Tampilkan postingan dengan label PRANCIS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PRANCIS. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Mei 2019

Diprotes Soal Perang Yaman, Kapal Saudi Batal Memuat Senjata Prancis


Diprotes Soal Perang Yaman, Kapal Saudi Batal Memuat Senjata Prancis
Kapal Bahri-Yanbu milik Arab Saudi batal memuat kargo senjata Prancis. Foto/REUTERS

PARIS - Sebuah kapal Arab Saudi yang akan memuat senjata di pelabuhan Prancis utara pada hari Jumat berlayar menuju ke Spanyol tanpa membawa muatan senjata tersebut. Reaksi kapal itu muncul sehari setelah kelompok hak asasi manusia (HAM) berusaha untuk mencegah kapal itu memuat senjata sebagai protes atas perang di Yaman.

Kelompok HAM Prancis, ACAT, mengajukan gugatan di pengadilan untuk menolak penjualan senjata Paris kepada Riyadh. Namun, gugatan itu ditolak hakim pengadilan.

ACAT yang kecewa dengan putusan hakim berargumen pengiriman kargo senjata tersebut melanggar perjanjian PBB karena senjata tersebut digunakan untuk melawan warga sipil di Yaman.

Meski putusan hakim Prancis mengizinkan kapal Bahri-Yanbu milik Saudi memuat kargo senjata, namun data pelacakan kepal menunjukkan kargo itu batal dimuat.

Kejadian itu mempermalukan Presiden Emmanuel Macron, yang pada hari Kamis membela penjualan senjata Prancis kepada Arab Saudi.

Riyadh memimpin Koalisi Arab pro-pemerintah Yaman dalam perang saudara selama empat tahun terakhir yang menghancurkan negara tersebut. Puluhan ribu orang tewas dan banyak penduduk di ambang kelaparan.

Macron mengatakan Riyadh, yang ia sebut sekutu kunci dalam perang melawan terorisme, telah meyakinkannya bahwa senjata yang akan dimuat kapal tidak digunakan untuk melawan warga sipil.

Seorang pejabat yang bekerja untuk Jean-Paul Lecoq, anggota parlemen oposisi Komunis untuk kota pelabuhan Le Havre, mengonfirmasi bahwa kapal Saudi itu telah pergi tanpa kargo senjata.

"Ini pelajaran bagi eksekutif," katanya kepada Reuters, yang dilansir Sabtu (11/5/2019). "Itu tidak bisa lagi memberikan pernyataan hambar yang mengatakan 'jangan khawatir, kami punya jaminan'. Itu tidak lagi berfungsi."

Kedutaan Saudi di Prancis tidak berkomentar atas kejadian tersebut.

Langkah ACAT itu dilakukan setelah situs investigasi online, Disclose, menerbitkan bocoran data intelijen militer yang menunjukkan senjata yang dijual oleh Prancis ke Arab Saudi, termasuk tank dan sistem rudal berpemandu laser, digunakan terhadap warga sipil di Yaman.

Namun, Menteri Keuangan Bruno Le Maire pada hari Jumat mengklaim bahwa Paris mematuhi aturan terkait penjualan senjata.

Prancis yang menjadi salah satu pemasok senjata utama Arab Saudi, menghadapi tekanan publik dalam negeri untuk meninjau kembali hubungan perdagangan itu karena dampak kemanusiaan akibat perang di Yaman.

ACAT berpendapat bahwa pemuatan senjata pada kapal Saudi bertentangan dengan Perjanjian Perdagangan Senjata PBB, yang mengatakan satu negara tidak dapat mengotorisasi pemindahan senjata jika negara itu tahu bahwa senjata itu dapat digunakan untuk melakukan kejahatan perang atau menargetkan warga sipil.

Para pejabat PBB menyatakan semua pihak dalam konflik Yaman diduga telah melakukan kejahatan perang.

Pemerintah Prancis menolak memberikan rincian tentang otorisasi penjualan senjata itu, yang disebut situs Disclose termasuk delapan meriam howitzer Caesar. 


