Tampilkan postingan dengan label LIBANON. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LIBANON. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 April 2019

PBB Tuntut Perlucutan Senjata Hizbullah


PBB Tuntut Perlucutan Senjata Hizbullah
PBB menuntut perlucutan senjata kelompok Hizbullah. Foto/Istimewa

NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, memperingatkan pemeliharaan kapasitas militer Hizbullah yang cukup besar dan canggih. Ia juga meminta pemerintah dan tentara Lebanon untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah kelompok yang didukung Iran itu memiliki senjata dan upaya untuk membuatnya menjadi partai politik sipil.

Tuntutan Guterres muncul dalam laporan tengah tahunan tentang implementasi resolusi Dewan Keamanan 1559, yang pertama kali diadopsi pada 2 September 2004 seperti dikutip dari Asharq Al-Awsat, Sabtu (27/4/2019).

Laporan itu juga muncul di tengah laporan yang mengatakan Pengadilan Khusus untuk Lebanon, yang sedang mempertimbangkan kasus pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri pada 2005, harus segera mengeluarkan putusan dalam kasus tersebut yang mencakup dakwaan terhadap pejabat dan aktivis Hizbullah.

Para diplomat di Dewan Keamanan mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak puas dengan laporan Sekjen PBB terakhir tentang implementasi Resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kepatuhan Hizbullah terhadap embargo senjata, disiapkan oleh Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jan Kubis.

Seorang diplomat yang akhir-akhir ini menghadiri pertemuan Dewan Keamanan tempat Kubis berbicara tentang laporannya, mengatakan bahwa penjabat Duta Besar AS untuk PBB, Jonathan Cohen, berulang kali mengkritik cara laporan PBB menangani penerapan embargo senjata dan informasi tentang aliran senjata yang terus-menerus ke tangan Hizbullah.

Diplomat percaya bahwa Washington tidak berusaha untuk mengubah atau mengamandemen mandat Pasukan Sementara PBB di Libanon (UNIFIL), mirip dengan klaim yang diluncurkan oleh beberapa pihak Lebanon.

Alih-alih, kata diplomat itu, AS menuntut implementasi Resolusi 1701 yang efektif, yang menetapkan penetapan antara Garis Biru dan Sungai Litani di wilayah yang bebas dari personil, aset, dan senjata apa pun kecuali Pemerintah Lebanon dan UNIFIL.

Dalam laporan semi-tahunan baru tentang Resolusi 1559 yang diterima oleh Asharq Al-Awsat, Gueterres menekankan pada komitmen Lebanon terhadap kebijakan disasosiasi.

Ia mencatat bahwa keterlibatan Hizbullah dalam konflik di Suriah melanggar kebijakan ini.

Dalam laporannya, Guterres menyambut baik pembentukan kabinet baru dan ia meminta Presiden Michel Aoun untuk mengembangkan strategi pertahanan nasional yang mampu mengatasi kebutuhan untuk mencapai monopoli Negara atas kepemilikan dan penggunaan senjata. 



Credit  sindonews.com




Rabu, 24 April 2019

Amerika Serikat Tawarkan Rp 140 M untuk Penyalur Dana Hizbullah



Ratusan pengikut Houthi membawa poster pemimpin Hezbollah Libanon Sayyed Hassan Nasrallah saat melakukan aksi protes terhadap serangan koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, 22 April  2015. REUTERS/Khaled Abdullah
Ratusan pengikut Houthi membawa poster pemimpin Hezbollah Libanon Sayyed Hassan Nasrallah saat melakukan aksi protes terhadap serangan koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, 22 April 2015. REUTERS/Khaled Abdullah

CB, Jakarta - Pemerintah AS menawarkan imbalan US$ 10 juta atau Rp 140,7 miliar untuk informasi tiga terduga sponsor utama Hizbullah, kelompok paramiliter Lebanon yang dicap teroris oleh AS.
Departemen Luar Negeri dan Keuangan AS merilis tiga nama: Adham Tabaja, Ali Charara dan Mohamed Bazzi, sebagai penyokong dana kelompok Hizbullah, seperti dilaporkan Russia Today, 23 April 2019.

"Hezbollah menerima senjata, pelatihan, dan pendanaan dari Iran hingga US$ 1 miliar (Rp 14 triliun) per tahun," kata Asisten Kementerian Luar Negeri Michael Evanoff.

Evanoff mengklaim Hizbullah menggunakan dana itu untuk kegiatan mendukung pemerintah di Suriah, pemberontak Houthi di Yaman, dan operasi pengawasan dan pengumpulan intelijen di tanah air Amerika.
"Jangan salah, pemerintah AS akan menggunakan semua alat yang tersedia untuk memadamkan sumber pendapatan Hizbollah," kata Asisten Departemen Keuangan Marshall Billingslea.

AS menunjuk Iran sebagai sponsor negara terorisme pada tahun 1984, dan Hezbollah sebuah organisasi teroris pada tahun 1997. AS juga menunjuk Iran Revolutionary Guard Corps (IRGC) sebagai organisasi teroris awal bulan ini. Iran telah membalas dengan mendeklarasikan Pusat Komando AS sebagai organisasi teroris.
Perburuan Hizbullah ditawarkan di bawah program "Rewards for Justice", yang dimulai pada tahun 1984 dan sejauh ini telah membayar lebih dari US$ 150 juta (Rp 2 triliun) kepada lebih dari 100 orang, menurut Departemen Luar Negeri.





Credit  tempo.co




Selasa, 23 April 2019

Hizbullah Kecam Keras Serangan Bom di Sri Lanka


Hizbullah Kecam Keras Serangan Bom di Sri Lanka
Hizbullah turut melemparkan kecaman keras atas serangkaian serangan bom yang mengguncang Sri Lanka, kemarin. Foto/Reuters

BEIRUT - Hizbullah turut melemparkan kecaman keras atas serangkaian serangan bom yang mengguncang Sri Lanka, kemarin. Hizbullah mengatakan, serangan terhadap orang-orang yang sedang beribadah adalah sesuatu yang tidak bisa diterima.

Delapan bom meledak dalam serangan terkoordinasi yang menghantam tiga gereja, empat hotel dan sebuah rumah di Sri Lanka. Serangan terhadap tiga gereja terjadi saat para jemaat menjalankan ibadah Paskah.

