

Mengenai Palestina, Menlu Retno menyampaikan keprihatinan akan situasi yang semakin memburuk, khususnya kondisi para pengungsi dengan terhentinya berbagai program bantuan dari negara donor.

Menlu RI menegaskan kembali komitmen penuh Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina. Selanjutnya Retno juga menyampaikan hasil kunjungannya ke Amman, Jordania awal Maret lalu, untuk memberikan bantuan peningkatan kapasitas bagi perempuan Palestina dan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina.

Di sela-sela pertemuan WAW!, Menlu RI juga melakukan pertemuan dengan State Minister for Foreign Affairs Jepang Toshiko Abe.

Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri membahas upaya untuk memperkuat kerja sama bilateral, termasuk kerja sama terkait pengiriman tenaga kerja terampil Indonesia ke Jepang. Kedua menteri juga membahas kerja sama pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan Indo-Pasifik.

Sebagai Menlu Indonesia perempuan pertama dan mewakili negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia dipandang memiliki kredensial yang lengkap dalam memajukan peran perempuan.

Keberhasilan Indonesia ini juga sangat sangat dilihat dari komitmen kuat Presiden Joko Widodo dengan menempatkan sejumlah menteri perempuan dengan portofolio yang strategis dalam Kabinet Kerja.

Pertemuan WAW! ke-5 diselenggarakan oleh pemerintah Jepang bekerja sama dengan Women 20, sebuah engagement group G-20 yang menyuarakan isu pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, pertumbuhan yang inklusif dalam sektor ekonomi internasional.

Forum WAW! merupakan bentuk komitmen Jepang untuk pengarusutamaan isu gender dan pemberdayaan perempuan dalam berbagai bidang.






Credit  antaranews.com


Senin, 18 Maret 2019

AS dan Jepang Kembangkan Radar Baru Aegis untuk Kapal Perang



AS dan Jepang Kembangkan Radar Baru Aegis untuk Kapal Perang
Sebuah misil ditembakkan dari sistem pertahanan rudal Aegis yang dipasang di kapal perang USS Decatur Amerika Serikat. Foto/Flickr/Gonzalo Alonso


TOKYO - Washington dan Tokyo sedang berupaya mengembangkan radar baru untuk sistem pertahanan rudal Aegis yang dipasang pada kapal-kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Sumber diplomatik Jepang mengungkapkan proyek radar itu kepada kepada kantor berita Kyodo, hari Minggu.

Diplomat yang menolak disebutkan namanya itu mengatakan radar baru itu bertujuan untuk melawan senjata baru, termasuk rudal jelajah hipersonik yang sedang dikembangkan oleh China dan Rusia. Menurut sumber tersebut, koordinasi pada proyek telah memasuki tahap akhir.

Jepang, menurut laporan Kyodo yang dikutip Sputnik, Senin (18/3/2019), menggunakan usaha patungan sebagai sarana untuk memperkuat pertahanannya terhadap kemungkinan serangan dari Korea Utara, yang Tokyo anggap sebagai ancaman yang layak terhadap keamanan nasional. 

Sementara itu, keputusan Jepang untuk bergabung dengan proyek ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat dilihat sebagai pemicu perlombaan senjata baru antara negara-negara adidaya dunia.

Saat ini, kapal-kapal perang AS mengandalkan sistem radar AN/SPQ-9B, yang diklaim mampu mendeteksi ancaman-ancaman rudal yang terbang rendah. Namun, sistem ini menggunakan radar yang berputar tradisional, yang secara inheren rentan terhadap bintik-bintik buta.

Masih menurut Kyodo, satu unit sistem AN/SPQ-9B berharga sekitar USD4,1 juta. Sedangkan sistem baru kemungkinan akan jauh lebih mahal.

Sistem baru akan menjadi radar yang tidak berputar, yang menyediakan cakupan 360 derajat secara konstan. Sistem itu akan digunakan bersama dengan sistem lain, AN/SPY-6, yang berspesialisasi dalam target ketinggian tinggi dan dijadwalkan akan dikirimkan mulai tahun 2020.

Aegis adalah sistem pertahanan rudal utama maritim yang awalnya dikembangkan oleh Missile and Surface Radar Division of RCA Corporation dan saat ini diproduksi oleh Lockheed Martin.