Credit  sindonews.com


Kamis, 09 Mei 2019

Prancis Serukan Iran Hormati Kesepakatan Nuklir


Prancis Serukan Iran Hormati Kesepakatan Nuklir
Prancis menyerukan Iran untuk tetap memegang komitmen kesepakatan nuklir 2015. Foto/Istimewa

PARIS - Prancis meminta Iran untuk menghormati semua komitmennya setelah Teheran mengumumkan pihaknya akan melonggarkan beberapa pembatasan terhadap program nuklirnya. Paris memperingatkan terhadap tindakan apa pun yang akan mengarah pada eskalasi.

Iran mengumumkan langkah-langkah untuk menghentikan pelanggaran terhadap kesepakatan 2015 dengan kekuatan dunia, namun Teheran mengancam akan ada tindakan lebih lanjut jika negara-negara kekuatan dunia tidak melindunginya dari sanksi Amerika Serikat (AS).

“Perancis memperhatikan pernyataan ini dengan prihatin. Prancis berkomitmen untuk memastikan bahwa perjanjian ini, kunci untuk rezim non-proliferasi internasional dan keamanan internasional, sepenuhnya dilaksanakan,” kata wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Olivier Gauvin dalam sebuah pernyataan.

"Adalah penting untuk menghindari tindakan apa pun yang akan menghalangi pelaksanaan kewajiban mereka oleh para pihak yang sekarang terlibat dalam perjanjian atau yang akan memicu eskalasi," imbuhnya.

"Prancis bertekad untuk memastikan bahwa perjanjian itu sepenuhnya dilaksanakan dan bahwa saluran keuangan dan ekspor Iran tetap terbuka," tukasnya seperti dilansir dari Reuters, Kamis (9/5/2019).

Gauvin mengatakan Prancis berhubungan erat dengan pihak-pihak yang tersisa dari perjanjian tersebut, terutama Eropa, untuk meninjau kembali pernyataan Iran.

Amerika Serikat mengatakan belum selesai menjatuhkan sanksi terhadap Iran dan merencanakan lebih "segera". AS memperingatkan Eropa agar tidak melakukan bisnis dengan Teheran melalui sistem perdagangan non-dolar untuk menghindari sanksi AS.

Terbaru, AS menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Sanksi itu menyasar sektor baja, alumunium, tembaga dan besi Iran yang bernilai sekitar 10 persen dari ekonomi negara itu. 




Credit  sindonews.com




Kamis, 02 Mei 2019

Rusuh Peringatan May Day di Paris dan St Petersburg


Rusuh Peringatan May Day di Paris dan St Petersburg
Petugas polisi berusaha mengamankan peserta aksi May Day 2019 di Paris, 1 Mei 2019. (REUTERS/Philippe Wojazer)




Jakarta, CB -- Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di sejumlah negara diwarnai kerusuhan.

Salah satunya di Rusia di mana sekitar dua ribuan demonstran di kota Saint Petersburg dibubarkan dan puluhan di antaranya diamankan polisi setelah meneriakkan slogan-slogan kritis terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Seperti dikutip dari AFP, setidaknya sebanyak 60 orang demonstran di kota tersebut ditahan polisi. Di antara dua ribuan demonstran May Day itu, salah satunya adalah pendukung pemimpin oposisi Alexei Navalny.


Selama pawai, demonstran anti-Kremlin ini mengangkat potret Putin dan meneriakkan kata-kata seperti 'Putin pencuri!' serta 'Ini kota kami! di tengah kehadiran polisi yang semakin ketat.

"Mereka melindungi si bandit Putin," kata Galina Onishchenko, 70 tahun, sambil menunjuk mobil tahanan.



Kerasnya slogan-slogan anti-Putin selama unjuk rasa, membuat beberapa dari mereka akhirnya ditahan polisi.

Peringatan May Day pun terjadi di ibu kota Rusia, Moskow. Di mana para demonstran menyuarakan ketidakpuasan atas berlangsungnya pemerintahan selama beberapa tahun terakhir.

