Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Februari 2019

Wabah Ebola di Kongo Tewaskan Lebih dari 500 Orang


Wabah Ebola di Kongo Tewaskan Lebih dari 500 Orang
Wabah Ebola di Kongo telah menewaskan lebih dari 500 orang. Foto/Istimewa

 

KINSHASA - Lebih dari 500 orang tewas akibat wabah Ebola di Kongo. Meski begitu, program vaksinasi telah berhasil mencegah ribuan kematian. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Kongo Oly Ilunga Kalenga.

"Secara total, ada 502 kematian dan 271 orang sembuh," kata Kalenga yang dikutip buletin Kementerian Kesehatan negara itu, melaporkan wabah di bagian timur negara itu.

Tetapi Kalenga mengatakan bahwa, untuk pertama kalinya, program vaksinasi telah melindungi 76.425 orang dan mencegah ribuan kematian.

"Saya yakin kami telah mencegah penyebaran epidemi di kota-kota besar di kawasan itu," ucapnya seperti disitir dari Channel News Asia, Minggu (10/2/2019).

"Tim-tim (kesehatan) juga berhasil menahan penyebaran epidemi ke negara-negara tetangga," tambahnya.

"Masalah terbesar adalah mobilitas penduduk yang tinggi," sambungnya lagi.

Wabah Ebola dimulai pada Agustus tahun lalu di wilayah Kivu Utara, yang berbatasan dengan Uganda dan Rwanda.

Sayap Spanyol dari lembaga bantuan Doctors Without Borders (MSF) melaporkan di Twitter bahwa ada lonjakan kasus sejak 15 Januari.

"Rwanda, Uganda dan Sudan Selatan, lebih jauh ke utara, semua sekarang dalam keadaan siaga," tambahnya.

Situasi keamanan di timur negara itu, di mana kelompok pemberontak bersenjata telah meneror penduduk selama bertahun-tahun, telah membuat pengobatan terhadap penyakit ini menjadi sulit. 




Credit  sindonews.com




Kamis, 08 November 2018

Virus Flu Babi Afrika Mengancam Asia Tenggara


Peternakan babi di Cina [The Weekly Times]
Peternakan babi di Cina [The Weekly Times]

CB, Jakarta - Otoritas kesehatan hewan di Asia Tenggara telah meningkatkan pengawasan perbatasan untuk mencegah penyebaran flu babi Afrika setelah tiga kasus dilaporkan di provinsi Yunnan, Cina.
Virus yang menyebar dengan cepat itu ditemukan minggu lalu di desa Guanfang, sekitar 200 kilometer dari perbatasan Cina dengan Myanmar dan Laos dan dekat Thailand, seperti dilaporkan dari Straits Times, 7 November 2018.

Beberapa negara telah mengambil tindakan di perbatasan dengan menerapkan pengawasan terhadap suspek, hewan, dan produk dari Cina, kata Laure Weber-Vintzel, wakil regional WHO untuk Kesehatan Hewan yang berbasis di Bangkok, Thailand.
"Virus ini menyebar sangat cepat di Cina, menyoroti tantangan yang mengendalikan transportasi babi dan produk babi," kata Weber-Vintzel.
"Produk babi yang terinfeksi memainkan peran penting dalam penyebaran penyakit dan tidak boleh diremehkan."

Petugas memberikan vaksin terhadap ternak babi [Yicai Global]
Wabah di Yunnan kemungkinan menunjukkan peningkatan resiko karena dekat dengan perbatasan, dan menambah ancaman penyebaran internasional yang telah ditimbulkan oleh pergerakan manusia yang membawa virus dalam produk babi yang terkontaminasi, kata Weber-Vintzel.
Dilansir dari situs World Organisation for Animal Health atau OIE, flu babi Afrika adalah virus mematikan yang menjangkiti babi liar dan ternak. Penyebaran virus bisa melalui babi hidup atau yang sudah mati melalui konsumsi atau sentuhan langsung benda mati seperti sepatu, pakaian, pisau dan peralatan lain. Meskipun virus tidak berdampak pada manusia, namun Kepala Lembaga Epidemiologi Rusia dr. Gennady Onischchenko mengatakan virus flu babi Afrika kemungkinan bermutasi di tubuh manusia mengingat miripnya fisiologi babi dengan manusia.
"..ada alasan untuk percaya bahwa dalam putaran mutasi berikutnya virus dapat menjadi berbahaya bagi manusia," kata dr. Gennady Onischchenko, dikutip dari pigprogress.net. Hingga kini belum ditemukan vaksin untuk membunuh virus flu babi Afrika.

Empat belas provinsi Cina telah melaporkan babi yang terinfeksi virus flu babi Afrika sejak penyakit itu mulai menyebar di Cina pada Agustus.
Pejabat dokter hewan Cina telah berusaha untuk mengendalikan pergerakan ternak, peningkatan pengawasan penyakit, hewan yang disortir, karantina peternakan dan berusaha melacak sumber infeksi virus flu babi Afrika, menurut laporan 1 November yang disiapkan oleh Zhang Zhongqiu, direktur jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Hewan Cina, untuk Kesehatan Hewan WHO yang berbasis di Paris.





Credit  tempo.co



Jumat, 19 Oktober 2018

Produsen vaksin China didenda Rp20 triliun dan kompensasi korban


Produsen vaksin China didenda Rp20 triliun dan kompensasi korban
Ilustrasi pemberian vaksin ( REUTERS/Jessica Rinaldi/Files)




Guangzhou (CB) - Changchun Changsheng Biotech Co, China, dikenai denda senilai 9,1 miliar RMB (Rp20,02 triliun) dan diwajibkan membayar kompensasi terhadap para korban atas skandal keamanan vaksin yang diproduksinya secara massal.

Lembaga Pengawasan Obat-obatan China (SDA) pada Selasa (16/10) juga memutuskan perusahaan besar yang berkedudukan di Changchun, Provinsi Jilin, itu juga diwajibkan membayar kompensasi kepada para korban.

Keluarga korban meninggal akibat mengonsumsi vaksin antirabies itu, masing-masing akan menerima kompensasi 650.000 RMB (Rp1,43 miliar), penderita cacat tetap 500.000 RMB (Rp1,1 miliar), dan luka ringan 200.000 RMB (Rp440 juta), demikian bunyi putusan yang dikutip media resmi setempat, Rabu.

SDA pada Juli lalu berhasil membongkar skandal vaksin yang diproduksi Changsheng dengan tuduhan memanipulasi data inspeksi produksi vaksin antirabies.

Kegiatan ilegal lainnya yang dilakukan Changsheng adalah menggunakan bahan baku kedaluwarsa, mengubah data produksi, memalsukan surat izin, dan memrusak barang bukti selama investigasi berlangsung.


SDA mencabut dokumen persetujuan vaksin antirabies dan sertifikat produksi sekaligus membayar denda sebesar 12,03 juta RMB (Rp26,4 miliar).

Pengawas Obat-obatan dan Makanan Provinsi Jilin (JFDA) juga mencabut lisensi produksi perusahaan farmasi itu dan menyita vaksin ilegal senilai 1,89 miliar RMB (Rp4,1 triliun) karena dianggap cacat produksi sekaligus denda sebesar 7,21 miliar RMB (Rp15,8 triliun).

Sebanyak 14 pejabat Changsheng, termasuk CEO Gao Junfang, dan beberapa orang yang dianggap bertanggung jawab atas skandal tersebut dilarang melakukan aktivitas berkaitan dengan produksi dan pemasaran obat-obatan seumur hidup.

SDA menyatakan bahwa para tersangka juga masih dikenai tuntutan hukum atas perbuatan pidana yang harus dipertanggungjawabkan di pengadilan.

Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) juga mewajibkan Changsheng membayar denda sebesar 600.000 RMB dan mewajibkan empat pimpinan perusahaan masing-masing dengan denda 300.000 RMB.

Seperti diberitakan Antara sebelumnya, Kepolisian Changhun menangkap 18 pelaku pemalsuan vaksin rabies, termasuk seorang pimpinan perempuan bermarga Gao, pada 29 Juli 2018 atas skandal vaksin yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa.




