Tampilkan postingan dengan label PINDAD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PINDAD. Tampilkan semua postingan

Selasa, 28 Agustus 2018

Medium Tank Buatan Pindad Diujicoba, Begini Hasilnya


Medium Tank Buatan Pindad Diujicoba, Begini Hasilnya

Medium Tank buatan PT Pindad saat melakukan uji coba di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat, Bandung Barat, Senin (27/8/2018)

CB, CIPATAT - PT Pindad (persero) melakukan uji daya gempur medium tank dengan firing test, Senin (27/8/2018) di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat, Bandung Barat.
Firing test ini sebagai bagian dari sertifikasi oleh Dislitbangad guna mengetahui kemampuan daya gempur medium tank dalam kondisi baik dan memenuhi persyaratan, serta spesifikasi desain.

Firing test ini dihadiri Dankodiklat TNI AD, Mayjen TNI AM Putranto; Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kementerian Pertahanan, Bondan Tiara Sofyan; Perwira Tinggi TNI; serta pejabat Kementerian BUMN.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengatakan bahwa firing test ini menguji fungsi penembakan turret 105 mm yang merupakan senjata utama dari medium tank dan memiliki data hancur besar.
"Jarak tembaknya itu 3000 meter atau 3 kilometer. Turret medium tank dipersenjatai juga dengan canon kaliber 105 mm. Pengujian ini juga dilakukan secara statis dan kondisi bergerak," kata Abraham.

Berdasarkan pantauan, firing test ini dilakukan dalam empat sesi.
Pertama, menembak sasaran jaring pada titik tertentu dengan tipe munisi TPCSDS-T. Kedua, menembak sasaran plat dengan tipe munisi HEP-T untuk simulasi kemampuan menggempur rantis. Ketiga, menembak moving target dengan tipe munisi TPCSDS tanpa jeda.
"Keempatnya, penembakan salvo atau beruntun dengan tipe munisi HE4 TP2 dengan membidik sasaran perkubuan dan plat. Medium tank ini juga sempat diuji ketahanan atas ledak ranjau dengan hasil yang memuaskan," ujarnya.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kementerian Pertahanan, Bondan Tiara Sofyan, mengaku sangat puas atas hasil uji coba medium tank hari ini.
"Alhamdulillah memuaskan seperti yang tadi bisa dilihat semua sasaran terkena. Selanjutnya kami akan produksi masal. Kami berharap medium tank ini segera bisa diadakan untuk TNI AD," ucap Bondan



Credit  tribunnews.com






Uji Tembak Medium Tank 105MM, Karya Baru Anak Negeri dari PT Pindad


https: img-z.okeinfo.net content 2018 08 27 337 1942108 uji-tembak-medium-tank-105mm-karya-baru-anak-negeri-dari-pt-pindad-MYCbw895Ug.jpg
Medium Tank kaliber 105 MM buatan PT Pindad (Foto: Ist)

JAKARTA - PT Pindad melakukan uji tembak Medium Tank Kaliber 105MM, sebuah senjata darat jenis tank buatan anak negeri, di Pusdik Pussenif Ciputat, Jawa Barat, Senin (27/8/2018). Uji Tembak sendiri dihadiri oleh pejabata Kementerian Keamanan (Kemhan) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Diketahui, Medium Tank 105 MM adalah tank buatan anak negeri yang merupakan satu dari tujuh program nasional yang dibiayai pemerintah untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan sebagaimana amanah UU 16/2012.


Uji tembak yang dilakukan dengan meriah tersebut, rupanya menjadi babak akhir serangkaian uji coba Medium Tank 105MM, setelah sukses jalani uji ledak dengan TNT 10 kilogram dan 8 kilogram, uji jelajah dengan medan lebih dari 2.000 kilometer dan uji ketahanan mesin.
Dalam pantauan, Medium Tank 105MM sukses menembakan beberapa misil. Dengan dentuman keras, suara dari tank yang dipersembahkan untuk menyambut hari kemerdekaan ke-73 RI tersebut bahkan sanggup membuat alarm mobil yang terparkir jauh berbunyi.


Dentuman misil dari Medium Tank 105MM tersebut langsung disambut gemuruh dan tepuk tangan penonton yang hadir. Medium Tank 105MM ini adalah hasil Joint Development antara PT Pindad dan produsen kendaraan tempur FNSS dari Turki        




Credit  okezone.com


Medium Tank Pindad dan FNSS Turki Hancurkan Target Sejauh 1,5 Km



Medium Tank Pindad dan FNSS Turki Hancurkan Target Sejauh 1,5 Km
Medium tank PT Pindad berhasil menghancurkan target sejauh 1,5 km pada uji tembak di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (27/8/2018). SINDOnews/Arif


BANDUNG - PT Pindad (Persero) melaksanakan uji tembak atau firing test medium tank pada rangkaian uji akhir di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (27/8/2018).

Medium tank produksi bersama Pindad dan FNSS Turki melakukan uji tembak pada target sejauh 1,2 hingga 1,5 km di atas bukit. Uji tembak berhasil meluluhlantakkan bunker, plat baja, kendaraan tempur, dan tiga target diam.

Uji daya gempur atau firing test ini dilakukan untuk menguji fungsi penembakan dari turret 105 mm yang merupakan senjata utama medium tank yang memiliki daya hancur besar. Uji daya gempur dilakukan pada saat tank statis dan saat kondisi bergerak. Uji ini juga bertujuan untuk menunjukan kemampuan lock on pada satu titik sementara tank bergerak.

"Melihat hasilnya kami cukup puas. Semua target sejauh 1,5 kilometer mampu dikenai. Ini sudah sesuai dengan spesifikasi internasional untuk kendaraan tempur tank," ujar Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose.

Uji tembak dilakukan dalam beberapa sesi. Sesi tembak pertama untuk menembak sasaran jaring pada titik-titik tertentu dengan tipe munisi TPCSDS-T. Sesi kedua  menembak sasaran plat dengan tipe munisi HEP-T untuk simulasi kemampuan menggempur rantis. Sesi ketiga menembak moving target dengan tipe munisi TPCSDS tanpa jeda.

Sementara sesi tembak keempat yaitu penembakan salvo atau beruntun dengan tipe munisi HE4 TP2 membidik sasaran perkubuan dan plat. Rangkaian uji ini merupakan kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dislitbangad. 