Tidak hanya di Rusia, kerusuhan selama aksi May Day pun terjadi di Paris, Perancis. Berdasarkan laporan AFP, Polisi anti huru-hara terlibat bentrok dengan pengunjuk rasa antikapitalis dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan orang yang berkumpul demi pawai May Day di selatan kota.

Para demonstran yang menggunakan hoodie dan rompi kuning membalas polisi antihuru-hara itu dengan melempar puing atau benda apapun ke arah petugas.

Bentrokan memuncak saat ratusan aktivis yang disebut 'blok hitam' mendorong ke depan kerumunan yang berkumpul di Montparnasse Boulevard, sekitar 90 menit sebelum pawai May Day dimulai.




Credit  cnnindonesia.com



Kamis, 18 April 2019

Protes Rompi Kuning di Prancis masuki bulan kelima


Protes Rompi Kuning di Prancis masuki bulan kelima
Polisi menyemprotkan air ke pemrotes Rompi Kuning. (Anadolu Agency)




Paris (CB) - Protes Rompi Kuning di Prancis untuk menentang kebijakan Presiden Emmanuel Macron sekarang berada pada bulan kelima.

Demonstrasi tersebut, yang pertama kali muncul sebagai reaksi atas kenaikan harga bahan bakar, berubah menjadi protes anti-pemerintah.

Pemrotes sangat menantikan pidato Macron kepada rakyat mengenai kondisi ekonomi Prancis, yang ditunda akibat kebakaran yang melahap Kathedral Notre Dame di Paris.

Di dalam satu pernyataan pada Selasa (16/4), Macron mengatakan ia akan berpidato, tapi pemrotes menyatakan ia takkkan bisa meyakinkan mereka.

Pemeritah Prancis, yang gagal menemukan penyelesaian guna mengakhiri protes Rompi Kuning, melarang demonstrasi di kota kota.

Alasan utama larangan itu ialah protes 16 Maret di Champ-Elysees Avenue, saat batu dilemparkan ke arah polisi, penghalang jalan dibakar, dan beberapa restoran serta toko dijarah. Selain itu, 192 orang ditahan dan 42, termasuk 17 polisi, cedera selama protes itu, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Pemerintah Prancis belakangan mengumumkan bahwa 91 toko dan restoran dijarah dan kerugian materil meningkat jadi 200 juta euro (226 juta dolar AS).

Polisi Prancis menggunakan semprotan lada terhadap pemrotes pekan lalu, dan menangkap 15 orang.

Pemrotes di Toulouse juga mengabaikan larangan larangan tersebut dan membakar satu kendaraan. Polisi menggunakan semprotan lada dan menangkap 43 orang.

Pemerintah Prancis belum lama ini telah mensahkan peraturan guna mencegah kerusuhan dalam protes.

Pemrotes yang menutupi wajah mereka selama protes mungkin didakwa dengan ancaman hukuman satu tahun penjara dan denda sampai 15.000 euro (16.974 dolar AS).

Selain itu, kerugian materil selama protes akan diberi ganti-rugi oleh pemrotes atau mereka "yang melakukan kerusuhan".

Pemrotes yang membawa barang berbahaya selama unjuk-rasa akan didenda sampai tiga tahun penjara atau denda 45.000 euro (50.900 dolar AS).

Protes Rompi Kuning telah berlangsung sejak 17 November 2018.

Menurut data resmi terakhir, 11 orang sejauh ini telah tewas dan lebih dari 2.000 orang cedera. Lebih dari 8.400 orang telah ditangkap dan 2.000 orang dijebloskan ke dalam penjara.