Credit  antaranews.com




Kamis, 02 Agustus 2018

Wabah Baru Ebola Kembali Ditemukan di Kongo


Foto yang diambil pada Ahad, 20 Mei 2018 ini menunjukkan sebuah tim dari Doctors Without Borders memakai pakaian pelindung dan peralatan untuk persiapan pengobatan pasien Ebola di rumah sakit Mbandaka, Kongo.
Foto yang diambil pada Ahad, 20 Mei 2018 ini menunjukkan sebuah tim dari Doctors Without Borders memakai pakaian pelindung dan peralatan untuk persiapan pengobatan pasien Ebola di rumah sakit Mbandaka, Kongo.
Foto: Louise Annaud/Medecins Sans Frontieres via AP

Ribuan orang telah tewas akibat terjangkit ebola di Afrika Tengah.



CB, MANGINA -- Empat orang dinyatakan positif terjangkit Ebola di kawasan timur Republik Demokratik Kongo.


Hal itu disampaikan Kementerian Kesehatan setempat pada Rabu (1/8), hanya empat hari setelah penyebaran wabah Ebola yang menewaskan 33 orang di daerah utara negeri itu dinyatakan berhasil dihentikan. Sebanyak 20 orang telah tewas akibat demam yang disertai pendarahan di sekitar Mangina, sebuah kota padat sekitar 30 Km di sebelah selatan Kota Beni dan 100 Km dari perbatasan Uganda.

Kementerian Kesehatan mengaku tidak mempunyai bukti yang menghubungkan penyebaran wabah Ebola baru di kawasan timur tersebut dengan wabah lain di bagian utara, yang mulai terjadi pada April lalu. Kedua wilayah itu berjarak 2.500 Km.

Namun, kasus terbaru tersebut menunjukkan bahwa pola penyebaran Ebola masih sulit dipahami. Hal itu terutama di hutan-hutan tropis Kongo tempat virus itu menemukan habitat aslinya.

Kasus itu merupakan untuk ke-10 kalinya wabah Ebola terjadi di negara Afrika Tengah tersebut sejak 1976, saat virus Ebola pertama kali ditemukan di dekat sebuah sungai kawasan utara. Ebola diduga disebarkan oleh kelelawar dan menjangkiti hewan-hewan liar, yang dagingnya bisa ditemui di pasar-pasar Kongo. Setelah menjangkiti manusia, korban kemudian akan mengalami demam yang disertai pendarahan, muntah, dan diare. Ebola menyebar di antara manusia melalui cairan tubuh.

Sebelumnya pada 2013 sampai 2016 lalu, wabah Ebola menewaskan sedikitnya 11.300 orang di kawasan Afrika Tengah, seperti Sierra Leone, Liberia, dan Guinea. Sebuah tim beranggotakan 12 pakar dari Kementerian Kesehatan Kongo akan tiba di Beni pada Kamis.

Kongo dan pakar kesehatan internsional sempat dipuji karena merespons dengan cepat wabah Ebola di kawasan utara. Di sana mereka menggunakan vaksin eksperimental yang dibuat oleh Merck. Selain itu, mereka juga secara agresif melacak orang-orang yang menjalin kontak dengan pasien Ebola untuk mengontrol penyebaran virus.




Credit  republika.co.id






Rabu, 23 Mei 2018

India Diserang Virus Nipah, 10 Orang Tewas Belasan Dikarantina


Setiap harinya, Nora merawat puluhan kelelawar hingga kembali pulih yang kemudian akan dilepas ke alam bebas. REUTERS/Baz Ratner
Setiap harinya, Nora merawat puluhan kelelawar hingga kembali pulih yang kemudian akan dilepas ke alam bebas. REUTERS/Baz Ratner

CB, Jakarta - Sebanyak 10 orang tewas di India selatan setelah terinfeksi virus Nipah yang mematikan. Virus yang ditularkan kelelawar tersebut juga membuat belasan orang dikarantina.
Buntut dari mewabahnya virus Nipah, kepanikan besar terjadi di negara bagian Kerala, dan satu tim ahli dari Pusat Pengendalian Penyakit Nasional India telah dikirim ke wilayah pesisir kota ini.

Pada konferensi pers hari Selasa, 22 Mei 2018, Menteri Kesehatan Kerala K K Shailaja mengatakan, 18 orang dikarantina terkait virus tersebut sejak kematian pertama pada Jumat yang memakan korban 12 orang dinyatakan positif dan 10 orang meninggal.
Perawat yang merawat pasien Nipah yang dicurigai bekerja di sebuah rumah sakit di Perambra, Lini Puthusheri, 31 tahun, disebut sebagai korban kesepuluh.
Meskipun baru diidentifikasi pada 1999, Nipah sejajar dengan Ebola dan Zika dalam daftar penyakit WHO terbaru yang kemungkinan besar akan menyebabkan bencana global.

Virus Nipah dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Kelelawar buah dianggap sebagai hewan pembawa virus yang paling umum di Asia selatan, Wabah sebelumnya berasal dari orang yang minum getah kurma mentah di daerah di mana kelelawar aktif.
WHO mengatakan Nipah memiliki masa inkubasi 5 hingga 14 hari sebelum orang menunjukkan gejala, yang dapat membuat lebih sulit untuk menghentikan penyebaran infeksi.

JP Nadda, Menteri Kesehatan India mengatakan tim dari Pusat Pengendalian Penyakit Nasional telah tiba di Kerala pada Selasa dan dua lagi dari fasilitas medis terkemuka di New Delhi akan tiba pada Rabu,2 3 Mei 2018.
"Ini adalah situasi baru bagi kami," katanya, seperti dilansir Independent pada 22 Mei 2018. "Kami tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam menangani virus Nipah.
"Para pejabat kesehatan mengatakan, mereka menemukan mangga yang digigit kelelawar di sebuah rumah di kota Kozhikode, India selatan, lokasi tiga pasien pertama dinyatakan tewas.




Credit  tempo.co







Jumat, 11 Mei 2018

Nigeria perketat bandara pasca-wabah ebola di Kongo


Nigeria perketat bandara pasca-wabah ebola di Kongo
Dokumen foto relawan Medicine Sans Frontiere (MSF) di bawah kerja sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menolong pasien ebola di Afrika barat. (msf.org)
Kami harus mengambil tindakan lebih untuk memastikan orang disaring di semua tempat masuk ke negara ini."



Abuja (CB) - Pemerintah Nigeria mengambil kebijakan tegas untuk meningkatkan keamanan dan pemeriksaan di bandar udara dan tempat masuk lain sebagai upaya pencegahan pasca-wabah ebola di Republik Demokratik Kongo,demikian pernyataan layanan imigrasi negeri itu, Kamis (10/5).

Setidak-tidaknya 17 orang dinyatakan tewas di daerah barat laut Republik Demokratik Kongo, dua tahun sesudah wabah terburuk virus itu berakhir di Afrika Barat, dan membunuh lebih dari 11.300 orang, kemudian menulari sekira 28.600 orang lainnya, terutama di Guinea, Sierra Leone maupun Liberia.

Nigeria dipuji kalangan kesehatan dunia karena dinilai berhasil menahan virus itu pada 2014, dengan catatan delapan kasus kematian warga, menyusul kekhawatiran bahwa musibah kesehatan itu dapat menyebar melalui sekitar 20 juta penduduk di seluruh negara berpenduduk paling banyak di Afrika, yaknimencapai sekira 180 juta orang.

Layanan Imigrasi Nigeria (NIS) menyatakan termometer digunakan untuk memantau beberapa pendatang ke negara itu sejak virus tersebut terakhir menghantam wilayah tersebut. Penyaringan ditingkatkan sejak wabah terkini di Kongo tersebut.

"Kami menggunakan semua sarana tersedia untuk melacak virus itu, yang berarti menggunakan lebih banyak termometer," kata juru bicara NIS Sunday James, yang berbicara melalui telepon kepada kantor berita Reuters.

Ia menimpali, "Kami harus mengambil tindakan lebih untuk memastikan orang disaring di semua tempat masuk ke negara ini."