Credit  sindonews.com





Senin, 13 Agustus 2018

Diuji Tim TNI, Ini Keunggulan Medium Tank Buatan Anak Bangsa


Diuji Tim TNI, Ini Keunggulan Medium Tank Buatan Anak Bangsa
Medium tank produksi PT Pindad dan FNSS Turki melakukan uji mobilitas atau daya gerak di Pantai Bocor, Desa Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen, Jateng, Sabtu (11/8/2018). Uji mobilitas tank buatan Indonesia di kawasan berpasir ini untuk mengetahui kemamp

BANDUNG - Medium tank produksi bersama PT Pindad dan FNSS berhasil melewati sejumlah pengujian yang dilakukan tim Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbannk AD). Uji mobilitas yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut, menunjukkan medium tank buatan anak bangsa ini unggul di semua uji.

Pada tes mobilitas jalan menanjak dan menikung sejauh 1,6 km, medium tank berhasil menyelesaikan waktu tempuh hanya 4 menit. Tank seharga sekitar Rp100 miliar ini mencatat waktu tempuh cukup cepat dari standar maksimal 10 menit. Padahal, tank ini harus menaklukkan kemiringan tanjakan hingga 60 derajat di kawasan Sarangan, Jawa Timur.

Masih pada uji mobilitas, medium tank diuji mampu melaju dengan kecepatan konstan 5 km per jam sepanjang 10 km. Hasilnya, tank dengan bobot 32 ton ini mampu menyelesaikan sesuai target waktu yang ditentukan.

"Ada materi cepat rendah 5 km per jam sejauh 10 km sudah terselesaikan, dan tidak ada kendala. Semua aman lancar," kata Tim penguji Dislitbang AD Mayor Inf Suratmoko.

Tak berhenti sampai di situ, medium tank Pindad juga terus diuji kemampuannya berjalan di medan berbeda. Tank diuji lintas pasir terurai dipinggir pantai dengan jarak 1 km (PP). Hasilnya, tank dapat menyelesaikan hanya dengan waktu tempuh 2,15 menit.

Tank ini sengaja dibawa tim uji ke Pantai Bocor, Desa Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah. Pengujian di pantai tersebut, melihat ketebalan dan kondisi terurainya pantai. Sehingga akan sangat berat dilalui tank. "Hasilnya tank cukup handal dan mampu," kata dia.

Pengujian kemudian dilakukan kategori lintas pasir bukit bersemak. Tank dikendarai dengan kecepatan tinggi, melewati lobang, tanjakan, semak, dan kontur tanah atau pasir yang tidak stabil. Medium tank, kata dia melaju cukup kencang menyelesaikan jarak 3 km.

Medium tank juga mampu membenamkan diri hingga kedalaman hampir 1 meter di kontur berpasir. Kemampuan yang memungkinkan menghilang dari pandangan musuh.

"TNI membutuhkan kendaraan yang handal di segala medan. Kami sudah uji kecepatan di Cipali. Semua lancar tanpa kendala," ulas dia.

Salah satu kehandalan tank canggih lampu tempur, juga diujicobakan. Pada keadaan gelap, medium tank berhasil menunjukkan kemampuannya tanpa terlihat musuh, walaupun memancarkan lampu.

Tank ini tetap tak terlihat, kendati lampu tempur menyala dan mampu menerangi sejauh 10 meter. Fungsi lampu tempur seolah-olah kendaraan tempur tidak pakai lampu dan mengecoh musuh. 





Credit  sindonews.com




TNI: Medium Tank Pindad Taklukkan Medan Terberat



TNI: Medium Tank Pindad Taklukkan Medan Terberat
Medium tank Pindad uji mobilitas pada tanjakan dan kemiringan hingga 60 derajat di Sarangan, Magetan, Jawa Timur, Jumat (10/8/2018). Foto/Arif Budianto

MAGETAN - Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) menilai uji mobilitas terhadap medium tank Pindad pada tanjakan 40 hingga 60 derajat cukup berhasil. Tank berbobot lebih dari 30 ton mampu melewati rute sepanjang 1,6 dan 4 Km.

Kepala Sub Dinas Materil Dislitbangad, Kolonel Cpl Prihandoko mengatakan, medium tank produksi PT Pindad dan NFSS Turki berhasil menaklukkan medan terberat dengan kemiringan hingga 60 derajat pada uji mobilitas di kawasan Wisata Sarangan, Jawa Timur, Jumat (10/8/2018).

“Medium tank mampu menanjak pada kemiringan 40 hingga dan 60 derajat. Karena material tank ini bagus, sehingga bisa melewati medan ini,” kata Prihandoko.

Menurut pengamatan tim TNI, medium tank Pindad sangat bagus. Medan berat yang disiapkan TNI, mampu dilewati dengan baik. Hal itu membuktikan kekuatan mesin dari tank kelas menengah ini cukup andal. Padahal, medium tank Pindad berbobot 32 ton.

Menurut dia, tanjakan dengan kemiringan 60 derajat di Sarangan adalah medan terberat di Indonesia. Tanjakan curam dan berbelok dengan panjang lintasan hingga 1,6 km sangat cocok untuk menguji keandalan tank.

“Medan ini tantangannya yaitu ketinggian yang panjang. Kalau mampu melewati itu, tanpa ada kendala mesin, berarti alutsista ini bagus. Dari penilaian kami, tank ini sangat memenuhi syarat. Medan ini sebelumnya sudah kami seleksi. Kalau mampu melewati ini, artinya sudah cukup bagus,” tegas dia. 




Credit  sindonews.com





Jumat, 13 Juli 2018

Jalani Uji Kekuatan, Pindad Targetkan Tank Medium Selesai Tahun Ini


Jalani Uji Kekuatan, Pindad Targetkan Tank Medium Selesai Tahun Ini
Bodi tank medium Pindad dalam keadaan utuh setelah diledakkan menggunakan TNT seberat 10 Kg. Foto/SINDOnews/Arif Budianto

BANDUNG - PT Pindad (Persero) menargetkan serangkaian uji coba tes kekuatan dan sertifikasi tank medium bisa selesai tahun ini. Targetnya bila semua proses selesai, Pindad akan memproduksi secara massal.

Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose mengatakan setelah mine blast test, tank medium selanjutnya akan dipersiapkan untuk serangkaian uji sertifikasi bersama TNI AD. Setelah mendapat sertifikat lulus uji coba dari TNI AD, akan dilanjutkan pada tahapan produksi.