Tiga gereja berada di antara target delapan bom. Ketiganya adalah Kuil Santo Anthony di distrik Kochchikade di Kolombo, Gereja Santo Sebastian di Negombo dan Gereja Sion di kota Batticaloa.

"Hizbullah mengutuk serangan teror terhadap gereja dan hotel di Sri Lanka yang telah mengakibatkan ratusan kematian orang tak bersalah. Hizbullah mengutuk keras serangan terhadap orang beragama dan upacara keagamaan mereka di hari-hari libur besar," kata Hizbullah.

"Kami menyerukan semua orang percaya di dunia, tidak peduli afiliasi agama mereka, untuk berdiri bersama melawan fenomena berbahaya terorisme ini, baik itu diterapkan oleh individu atau kelompok buatan," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (22/4).

Kelompok yang berbasis di Lebanon itu kemudian menekankan bahwa teror tidak ada hubungannya dengan agama dan menekankan perlunya untuk melawan kegiatan teroris.

Sementara itu, jumlah korban tewas dalam serangkan ledakan bom di Sri Lanka meningkat dengan pesat. Berdasarkan data pada hari Senin, jumlah korban meninggal sudah mencapai 290 orang. Selain itu, jumlah korban luka juga meningkat menjadi 500 orang. 





Credit  sindonews.com




Senin, 22 April 2019

Perang dengan Hizbullah, Israel Bakal Bumi Hanguskan Lebanon



Perang dengan Hizbullah, Israel Bakal Bumi Hanguskan Lebanon
Israel ancam hancurkan Lebanon jika pecah perang baru dengan kelompok Hizbullah. Foto/Ilustrasi/Istimewa


TEL AVIV - Komandan militer Israel memperingatkan bahwa seluruh Lebanon tidak akan selamat jika perang baru meletus dengan Hizbullah.

"Adalah bijaksana menyatakan perang terhadap Lebanon untuk menunjukkan harga yang harus mereka bayar, jika Hizbullah menyerang," kata kepala Komando Utara Israel, Jenderal Yoel Strick, seperti dikutip Asharq Al-Awsat dari Ynet news, Jumat (19/4/2019).

"Ini akan menjadi kesalahan memisahkan Hizbullah dari seluruh Lebanon karena itu adalah pemain politik dan bagian dari pembentukan," imbuhnya.

Mengenai dugaan rencana Hizbullah untuk menyusup ke perbatasan utara Israel, ia mengatakan bahwa penghancuran terowongan yang digali di bawah perbatasan dengan Lebanon belum menghalangi rencana itu.

“Kami, tentu saja, tidak akan membiarkan itu terjadi. Kami akan menggagalkan rencana itu. Ini bukan hanya ancaman bagi kami tetapi juga kesempatan, karena mereka telah mengalihkan pejuang terbaik mereka ke Selatan. Kami akan menghadapi mereka dan saya tidak ragu (akan) hasilnya,” Strick memperingatkan.

Meski begitu, ia menolak untuk mengkonfirmasi bahwa semua terowongan Hizbullah telah dihancurkan.

"Dalam profesi saya, tidak ada kepastian, jadi saya akan mengatakan sejauh yang saya ketahui - dengan sarana yang tersedia bagi kita, saya dapat mengatakan dengan keyakinan tingkat tinggi bahwa ancaman dari terowongan serangan telah dihapus. Bisakah mereka dikembangkan lagi? Saya harap tidak," turangnya.

Pada bulan Desember, Israel menuduh Hizbullah menggali terowongan lintas perbatasan ke wilayahnya dari Lebanon selatan dan melancarkan operasi untuk menghancurkan mereka. Menurut tentara Israel, Hizbullah berencana menggunakan terowongan untuk menculik atau membunuh warga sipil atau tentara, dan untuk merebut sepotong wilayah Israel jika terjadi konflik.  




Credit  sindonews.com



Senin, 01 April 2019

Pengakuan Trump Atas Golan Ancam Kedaulatan Lebanon



Pengakuan Trump Atas Golan Ancam Kedaulatan Lebanon
Keputusan Presiden AS, Donald Trump untuk mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai milik Israel dilaporkan berdampak langsung terhadap kedaulatan Lebanon. Foto/Istimewa


BEIRUT - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai milik Israel dilaporkan berdampak langsung terhadap kedaulatan Lebanon.

Para pejabat Lebanon menyebut keputusan itu dapat berdampak pada status Perkebunan Shebaa. Perkebunan Shebaa adalah sebidang tanah kecil yang terletak di persimpangan perbatasan Lebanon-Suriah dan Dataran Tinggi Golan.

Melansir Sputnik pada Minggu (31/3), Israel menganggap Perkebunan Shebaa bagian dari wilayah Golan yang diduduki, sementara Damaskus dan Beirut bersikeras bahwa daerah itu adalah milik Lebanon.

Sementara itu, terkait dengan situasi Golan, pemerintah Arab Saudi kembali menolak keputusan yang dibuat Trump tersebut. Penolakan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Ibrahim al-Assaf dalam pidato pembukaan selama sidang tingkat menteri menjelang KTT Liga Arab yang digelar di Tunisia.

"Kerajaan menolak tindakan apa pun yang memengaruhi status historis Yerusalem. Kami (Saudi) mendukung integritas wilayah Suriah dan solusi politik berdasarkan dialog antara oposisi dan rezim," kata Assaf.

Penolakan Saudi atas status baru Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel itu sebelumnya telah disampaikan pemerintah Kerajaan. 




Credit  sindonews.com


Kamis, 28 Maret 2019

Putin-Aoun dukung Suriah perangi terorisme

Putin-Aoun dukung Suriah perangi terorisme

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Lebanon Michael Aoun menyampaikan dukungan mereka buat upaya Suriah memerangi terorisme. (SANA - Suriah)



Moskow (CB) - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Lebanon Michael Aoun kembali menyampaikan dukungan negara mereka terhadap upaya Suriah memerangi terorisme.

Mereka juga menegaskan tak ada pengganti bagi penyelesaian politik atas krisis Suriah.