Ebola menyebar ke Nigeria pada 2014 ketika Patrick Sawyer, warga blasteran Amerika Serikat-Liberia, terbang ke negara itu dari Liberia dan ambruk di bandar udara antarbangsa utama di Lagos.

Menteri Kesehatan Nigeria Isaac Adewale pada Rabu malam (9/5) menyatakan kabinetnya meningkatkan status darurat pengawasan di semua perbatasan darat dan bandar udara, dengan khusus menekankan penyaringan orang yang berkunjung dari Kongo untuk mencegah penularan ebola yang mematikan.

"Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) juga akan pertimbangkan pengiriman beberapa kelompok ke DRC sebagai bagian dari pembangunan kemampuan untuk mengelola wabah," katanya kepada wartawan.




Credit  antaranews.com





Ebola Kembali Mewabah di Kongo


Ebola Kembali Mewabah di Kongo
Wabah ebola kembali merebak di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah. (Pete Muller)



Jakarta, CB -- Wabah ebola kembali merebak di Republik Demokratik Kongo. Kementerian Kesehatan Kongo memastikan satu korban pertama, dan 11 orang terjangkit, termasuk tiga staf medis, Kamis (10/5).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Sedikitnya 17 orang tewas sejak penduduk di sebuah desa wilayah barat laut negeri itu menunjukkan tanda-tanda mirip ebola, Desember lalu.

Wabah tersebut adalah yang kesembilan kalinya tercatat di Republik Demokratik Kongo sejak pertama kali muncul, dekat Sungai Ebola, sebelah utara negara di Afrika Tengah itu di era 1970-an.



"Negara kita menghadapi epidemi ebola lagi, yang merupakan kondisi darurat kesehatan internasional," kata Kementerian Kesehatan Kongo dalam sebuah pernyataan.

Menteri Kesehatan Kongo Oly Ilunga memastikan tiga petugas medis turut terjangkit virus. "Tiga petugas kesehatan terjangkit. Situasi ini membuat kami khawatir dan memerlukan respons segera," kata Ilunga.



Sebagian besar kasus terjadi di sekitar Desa Ikoko Impenge, dekat Kota Bikoro di wilayah barat laut Kongo.

"Setelah kontak (dengan pasien), para perawat mulai menunjukkan tanda-tanda. Kami telah mengisolasi mereka," kata Serge Ngaleto, Direktur Rumah Sakit Bikoro, seperti dilaporkan Reuters.

Pengalaman panjang Kongo menangani ebola, dan kondisi geografis yang terpencil membuat wabah kerap kali terlokalisir dan relatif mudah diisolasi.

Namun kali ini, Ikoko Impenge dan Bikoro terletak tidak jauh dari tepi Sungai Kongo, jalur arteri utama perdagangan dan transportasi hulu dari Ibu Kota Kinshasa. Negeri tetangganya, Republik Kongo terletak di sisi lain sungai.

Juru bicara Direktur Epidemiologi di Republik Kongo menyatkaan para pakar pemerintah akan bertemu untuk membahas langkah-langkah pencegahan menularnya ebola melintasi perbatasan, Kamis (11/5).


Virus Ebola di bola mata Dokter Ian Crozier
Foto: Dok. Emory Eye Center
Virus Ebola di bola mata Dokter Ian Crozier


Imigrasi Nigeria menyatakan akan memperketat tes di bandara serta titik-titik masuk lainnya sebagai langkah penegahan. Tindakan serupa membantu Nigeria membendung virus ebola selama epidemi Afrika Barat pada 2013.

Pejabat di Guinea dan Gambia juga telah meningkatkan tindakan pemeriksaan di sepanjang perbatasan untuk mencegah penyebaran virus ebola.

Kementerian Kesehatan Republik Demokratik Kongo telah mengirim 12 pakar ke wilayah barat lalu untuk melacak kontak-kontak baru, mengidentifiksi episentrum dan semua desa yang terkena dampak, serta menyediakan sumber daya.

Ebola adalah penyakit yang paling ditakuti, selain fatal, penularan yang cepat dan menyebabkan pendarahan internal maupun eksternal yang menyebabkan penderitanya mengalami kerusakan pembuluh dara yang parah. Saat mewabah di Afrika Barat pada 2014 tercatat lebih dari 6.800 orang tewas dan 19 ribu tertular virus ebola.




Credit  cnnindonesia.com



Selasa, 05 Desember 2017

Replika DNA Bisa Bunuh Sel Kanker


Replika DNA. Ilustrasi
Replika DNA. Ilustrasi


CB, JAKARTA -- Sepanjang masa hidup manusia, sel membelah diri untuk menciptakan sel baru agar tubuh tetap berjalan, memastikan persediaan blok bangunan biologis. Proses ini tidak hanya melindungi terhadap penyakit, bahkan menurut studi baru, bisa membantu melawan sel kanker.

Studi terbaru dari University of Copenhagen di Denmark menggunakan, spektrometri massa untuk menganalisis cara replikasi DNA diatur agar tetap berjalan dengan lancar. Ilmuwan telah dapat secara tepat memetakan aliran nukleotida, unit dasar DNA dan RNA.

"Kami menemukan sebuah mekanisme yang secara instan memperlambat replikasi DNA ketika RNR, pabrik nukleotida, keluardari ritme itu, tapi jauh sebelum pasokan nukleotida menjadi sangat rendah," kata salah satu peneliti, Jiri Lukas dikutip dari Sciencealert.

Tim peneliti mengatakan, dengan meniru sinyal kimia yang terjadi di dalam sel-sel itu, manusia berpotensi menyebabkan sel-sel kanker mengalami kecelakaan dan terbakar dengan cara mereplikasi terlalu cepat tanpa rem. "Kita dapat melihat bahwa proses ini mengikuti irama periodik yang sama," kata Lukas.

Ketika enzim ribonukleotida reduktase (RNR)tidak menghasilkan unit nukleotida yang cukup, sebuah pesan akan melewati rantai untuk memperlambat replikasi DNA juga. Itu penting karena sel membelah, jika informasi DNA tidak persis sama di kedua sel yang baru terbelah, maka kode genetik akan teracak, yang dapat menyebabkan banyak penyakit di tubuh.

Protein yang disebut PRDX2 diidentifikasi oleh para periset sebagai pembawa pesan kimia yang terlibat, memperlambat penyalinan sel (dan DNA) bila ada hambatan di dalam rantai. Akhirnya, produksi nukleotida bisa menyusul.

"Kami menemukan bahwa sel-sel kankermenyalin DNA mereka agak lambat, karena mereka memiliki genom abnormal dan DNAyang bereplikasi harus mengatasi banyak rintangan," jelas salah satu tim Kumar Somyajit.

Sel kanker ini dilakukan dengan mematikan sinyal kimia yang memperingatkan tentang penurunan nukleotida. Dengan cara itu,sel kanker mungkin menghasilkan kesalahan yang cukup untuk membunuh diri mereka sendiri.

"Ketika kita menghapus kemampuan mereka untuk menyalin genom mereka secara perlahan, sel kanker mati karena mereka tidak dapat mengatasi terlalu banyak benjolan pada tempelan DNA mereka," ujar Somyajit.

Jenis pengobatan berdasarkan temuan yang sudah dipublikasikan pada Science ini masih jauh. Namun, saat ini lebih dapat dimengerti fungsi biologis untuk membantu mencegah penyakit dan mengobati penyakit di masa depan.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID




Jumat, 13 Oktober 2017

Otak Miliki Saluran Pembuangan untuk Singkirkan Limbah


Ilustrasi: Scan Otak
Ilustrasi: Scan Otak


CB, Para ilmuwan menemukan misteri bagaimana otak menghilangkan limbah atau zat beracun. Ternyata rahasianya adalah otak kita memiliki pipa pembuangan kotoran sendiri.

Seperti dilansir dari laman Telegraph, ini merupakan pertama kalinya para periset menemukan pembuluh darah yang mengeluarkan zat berbahaya atau bahan seluler mati untuk menjaga agar otak tetap sehat. Temuan ini dapat membantu ilmuwan memahami penyakit neurologis seperti Alzheimer yang diyakini sebagian disebabkan oleh pembentukan plak lengket yang otaknya gagal dibersihkan.