“Harapannya tahun depan bisa diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan modernisasi tank medium di TNI AD dan pasar ekspor,” ujar Abraham Mose usai uji ledak tank medium Pindad di Lapangan Tembak, Batujajar, Bandung, Kamis (12/7/2018).

Menurut dia, tank medium generasi terbaru ini dilengkapi dengan kemampuan perlindungan yang luas. Mulai dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antar kendaraan tempur.

Tank medium Pindad memiliki bobot tempur 32 ton, daya engine 711 HP dilengkapi transmisi otomatis, kecepatan maksimal 70 Km/jam, dapat menampung 3 orang kru yang terdiri dari komandan, penembak, dan pengemudi. Serta memiliki senjata utama turret kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur besar.

Dia menjelaskan, tank medium dilengkapi dengan berbagai teknologi terbaru, seperti sistem kewaspadaan mandiri, hunter killer system, perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi balistik yang tinggi. Turret tank medium memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull.

Sementara itu, Dirjen Pothan Kemhan Bondan Tiara Sofyan mengatakan, dilihat secara fisik, hasil uji ledak menggunakan TNT 10 Kg, bodi tank dalam keadaan utuh. Hanya bagian rantai dan roda yang lepas. Namun itu sudah biasa terjadi. Terpenting ketika ada manusia di dalam tank aman.

“Saya kira hasilnya sangat baik. Bagus sekali. Saat ini jauh lebih baik dari uji coba yang di Turki,” jelas dia.

Sementara itu, Wakil KSAD Letjen Tatang Sulaeman mengaku, bangga atas kinerja Pindad dalam membuat persenjataan, salah satunya medium tank. TNI, kata dia, akan terus mengikuti dan memantau perkembangan uji tank, agar bisa memberi masukan dan mengetahui kekuatan produk Pindad. 




Credit  sindonews.com




Masuk Tahap Pengujian, Tank Medium Pindad Diledakkan TNT 10 Kg


Masuk Tahap Pengujian, Tank Medium Pindad Diledakkan TNT 10 Kg
Setelah menyelesaikan proses pembuatan prototype, PT Pindad mulai melakukan uji ledak ranjau terhadap tank medium di Lapangan Tembak Pussenarmed, Batujajar. Foto/SINDOnews/Arif Budianto

BANDUNG - Setelah menyelesaikan proses pembuatan prototype, PT Pindad mulai melakukan uji ledak atas kemampuan tank medium mine blast test atau uji ledak ranjau terhadap tank medium dilakukan di Lapangan Tembak Pussenarmed, Batujajar, Kamis (12/7/2018).

Tank medium pengembangan bersama Pindad dan FNSS Turki itu mulai memasuki tahap pengujian dengan mengacu pada standar internasional. Setelah dilakukan peledakan, tidak ada kerusakan fisik atas badan tank.

Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose mengatakan uji ledak ranjau ini merupakan yang pertama di Indonesia yang dilakukan terhadap produk tank medium. Besaran ranjau yang diledakkan adalah sebesar 8 Kg TNT di bawah hull dan 10 Kg TNT di track.

“Tujuannya untuk verifikasi desain sesuai level proteksi ranjau yang ditetapkan TNI AD dan menguji kemampuan kendaraan dalam melindungi awak kendaraan dari ancaman ranjau. Sehingga awak di dalamnya tidak mengalami luka atau cidera fatal yang menyebabkan kematian,” jelas dia.
Masuk Tahap Pengujian, Tank Medium Pindad Diledakkan TNT 10 Kg
Untuk mensimulasikan awak kendaraan, dipasang manekin khusus (crush test dummy) yang dilengkapi sensor untuk mengukur daya rusak akibat ledakan. Nantinya, besaran cedera terhadap personel di dalamnya dapat diketahui dan diukur sesuai standar.

Tank medium merupakan program pemerintah yang termasuk pada 7 pengembangan strategis Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan kemampuan BUMNIS agar dapat bersaing dengan industri pertahanan luar negeri. Kehadiran Tank medium merupakan bukti kemampuan industri pertahanan dalam negeri menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista menjaga kedaulatan NKRI.



Credit  sindonews.com


Jumat, 04 Mei 2018

Brunei Lirik Produk Alutsista Buatan Pindad


Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah yang berkunjung ke Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/5).
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah yang berkunjung ke Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/5).
Foto: Antara/Wahyu Putro A


Brunei tertarik membeli kendaraan tempur dan persenjataan produksi Pindad.



CB, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kenegaraan Sultan Brunei Darusalam, Sultan Haji Hassanal Bolkiah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/5). Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Brunei tertarik untuk membeli alutsista produksi PT Pindad.

"Ada ketertarikan dari Brunei untuk membeli kendaraan tempur dari Indonesia dan juga persenjataan produksi PT Pindad," kata Retno di Kompleks Istana Presiden Bogor, Jawa Barat.

Karena itu, Sultan Brunei Darussalam pun juga akan meninjau pameran alutsista produksi PT Pindad, PT DI, dan juga PT PAL Indonesia di Mabes TNI Cilangkap sore nanti. Selain itu, di Mabes TNI Cilangkap nanti, rencananya Presiden Jokowi dan Sultan Brunei Darussalam akan bermain bulu tangkis bersama.

Menurut Retno, olahraga bulutangkis merupakan olah raga kegemaran Sultan Brunei. "Kita sebagai tuan rumah menawarkan. Dan Sultan kita tahu, karena Sultan adalah salah satu kegemarannya adalah bermain badminton," kata Menlu.




Credit  republika.co.id









Rabu, 25 Oktober 2017

TNI-Polri Impor Senjata, Pindad Perlu Dukungan Politik


TNI-Polri Impor Senjata, Pindad Perlu Dukungan Politik
PT Pindad (Persero) perlu dukungan politik agar TNI dan Polri lebih banyak menggunakan produk dalam negeri ketimbang impor. Foto/Arif Budianto


BANDUNG - Industri pertahanan dalam negeri seperti PT Pindad (Persero) perlu dukungan politik agar TNI dan Polri lebih banyak menggunakan produk dalam negeri ketimbang impor.

Dukungan itu penting agar industri pertahanan dalam negeri mampu bertahan dalam rangka kedaulatan pertahanan negara. Saat ini, Pindad tidak hanya mampu memproduksi senjata dan amunisi, tetapi telah memproduksi kendaraan tempur seperti tank.