Rusia pada Rabu menyatakan kedua presiden tersebut mengatakan di dalam satu pernyataan bersama yang mereka keluarkan setelah pertemuan mereka di Kremlin pada Selasa (26/3) bahwa Rusia dan Lebanon menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah Suriah dan keduanya berpegang pada prinsip yang dilandasi atas sikap bahwa tak ada pengganti bagi penyelesaian krisis di Suriah melalui cara damai.

Kedua presiden menyampaikan dukungan bagi penyelesaian krisis di Suriah melalui cara diplomatik dengan landasan Resolusi No. 2254 Dewan Keamanan dan keputusan Kongres Dialog Nasional Suriah di Sochi.

Di dalam pernyataan mereka, kedua presiden tersebut menyampaikan dukungan kuat bagi upaya yang dilancarkan oleh Pemerintah Suriah bersama dengan sekutunya dalam memerangi terorisme, terutama Da'esh (ISIS) dan organisasi gerilyawan Jabhat An-Nusra serta organisasi lain yang berafiliasi kepada mereka.

Pernyataan itu memuji keefektifan pertemuan Astana dalam melicinkan jalan buat kondisi yang kondusif bagi dilaksanakannya proses politik untuk menyelesaikan krisis di Suriah.

Kedua presiden tersebut menyerukan dorongan ke arah upaya terpadu untuk menjamin kepulangan semua orang Suriah yang mengungsi ke tempat asal mereka setelah semuanya dibebaskan dari pelaku teror.




Credit  antaranews.com




Hizbullah Serukan Perlawanan Atas Langkah AS Terhadap Golan



Hizbullah Serukan Perlawanan Atas Langkah AS Terhadap Golan
Pemimpin kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyerukan perlawanan terhadap keputusan AS terkait Dataran Tinggi Golan. Foto/Istimewa


BEIRUT - Pemimpin Hizbullah menyerukan "perlawanan" atas keputusan Amerika Serikat (AS) mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan satu-satunya pilihan yang tersisa bagi Suriah untuk mengambil kembali tanah mereka - dan bagi rakyat Palestina untuk mencapai hak-hak sah mereka - adalah perlawanan.

Dia menggambarkan langkah Trump sebagai titik balik yang penting dalam sejarah konflik Arab-Israel.

"Keputusan Trump memberikan pukulan telak pada apa yang disebut proses perdamaian di wilayah tersebut, yang dibangun di atas (konsep) tanah dengan imbalan perdamaian," ujarnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (28/3/2019).

Ia juga menyerukan Liga Arab, yang telah menangguhkan keanggotaan Suriah atas penindasan berdarah terhadap protes yang mengarah ke perang, untuk mengambil tindakan pada pertemuan puncak pada akhir bulan nanti di Tunis.

"Blok dengan 21 anggota harus menyerukan penarikan inisiatif perdamaian Arab dari meja perundingan tentang masalah Israel-Palestina," katanya.

Inisiatif, yang lahir pada tahun 2002 di Beirut, menyerukan agar Israel menarik diri dari semua tanah yang didudukinya pada tahun 1967, dengan imbalan normalisasi antara semua negara Arab dan Israel.

Presiden AS Donald Trump pada hari Senin secara resmi mengakui kedaulatan Israel atas wilayah perbatasan strategis, yang direbut dari Suriah pada tahun 1967. Negara Zionis itu kemudian menganeksasi Golan pada tahun 1981 dalam suatu langkah yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.

Keputusan Trump terhadap Golan memicu kecaman dari Liga Arab, serta beberapa negara regional, termasuk Libanon, Turki, Iran dan Arab Saudi. 

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 orang juga mengecam langkah itu, menyebutnya pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.



Credit  sindonews.com



Hizbullah: AS Mungkin Akan Akui Tepi Barat Milik Israel



Hizbullah: AS Mungkin Akan Akui Tepi Barat Milik Israel
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa Amerika Serikat selanjutnya dapat memilih untuk mengakui kedaulatan Israel atas Tepi Barat, Palestina yang diduduki Tel Aviv. Foto/Istimewa


BEIRUT - Hizbullah memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) selanjutnya dapat memilih untuk mengakui "kedaulatan" Israel atas Tepi Barat, Palestina yang diduduki Tel Aviv. Hal ini, menurut Hizbullah dapat terjadi jika dunia Arab tidak bertindak.

"Ketika seluruh dunia mengizinkan (Presiden AS Donald) Trump untuk mendeklarasikan Yerusalem sebagai Ibu Kota abadi Israel, dan khususnya dunia Arab tetap diam, ini membuka jalan bagi semua pelanggaran AS," kata pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Nasrallah mengatakan, ketika institusi dan hukum internasional gagal untuk melayani agenda Amerika dan kepentingan mereka, AS hanya mengabaikannya dengan secara tidak hormat. Dunia internasional, lanjut Nasrallah, kemudian hanya diam dan menyaksikan AS melanggar semua batas yang ada.

"Apa yang disebut 'komunitas internasional' tidak dapat melindungi hak apa pun dari rakyat apa pun, termasuk kepemilikan tanah dan kedaulatan, mengambil kembali tanah yang ditaklukkan seperti apa yang terjadi di Golan atau apa yang terjadi sebelumnya di Yerusalem," ucapnya.

"Kita harus bersiap-siap Trump mengakui kedaulatan Israel atas Tepi Barat," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir PressTV pada Rabu (27/3).

Dia mengatakan, langkah potensial seperti itu adalah bagian dari kesepakatan abad ini, yang merupakan proposal Washington untuk proses penyelesaian konflik Israel-Palestina. Proposal, yang belum diumumkan secara publik itu, telah ditolak oleh Palestina.

"Mereka dapat mengatakan bahwa rakyat Palestina dapat pergi dan tinggal di Gaza," ungkapnya, membayangkan pengusiran warga Palestina dari Tepi Barat sebagai bagian dari rencana AS. Dia menambahkan bahwa dunia Arab untuk menggunakan "hati nurani" yang tersisa untuk mencegah hal ini. 