Credit  antaranews.com




Selasa, 16 April 2019

Gereja Notre-Dame Paris, Saksi Bisu Konflik Dunia


Gereja Notre-Dame Paris, Saksi Bisu Konflik Dunia
Ilustrasi kebakaran Gereja Notre Dame di Paris, Prancis. (REUTERS/Benoit Tessier)




Jakarta, CB -- Kebakaran Katedral Notre-Dame di Paris membuat sebagian besar rakyat Prancis sedih. Sebab bangunan bersejarah itu dianggap bukan cuma tempat ibadah, tetapi juga sebagai karya seni arsitektur sekaligus saksi bisu perjalanan dunia dengan sejumlah peperangan dahsyat yang terjadi.

Seperti dilansir AFP, Selasa (16/4), pembangunan Gereja Notre-Dame dimulai pada Masa Pertengahan, tepatnya pada 1160 saat masa kepemimpinan Uskup Maurice de Sully. Pembangunannya memakan waktu sampai 200 tahun karena pengerjaan sejumlah detail seperti patung dan lainnya, dan baru rampung pada 1260.


Cobaan pertama bangunan itu adalah ketika Revolusi Prancis pada 1790. Sejumlah artefak dan benda-benda di dalamnya, seperti patung, dirusak dan dihancurkan oleh massa.

Pada 1804, gereja itu digunakan untuk melantik Napoleon sebagai Kaisar Prancis. Baru pada 1844 sampai 1864 bangunan itu dipugar oleh arsitek Eugène Viollet-le-Duc.


Penulis Victor Hugo menjadikan bangunan itu sebagai latar cerita novelnya yang terbit pada 1931, The Hunchback of Notre-Dame.


Gereja itu selamat dari Perang Dunia I dan II. Setelah Prancis bebas dari cengkeraman Jerman pada 24 Agustus 1944, gereja itu membunyikan lonceng sebagai tanda merayakan suka cita rakyat negara itu.

Pemerintah Prancis lantas menggelar proyek pembersihan dan pemugaran gereja itu pada 1991 sampai 2000. Pada 2013, gereja itu tepat berusia 850 tahun.


Pada 15 April gereja itu terbakar dan menghancurkan dua pertiga atap kayu, serta sejumlah bagian. Yaitu kaca berbentuk lingkaran dan menara. Diduga api berasal dari proyek pemugaran yang sedang berlangsung. Namun, penyelidik masih mencari penyebab pastinya.





Credit  cnnindonesia.com




Presiden Macron: Kita akan bangun kembali Notre-Dame bersama-sama


Presiden Macron: Kita akan bangun kembali Notre-Dame bersama-sama
Api melahap Kathedral Notre-Dame di Paris (Reuters Connect)

Paris (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin berjanji akan membangun kembali katedral Notre-Dame, pasca-kebakaran dahsyat yang meluluhlantakkan sebagian besar katedral dengan arsitektur gotik tersebut.

"Katedral Notre-Dame adalah sejarah kami, literatur kami, bagian dari jiwa kami, tempat semua acara besar kami, epidemi kami, perang kami, pembebasan kami, dan pusat kehidupan kami," kata Macron, yang berada di depan ikon bersejarah Paris saat berlangsungnya kebakaran, kepada awak media.

"Notre-Dame terbakar dan saya tahu ini menyedihkan. Begitu banyak warga Prancis yang gemetar menyaksikan peristiwa tersebut. Tetapi malam ini, saya juga ingin berbicara tentang harapan," ujar presiden, seraya mengumumkan penggalangan dana.

"Mari kita berbangga, karena kita membangun katedral ini lebih dari 800 tahun yang lalu, kita telah membangunnya, dan selama ratusan tahun, membiarkannya tumbuh dan merenovasinya. Jadi malam ini dengan sungguh-sungguh saya mengatakan: kami akan membangun kembali katedral bersama-sama," ucapnya.