Studi ini juga menunjukkan bahwa pembuluh darah dapat bertindak sebagai pipa antara otak dan sistem kekebalan tubuh dan dapat menjelaskan bagaimana penyakit fisik terkait dengan masalah mental, seperti depresi.

"Kami benar-benar melihat otak orang menguras cairan ke dalam pembuluh ini," kata Dr Daniel Reich, peneliti senior di NIH National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS). "Kami berharap hasil kami memberikan wawasan baru terhadap berbagai gangguan neurologis.

Dia menambahkan selama bertahun-tahun kita tahu bagaimana cairan masuk ke dalam otak. Sekarang akhirnya kita dapat melihat bahwa, seperti organ lain di dalam tubuh, cairan otak bisa mengalir keluar melalui sistem limfatik.

Pembuluh ditemukan oleh tim tampak sama dengan yang di sistem limfatik, tubuh jaringan limbah sendiri yang berjalan bersama pembuluh darah, membersihkan limbah dan pemantauan jika tubuh berada di bawah serangan dari bakteri atau virus, atau telah terluka. Baru-baru ini tidak ada bukti bahwa sistem limfatik diperpanjang ke otak ilmuwan untuk menyimpulkan ia harus memiliki cara yang berbeda untuk menyingkirkan limbah terkemuka. Namun penelitian pada tikus menunjukkan bahwa ada sistem yang serupa, jadi tim Dr. Reich menggunakan MRI untuk memindai otak dari lima sukarelawan sehat setelah mereka disuntik dengan pewarna magnetik yang dirancang untuk menunjukkan pembuluh darah.
"Saya benar-benar terkejut. Di sekolah kedokteran, kami diajari bahwa otak tidak memiliki sistem limfatik," tambah Dr Reich.

Dr Walter Koroshetz, direktur NINDS menambahkan hasil ini pada dasarnya bisa mengubah cara kita memikirkan bagaimana otak dan sistem kekebalan tubuh saling terkait.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID






Ilmuwan Pecahkan Rahasia Penyembuhan Penyakit Parkinson


Penyakit parkinson
Penyakit parkinson



CB, Pengobatan yang dilakukan untuk penyakit Parkinson difokuskan untuk meredakan gejala yang muncul dan menjaga agar pasien bisa tetap beraktivitas sehari-hari semaksimal mungkin. Kini, ada obat untuk penyakit Parkinson tersebut, menurut hasil studi.

Seperti dilansir dari laman, Dailymail, para ahli percaya bahwa mereka akhirnya berhasil memecahkan rahasia di balik enzim otak yang dianggap bertanggung jawab atas kondisi saraf degeneratif. PINK1 ditandai sebagai pemain kunci dalam mencegah Parkinson pada 2004, dan beberapa percobaan telah menyelidiki peran sebenarnya dari tahun-tahun sebelumnya. Peneliti Universitas Dundee sekarang percaya bahwa mereka telah menyusun struktur 3D dan kerja dalam enzim.

Studi yang dijuluki 'vital' dan 'fantastis' oleh komunitas medis, bisa memberikan perawatan untuk gejala kondisinya, termasuk gemetar dan kaku. Penyakit Parkinson telah menyerang satu dari 500 orang dan sekitar 127 ribu orang di Inggris hidup dengan kondisi tersebut.

Dipercaya satu juta orang Amerika juga menderita penyakit tersebut. Termasuk aktor Michael J Fox, yang didiagnosis pada usia 29 tahun, dan legenda tinju Muhammad Ali. Profesor David Dexter, wakil direktur penelitian di Parkinson Inggris, mengatakan gen PINK1 diidentifikasi sebagai pemain kunci oleh para peneliti pada tahun 2004.

"Obat-obatan yang bisa mengganti jalur PINK1 atau parkin dimungkinkan bisa memperlambat, menghentikan atau bahkan membalikkan kematian sel syaraf, tidak hanya pada orang-orang yang memiliki bentuk kondisi warisan yang langka ini, tetapi juga mereka yang memiliki parkinson yang tidak diwariskan," ucapnya.

Penelitian ini, untuk pertama kalinya, memberi kita gambaran tentang seperti apa protein PINK1 dan bagaimana perubahan gen dapat mencegah protein PINK1 bekerja dengan baik. Pengetahuan ini juga sangat penting untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengaktifkan kembali PINK1, yang berpotensi memperlambat atau bahkan menghentikan.

Michael Dunn, kepala tim Ilmu Genetika dan Molekuler Wellcome Trust, mengatakan protein PINK1 telah menjadi fokus penelitian di seluruh dunia, jadi temuan dari tim Dundee ini merupakan langkah maju yang fantastis bagi masyarakat. "Jika kita memahami struktur protein ini, yang memegang begitu banyak petunjuk tentang apa yang salah di parkinson, mungkin akan membantu kita mengembangkan obat baru untuk melindungi dari penyakit yang menghancurkan tersebut," ungkap Dunn.

Studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah eLife, menawarkan harapan untuk menjelaskan secara tepat bagaimana enzim tersebut dapat digunakan dalam pengobatan. PINK1 mengkodekan sebuah kelas khusus enzim, yang dikenal sebagai kinase, yang memainkan peran penting dalam melindungi sel-sel otak melawan stres.

Para periset mengatakan bahwa PINK1 memiliki elemen kontrol unik yang tidak ditemukan di enzim lain kelasnya yang menjelaskan bagaimana target ubiquitin dan Parkin. Profesor Daan van Aalten, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan bahwa temuan tersebut adalah langkah transformatif dalam perjalanan menuju sebuah solusi.

"Ada ketertarikan besar untuk secara langsung menargetkan PINK1 sebagai terapi potensial namun tanpa pengetahuan tentang struktur enzim, ini merupakan penghalang utama," ucapnya.

"Pekerjaan kami sekarang menyediakan kerangka kerja untuk melakukan penelitian di masa depan yang diarahkan untuk menemukan obat baru seperti molekul yang dapat menargetkan dan mengaktifkan PINK1," ungkap dia.






Credit  republika.co.id





Kamis, 07 September 2017

Mengapa badai-badai ini dinamai Harvey, Irma, Jose



Mengapa badai-badai ini dinamai Harvey, Irma, Jose
Citra satelit Badai Harvey yang meluluhlantakkan daerah-daerah sepanjang pantai Texas, termasuk Houston yang merupakan kota terbesar keempat di AS. (Reuters)



Jakarta (CB) - Pertama Harvey, yang menyapu Houston. Sekarang Badai Irma yang tengah menggasak Karibia dan mulai mendekati Miami.

Sementara itu, Jose yang masih badai tropis, menunggu giliran dan saat ini tengah berputar-putar di Teluk Meksiko. Hari-hari berikutnya di Atlantik masih ada Katia menanti memporakporandakan daratan.

Perhatikan huruf pertama dari nama-nama badai itu, maka polanya adalah "H", "I", "J", "K"...

Kenyataan badai-badai tropis di Atlantik dan Teluk Meksio memang disusun secara alfabetis oleh Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (NHC) yang sudah menyiapkan 21 nama setiap tahun untuk tujuh tahun berjalan.

Menurut data itu, gelombang besar yang akan menyapu sepanjang musim Juni-November 2022, akan dimulai dari Alex, dan yang ke-21, jika ada badai tropisnya, akan dinamai Walter.

Jika nama-nama itu habis sebelum musim berakhir yang tampaknya terjadi 2017 ini juga, maka huruf-huruf Yunani akan datang menggantikan, mulai dari "Alpha".

Namun badai tropis tidak boleh dinamai dengan nama pembunuh atau mengesankan penjahat, jika itu dilakukan maka Organisasi Meteorologi Dunia (WM) yang berada di bawah PBB, akan memvetonya.

Hal itu pernah terjadi pada April 2015 ketika WMO melarang penggunaan nama "Isis", dewi kesuburan Mesir kuno, dari daftar badai 2016 yang menerjang Pasifik Utara bagian timur, sampai Pasifik Utara bagian tengah.