Credit  sindonews.com





Rabu, 13 Maret 2019

Kelompok bersenjata di Nigeria culik pekerja asal Lebanon


Kelompok bersenjata di Nigeria culik pekerja asal Lebanon
Pendukung Presiden Nigeria Muhammadu Buhari melakukan selebrasi di Kano, Nigeria, setelah ia menang untuk periode kedua, Selasa (26/2/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Afolabi Sotunde/cfo




Jakarta (CB) - Kelompok bersenjata di Nigeria menculik seorang pekerja bangunan asal Lebanon dan menewaskan satu pria lainnya di Kota Kano pada Selasa pagi, demikian informasi petugas polisi.

Penyerangan dan penculikan di kota terbesar kedua Nigeria tersebut terjadi di tengah keamanan yang lebih ketat dari biasanya saat Nigeria berada di pertengahan musim pemilu.

"Satu warga asal Lebanon yang bekerja pada perusahaan bangunan Triacta diserang," ungkap juru bicara kepolisian, Haruna Abdullahi.

Kelompok bersenjata yang tidak diketahui identitasnya itu juga menembak satu orang lainnya, Alphonsus Ahmed, yang meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Seorang lagi, Abdullahi Mohammed mengalami luka akibat tembakan, kata juru bicara.

Ia menambahkan bahwa kepolisan sedang melakukan penyisiran di lokasi kejadian guna memburu tersangka.

Pejabat dari pihak Triacta menolak berkomentar.

Penculikan merajalela di Nigeria, tempat baik warga lokal maupun warga asing menjadi sasaran - kebanyakan untuk tebusan.

Lesunya perekonomian menandakan rata-rata orang Nigeria semakin miskin sedangkan infrastruktur keamanan nasional hancur.

Kano merupakan jantung ekonomi Nigeria utara lantaran banyak warga asing yang tinggal dan bekerja di sana.

Nigeria akan mengakhiri pemilihan gubernur, yang digelar Sabtu, meski hasilnya belum diumumkan. Februari lalu, Muhammadu Buhari kembali terpilih sebagai presiden untuk periode kedua.

Dalam kampanyenya, Buhari berjanji akan melawan korupsi dan memperbaharui infrastruktur. Ia juga akan memulihkan perekonomian serta menumpas kekerasan termasuk pemberontakan ekstremis selama satu dekade di wilayah timur laut.

Pasukan keamanan melakukan penjagaan ketat selama pemilihan berlangsung.




Credit  antaranews.com




Senin, 11 Maret 2019

Berbeda dengan Inggris, Jerman Tidak Larang Sayap Politik Hizbullah




Berbeda dengan Inggris, Jerman Tidak Larang Sayap Politik Hizbullah
Jerman tidak memasukkan sayap politik Hizbullah ke dalam daftar teroris. Foto/Istimewa


BERLIN - Jerman tidak akan melarang sayap politik Hizbullah menyusul keputusan Inggris melakukan memasukkannya ke dalam daftar teroris. Jerman berada di bawah tekanan Amerika Serikat (AS) untuk mengambil tindakan keras terhada kelompok berbasis di Lebanon yang didukung Iran itu.

"Jerman tidak akan menyatakan gerakan Hizbullah Libanon sebagai organisasi teroris," kata Deputi Kementerian Luar Negeri Jerman Niels Annen.

Kepada majalah Der Spiegel, Annen mengatakan bahwa gerakan Islam Syiah yang didukung Iran itu adalah faktor yang relevan dalam masyarakat Lebanon dan bagian dari lanskap politik yang kompleks di negara itu.

Komentar itu muncul setelah Inggris bulan lalu melarang sayap politik Hizbullah, menuduh gerakan itu mendestabilisasi Timur Tengah.

"Langkah Inggris adalah keputusan nasional yang tidak memiliki dampak langsung pada posisi pemerintah Jerman atau Uni Eropa," tegas Annen seperti dikutip dari Deutsche Welle, Sabtu (9/3/2019).

Uni Eropa telah menambahkan sayap militer Hizbullah ke daftar kelompok teroris pada tahun 2013.

Hizbullah mempunyai wakil di parlemen Lebanon dan memegang tiga posisi dari 30 kementerian dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Saad al-Hariri yang didukung Barat.

Sayap bersenjata gerakan ini telah memperluas pengaruhnya dalam beberapa tahun terakhir di Libanon dan Suriah, di mana bersama Iran dan Rusia, mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Di Lebanon, kelompok itu dianggap lebih kuat daripada tentara Lebanon sendiri. 

Annen, yang berbicara dengan Der Spiegel setelah kunjungan ke Lebanon, menolak kritik AS bahwa Jerman tidak melakukan tindakatan yang cukup untuk melawan pengaruh Iran di wilayah tersebut. Dia mengatakan kebijakan luar negeri Berlin tetap fokus pada menemukan solusi politik untuk situasi yang kompleks.

Jerman dan Uni Eropa telah berupaya untuk menyelamatkan perjanjian nuklir 2015 dengan Iran, menyiapkan mekanisme pembiayaan alternatif untuk memungkinkan perdagangan dengan Teheran meskipun ada sanksi sepihak dari AS.

Lebanon menjadi tuan rumah bagi hampir 1 juta pengungsi Suriah, beberapa di antaranya sudah mulai kembali ke rumah ketika perang di negara itu berakhir. Krisis kemanusiaan telah membuat kembalinya pengungsi Suriah yang aman menjadi masalah penting bagi Jerman.




Credit  sindonews.com



Rabu, 27 Februari 2019

Soal Hizbullah, Lebanon: Perlawanan Bukan Terorisme


Soal Hizbullah, Lebanon: Perlawanan Bukan Terorisme
Menteri Luar Negeri Lebanon, Gebran Bassil angkat bicara mengenai keputusan Inggris melarang sayap politik Hizbullah dan memasukannya dalam daftar teroris. Foto/Reuters

BEIRUT - Menteri Luar Negeri Lebanon, Gebran Bassil angkat bicara mengenai keputusan Inggris melarang sayap politik Hizbullah dan memasukannya dalam daftar hitam terorisme. Bassil menyebut, gerakan perlawanan tidak sama dengan terorisme.

"Jika seluruh dunia berdiri dan mengatakan perlawanan itu terorisme, ini tidak menjadikannya terorisme, sejauh menyangkut orang Lebanon," kata Bassil dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (26/2).

Dia kemudian mengatakan, dia tidak berpandangan bahwa keputusan Inggris itu akan mempengaruhi hubungan antara Beirut dan London, meskipun Hizbullah memiliki peran dalam pemerintahan Lebanon.