Hal ini mengemuka saat pertemuan antara PT Pindad dengan petinggi MPR, perwakilan fraksi, dan DPD di Kantor PT Pindad, Bandung, Rabu (25/10/2017). Hadir pada pertemuan Zulkifli Hasan, Hidayat Nurwahid, E.E Mangindaan, dan lainnya.

"Kesimpulannya, harus ada dukungan politik yang kuat (kepada Pindad). Karena ini industri strategis, industri dalam negeri yang menyangkut kedaulatan dan keamanan Indonesia," kata Zulkifli Hasan.

Dia berharap, aparat negara yang diberi wewenang menggunakan senjata, lebih mengutamakan produk Pindad ketimbang produk impor. Menurutnya, Pindad telah mampu memproduksi berbagai senjata dan kendaraan tempur, maka mestinya TNI dan Polri mengurangi produk impor dan memanfaatkan produk dalam negeri.

"Kalau polisi impor, TNI impor, tentu akan berbahaya bagi industri kita. Karena kalau tidak kita yang menggunakan, nanti bisa mematikan industri strategis kita sendiri. Makanya harus ada dukungan politik yang kuat. Bahwa memesan senjata harus dari Pindad," imbuh Zulkifli.

Saat ini, setidaknya ada delapan jenis produk senjata dan non-senjata yang telah diproduksi PT Pindad. Yaitu medium tank, kendaraan tempur Badak, kendaraan amfibi Anoa Amphibious, senapan kaliber 5,56 mm SS2 V4 HB, senapan sniper SPR 4, ekskavator Pindad Excava 200, munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB), dan sejumlah alat mesin pertanian. 





Credit   sindonews.com




Jumat, 13 Oktober 2017

Pindad Tunggu Arahan Pemerintah Pindahkan Pabrik ke Lampung


Pindad Tunggu Arahan Pemerintah Pindahkan Pabrik ke Lampung
Foto: Muhammad Idris


Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemhan) berencana memindahkan pabrik industri strategis ke Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. PT Pindad (Persero), PT PAL Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan memiliki pabrik baru di salah satu kabupaten di Provinsi Lampung tersebut.

Sekretaris Perusahaan PT Pindad (Persero) Bayu Fiantoro mengungkapkan bahwa pihaknya siap mengikuti arahan pemerintah terkait relokasi pabrik. Pindad akan membuat beragam produknya di Tanggamus, Lampung.

"Pada dasarnya kita juga akan menuruti arahan dari pemerintah," kata Bayu kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (12/10/2017).

Bayu menambahkan kajian pemindahan pabrik industri strategis ke Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung saat ini tengah dilakukan oleh Kemhan. Pasalnya Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu yang awalnya menyuarakan rencana kepindahan pabrik.

"Kayaknya (kajian) sedang sama Kemhan," tutur Bayu.

Pindad juga telah menyediakan beberapa data pendukung untuk kajian tang dilakukan Kemhan. Sehingga proses kajian yang dilakukan Kemhan bisa berjalan lancar.

"Kita sudah kumpulkan berbagai macam data ke mereka," tutup Bayu.






Credit  finance.detik.com




Melihat Tanggamus yang Disiapkan Jadi Lokasi Pabrik PTDI Hingga PAL

Melihat Tanggamus yang Disiapkan Jadi Lokasi Pabrik PTDI Hingga PAL
Foto: Dok. PTDI




Jakarta - Pemerintah berencana memindahkan pabrik BUMN strategis seperti PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan PT PAL Indonesia (Persero) ke Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung.

Rencana ini diungkapkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dalam kunjungannya ke PT Pindad (Persero) di Bandung bulan lalu. Bahkan pihaknya telah menyiapkan 10.000 hektar lahan untuk merealisasikan rencana tersebut.



Kabupaten Tanggamus sendiri memiliki luas Wilayah 2.855,46 Km² untuk luas daratan di tambah dengan daerah laut seluas 1.799,50 Km² dengan luas keseluruhan 4.654,98 Km².
Topografi wilayah juga bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi. Sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung, yakni sekitar 40% dari seluruh wilayah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0 sampai dengan 2.115 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Demikian dikutip detikFinance dari website resmi Pemerintah Kabupaten Tanggamus, Kamis (12/10/2017).

"Industri pertahanan makin lama makin maju. Dibuat modern. (Maka) perlu tempat besar," kata Ryamizard bulan lalu.



Akan tetapi, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, menjelaskan rencana tersebut belum dibicarakan secara matang. Rencana pemindahan pabrik BUMN strategis tersebut pun dikatakan baru usulan awal.

"Lahan belum ada kajian. Hanya usulan awal. Kita butuhkan lahan sama sekali belum ada komunikasi," tutur Harry.



Credit  finance.detik.com






Jumat, 06 Oktober 2017

Dipamerkan di HUT TNI, Ini Kemampuan Tank Buatan Turki-Indonesia, Perlindungan Level 5 NATO


Dipamerkan di HUT TNI, Ini Kemampuan Tank Buatan Turki-Indonesia, Perlindungan Level 5 NATO





CB, BANTEN - Presiden RI Joko Widodo dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyaksikan peluncuran prototipe medium tank hasil kolaborasi PT Pindad dengan perusahaan alutsista Turki FNSS Savunma Sistemleri pada defile perayaan HUT TNI ke-72 di Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017).
Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan kehadiran medium tank ini menunjukkan bahwa industri pertahanan dalam negeri mampu menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi.
“Ini bukti industri pertahanan dalam negeri mampu bersaing dan berupaya memenuhi kebutuhan alutsista secara mandiri,” kata dia.

Memiliki kemampuan pertahanan balistik dan anti ranjau, medium tank ini dilengkapi kemampuan daya gempur dari perlindungan jarak dekat hingga bentrokan antarkendaraan tempur.

Berbobot maksimal 35 ton, medium tank ini berkekuatan 20 HP per ton dengan kecepatan maksimal 70 km/jam.
Dengan kapasitas tiga kru, terdiri atas komandan, penembak, dan pengemudi.
Tank ini juga dilengkapi senjata utama turret caliber 105 mm dengan daya hancur besar.

Dengan teknologi Battlefield Management System, medium tank dilengkapi alat self awarenes sehingga bisa memantau ancaman terhadap dirinya sendiri dan dilengkapi perlindungan terhadap ancaman level 5 NATO.