Pada tahun 2016, AS meluncurkan versi berbasis darat stasioner pertama, yang disebut Aegis Ashore, di Rumania. Rusia telah berulang kali mengutuk pengerahan sistem pertahanan rudal Aegis Ashore di negara-negara dekat perbatasan Rusia, karena dapat dengan mudah digunakan untuk peluncuran rudal ofensif. 






Credit  sindonews.com




Kamis, 14 Maret 2019

Rudal JSM Kongsberg Jadi Senjata Jet Tempur Siluman F-35 Jepang



Rudal JSM Kongsberg Jadi Senjata Jet Tempur Siluman F-35 Jepang
Seni rendering dari Joint Strike Missile (JSM) dan pesawat jet tempur F-35. Foto/Kongsberg


TOKYO - Perusahaan Norwegia, Kongsberg Defense & Aerospace, telah menandatangani kontrak dengan Jepang untuk memasok Joint Strike Missiles (JSM) untuk armada jet tempur siluman F-35 Lightning II negara tersebut.

"Ini adalah tonggak utama untuk program JSM, memasuki fase produksi," kata Eirik Lie, presiden Kongsberg Defense & Aerospace. "Perusahaan sangat bangga telah dipilih oleh Jepang untuk menyediakan JSM bagi Armada F-35 mereka," lanjut dia, dikutip Defense News, Kamis (14/3/2019).

Baik Kongsberg maupun Jepang tidak mengungkapkan nilai dolar atau jumlah rudal yang tercakup dalam kontrak. Namun, dokumen anggaran Jepang menunjukkan negara itu mengalokasikan 7,3 miliar yen (USD 65,6 juta) untuk akuisisi rudal untuk tahun fiskal mendatang, yang dimulai 31 Maret.

JSM hanya direncanakan untuk berintegrasi pada F-35A. Hasil pengamatan sebelumnya mengonfirmasi bahwa dua JSM dapat masuk ke dalam rongga senjata internal F-35A. Namun, F-35B dirancang hanya dapat membawa rudal di stasiun senjata eksternal.

Jepang berencana untuk mengakuisisi 157 unit jet tempur F-35, termasuk 42 unit F-35B. Negara Asia Timur akan memiliki skuadron F-35A pertamanya akhir tahun ini. Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang saat ini melatih kader penerbangan dan kru darat, serta mengambil pengiriman pesawat.

Menurut Kongsberg, JSM adalah satu-satunya rudal jarak jauh yang dapat digunakan melawan target kapal dan target di darat dan juga dilakukan secara internal di F-35.

Perusahaan tersebut mengatakan JSM menambahkan fitur kemampuan serangan darat standoff seperti kemampuan observasi yang rendah, kelincahan dan fleksibilitas. Rudal ini memiliki jangkauan hingga 300 mil laut.

Selain Jepang, Australia juga ingin memperoleh JSM untuk jet-jet tempur F-35-nya sendiri. Niat Australia untuk mengakuisisi misil JSM sudah muncul sejak 2015. 






Credit  sindonews.com


Rabu, 13 Maret 2019

Kremlin: Pembicaraan sengketa teritorial dengan Jepang butuh waktu lama


Kremlin: Pembicaraan sengketa teritorial dengan Jepang butuh waktu lama

Presiden Rusia Vladimir Putin (ka) bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa (22/1). ANTARA FOTO/Alexander Nemenov/Pool via REUTERS/cfo/19




Jakarta (CB) - Kremlin, Selasa, mengatakan bahwa pembicaraan dengan Jepang yang dimaksudkan untuk merampungkan perjanjian damai Perang Dunia II antara kedua negara sekaligus mengakhiri sengketa teritorial atas rantai pulau di Pasifik dapat memakan waktu bertahun-tahun.

Tidak hanya itu, pembicaraan tersebut juga merupakan masalah yang kompleks bagi kedua negara.

Jepang dengan gencar berupaya menyelesaikan sengketa atas empat pulau - yang dikenal sebagai Teritorial Utara di Jepang dan Kepulauan Kuril Selatan di Rusia - yang menjadi penghalang bagi Moskow maupun Tokyo untuk secara resmi mengakhiri permusuhan Perang Dunia II mereka.

Perdana Menteri Shinzo Abe kerap menggelar pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna mengakhiri sengketa selama puluhan tahun lamanya. Namun, sejauh ini belum ada terobosan yang dicapai antar kedua pemimpin tersebut.





Credit  antaranews.com