"Isis" ditolak karena nama itu mengingatkan kepada kelompok militan ISIS yang bengis dan melakukan aksi-aksis terorisme sehingga menimbulkan kesan buruk untuk badai jika nama itu dipakai.



Praktik pemberiaan nama badai di cekung Atlantik itu mulai dilakukan pada awal 1950-an "demi mempercepat identifikasi badai sebagai pesan peringatan, karena nama lebih mudah diingat ketimbang angka dan istilah teknis," kata WMO dalam laman resminya.

Metode identifikasi lama yang didasarkan kepada garis lintang dan garis bujur sering memuat kesalahan, terutama karena badai tidak pernah pasti. Lain hal penamaan topan, di mana badai tropis di Pasifik Utara bagian barat dinamai, malah jauh lebih rumit, berdasarkan masukan 14 negara di kawasan ini.

Setiap negara mengajukan 10 nama kandidat --boleh nama hewan, tanaman, tanda astrologis, tokoh mitologi atau apa pun itu-- yang kemudian dikaji Komite Topan WMO yang bermarkas di Tokyo. Begitu diadopsi, setiap negara masih boleh mengeluarkannya dari laporan cuaca nasional mereka masing-masing.

Agar aman dan tidak membuat bingung, badai-badai itu diurutkan. Untuk badai siklon di Samudera India, proses penamaan secara alfabetis melibatkan Bangladesh, India, Maladewa, Myanmar, Oman, Pakistan, Sri Lanka dan Thailand.

WMO mencermati proses ini yang dimulai pada 2000.

Kembali ke Atlantik, nama-nama super gelombang adalah campuran dari bahasa Inggris, Spanyol dan Prancis yang umum dipakai di kawasan ini.

Nama-nama badai juga seperi berjenis kelamin, ada seperti laki-laki, ada juga nama perempuan. Tetapi selama Perang Dunia Kedua, para pelaut AS menamai badai-badai itu dari nama istri dan anak perempuan mereka. Praktik ini diteruskan oleh pemerintah AS yang selalu menamai badai dengan nama perempuan. Tapi karena dianggap seksis pada 1970-an, maka mulai 1979 metode memperempuankan badai itu pun diubah.

Namun menurut studi pada 2014 yang dimuat jurnal PNAS badai-badai yang dinamai dari nama perempuan ternyata lebih dahsyat karena orang biasanya tidak terlalu menseriusinya.

Sebelum diambilalih para meteorologis dan birokrat, proses penamaan badai jauh lebih informal.

Pada abad 19, nama badai diambil dari identitas santa atau orang suci Katolik. Bahkan di Australia, nama badai diambil dari nama politisi yang tidak disukai orang. 






Credit  antaranews.com



Senin, 24 Oktober 2016

Hebat, Robot Bedah Kedokteran Ini Mampu Rasakan Sentuhan



CB, Jakarta - Sebuah sistem baru bernama HeroSurg yang dikembangkan bersama oleh para peneliti Deakin University dan Harvard University dimaksudkan sebagai robot bedah.
Tapi, ini bukan robot bedah biasa karena sistem baru itu menggunakan sistem umpan balik yang dapat merasakan sentuhan. Dengan demikian, pembedahan menggunakan robot ini lebih aman dan lebih teliti.
Dikutip dari newatlas.com pada Jumat (21/10/2016), bedah robotik adalah bedah yang menggunakan robot di bawah kendali manusia untuk melakukan tugas-tugas bedah yang rumit.
Salah satu contohnya adalah sistem robot da Vinci keluaran Intuitive Surgical. Alat itu terdiri dari sejumlah lengan robotik, konsol kendali, dan sistem pencitraan supaya dokter bedah mengetahui apa yang sedang berlangsung.
Pada 2008, profesor Suren Krishnan adalah dokter bedah pertama yang melakukan bedah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) menggunakan sistem da Vinci. Profesor itu jugalah yang sekarang terlibat dalam tim pengembangan HeroSurg.
Sejak saat itu, telah ada beberapa terobosan dan perbaikan terhadap sistem da Vinci. Telah hadir juga beberapa robot yang dapat melakukan tugas-tugas secara mengesankan, misalnya pembedahan pada jantung yang sedang berdenyut atau penjahitan jejaring lunak.
Pada September lalu, para dokter bedah di University of Oxford mengumumkan keberhasilan penggunaan sistem Robotic Retinal Dissection Device (R2D2) untuk pembedahan rumit pada mata yang memerlukan ketelitian sub-milimeter--sesuatu yang tidak mungkin dilakukan tangan manusia.
Para peneliti Deakin University yakin bahwa HeroSurg dapat membantu dokter bedah dengan alat bantu yang diperlukan untuk tingkat pembedahan berikutnya, terutama karena sistem umpan balik haptik pada sistem tersebut.
Sensor-sensor merupakan bagian terintegrasi perangkat sehingga memungkinkan kekuatan yang dikirimkan oleh dokter bedah diukur saat itu juga, lalu menjadi umpan balik dalam bentuk getaran kepada tangan pengguna.
Karena bisa "merasa" dan melihat apa yang terjadi di meja bedah, manfaatnya tentu jelas dan lebih dari sekedar rasa percaya diri dokter bedah.
Menurut tim di belakan HeroSurg, sistem umpan balik memungkinkan para dokter untuk menyentuh jejaring tubuh manusia dan menentukan kekerasannya secara tepat.
Kemampuan membedakan kekerasan jaringan tersebut memungkinkan pengguna untuk membedakan jaringan normal dan abnormal, misalnya pada jaringan tumor.
Pembedaan kekerasan jaringan merupakan hal yang lazim dilakukan--dikenal sebagai palpasi--tapi dulunya belum mampu dilakukan oleh sistem bedah robotik.
Sistem yang baru juga mencakup kemampuan menghindari tabrakan karena sensor-sensor yang ditempatkan seputar sistem untuk memastikan bahwa lengan-lengan robotik dan meja bedah tidak saling bersinggungan agar perangkat tidak meleset dan melukai pasien.
Pengaturannya mencakup kemampuan pencitraan 3 dimensi dan rancangan konsol yang ergonomis demi kenyamanan pengguna agar tidak terganggu saat melakukan pembedahan.
Pengaturan juga dibuat moduler agar penggantian bagian-bagiannya lebih mudah untuk aplikasi-aplikasi tertentu.
HeroSurg diduga akan memberi dampak besar dalam dunia kedokteran dan tim perancangnya akan segera memulai percobaan pada manusia.




Credit  Liputan6.com






Kamis, 20 Oktober 2016

7 Fakta Mengerikan Parasit 'Pengendali Pikiran Manusia'




CB, New York - Sukar dipercaya, tapi ada sejenis parasit sel tunggal yang ditengarai dapat mengendalikan pikiran manusia. Bagaimana caranya?
Parasit tersebut, Toxoplasma gondii (T. gondii) mungkin paling dikenal karena keterkaitannya dengan kucing. Ternyata, parasit itu dapat berpindah dari kucing ke manusia, terutama melalui persentuhan dengan tinja kucing.
Parasit itu biasanya menyebabkan infeksi ringan, kadang-kadang dengan gejala seperti flu biasa.
Namun demikian, pada orang-orang yang sistem kekebalannya sedang melemah, infeksi yang diderita bisa menjadi masalah serius, mulai dari kejang-kejang hingga masalah paru-paru.
Selain itu, seperti dikutip dari Live Science pada Rabu (19/10/2016), infeksi T. gondii juga bisa memberikan dampak yang aneh.
Dalam beberapa tahun belakangan, parasit ini membingungkan para peneliti, sekaligus memberi pengertian tentang cara kerja perilaku manusia.
Berikut ini adalah 7 fakta tentang T. gondii:
1. T.gondii terbukti meningkatkan keberanian pada tikus
Tikus-tikus yang terinfeksi parasit ini diduga kehilangan rasa takut menghadapi kucing, khususnya ketakutan mereka pada urine kucing.
Dalam penelitian 2011 yang tertera dalam PLOS ONE, ada dugaan tikus-tikus yang terinfeksi mulai merasakan sejenis "ketertarikan seksual" kepada bau urine kucing, padahal biasanya mereka memberikan tanggapan defensif terhadap bau tersebut.
Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan kegiatan syaraf di beberapa bagian otak yang disebabkan oleh T. gondii, demikian menurut para peneliti.
Seperti dituliskan dalam laporan penelitian, parasit tersebut "mengacaukan tanggapan ketakutan" sehingga tikus-tikus tidak lagi menghindari bau urine kucing. Mereka malah tertarik, sehingga mudah diburu oleh kucing.
2. T. gondii dapat berpindah antara hewan-hewan berdarah panas
Kucing dan tikus bukan satu-satunya hewan yang menjadi induk semang parasit. T. gondii adalah suatu parasit luar biasa yang mampu melompat dari hampir semua mahluk berdarah panas ke mahluk berdarah panas lainnya.
Diperkirakan, sekitar 6 di antara 10 penyakit infeksi manusia bersifat zoonotik, artinya bisa melompat dari hewan ke manusia. Tapi, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tidak ada yang menyamai kemampuan T. gondii dalam hal keberagaman induk semang parasit tersebut.