Credit  aceh.tribunnews.com



Senin, 25 September 2017

Mengenal SS2, Senapan Andalan RI Buatan Pindad


Mengenal SS2, Senapan Andalan RI Buatan Pindad

Photo : PT Pindad

Senapan Serbu SS2-V1 Kal 5,56 mm            



Seperti halnya SS1, SS2 dibuat dalam empat varian, yaitu varian SS2-V1 Kal 5,56 milimeter (mm); SS2-V2 Kal 5,56 mm, dan SS2-V2 HB Kal 5,56 mm; SS2 V4 Kal 5,56 mm, dan SS2-V5 A1 Kal 5,56 mm.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5,56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kilogram, sedangkan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg.
Versi pertama SS2 mulai diluncurkan sejak 2006. Dalam keterangannya di websitenya, PT Pindad menuliskan kelahiran SS2 dilandasi keinginan menciptakan senapan serbu yang lebih teliti dan lebih ringan.
Awalnya, SS2 tersedia dalam tiga versi dasar (standard rifle SS2-V1, carbine SS2-V2, dan para-sniper SS2-V4) dan belakangan lahir varian subcompact versi SS2-V5 pada 2008.
Seperti halnya SS1, senapan ini bekerja dengan sistem kerja gas, dengan tembakan yang dipilih, serta pengumpanan magasen.
"Perbedaannya adalah hentakan yang kecil, saat penembakan berkat adanya karet buffer di bagian belakang," tulis Pindad.
Perbedaan penting lainnya, kejutan yang dihasilan lebih rendah saat menembakkan. Sebab, ada penyangga di antara sambungan laras. Kemudian, penutup bentuk bulat dengan bentuk gigi untuk penguncian dalam penyambung laras.
SS2 diklaim memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik.
Laras SS2 punya enam alur dengan putaran 178 mm, dilengkapi dengan peredam sinar yang akan mengurangi pancaran api dan hentakan ke belakang.
Pembidikan melalui lubang pada pisir yang dapat diatur elevasi maupun azimutnya untuk meningkatkan ketelitian. Mode tembakan adalah tembakan tunggal, otomatis penuh seta posisi terkunci (safe).
SS2, termasuk salah satu senjata yang paling laris. SS2 sudah menjadi senjata andalan militer Indonesia. Pada tahun kelahirannya, TNI SD membeli 10 ribu pucuk SS2 dari PT Pindad. SS2 dipakai militer Myanmar, Brunei Darussalam, Bangladesh, Irak, Uni Emirat Arab.
Spesifikasi SS2:
Berat 3,2 Kilogram (kosong)
Panjang   930 mm
Panjang laras 460 mm
Peluru    5.56 x 45 mm NATO, .223 Remington
Kaliber  5.56 x 45 mm
Mekanisme  Piston gas, bolt berputar
Rata-rata tembakan 700 butir/menit
Kecepatan peluru   710 meter/detik
Jarak efektif  450 m
Amunisi   Magazen box STANAG isi 30-butir
Alat bidik  Bidikan besi




SS1
Sedangkan SS1, merupakan senapan serbu yang bekerja dengan sistem kerja gas. Model SS1 merupakan adopsi dari senapa FNC Belgia, dengan beberapa perubahan.
Piston gas langkah panjang ditempatkan di atas laras dan disambungkan dengan pembawa penutup. Sistem gas mempunyai dua posisi pengatur untuk kondisi normal dan kondisi berat. Penutup sendiri memiliki dua bagian masif yang mengunci dengan dalam penyambung laras.
Bagian ekoran dengan rumah mekanik disambung dengan dua buah pena. Ekoran dapat dibuka untuk pembongkaran dan pemeliharaan dengan penarik pena belakang.
Laras SS1 dilengkapi dengan peredam sinar yang akan mengurangi pancaran api dan mengurangi hentakan ke belakang. Pembidikan melalui pejera di bagian depan dan pisir bentuk L yang dapat di set untuk jarak tembak 250 dan 400.
Senapan Serbu SS1-V1 Kal 5,56 mm
Ada empat posisi pengatur tembakan, yaitu untuk tembakan tunggal, tiga-tiga, otomatis penuh serta posisi terkunci (safe). Tangkai penegang menempel pada pembawa penutup pada sisi kanan. Slot bagian belakang ditutup dengan penutup debu yang terbuka saat penegang ke belakang dan tertutup kembali secara otomatis saat penegang ke depan.
Ada beberapa varian SS1 yaitu SS1-V1 Kal 5,56 mm, SS1-V2 Kal 5,56 mm, SS1-V5 Kal 5,56 mm, SS1-M1 Kal 5,56 mm, SS1-M2 Kal 5,56 mm.
Spesifikasi SS1
Berat  4,01 Kilogram (kosong)
Panjang 997 mm
Peluru 5,56 x 45 mm NATO, .223 Remington
Kaliber   5,56 x 45 mm
Mekanisme Operasi gas, bolt berputar
Rata-rata tembakan   700 butir/menit
Kecepatan peluru  710 meter per detik 
Jarak efektif  450 m
Amunisi  Magazen box 30-butir
Alat bidik Bidikan besi, bidikan teleskopik (tergantung varian)






Credit  viva.co.id







Senin, 18 September 2017

Pindad Mulai Produksi Medium Tank di 2018, TNI Pesan 100 Unit



Pindad Mulai Produksi Medium Tank di 2018, TNI Pesan 100 Unit
Foto: Dok, Pindad.


Bandung - PT Pindad (Persero) siap memproduksi secara massal medium tank di tahun depan. Perusahaan pelat merah ini sudah mendapat pesanan 100 unit untuk memenuhi kebutuhan TNI.

"Rencana TNI tahun depan sudah ada. Kurang lebih 100 unit," kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose saat ditemui di Kantor Pindad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Senin (18/9/2017).

Ia mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan TNI sebetulnya diperlukan sebanyak 300 unit medium tank. Namun untuk tahap pertama diperkirakan, Pindad mampu menyiapkan sebanyak 100 unit saja yang dikerjakan selama dua tahun.

"Kebutuhan (sebetulnya) 300 unitan, tapi yang pertama kurang lebih 100 unit. Ini paling tidak dua tahun (untuk memproduksinya)," ucap dia.

Namun saat ini Pindad bersama NFSS Turki tengah menyelesaikan pembuatan prototype medium tank yang kedua. Prototype tersebut akan menjalani serangkaian pengujian, salah satunya tes ledak.