Credit  antaranews.com




Kebakaran hancurkan gereja Notre-Dame di Paris


Kebakaran hancurkan gereja Notre-Dame di Paris
Lonceng terbesar "Gabriel" yang baru diangkat dari sebuah truk di depan Kathedral Notre-Dame de Paris di Paris, Perancis, Kamis (31/1), setelah dibawa dari Normandia bersama tujuh lonceng pengganti lainnya dari perunggu untuk dipasang di menara utara Kathedral. Lonceng-lonceng baru tersebut memiliki berat dan diameter yang sama dengan lonceng-lonceng lama yang dibuat dari abad ke-18 yang telah dilebur dan dibentuk menjadi meriam pada masa Revolusi Perancis. (REUTERS/Charles Platiau)

Seperti seluruh anak bangsa, malam ini saya berduka menyaksikan bagian dari kami terbakar



Paris (CB) - Kebakaran besar melanda katedral Notre-Dame pada Senin waktu setempat, menghancurkan atapnya yang menjadi salah satu simbol bersejarah bagi Paris, dan dalam gemuruh api, para petugas pemadam berjuang mencegah agar menara lonceng utama tidak runtuh.

Api yang mulai berkobar pada petang dengan cepat mencapai atap bangunan katedral yang sudah berabad-abad, menelan menara yang runtuh, dan dengan cepat juga diikuti oleh seluruh atapnya.

Warga Paris yang kelimpungan dan wisatawan yang tertegun tidak percaya menatap menara api. Ribuan orang berjajar di jembatan di atas sungai Seine dan bantarannya, dari jarak yang dibatasi oleh tali pembatas polisi.

"Kami belum bisa memastikan apakah bisa menghentikan kebakaran yang merembet ke menara lonceng," kata seorang petugas pemadam.

Para pemimpin dunia menyampaikan keterkejutan mereka dan mengirimkan ungkapan belasungkawa kepada rakyat Prancis. Presiden Prancis, Emmanuel Macron bahwa seluruh bangsa sedang berduka.

"Seperti seluruh anak bangsa, malam ini saya berduka menyaksikan bagian dari kami terbakar," cuitnya di Twitter.

Asap membumbung di atas kota dan abu berjatuhan meluas. Orang-orang terkesiap menahan nafas saat puncak menara terlipat dan tertelan api.

Sekitar pukul 19.30 GMT, hampir tiga jam sejak api merebak, juru bicara dinas pemadam kebakaran mengatakan, 90 menit berikutnya akan menjadi detik-detik sangat penting menyaksikan bagaimana kekuatan kobaran api.

"Biasanya seluruh atap musnah. Saya tidak melihat ada harapan atas bangunan ini," kata seorang saksi mata, Jacel Poltorak, yang menyaksikan api dari balkon lantai lima yang berjarak lima blok menghadap bagian depan katedral, salah satu tempat di Prancis yang paling banyak mendapat kunjungan.

Petugas pemadam kebakaran berusaha menguasai kobaran api dengan siraman air dan mengosongkan kawasan di sekitar Notre-Dame yang terletak di sebuah pulau alami di tengah Sungai Seine dan tepat di tengah-tengah kota Paris. Para saksi mata mengatakan bahwa seluruh tempat di Ile de la Cite itu sudah dikosongkan.

Tidak seorang pun yang cedera, kata menteri muda dalam negeri, Laurent Nunez di lokasi kejadian dengan menambahkan "Masih terlalu dini untuk menentukan penyebab kebakaran."

Penuntut umum memerintahkan penyelidikan dan kepolisian sedang bekerja dengan perkiraan bahwa kebakaran ini terjadi sebagai kecelakaan.

"Semuanya runtuh" kata polisi di dekat tempat kejadian sementara api masih terus membakar katedral.

Macron yang membatalkan pidato bagi seluruh bangsanya yang akan dilakukan pada Senin malam, mengunjungi tempat kejadian dan berbicara dengan para petugas.

Dinas Keamanan Masyarakat Prancis, kemungkinan menanggapi saran Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar dinas kebakaran "bertindak cepat" dan menerbangkan tanki air, mengatakan bahwa cara tersebut tidak dipilih karena khawatir akan menghancurkan seluruh bangunan.

"Helikopter atau pesawat dengan bobot air yang dijatuhkan dengan ketinggian rendah kemungkinan akan melemahkan struktur Notre-Dame dan menimbulkan kerusakan di sekeliling bangunan," demikian cuitan di Twitter.

Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut katedral itu sebagai "lambang Prancis dan budaya Eropa kami." Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan memberi simpati bagi warga Prancis dan para petugas yang berjuang memadamkan kobaran api.

Vatikan mengatakan, kebakaran pada "Lambang Kekristenan di Prancis dan dunia" sangat mengejutkan dan menyedihkan serta berdoa bagi para petugas.

Lambang kota Paris

Wali Kota Paris Anne Hidalgo dari tempat kejadian mengatakan bahwa banyak karya seni di dalam katedral diselamatkan dan kini di simpan di tempat yang aman.

Katedral yang dibangun pada abad 12, muncul dalam novel klasik Victor Hugo "Si Bungkuk dari Notre-Dame", dan menjadi salah satu warisan budaya dunia yang ditetapkan oleh UNESCO dan setiap tahun dikunjungi oleh jutaan wisatawan.

Pada saat ini juga merupakan hari-hari penting bagi umat Katolik di seluruh dunia yang merayakan Pekan Suci memperingati kebangkitan Kristus.

Kardinal Prancis menyerukan kepada seluruh pastor di Paris untuk membunyikan lonceng gereja sebagai penanda solidaritas bagi Notre-Dame.

"Saya punya banyak teman yang tinggal di luar negeri dan setiap saat mereka datang saya minta mereka mengunjungi Notre-Dame," kata Samantha Silva, dengan air mata menggenang.

"Saya sering mengunjunginya, kini tidak akan sama lagi. Ini lambang sejati Paris."

Katedral tersebut sedang dalam pemugaran, dibangun pada 1163, dan disebut sebagai salah satu yang terbaik dari arsitektur Gotik Prancis.





Credit  antaranews.com



Minggu, 14 April 2019

Bentrokan pecah dalam protes-protes "rompi kuning"


Bentrokan pecah dalam protes-protes "rompi kuning"
Pengunjuk rasa memakai rompi kuning berunjuk rasa dengan pekerja serikat buruh CGT Prancis untuk memprotes reformasi pemerintahan Prancis di Marseille, Prancis, Selasa (19/3/2019). (REUTERS/JEAN-PAUL PELISSIER)



Paris (CB) - Para pengunjuk rasa "rompi kuning" bentrok dengan polisi antihuru-hara di kota Toulouse, Prancis, pada Sabtu sementara Presiden Emmanuel Macron menyiapkan serangkaian pengumuman kebijakan yang bertujuan mengatasi protes-protes anti pemerintah yang berlangsung selama 22 akhir pekan.

Polisi di kota bagian tenggara Prancis itu melepaskan gas air mata dan menangkap beberapa orang setelah beberapa ratus pendemo melempar benda-benda, tong-tong sampah yang terbakar dan berusaha memasuki kawasan-kawasan tempat protes-protes telah dilarang.

Sekitar 2.000 pemerotes telah berkumpul di Allee Jean Jaures, jalan raya di pusat kota itu dan jalan-jalan di dekatnya.

Kelompok-kelompok pegiat mengatakan di jejaring sosial media bahwa Toulouse akan menjadi fokus babak ke-22 unjuk rasa, membuat Walikota Jean-Claude Moudenc menyampaikan kecemasan menjelang protes-protes pada Sabtu.

Aksi-aksi pawai di Paris dan di tempat lain pada umumnya berjalan damai pada siang, tetapi protes-protes terus menekan Macron. Dia telah berjanji akan mengumumkan serangkaian langkah yang bertujuan untuk meredekan ketidakpuasan di negara itu.





Credit  antaranews.com






Rabu, 10 April 2019

Israel Vonis WN Prancis 7 Tahun Karena Selundupkan Senjata


Israel Vonis WN Prancis 7 Tahun Karena Selundupkan Senjata
Ilustrasi pengadilan. (Pixabay/Succo)



Jakarta, CB -- Pengadilan Israel menjatuhkan hukuman tujuh tahun penjara terhadap seorang mantan staf konsulat Prancis, Romain Franck, pada Senin (8/4) kemarin. Dia terbukti menyelundupkan senjata dari Jalur Gaza, Palestina.