Para peneliti belum bisa memastikan alasan untuk hal ini, tapi sejumlah penelitian, misalnya yang diterbitkan pada 2011 dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, menduga bahwa sebagian jawaban tentang hal ini dapat ditelaah dalam protein parasit tersebut.
Ketika ada suatu jenis protein tertentu dihilangkan, parasit itu tidak bisa lagi menular. Para peneliti menduga bahwa protein yang dimaksud merusak protein kunci dalam sel induk semang yang penting untuk tanggapan kekebalan (imun).
 

Bikin Saki Jiwa?

3. T.gondii diduga ikut andil dalam sejumlah jenis lain sakit kejiwaan
Skizofrenia bukanlah satu-satunya penyimpangan psikologi yang mungkin bisa dikaitkan dengan T. gondii.
Suatu penelitian pada tikus yang hasilnya diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE mengungkapkan bahwa parasit tersebut mungkin dapat menyebabkan infeksi sel-sel otak sehingga mengeluarkan dopamin dalam jumlah besar.
Penambahan dopamin terlibat dalam sejumlah penyimpangan mood tertentu, misalnya pada penyakit bipolar yang sebelumnya telah dikaitkan dengan kekacauan dopamin, demikian menurut penelitian tersebut.
Penelitian lain pada manusia menengarai bahwa Toksoplasma dapat berkaitan dengan letupan-letupan suasana hati, bahkan bunuh diri.
Parasit itu bukanlah patogen pertama yang mengubah otak dan perilaku. Virus rabies, yang mematikan bagi manusia, telah lama terbukti memiliki dampak neurologis berbahaya.
4. Sejumlah penelitian mengkaitkan T. gondii dengan skizofrenia
Salah satu kemungkinan dampak Toksoplasma yang paling mengerikan dan paling kontroversial adalah dampaknya pada pikiran.

Jika seorang wanita terinfeksi virus ketika sedang hamil, janinnya bisa berisiko mengembangkan skizofrenia dan penyimpangan mental lainnya, demikian menurut penelitian 2006 pada sejumlah warga Denmark sebagaimana diterbitkan dalam jurnal Biological Psychiatry.
Bukan hanya itu, sebuah penelitian 2014 yang diterbitkan dalam The Journal of Nervous and Mental Disease mengungkapkan bahwa antibodi Toksoplasma pada pasien dengan skizofrenia. Hal ini menjadi bukti tambahan potensi kaitan antara parasit itu dengan sakit mental.

 

Belum Ada Obat

5. T. gondii belum ada penyembuhannya
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan T. gondii. Selain kewaspadaan agar tidak tertular, tak banyak hal lain yang bisa dilakukan.
Dalam penelitian 20005 di American Journal of Obstetrics and Gynecology, pada penyedia jasa kesehatan menasehatkan kaum wanita hamil ataupun yang berencana hamil agar memeriksakan T. gondii.
Para penulis penelitian juga mengusulkan agar kaum wanita mengerti faktor-faktor risiko infeksinya, misalnya paparan kepada kucing (apalagi wadah tinja kucing), konsumsi daging kurang matang, dan minum air belum diolah.
6. Lebih dari setengah penduduk dunia terinfeksi
Para peneliti sepertinya belum sepakat tentang penyebaran T. gondii, karena banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Dalam penelitian 2002 yang tertera di jurnal Clinical Microbiology and Infection, diperkirakan antara 16 hingga 40 persen warga dunia terinfeksi. Tapi, di sejumlah kawasan seperti Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Eropda daratan. Angkanya antara 50 hingga 80 persen.

Suatu penelitian 2011 yang dilaporkan dalam Journal of Global Infectious Diseases memberikan perkiraan yang lebih tinggi tentang jumlah orang yang terinfeksi, yaitu sekitar 6 miliar manusia—setara dengan 80 persen populasi dunia.
CDC memperkirakan sekitar 60 juta orang di Amerika Serikat—setara dengan 20 persen penduduk—telah terinfeksi.
Padahal, suatu uji darah sederhana dapat mengungkapkan apakah seseorang memiliki antibodi T. gondii sebagai penanda hadirnya infeksi parasit tersebut.
7. Seringkali, T. gondii tidak memiliki gejala
Dalam kasus-kasus ringan, T. gondii dapat memberikan gejala-gejala seperti flu.
Suatu penelitian 2014 yang tertera dalam American Journal of Tropical Medicine and Hygiene menduga bahwa, dalam kebanyakan kasus, orang sekedar mengalami gejala ringan, atau bahkan tidak ada gejala sama sekali.
Menurut para peneliti, hal itulah yang menjadi alasan mengapa parasit itu kerap diabaikan.
Parasit tersebut paling berbahaya pada orang yang sudah memiliki kondisi-kondisi tertentu, misalnya keberadaan penyakit yang andil dalam pelemahan sistem kekebalan.
Kebanyakan orang yang terinfeksi T. gondii tidak menyadari memilikinya.







Credit  Liputan6.com




Kamis, 06 Oktober 2016

Terapi Baru Dapat Hilangkan Virus HIV dari Darah?


 
CB, London - Periset dari Inggris berharap mereka bisa menyembuhkan penderita HIV setelah virus salah satu pasien yang dirawat dengan terapi terbaru hilang dari darahnya.
Menurut The Sunday Times yang dikutip News.com.au pada Senin (3/10/2016), pasien berusia 44 tahun tersebut merupakan salah satu dari 50 pasien penderita HIV yang kini mencoba terapi terbaru.
"Tes darahku yang dilakukan pada minggu lalu sejauh ini tak ditemukan virus," ujar pasien yang merupakan pekerja sosial dari London itu.
Terapi terbaru tersebut diciptakan oleh tim peneliti dari lima universitas terkemuka di Inggris, yaitu Oxford University, Cambridge University, Imperial College London, University College London dan King's College London.
Para periset mengatakan, virus tersebut tak terdeteksi dalam darah pasien pria itu. Mereka menambahkan, jika tes darah terus mengeluarkan hasil serupa--tak terdapat HIV, bisa dikatakan ia sembuh total.
"Kami tengah mengeksplorasi kemungkinan benar tidaknya orang sembuh dari HIV. Ini adalah tantangan besar dan masih terlalu dini untuk dikatakan hasilnya. Namun, kemajuan yang terjadi sangat luar biasa," ujar Direktur National Institute for Health Research Office for Clinical Research Infrastructure, Mark Samuel.
Virus HIV menyerang sistem imun dan menempel di sel T DNA manusia, di mana penyakit itu bisa 'sembunyi' dan dapat bereproduksi.
Terapi yang saat ini dilakukan antiretroviral therapies (Art), menargetkan proses penghentian reproduksi. Tapi hingga kini belum bisa menemukan sel T yang tak aktif yang terinfeksi virus.
Dalam terapi terbaru, yang dilakukan pertama kali adalah mengenali dan menghapus sel-sel yang terinfeksi HIV. Lalu, di tahap berikutnya, obat terbaru bernama Vorinostat mengubah sel T terinfeksi yang 'tertidur' menjadi aktif sehingga mereka bisa ditemukan. Tahap terakhir adalah menargetkan sistem imun tubuh itu sendiri.
Lebih dari 37 juta orang di seluruh dunia terjangkit HIV , dengan jumlah paling banyak terdapat di Sub-Sahara Afrika.