"Sehingga prototype itu betul-betul sempurna. Jadi ini real pembuatan oleh PT Pindad dan NFSS," katanya.

Abraham melanjutkan, karena medium tank ini sifatnya masih prototype, Pindad dan NFSS tidak bisa saling klaim bila medium tank tersebut hasil karyanya. Tapi merupakan hasil pengembangan bersama.

Namun setelah masuk tahun produksi, Pindad berhak menjual dan melakukan produksi secara massal dan NFSS tidak boleh lagi mengklaim itu karya mereka.

"Setelah itu masuk tahun produksi massal, dia (NFSS) tidak bisa klaim itu produk mereka. Indonesia punya hak memproduksi serial produk dan menjual," ujar Abraham.



Credit  finance.detik.com








Kamis, 24 Agustus 2017

PT Pindad dan Dirgantara Indonesia Akan Direlokasi ke Lahan Baru Seluas 10.000 Ha


PT Pindad dan Dirgantara Indonesia Akan Direlokasi ke Lahan Baru Seluas 10.000 Ha
Petugas memeriksa ekskavator Pindad Excava 200 warna kuning yang baru selesai diproduksi PT Pindad, di kawasan industri PT Pindad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (4/8/2017). Pindad Excava 200 warna kuning ini adalah pesanan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebanyak 22 unit. Pindad Excava 200 merupakan ekskavator buatan dalam negeri pertama yang diharapkan mampu mendongkrak kemampuan industri nasional dalam memproduksi alat berat. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)



CB, JAKARTA - Perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yang masuk sektor industri strategis akan direlokasi ke satu tempat yang lokasinya terintegrasi.
Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo mencontohkan, fasilitas pabrik yang dimiliki PT Pindad di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat ini lokasinya tidak begitu luas untuk sebuah pabrik persenjataan.

"Ini kan tempatnya kecil, perlu direlokasi ke tempat. Ke satu lokasi yang ada pelabuhan, bandara dan sebagainya," ujar Gatot Nurmantyo di acara Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP)  di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Di kesempatan sama, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan lokasi seluas 10.000 ha yang cocok untuk dijadikan pusat pengembangan indutri strategis, termasuk untuk PT Pindad, PT PAL dan PT Dirgantara Indonesia (DI).
"Saya sudah siapkan sepuluh ribu hektar untuk PT DI Pindad ada PT PAL. Nanti pindah ke situ," katanya.


Gatot Nurmantyo
Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo (paling kanan) dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (tengah) saat memaparkan rencana relokasi PT Pindad, PT Dirgantara dan PT PAL ke lokasi yang terintegrasi di Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Ia menyebutkan, fasilitas pabrik Pindad saat ini hanya sekitar 30 - 40 ha di Kabupaten Bandung. Di lokasi baru, PT Pindad akan mendapatkan lahan seluas 3000 ha.
"Nanti kita kasih tiga ribut hektar, lebih gede kan."

Di mana lokasi baru tersebut, Ryamizard Ryacudu enggan membeberkan. Ia menyebut lokasi itu sudah ada dan saat ini tengah diatur bagaimana memindahkan fasilitas produksi industri strategis tersebut ke lokasi yang baru.





Credit  tribunnews.com


Markas Pindad dan PT DI Bakal ‎Pindah ke Lampung



CB, Jakarta - Pemerintah tengah mendorong perkembangan industri pertahanan guna mewujudkan Indonesia sebagai salah satu negara eksportir produk-produk pertahanan atau alutsista. Dukungan ini ditunjukkan dengan merelokasi pabrik produsen alat-alat pertahanan, yakni PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (DI), dan PT PAL.
Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan, dalam meningkatkan industri pertahanan nasional, kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penting. Selain itu, memindahkan basis perusahaan yang selama ini memproduksi alat-alat pertahanan.
"Membenahi yang sudah tidak feasible lagi, industri seperti PT Pindad di Bandung, kan tempatnya kecil. Jadi perlu direlokasi ke lokasi yang dekat dengan pelabuhan, bandara, dan lainnya," kata Gatot saat menghadiri Peluncuran dan Bedah Buku KKIP di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (23/8/2017).





Hal ini dibenarkan Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu. Ia mengatakan, pemerintah akan merelokasi pabrik PT DI, dan Pindad dari Bandung, Jawa Barat serta PT PAL di Surabaya Jawa Timur. Lampung merupakan lokasi yang dipilih sebagai basis produksi ‎tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
"PT DI, PAL, Pindad nanti pindah dari situ (Bandung dan Surabaya). Setelah ini saya mau ke Lampung untuk melihat," tutur Ryamizard.
‎Menurutnya, pemerintah sedang mencari tanah atau lahan di Lampung seluas 10 ribu hektare (ha). Pemerintah akan memberikan lahan ribuan ha kepada tiga BUMN tersebut untuk meningkatkan produksi dalam rangka pengembangan industri pertahanan nasional.
"Kalau lahan sudah didapat 10 ribu ha, bah‎kan kalau lebih dari itu lebih bagus. Karena sekarang kan Pindad luasnya cuma 26 ha sampai 40 ha, tapi nanti kita kasih sekitar 3 ribu ha. Lebih besar kan," jelasnya.
Menhan mengaku, rencana relokasi pabrik Pindad, PAL, dan PT DI masih dalam proses. Targetnya segera, dan relokasi ini akan dibiayai dari anggaran negara.

"Ini masih proses, butuh waktu 2-3 tahun, tapi kita harap bisa secepatnya. Untuk anggaran belum tahu, yang pasti dari negara. Karena kalau lima tahun lagi (realisasi pemindahan), tidak akan ada lagi tanahnya, jadi harus cepat," pungkas Ryamizard.







Credit  Liputan6.com






Rabu, 16 Agustus 2017

Uni Emirat Arab Borong 100 Juta Amunisi Buatan Pindad



Uni Emirat Arab Borong 100 Juta Amunisi Buatan Pindad
Senjata laras panjang yang merupakan salah satu alat utama sistem persenjataan buatan PT Pindad. Foto/Ilustrasi/SINDOnews



BANDUNG - Uni Emirat Arab memborong 100 juta amunisi kaliber kecil kepada PT Pindad (Persero). Saat ini Pindad berencana meningkatkan kapasitas produksi amunisi untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) Laksamana Madya TNI Widodo mengaku, beberapa negara telah memercayakan pembelian peralatan pertahanan ke Indonesia. Seperti Uni Emirat Arab yang memesan 100 juta amunisi kaliber kecil.