"Langkah Inggris tidak akan memiliki konsekuensi negatif langsung pada Lebanon, karena kita sudah terbiasa dengan situasi ini dengan negara lain," ungkapnya.

Sebelumnya diwartakan, Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid mengatakan, keputusan ini diambil karena sulit membedakan mana sayap politik dan militer Hizbullah, yang menurutnya berkontribusi pada tidak stabilnya situasi di Timur Tengah.

Namun, keputusan Javid belum sepenuhnya resmi, karena masih membutuhkan persetujuan dari Parlemen Inggris untuk dapat disahkan.

Saat ini, Inggris dan Uni Eropa (UE) hanya mengklasifikasikan sayap militer Hizbullah sebagai entitas teroris. Hal ini memungkinkan anggota politik Hizbullah untuk beroperasi di negara itu, muncul pada rapat umum tahunan al-Quds di London yang penuh dengan bendera organisasi, yang mempromosikan penghancuran negara Yahudi. 





Credit  sindonews.com





Selasa, 26 Februari 2019

Israel Dukung Inggris Larang Hizbullah Sokongan Iran


Pejuang Hizbullah yang beroperasi di Suriah selatan.
Pejuang Hizbullah yang beroperasi di Suriah selatan.
Foto: Reuters

Pelarangan tersebut akan disusul dengan mengategorikan Hizbullah organisasi teroris.



CB, JERUSALEM -- Israel memuji keputusan Inggris pada Senin (25/2) untuk melarang Hizbullah dan mendesak Uni Eropa untuk mengklasifikasikan milisi Syiah Lebanon yang didukung Iran tersebut dan gerakan politiknya secara keseluruhan sebagai organisasi teroris. 


"Semua yang benar-benar ingin memerangi teror harus menolak perbedaan palsu antara sayap 'militer' dan 'politik'," kata Menteri Keamanan Israel Gilad Erdan, dalam sebuah tweet yang berterima kasih kepada mitranya dari Inggris, Sajid Javid.

"Sekarang adalah waktunya bagi #Uni Eropauntuk mengikuti!" Tambahnya di Twitter 


Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid diperkirakan akan 'melarang seluruh organisasi Syiah sebagai kelompok teroris,' menurut media lokal Inggris.


Namun langkah itu harus disetujui Parlemen Inggris. Departemen Dalam Negeri Inggris Raya berencana untuk melarang semua organisasi Hizbullah pekan ini.


Artikel dari Telegraph menyebutkan, Menteri Dalam Negeri Sajid Javid diharapkan  melarang seluruh organisasi Syiah sebagai kelompok teroris, mencegah para pendukung mengibarkan benderanya melalui jalan-jalan di Inggris.


Langkah ini harus disetujui Parlemen, meningkatkan prospek bahwa hal itu dapat ditentang Jeremy Corbyn, yang pernah menyebut anggota dari kelompok tersebut sebagai 'teman'.


Inggris dan Uni Eropa hanya mengklasifikasikan apa yang disebut sayap militer Hizbullah sebagai entitas teroris.


Anggota-anggota politik Hizbullah beroperasi di Inggris Raya dan muncul pada rapat umum tahunan hari al-Quds di London dengan bendera Hizbullah. Unjuk rasa yang mempromosikan kehancuran negara Yahudi.


Telegraph mencatat, mengutip pernyataan anggota parlemen Inggris, negara tersebut dianggap telah membuat perbedaan palsu dengan melarang sayap militer kelompok itu tetapi gagal untuk melarang sisi politiknya.


Pada Senin (25/2), rancangan perintah diletakkan di Parlemen yang akan melarang Hizbullah secara keseluruhan bersama Ansaroul Islam dan Jama'at Nasr al-Islam wal Muslimin (JNIM), yang beroperasi di wilayah Sahel di Afrika.


Tunduk pada persetujuan parlemen, mulai  Jumat (1/3) ketika perintah mulai berlaku, anggota atau siapapun yang mencari dukungan dari organisasi-organisasi ini akan mendapat tindak pidana dengan hukuman hingga 10 tahun penjara.  




Credit  republika.co.id





Inggris Larang Kegiatan Politik Hizbullah



Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Libanon
Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Libanon
Foto: ABC

Israel mendesak Uni Eropa untuk mengikuti langkah Inggris yang melarang Hizbullah



CB, LONDON -- Inggris menyatakan pada Senin (25/2), akan melarang semua organisasi sayap Hizbullah terkait pengaruhnya yang dianggap berbahaya di Timur Tengah. Inggris menyatakan pergerakan asal Lebanon itu sebagai organisasi teroris.

Inggris telah melarang kelompok eksternal dan sayap militer Hizbullah masing-masing pada tahun 2001 dan 2008. Namun, Inggris kini juga ingin melarang pergerakan politik Hizbullah.

"Hizbullah terus berupaya untuk mengacaukan situasi di Timur Tengah - dan kami tidak  lagi dapat membedakan antara sayap militer mereka yang sudah dilarang dan partai politik," kata Sekretaris Dalam Negeri (menteri dalam negeri) Sajid Javid seperti dikutip Reuters, Senin (25/2).

"Karena ini, saya telah mengambil keputusan untuk melarang kelompok secara keseluruhan," kata dia dalam sebuah pernyataan.

Kelompok Syiah yang didukung Iran ini sudah dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat yang pekan lalu menyatakan keprihatinan tentang perannya yang tumbuh dalam pemerintah Libanon.

Di lain pihak, Anggota parlemen Hizbullah menyebut pekarangan itu sebagai suatu "pelanggaran kedaulatan".

Larangan Inggris akan mulai berlaku pada hari Jumat setelah melalui persetujuan parlemen. Artinya, siapa pun yang merupakan anggota Hizbullah atau mengundang dukungan akan melakukan pelanggaran pidana dengan ancaman hukuman hingga 10 tahun penjara.

Israel memuji keputusan Inggris untuk melarang Hizbullah. Israel bahkan mendesak Uni Eropa untuk mengikuti langkah Inggris.

"Semua yang benar-benar ingin memerangi teror harus menolak perbedaan palsu antara sayap 'militer' dan 'politik'," kata Menteri Keamanan Israel Gilad Erdan, Senin (25/2).