Credit  Liputan6.com




Selasa, 13 September 2016

Ilmuwan Temukan Molekul Lebih Ampuh dari Antibiotik


Molekul berbentuk bintang, atau polimer peptida.
Ilmuwan Temukan Molekul Lebih Ampuh dari Antibiotik
Gunakan Antibiotika dengan Rasional
 
CB – Ilmuwan Australia, berhasil menemukan anti-Superbug. Bukan berupa antibiotik, melainkan sebuah polimer. Penemunya adalah ilmuwan dari University of Melbourne.
Diketahui, Superbug adalah jenis bakteri yang tidak bisa dimatikan dengan antibiotik. Superbug sendiri berkembang, karena seorang sering mengonsumsi antiobiotik.
Antibiotik tersebut merupakan molekul yang berbentuk mirip dengan bintang. Polimer berbentuk bintang itu disebut polimer peptida, yang diklaim sangat efektif untuk bisa membunuh bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
"Diperkirakan, munculnya Superbug akan menyebabkan kematian hinga 10 juta per tahun pada tahun 2050. Selain itu, hanya ada satu, atau dua antibiotik baru yang dikembangkan dalam 30 tahun terakhir," ujar kepala peneliti, Greg Qiao, seperti dilansir Xinhuanet, Selasa 13 September 2016.
Qiao menjelaskan, temuan polimer bentuk bintang, atau polimer peptida yang efektif mematikan Superbug itu berawal dari pengujian yang dikembangkan menggunakan bakteri gram negatif, kelas bakteri yang sangat rentan terhadap resistensi antibiotik.
Saat diuji menggunakan polimer peptida, bakteri tidak menunjukkan perlawanan. Bahkan, polimer itu mampu membunuh bakteri dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan antibiotik yang hanya mampu membunuh bakteri lewat satu cara.
Tim peneliti menegaskan, mereka percaya serangan bertubi-tubi dari polimer berbentuk bintang itu mampu mengalahkan resistensi bakteri. Bahkan, polimer bertanggung jawab untuk kinerja yang lebih unggul  dari antibiotik.
“Polimer bersifat non-toksik terhadap tubuh manusia. Ini sangat menjanjikan, terutama ketika uji coba di sel darah merah mengindikasikan rata-rata dosis polimer harus dinaikkan lebih dari 100 untuk bisa menjadi racun ,” kata Qiao.



Credit  VIVA.co.id





Kamis, 08 September 2016

Cegah penyebaran demam, Ukraina sembelih 80.000 babi


 
Cegah penyebaran demam, Ukraina sembelih 80.000 babi
Partikel virus flu babi (influenza tipe A subtipe H1N1). (U.S National Institute of Allergy and Infectious Diseases/NIAID )
 
Kiev (CB) - Sebanyak 80.000 babi telah disembelih di Ukraina sejak awal tahun ini untuk mencegah penyebaran Demam Babi Afrika, yang menyerang seluruh negeri tersebut, kata Wakil I Perdana Menteri Stepan Kubiv pada Rabu (7/9).

"Selama tahun lalu, sebanyak 57 kasus Demam Babi Afrika dilaporkan di Ukraina, sementara selama delapan bulan tahun ini, ada 108 kasus," kata Kubiv sebagaimana dikutip media setempat.

Pada Agustus saja, virus itu ditemukan di 24 peternakan di sembilan wilayah Ukraina, kata Kubiv, sebagaimana diberitakan Xinhua di Jakarta, Kamis pagi.

Ia menambahkan pemerintah di negeri tersebut sedang melakukan serangkaian langkah karantina guna menghentikan penyebaran penyakit itu.

Sejak awal tahun ini, Demam Babi Afrika telah mengakibatkan kerugian langsung sebanyak 820.000 dolar AS terhadap sektor pertanian Ukraina, kata Kubiv.

Dari Januari sampai Agustus 2016, eksport babi Ukraina telah merosot 92,2 persen dari tahun ke tahun jadi 1.523 ton akibat wabah penyakit tersebut.

Demam Babi Afrika, penyakit virus yang tidak berbahaya bagi manusia tapi mematikan buat babi, pertama kali ditemukan di Ukraina pada 2012.

Credit  ANTARA News




Cegah Zika ternyata mudah

 
Cegah Zika ternyata mudah
ilustrasi - Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Batam melakukan pengasapan (fogging) di area Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (31/8/2016). (ANTARA/M N Kanwa) 
 
Bogor (CB) - Guru besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB Prof Upik Kesumawati mengatakan penyebaran virus zika dapat dicegah dengan mengendalikan vektor utamanya yakni nyamuk aedes aegypti. Caranya, cukup dengan jaga kebersihan lingkungan.

"Nyamuk bisa dikendalikan asal kita mau," katanya di Bogor, Rabu.

Ia menjelaskan pengendalian aedes aegyti dengan 3M plus yakni mengubur, menguras dan menghilangkan wadah yang mengandung air. Pola hidup sehat dan lingkungan yang bersih.

"Bersihkan tempat penampungan air minimal seminggu sekali dan gosok hingga bersih karena telur aedes aegyti menempel di dinding wadah," katanya.

Menurutnya, telur aedes aegypti memiliki keistimewaan dapat bertahan hidup walau tidak ada air.

"Telurnya tahan kering, begitu ada air hujan dia berkembang lagi. Beda dengan nyamuk lain, kalau tidak ada air akan mati. Intinya menutup wadah air," katanya.

Ia mengatakan hasil penelitian menunjukkan aedes aegypti adalah nyamuk yang tangguh, tidak hanya mampu bertelur di tempat yang jernih, tapi juga bisa bertelur di air yang berpolusi.

"Nyamuk ini mudah beradaptasi dengan lingkungan. Perilaku nyamuk aedes aegypti yang dianggap nyamuk siang hari ternyata hasil riset menemukan nyamuk ini ditemukan pada malam hari. Ini adalah perubahan perilaku adaptif dari aedes aegypti," katanya.

Sementara itu pakar virus dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB Dr Surachmi Setyaningsih menjelaskan penyebaran virus zika sudah diketahui sejak tahun 1974 dan pertama ditemukan pada monyet di Afrika.

Virus diketahui menyebar ke Asia, selanjutnya pada tahun 2007 mulai banyak menular dan meletus ketika akhir 2014 hingga 2015 bahkan hingga kini masih terjadi.

"Virus ini pernah hilang dan muncul lagi. Sampai saat ini, virus zika menginfeksi primata, belum ada bukti menginveksi ternak dan belum ada vaksinya," katanya.

Ia menjelaskan, virus tersebut ditularkan oleh nyamuk terutama aedes aegypti (vektor dengeu, yellow fever, chikungunya). Vektor definitif maupun potensial banyak terdapat di Afrika, Amerika, Asia, Eropa dan Kepulauan Pasifik.

"Terdeteksinya zika di Singapura, harusnya Indonesia lebih waspada karena potensi penularannya sangat tinggi. Lingkungan mendukung dan kepedulian masyarakat kurang. Ini faktor resiko yang kami anggap penting, harus digarap serius dan tidak bisa parsial," katanya.

Ia mengatakan saat ini Singapura sudah melaporkan adanya serangan zika pada manusia. Karena adanya isu tersebut, kemungkinan ada hubungannya dengan bayi yang akan dilahirkan. Singapura mendeteksi gejala ringan seperti demam, mata merah, bercak merah (seperti demam berdarah).

"Jarak Singapura dan Indonesia cukup dekat. Nyamuk tidak berbedah jauh spesiesnya dengan Indonesia. Di Singapura, sanitasinya bagus tetapi bisa tertular, apalagi di Indonesia, yang sanitasinya masih bermasalah, maka harus siap dan tingkatkan kewaspadaan," katanya.