Kemudian, kata dia, negara-negara di Timur Tengah yang berencana membeli tank. “Saat ini Pindad belum memungkinkan memenuhi kebutuhan itu, karena harus beli beberapa mesin lagi agar mencapai produksi yang diharapkan. Ini tantangan ke depan,” kata Widodo di Bandung, Selasa (15/8/2017).

Widodo berharap Pindad mampu memproduksi mandiri medium tank dan dijual secara massal pada 2019. Termasuk rencana Pindad memproduksi tank amfibi dan penyempurnaan senjata khusus bawah air.

“Pindad sudah produksi senjata bawah air berpeluru panjang untuk pasukan katak, tapi itu masih perlu penyempurnaan agar nyaman dipakai,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose mengatakan, saat ini pihaknya terus memperkuat kemampuan produksi dengan melakukan penambahan mesin.

Konsep yang dilakukan melalui penyertaan modal negara (PMN) dan strategi partnership. Tahun ini, kata dia, investasi PMN melalui konsep Munisi Kaliber Besar (MKB) dikucurkan Rp135 miliar dan konsep Munisi Kaliber Kecil (MKK) Rp130 miliar.

“Strategi partnership dilakukan melalui sistem BOT (build operate transfer) dan JO (joint operation) agar kebutuhan dalam negeri dan ekspor terpenuhi. Misalnya untuk pengadaan 290 juta butir amunisi per tahun, hanya cukup untuk kebutuhan TNI. Sehingga perlu strategi partnership ini,” ungkapnya.

Sedangkan untuk beberapa produk, Pindad sudah menyatakan kesiapannya. Misalnya tank amfibi dan selesainya prototipe tank boat. 





Credit  sindonews.com








Selasa, 08 Agustus 2017

Panser Badak di Festival Teknologi Habibie


Jakarta - PT Pindad ikut meramaikan Bekraf Habibie Festival 2017. Salah satu yang dipamerkan Pindad adalah Panser Badak.

Panser Badak di Festival Teknologi Habibie
Panser Badak merupakan jenis panser canon kaliber 90 mm hasil kerja sama dengan perusahaan Belgia, CMI Defence.

Panser Badak di Festival Teknologi Habibie

Badan Panser Badak terbuat dari lapisan baja yang mampu menahan tembakan amunisi kaliber 12,7 mm. Selain dilengkapi canon, Panser Badak juga dipasang machine gun kaliber 7,62 mm untuk mendukung operasi. 

Panser Badak di Festival Teknologi Habibie

Saat dipakai dalam bertugas, panser dikendalikan oleh 3 orang crew. Dengan mesin diesel 6 silinder berkekuatan 340 tenaga kuda, panser ini mampu melesat hingga 90 kilometer (km) per jam dan mampu menempuh jarak operasi 600 km.    


Panser Badak di Festival Teknologi Habibie

Spesfikasi lain, Panser Badak memiliki panjang 6 meter, lebar 2,5 meter, tinggi 2,9 meter serta bobot 11 ton. Dibuat pertama tahun 2016.    





Credit  finance.detik.com



Kamis, 18 Mei 2017

Ini Kecanggihan Tank Buatan RI dan Turki



Ini Kecanggihan Tank Buatan RI dan Turki Tank Buatan RI dan Turki (Foto: Dok. Pindad)


Jakarta - PT Pindad (Persero) dan perusahaan asal Turki FNSS berkolaborasi dalam menggarap medium tank sejak 2015 lalu. Prototipe medium tank pertama pun sudah selesai dan dipamerkan dalam pameran internasional IDEF International Defence Industry Fair 2017 di Turki 9-12 Mei lalu.

Medium tank hasil kolaborasi kedua negara ini bermesin diesel dengan sistem transmisi otomatis (matic) ini memiliki berat 30-40 ton. Dengan ukurannya yang lebih kecil dari tank pada umumnya, medium tank 7 meter x 3,2 meter x 2,7 meter, ini mampu mengangkut 3 personel, terdiri dari juru kemudi, juru tembak, hingga pemberi komando.

Kerja sama pengembangan medium tank antara Pindad dan FNSS akan menghasilkan dua prototipe kendaraan perang tersebut. Medium tank yang dipamerkan di Turki merupakan prototipe pertama medium tank kolaborasi kedua negara.

"Pertama kita bikin bareng sama FNSS untuk verifikasi dan uji coba internal," ujar Kepala Program Pengembangan Medium Tank Pindad, Windhu Paramarta, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Medium tank dengan nama Kaplan MT ini mampu melesat hingga 70 kilometer (km) per jam dengan jarak tempuh maksimal sekali jalan 450 km. Medium tank ini juga dilengkapi dengan meriam dengan kaliber 105 mm yang diadopsi dari Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense dari Belgia dan 7.62 mm Coaxial Machine Gun.

Prototipe kedua sedang memasuki tahap produksi di Bandung, Jawa Barat. Meski tidak mengetahui berapa persis pihak yang terlibat, Windhu mengatakan, sedikitnya ada 15 desainer Pindad yang dilibatkan untuk merealisasikan medium tank tersebut.


Prototipe kedua yang digarap sendiri oleh Pindad ditargetkan selesai akhir tahun ini.

"Akhir tahun sih pengennya sudah selesai, kalau semua lancar akhr tahun (selesai) prototipe dua," tutur Windhu.

Ini Kecanggihan Tank Buatan RI dan Turki
Foto: Dok. Pindad



Credit  finance.detik.com


Ini Dia Tank Baru Buatan RI dan Turki



Ini Dia Tank Baru Buatan RI dan Turki Foto: Dok. Pindad

Jakarta - Medium tank buatan PT Pindad (Persero) dan perusahaan asal Turki FNSS hadir dalam pameran internasional IDEF International Defence Industry Fair 2017 di Turki 9-12 Mei lalu. Pindad dan FNSS membuat prototipe medium tank dengan skema project development.

Kehadiran medium tank buatan Pindad dan FNSS di IDEF 2017 merupakan kali pertamanya dikenalkan ke publik.

"Itu memang pengenalan pertamanya medium tank. Jadi semacam launching pertama medium tank ita di sana (Turki) duluan," jelas Kepala Program Pengembangan Medium Tank Pindad, Windhu Paramarta, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Kerja sama pengembangan medium tank antara Pindad dan FNSS akan menghasilkan dua prototipe kendaraan perang. Medium tank yang dipamerkan di Turki merupakan prototipe pertama medium tank kolaborasi kedua negara.