Credit  republika.co.id



Inggris Masukkan Sayap Politik Hizbullah Dalam Daftar Teroris




Inggris Masukkan Sayap Politik Hizbullah Dalam Daftar Teroris
Inggris dilaporkan akan melarang operasi sayap politik Hizbullah di negaranya dan akan turut memasukkannya dalam daftar hitam teroris Negerti Tiga Singa itu. Foto/Istimewa


LONDON - Inggris dilaporkan akan melarang operasi sayap politik Hizbullah di negaranya. Bukan hanya itu, London juga dilaporkan akan memasukkan sayap politik Hizbullah dalam daftar hitam teroris Inggris.

Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid mengatakan, keputusan ini diambil karena sulit membedakan mana sayap politik dan militer Hizbullah, yang menurutnya berkontribusi pada tidak stabilnya situasi di Timur Tengah.

"Hizbullah terus berupaya untuk mengacaukan situasi rapuh di Timur Tengah dan kami tidak lagi dapat membedakan antara sayap militer mereka yang sudah dilarang dan partai politik," ucap Javid, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (26/2).

"Karena itu, saya telah mengambil keputusan untuk melarang kelompok itu dalam keseluruhannya," sambungnya. Keputusan Javid masih membutuhkan persetujuan dari Parlemen Inggris untuk dapat disahkan.

Saat ini, Inggris dan Uni Eropa (UE) hanya mengklasifikasikan sayap militer Hizbullah sebagai entitas teroris. Hal ini memungkinkan anggota politik Hizbullah untuk beroperasi di negara itu, muncul pada rapat umum tahunan al-Quds di London yang penuh dengan bendera organisasi, yang mempromosikan penghancuran negara Yahudi.

Inggris telah melarang sayap militer Hizbullah pada 2008 setelah milisi asal Libanon menyerang tentara Inggris di Irak dan UE pada 2013 karena peran kelompok itu dalam serangan terhadap sebuah bus wisata Israel di Bulgaria. 


Credit  sindonews.com



Rabu, 06 Februari 2019

Sebut Iran Kuasai Lebanon, Hizbullah Kecam Israel


Sebut Iran Kuasai Lebanon, Hizbullah Kecam Israel
Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah mencela Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyebut Lebanon dikuasai oleh Iran. Foto/Istimewa

 

BEIRUT - Sekretaris Jenderal Hizbullah mencela Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena mengklaim bahwa Iran mengendalikan pemerintahan baru Lebanon melalui kelompoknya.

"Pemerintah Libanon yang baru terdiri dari kekuatan politik, dan Hizbullah adalah bagian dari formasi ini," kata Hassan Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (5/2/2019).

Ia pun menekankan bahwa pemerintahan baru Lebanon tidak dikendalikan oleh Hizbullah.


Pernyataan Nasrallah ini datang sebagai tanggapan atas tuduhan yang dibuat oleh Netanyahu pada hari Minggu lalu.

“Iran memiliki proxy. Salah satunya adalah Hizbullah. Hizbullah baru saja bergabung dengan pemerintah Libanon. Itu keliru; mereka sebenarnya mengendalikan pemerintahan Lebanon. Ini berarti bahwa Iran mengendalikan pemerintah Lebanon," kata Netanyahu, berbicara kepada delegasi 40 duta besar untuk PBB sebelum mereka menuju ke perbatasan utara Israel untuk memeriksa salah satu terowongan lintas batas Hizbullah.

Setelah berbulan-bulan menemui jalan buntu, Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri pada Kamis lalu mengumumkan bahwa negara itu memiliki Kabinet baru.

Sejak Lebanon mengadakan pemilihan parlemen Mei lalu, Hariri telah berjuang untuk membentuk pemerintahan baru.

Proses pembentukan kabinet baru telah mengalami penundaan berulang kali di tengah saling tuduh antara kekuatan politik terkemuka dan tuntutan oleh pihak-pihak tertentu untuk perwakilan yang lebih besar. 




Credit  sindonews.com





Senin, 28 Januari 2019

Diancam Hizbullah, Ini Respon Netanyahu


Diancam Hizbullah, Ini Respon Netanyahu
Netanyahu sebut ancaman itu tanda kegelisahan Hizbullah atas keberhasilan operasi Israel di Suriah dan atas sanksi terhadap Iran, yang mempengaruhi Hizbullah. Foto/Reuters

TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu merespon dengan keras ancaman yang dilontarkan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Nasrallah mendesak Israel untuk menghentikan serangan terhadap Suriah, atau Tel Aviv akan menanggung akibatnya.

Berbicara di depan Parlemen Israel, Netanyahu menegaskan ancaman itu adalah tanda kegelisahan Hizbullah atas keberhasilan operasi Israel di Suriah dan juga atas sanksi terhadap Iran, yang berpengaruh terhadap kelompok asal Lebanon itu.

"Dia malu atas keberhasilan kami dalam Operasi Perisai Utara. Sanksi terhadap Iran sangat merusak pendanaan Iran dan satelitnya, Hizbollah yang pertama dan terutama," ucap Netanyahu, seperti dilansir Jerusalem Post pada Minggu (27/1).



Sebelumnya, dalam wawancara dengan stasiun TV Al-Mayadeen yang berbasis di Beirut, Nasrallah mengatakan bahwa Iran, Suriah dan Hizbullah dapat kapan saja memutuskan untuk berurusan secara berbeda dengan tindakan Israel di Suriah. Ia pun mengisyaratkan bahwa Tel Aviv mungkin menjadi target.

"Hati-hati. Jangan melanjutkan apa yang Anda lakukan di Suriah. Jangan salah perhitungan dan jangan menyeret kawasan itu ke dalam perang atau konfrontasi besar," ujarnya.

Dalam wawancara selama tiga jam itu, Nasrallah mengatakan keadaan di kawasan itu telah berubah ketika Iran dan sekutunya, termasuk kelompoknya, memperluas pengaruh mereka di kawasan itu. 