Profesor Upik menambahkan penyebaran virus zika harus diwaspadai karena manusia menyediakan habitatnya. Lingkungan rumah dan sekelilingnya penuh dengan wadah air yang bisa mengakibatkan Aedes aegypti berkembang biak. Terdapat kaleng bekas, sisa barang yang menumpuk di dalam rumah, yang menjadi tempat kembang biaknya nyamuk.

Selama ini, lanjutnya, masyarakat sudah mengetahui bahwa mereka menyediakan air yang bisa menjadi tempat berkembang biak aedes aegypti. Namun kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya masih rendah.

"Hasil pengamatan jentik di beberapa daerah menunjukkan angka bebas jentik di wilayah Bogor masih jauh dari standar pemerintah. Rata-rata mencapai 17 sampai 18 persen," kata Upik.


Credit  ANTARA News






Zika sudah sampai di Malaysia


Zika sudah sampai di Malaysia
Terinfeksi virus zika (en.wikipedia.org)
Kualalumpur (CB) - Malaysia pada Rabu memastikan wanita hamil pertama, berusia 27 tahun dan tinggal di bagian selatan, dekat Singapura, terserang Zika.

Penularan Zika pada wanita hamil terbukti menyebabkan mikrosepalus, cacat lahir berupa ukuran kecil kepala dan otak, dengan sejumlah kecacatan lain di otak.

Menteri Kesehatan Subramaniam Sathasivan mengatakan bahwa wanita itu, yang mengandung tiga-empat bulan, tinggal di kota Johor Bahru, dekat Singapura, yang melaporkan 275 penderita.

Suaminya, yang bekerja di Singapura, juga menunjukkan sejumlah gejala Zika dan menjalani pemeriksaan.

"Belum jelas apakah wanita itu tertular penyakit tersebut dari suaminya atau penularan setempat," kata Subramanian dalam jumpa pers di Putrajaya, ibu kota pemerintahan Malaysia.

Pada pekan lalu, Malaysia memastikan penderita pertama Zika, wanita berusia 58 tahun, yang mengunjungi Singapura. Pada Sabtu, mereka memastikan penularan pertama Zika setempat.

Subramanian mengatakan bahwa Malaysia diperkirakan akan mengalami kasus lebih banyak di Johor Bahru dikarenakan kedekatannya dengan Singapura. Sekitar 200.000 orang warga Malaysia pulang-pergi dari Johor ke kota-negara tersebut.

Meskipun mikrosepalus biasanya terlacak pada saat akhir atau tiga bulan awal kehamilan, temuan itu dapat diketahui sesegera mungkin saat 18-20 minggu pertama kehamilan, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

Credit  ANTARA News



Zika sudah sampai di Filipina

Zika sudah sampai di Filipina
Virus Zika (www.flickr.com/Wellcome Images/Maurizio De Angelis)
 
Manila (CB) - Filipina awal pekan ini memastikan penderita pertama Zika di negara itu dan menyatakan bahwa sangat mungkin adalah penularan setempat dan diperkirakan beberapa penderita lagi terungkap.

Seorang perempuan berusia 45 tahun dan tinggal di kota Iloilo, Filipina tengah, terjangkit virus itu, kata Dr Eric Tayag, juru bicara Kementerian Kesehatan dalam jumpa pers.

Perempuan itu tidak sedang mengandung, katanya, dan sudah pulih di rumah. "Sangat tinggi kemungkinan dia tertular di tempat itu karena dia tidak punya riwayat bepergian ke negara mana pun dalam dua pekan belakangan," kata Tayag.

Filipina melaporkan penderita pertama Zika pada 2012, seorang remaja laki-laki di pulau Cebu, Filipina tengah. Empat penderita lain adalah orang asing.

Zika berjangkit luas di Amerika Latin dan Karibia dan yang paling parah menimpa Brazil tetapi di Asia telah terpangkas.

Singapura melaporkan lebih dari 240 kasus Zika sejak seorang warga yang terjangkit diketemukan pada 27 Agustus dan di negara tetangganya Malaysia juga ditemukan satu kasus serupa.

Penyakit Zika yang menimpa perempuan hamil dan menyebabkan mirkosepalus diketahui pertama di Brasil dan sejak itu terjadi sekitar 1.800 kasus mikrosepalus atau cacat kepala dan otak kecil.

Pada orang dewasa penyakit ini dapat menyebabkan gangguan syaraf yang lain.

Vaksin untuk merawat penyakit Zika belum ditemukan. Penyakit ini masih satu golongan dengan demam berdarah dan cikunguya yang ditandai dengan gejala demam dan mata merah.


Credit  ANTARA News




Selasa, 06 September 2016

W-18 jenis narkoba tak terdeteksi dalam darah beredar di Australia

 
Paket-paket itu dikirimkan ke kotak pos pribadi, rumah kost-kost-an mahasiswa, atau apartemen kosong. Mahasiswa yang kebanyakan datang dari Tiongkok tidak menyadari apa isi paket yang mereka terima, dan kemudian mereka mendapat upah...."
Perth (CB) - Narkoba paling mematikan di dunia yang mempunyai dampak 10.000 kali lipat lebih kuat daripada morfin atau heroin, W-18, ditengarai mulai beredar di Australia seiring dengan penyitaan barang haram tersebut oleh otoritas Penjagaan Perbatasan Australia (ABF).

Menurut Kepala ABF, Roman Quadvlieg, narkoba jenis W-18 jauh lebih mematikan daripada opioid fentanyl, "Fentanyl bukan yang paling berbahaya," ujar dia seperti dikutip koran "The Daily Telegraph", Senin.

"Ada beberapa jenis derifatif di luar sana yang bahkan kita belum tahu namanya .... analog kimia yang disebut dengan W, lebih ampuh (efek candunya-red) daripada fentanyl," tambah Roman.

Hingga sejauh ini otoritas Australia sudah beberapa kali menyita fentanyl, dan berdasarkan riset serta kolaborasi penyelidikan dengan otoritas di Amerika Serikat dan Kanada, sangat jelas bahwa ada candu yang demikian dahsyat dampaknya sehingga berujung kematian.

Pada bulan Mei tahun ini, petugas koroner negara bagian New South Wales (NSW), Michael Barnes, mengeluarkan peringatan publik setelah 13 orang tewas sebulan setelah mengkonsumsi heroin yang diduga mengandung fentanyl.

W-18--yang juga dikenal dengan "beans" (kacang) dan "shady 80s"--memiliki dampak 100 kali lebih kuat daripada fentanyl. Efek meredakan rasa sakit yang dimunculkan mulai dua tahun lalu digunakan sebagai obat-obatan untuk keperluan rekreasi. Narkoba ini berbentuk pil dan bubuk, dinamai W-18 karena termasuk komponen zat W-1 hingga W-31.

Sementara itu W sendiri diambil dari nama Brent Warren, salah satu peneliti Alberta yang menyintesa beberapa jenis narkoba di tahun 80-an. Dan celakanya, sekali dikonsumsi, W-18 tidak bisa dideteksi di aliran darah.

Narkoba yang masuk ke Australia, menurut Roman, mayoritas dipasok dari Tiongkok. Sebuah temuan oleh pemerintah Tiongkok menemukan ada desa di kawasan tepi Sungai Mekong yang mengandalkan penghasilan semua penduduknya dari produksi barang haram berupa candu.

Untuk mengurangi potensi tertangkap petugas, narkoba biasanya dikirim bukan lewat kargo laut namun justru lewat paket kiriman berukuran masing-masing 10 kilogram lewat perusahaan-perusahaan pengiriman paket via udara seperti DHL, FedEx, TNT, dan UPS.

"Paket-paket itu dikirimkan ke kotak pos pribadi, rumah kost-kost-an mahasiswa, atau apartemen kosong. Mahasiswa yang kebanyakan datang dari Tiongkok tidak menyadari apa isi paket yang mereka terima, dan kemudian mereka mendapat upah 100 atau 200 dolar (sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta-red) untuk mengambil paket tersebut. Nanti ada orang lain yang mengambil paket itu dari mereka," ujar Roman menjelaskan modus pengiriman narkoba dari Tiongkok ke Australia.



Credit  ANTARA News