Mengintip Tank Buatan RI dan TurkiFoto: Dok. Pindad


"Pertama kita bikin bareng sama FNSS untuk verifikasi dan uji coba internal," ujar Windhu.

Untuk prototipe kedua, lanjut Windhu, tengah dibuat di Bandung dan tengah memasuki tahap pembuatan badan tank. Prototipe medium tank pertama akan disimpan di Turki menjadi milik FNSS, dan prototipe medium tank kedua akan menjadi milik Pindad.

"Jadi yang pertama Pindad bikin sama FNSS, yang kedua kita bikin sendiri," tutur Windhu.

Mengintip Tank Buatan RI dan TurkiFoto: Dok. Pindad


Pembuatan medium tank kolaborasi antara Pindad dan FNSS terbilang sangat cepat. Pasalnya, hanya dibutuhkan waktu sekitar satu setengah tahun untuk melihat bentuk utuh dari medium tank tersebut.

"Turki pembuatan di 2015 mulai inisiasi mereka 2015 inisiasi itu November, Desember planning. Perancangan Februari 2016 itu mulai rancangan, kalau mulai pembuatan akhir 2016 selesai April. Ini satu tahun setengah sudah jadi," kata Windhu.





Credit  finance.detik.com










Jumat, 12 Mei 2017

Perkenalkan KAPLAN MT, Tank Tempur Buatan Indonesia dan Turki





Perkenalkan KAPLAN MT, Tank Tempur Buatan Indonesia dan Turki
KAPLAN MT, tank tempur buatan Indonesia-Turki diresmikan dalam sebuah pameran di Istanbul. Foto/Anadolu


ISTANBUL - KAPLAN MT, tank tempur buatan Indonesia dan Turki diresmikan dalam Pameran Industru Pertahanan Internasional (IDEF) ke-13 di Istanbul hari Rabu. Kendaraan perang ini dikembangkan oleh FNSS Turki dan PT Pindad Indonesia.

CEO FNSS Nail Kurt mengatakan, program MT KAPLAN tidak hanya mewakili produk baru tetapi juga penerapan pendekatan baru untuk kerjasama di industri pertahanan multinasional.

Menurut Kurt, program tank tempur ini sebenarnya diluncurkan tiga tahun lalu bersama PT Pindad, yang didampingi oleh menteri pertahanan kedua negara.

”Tank berat ini adalah solusi yang sangat efektif untuk kondisi peperangan asimetris saat ini yang dihadapi oleh banyak tentara,” katanya.

“Kondisi memerlukan penyebaran yang mudah dan cepat, mobilitas tinggi, visibilitas rendah, daya tembak tinggi, namun rendah soal biaya,” lanjut Kurt, yang dilansir Anadolu, Kamis (11/5/2017).

Perusahaan pertahanan Turki ini, ujar Kurt, sukses di mancanegara, seperti di Uni Emirat Arab (UEA), Malaysia dan Arab Saudi. FNSS selanjutnya akan mendukung peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dan Turki, sebagai negara sahabat.

Pabrik kendaraan lapis baja FNSS merupakan perusahaan patungan, di mana Turkish Nurol Holding dan British BAE Systems masing-masing memiliki 51 dan 49 persen saham.

Tank KAPLAN MT dirancang untuk memberikan kontribusi yang kuat berkat kapasitas tembakan dan pilihan amunisi besar serta kemampuan superiornya untuk bergerak.

Tank ini dilengkapi menara CMI Cockerill 3105 untuk menyalakan peluru 105mm yang memberikan data tembak tinggi.

Mesin tank bertenaga diesel. Tank KAPLAN MT memiliki transmisi otomatis penuh dan mampu mengangkut tiga anggota awak, yakni pengemudi, penembak dan komandan.

Perwakilan Turki untuk Industri Pertahanan Ismail Demir mengatakan bahwa proyek pengembangan tank berat merupakan program pemerintah secara turun temurun dari kesepakatan kerjasama pertahanan antara dua negara sahabat.

”FNSS dari Turki dan PT Pindad dari Indonesia ditugaskan untuk melaksanakan program yang dimulai dengan tanda tangan kami selama IDEF sebelumnya pada tahun 2015," kata Demir.

Dia menunjukkan bahwa prototipe kendaraan perang ini telah ditampilkan selama parade militer Hari TNI di Indonesia pada 5 Oktober. 


”Setelah tentara Indonesia memenuhi syarat untuk kendaraan tersebut, maka akan siap untuk produksi serial. Prototipe ini akan melayani kebutuhan Tentara Nasional Indonesia dan Tentara Turki,” katanya.

Dr Sutrimo Sumarlan, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Indonesia, mengatakan bahwa proyek tank tempur ini sudah berjalan tiga tahun.

”Indonesia dan Turki percaya bahwa tank berat ini tidak akan diproduksi hanya untuk kedua negara. Kami bisa menjualnya ke negara lain, terutama yang berasal dari Timur Tengah dan Asia Tengah,” kata Sutrimo.




Credit  sindonews.com


Rabu, 10 Mei 2017

Penampakan Prototipe Medium Tank Garapan FNSS Bersama PT Pindad


The medium-weight tank Kaplan MT, developed by FNSS in partnership with the Indonesian PT Pindad, was first seen in IDEF 2017 with a prototype ready for testing.


At the back of the tank is a power pack that provides a power / weight ratio of "20 BG / ton". The engine transfers this power to the walking system, which has a six-wheel, anti-shock suspension system built on twisting and twisting spindles with double-pinned pallets.

The car's firepower is the CMI Cockerill 3105 tower with integrated high-pressure 105 mm Cockerill ball and an advanced automatic filler. Thanks to this tower, KAPLAN MT achieves high destruction power despite its low weight.

At Kaplan MT, there is also a battlefield management system and laser warning system that provides tactical awareness to the vehicle commander.

In its class, KAPLAN MT, which has the highest level of mine and ballistic protection, allows the user to respond quickly and easily to enemy threats in a very short time with sufficient fire power.



[​IMG]


mmwt.jpg


[​IMG]


[​IMG]


[​IMG]


[​IMG]


[​IMG]



[​IMG]


mmwt2.jpg









Credit  defence.pk