Credit sindonews.com




Pemimpin Hizbullah Klaim Pasukannya Bisa Masuki Wilayah Israel



Tentara Israel membuka pintu terowongan lintas batas dari Lebanon ke Israel di sisi perbatasan Israel, dekat Metula, Rabu, 19 Desember 2018. Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan militer telah melacak terowongan yang membentang dari Lebanon ke Israel utara.  REUTERS/Ronen Zvulun
Tentara Israel membuka pintu terowongan lintas batas dari Lebanon ke Israel di sisi perbatasan Israel, dekat Metula, Rabu, 19 Desember 2018. Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan militer telah melacak terowongan yang membentang dari Lebanon ke Israel utara. REUTERS/Ronen Zvulun

CBBeirut – Kelompok milisi Hizbullah mengklaim mampu memasuki wilayah Israel sejak bertahun-tahun lalu.

Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, mengatakan kelompok ini tidak menginginkan perang dengan Israel apalagi melibatkan Lebanon. Namun, Nasrallah memperingatkan serangan Israel di Suriah bisa mengubah situasi ini.
“Sebagian dari rencana kita untuk perang berikutnya adalah memasuki wilayah Galilee, bagian dari rencana ini adalah kami mampu melakukannya dengan izin Tuhan. Hal penting adalah kami memiliki kemampuan ini dan telah memilikinya selama beberapa tahun,” kata Nasrallah.
Nasrallah, yang menyebut kelompok ini sebagai poros perlawanan, mengatakan serangan berikutnya bisa berupa pengeboman ibu kota Tel Aviv di Israel.

Menurut Nasrallah saat ini ada kekhawatiran PM Israel, Benjamin Netanyahu, keliru mengkalkulasi situasi politik dan melakukan hal tergesa-gesa menjelang pemilu April 2019.
Seperti diberitakan Times of Israel, militer negara itu berhasil menemukan enam terowongan bawah tanah yang menghubungkan wilayah Lebanon dan sebagian wilayah Israel. Salah satu terowongan itu memiliki kedalaman hingga 55 meter dan bisa dimuati puluhan orang untuk menyerang ke dalam wilayah Israel.
Nasrallah tidak mengakui secara gamblang bahwa terowongan yang ditemukan Israel sebagai buatan pasukannya. Dia mengatakan kelompok ini sengaja menggunakan ambiguitas mengenai urusan militer. Ini agar Israel tidak memiliki alasan untuk menyerang.

Saat ini, menurut Nasrallah, militer Israel masih mencari keberadaan lebih banyak terowongan meskipun telah menyatakan operasi itu telah diakhiri dua pekan lalu. Menurut dia,”Israel baru menemukan beberapa terowongan. Tidak diketahui apakah ada lebih banyak terowongan.”
Soal terowongan ini, utusan PBB untuk Timur Tengah mengatakan dua terowongan yang ditemukan melewati batas wilayah Lebanon dan Israel sehingga menjadi pelanggaran.

Hassan Nasrallah



Resolusi DK PBB nomor 1701, yang mengakhiri perang Israel dan Lebanon pada 2006, menyebutkan kedua pihak harus tetap berada di wilayah garis biru masing-masing. Hizbullah juga diharuskan meninggalkan wilayah dekat garis perbatasan.

 
Utusan PBB, Nickolay Mladenov, mengatakan pasukan perdamaian PBB tidak diizinkan memasuki titip masuk salah satu terowongan di sisi Lebanon.
Nasrallah mengindikasikan terowongan yang ditemukan Israel ini telah digali sejak lama. Dia mengaku terkejut militer Israel baru menemukannya kemarin.
“Salah satu terowongan yang ditemukan telah dibangun sejak 13 tahun lalu,” kata dia sambil menekankan ini berarti terowongan itu telah ada sebelum Resolusi 1701 keluar. Namun, dia tidak membahas usia lima terowongan lainnya, yang menyasar wilayah Israel.




Credit  tempo.co





Kamis, 17 Januari 2019

Badai Salju Hantam Kamp Pengungsian Suriah di Lebanon



Badai salju. (ilustrasi)
Badai salju. (ilustrasi)
Belasan anak Suriah meninggal akibat flu parah dan kurangnya perawatan medis.



CB, BEIRUT -- Badai salju besar menghantam wilayah Levant di Lebanon yang menjadi lokasi pengungsian warga Suriah. Insiden itu terjadi sehari setelah Unicef mengatakan 15 anak-anak Suriah telah tewas dalam sebulan terakhir akibat flu parah dan kurangnya perawatan medis.

Badai kali ini adalah badai terbaru yang melanda daerah tersebut. Dua badai sebelumnya dilaporkan telah membawa arus banjir yang menimpa kamp-kamp pengungsi di Lebanon utara dan timur.

Salju setebal lebih dari 20 cm menyelimuti kamp-kamp yang berisi ribuan pengungsi di Bar Elias, di Lembah Bekaa Lebanon. Badai membawa angin yang berhembus dengan kecepatan lebih dari 55 km per jam. Bahkan ketika curah hujan lebih ringan, angin masih membawa masalah dan cukup kuat untuk menyebabkan pemutusan aliran listrik.

Aljazirah melaporkan, Lebanon adalah rumah bagi lebih dari satu juta pengungsi Suriah. Sebagian besar di antaranya tinggal di permukiman semi-permanen yang terbuat dari tenda terpal yang ditunjang oleh kerangka kayu.

Di tempat-tempat yang terkena badai salju, penurunan suhu pada Rabu (16/1) malam kemungkinan akan membuat daerah itu membeku.

Lebih jauh ke selatan, akan ada lebih banyak hujan daripada salju. Namun, karena suhu lebih hangat, di beberapa wilayah di Suriah, Lebanon, dan Yordania yang tidak terlalu terkena dampak cuaca dingin, warganya masih bisa melakukan beberapa kegiatan.

Di timur laut Yordania, angin di kamp pengungsian Rukban diperkirakan akan berhembus lebih dari 70 km per jam. Suhunya juga akan jatuh ke bawah titik beku selama beberapa malam berikutnya. Suhu bisa mencapai -10 derajat Celcius.




Credit  republika.co.id




Selasa, 15 Januari 2019

Hassan Nasrallah Dikabarkan Terkena Serangan Jantung


Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah. timesofisrael.com
Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah. timesofisrael.com

CB, Jakarta - Media Israel melaporkan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dilarikan ke rumsah sakit setelah menderita serangan jantung.
Dikutip dari Sputniknews, 14 Januari 2019, surat kabar Israel Hayom yang mengutip jurnalis Lebanon Jerry Mahar mengatakan Nasrallah dibawa ke rumah sakit di Beirut pada Sabtu. Sumber lain mengatakan Nasrallah juga menderita kanker selama beberapa tahun terakhir.

Belum ada tanggapan dari Hizbullah terkait laporan ini, namun pejabat Iran membantah laporan Israel Hayom dan menyebutnya sebagai kebohongan Zionis, menurut laporan Times of Israel.Anggota parlemen Iran untuk urusan luar negeri Hossein Amir Abdollahin menyangkal tweet media berbahasa Ibrani tersebut.

"Tuduhan Zionis yang mengatakan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah menderita penyakit dan terkena serangan jantung adalah kebohongan besar di tahun baru ini," kata Amir. "Hari di mana Nasrallah dan para pemimpin perlawanan Palestina berdoa di Masjid Al Aqsa (di Bukit Bait Suci) setelah dibersihkan dari tangan kotor Zionis pasti akan datang."
Pemimpin Hisbullah Sheik Hassan Nasrallah memberikan pidato melalui layar kaca. AP/Bilal Hussein
Jurnalis Lebanon Jerry Maher juga mengunggah di Twitter bahwa Hizbullah menolak saran agar Nasrallah dibawa ke Damaskus untuk dirawat dokter Rusia dan Iran.
Ini bukan klaim pertama soal kesehatan Nasrallah. Sebelumnya Nasrallah juga pernah dikabarkan sakit parah hingga meninggal, namun selalu ditampik Hizbullah dengan merilis video dirinya berkomentar tentang isu terkini.

Hassan Nasrallah, 58 tahun, memimpin Hizbullah setelah pemimpin sebelumnya tewas diserang helikopter Israel pada 1992 selama konvoi.Dalam setiap pidatonya, Hassan Nasrallah menyampaikan ancaman kepada Israel dengan mengatakan bahwa Hizbullah mengumpulkan ratusan ribu roket dan mengklaim lebih kuat dibanding angkatan bersenjata Lebanon.




Credit  tempo.co









Senin, 14 Januari 2019

Israel Klaim Sudah Temukan Semua Terowongan Hizbullah



Israel Klaim Sudah Temukan Semua Terowongan Hizbullah
Sejumlah tentara Israel dalam operasi pencarian terowongan Hizbullah, akhir 2018. (REUTERS/Aziz Taher)


Jakarta, CB -- Israel mengaku sudah menemukan semua terowongan lintas perbatasan Lebanon-Israel yang dibuat oleh kelompok bersenjata Hizbullah. Terowongan terakhir yang ditemukan memiliki panjang 800 meter dengan kedalaman 55 meter.

Operasi pencarian terowongan itu sendiri sudah berlangsung selama lebih dari sebulan. Terowongan terakhir diungkap pada Sabtu (12/1).

Seorang juru bicara militer Israel menolak mengungkap jumlah total terowongan yang telah ditemukan secara. 


"Kami telah menemukan satu lagi terowongan serangan lintas perbatasan Hizbullah dari Libanon ke Israel," kata Letnan Kolonel Jonathan Conricus, diutip dari AFP.

"Menurut intelijen kami dan penilaian kami terhadap situasi tersebut, tidak ada lagi terowongan serangan lintas-perbatasan dari Lebanon ke Israel," ia menambahkan.

Terowongan yang terakhir ditemukan, lanjutnya, menghubungkan Desa Ramyeh, Lebanon, dengan Israel sepanjang 800 meter. Kedalaman terowongan mencapai 55 meter di bawah tanah.


Salah satu terowongan Hizbullah yang ditemukan Israel di dekat Kota Metula.
Salah satu terowongan Hizbullah yang ditemukan Israel di dekat Kota Metula. (REUTERS/Ronen Zvulun)
"[Terowongan] yang terpanjang dan paling rinci dari semua terowongan yang diungkap oleh militer," kata Conricus.

Ia mengatakan penemuan terowongan ini menandai akhir operasi yang diluncurkan pada 4 Desember tersebut. Penghancurannya akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

Penghancuran terowongan itu sendiri dilakukan dengan meledakkannya atau dengan mengisinya dengan material seperti semen agar membuatnya tidak dapat digunakan lagi.



Conricus mengatakan tidak ada lagi terowongan yang mencapai Israel dari Libanon. Namun, akunya, tentara masih memantau "fasilitas" yang digali oleh Hizbullah di dalam wilayah Lebanon.

Dia juga mengaku bahwa Israel meminta pertanggungjawaban pemerintah Libanon "atas tindakan kekerasan atau pelanggaran 1701", yang merupakan Resolusi PBB yang mengakhiri perang 2006 antara Israel dan Hizbullah.

UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian PBB di Libanon, pun sudah diberitahu tentang terowongan terbaru itu.


Operasi pencarian dan penghancuran terowongan Hizbullah melibatkan alat berat.
Operasi pencarian dan penghancuran terowongan Hizbullah melibatkan alat berat. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Israel sendiri menyebut Hizbullah telah merencanakan untuk menggunakan terowongan untuk menculik atau membunuh warga sipil atau tentaranya, dan untuk merebut sepotong wilayah Israel.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji keberhasilan operasi yang dijuluki "Perisai Utara" tersebut.

"Ancaman yang sangat serius dihindari di sini," kata dia, saat mengunjungi daerah dekat perbatasan Israel-Lebanon pada Minggu (13/1).



"Rencana operasional Hizbullah adalah menggunakan terowongan untuk menyusupkan banyak pejuang, antara 1.000-2.000 teroris, ke Galilee untuk merebut komunitas di sini. Kami telah mencegah ini dan akan terus mencegahnya," tutur Netanyahu.

Baik Lebanon maupun Hizbullah tidak berkomentar soal operasi tersebut. Namun, pejabat Libanon mengadakan pembicaraan pada hari Minggu dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS David Hale yang mencakup diskusi tentang wilayah perbatasan.

Diketahui, Perang selama sebulan di 2006 antara Israel dan Hizbullah menewaskan lebih dari 1.200 warga Libanon, kebanyakan warga sipil, dan lebih dari 160 warga Israel, sebagian besar tentara.





Credit  cnnindonesia.com