Franck yang sebelumnya bekerja sebagai sopir konsulat Prancis, menjalani persidangan setelah dituduh mengeksploitasi pemeriksaan keamanan untuk diplomat, dan menyelundupkan 70 pistol dan dua senapan otomatis dari Jalur Gaza ke Tepi Barat yang diduduki Israel.

Franck juga didenda 30 ribu shekel atau sekitar Rp118,5 juta.


Kuasa hukum Franck, Kenneth Mann, mengatakan ingin mengajukan permohonan supaya kliennya bisa menjalani hukuman di Prancis.

Ia turut menyatakan hakim bersedia memberikan hukuman lebih ringan sebab Franck menunjukkan penyesalan dan mengakui termotivasi uang, bukan karena solidaritas dengan militan Palestina.

Franck selama persidangan hanya mengandalkan penerjemah pengadilan dari bahasa Ibrani ke Prancis.

"Ini hal yang sangat sangat sulit bagi seluruh keluarga. Namun, mereka mengerti ini persoalan hukum dan berharap anak mereka bisa kembali ke Paris secepatnya," ucap Mann setelah persidangan, seperti dilansir Channel NewsAsia, Selasa (9/4).

Franck ditangkap pada Februari 2018 dan persidangannya dimulai sebulan setelahnya di pengadilan distrik Kota Beersheba, Israel.

Pejabat Israel menyatakan Franck bekerja sendiri tanpa sepengetahuan konsulat. Hal ini dipastikan tak memengaruhi hubungan diplomatik Israel dengan Prancis. 

Badan Keamanan Dalam Negeri Israel, Shin Bet, menyatakan Franck dibayar sekitar US$5,5 ribu (Rp77,8 juta, kurs Rp14.146) untuk senjata yang diselundupkan bagi beberapa warga Palestina.





Credit  cnnindonesia.com



Selasa, 09 April 2019

Ribuan Penduduk Inggris di Perancis Terancam Dideportasi



Bendera Uni Eropa dan bendera Inggris yang ditinggalkan demonstran pro-Brexit di Parliament Square di London, 29 Maret 2019.
Bendera Uni Eropa dan bendera Inggris yang ditinggalkan demonstran pro-Brexit di Parliament Square di London, 29 Maret 2019.
Foto: AP Photo/Matt Dunham

Lebih dari 14 ribu warga Inggris membangun rumah mereka di pinggiran Perancis



CB, HUELGOAT -- Sarah Waddington mungkin akan benci dengan Inggris setelah adanya referendum British Exit (Brexit). Pada 2016, ia telah meninggalkan kehidupannya di Cornwall, menjual rumahnya dan pindah ke Brittany, daerah pesisir di Barat Laut Prancis.

"Saya suka Perancis," kata Waddington (66 tahun) yang merupakan pensiunan pegawai negeri sipil. "Perancis lebih berorientasi pada komunitas, lebih peduli. Lebih peduli pada orang tua dari pada di Inggris," kata dia seperti dikutip Washington Post, 7 April 2018.

Beberapa tahun belakakangan, lebih dari 14 ribu warga Inggris membangun rumah mereka di pinggiran Perancis. Mereka merehab rumah-rumah granit, membuka toko kecil dan aktif di klub catur dan berbagai organisasi komunitas.

Di desa ini, ekspatriat Inggris David Neal membuka Brittany Pub, yang menyediakan ikan dan kentang, dan menyediakan tontonan dengan Channel Inggris.

Namun, kini warga Inggris di tempat itu dan penghujung Eropa lainnya menghadapi ketidakjelasan. Jika Perdana Menteri Theresa May tidak dapat meyakinkan Pimpinan Eropa untuk menjamin perpanjangan masa Brexit pekan ini, Inggris Raya dijadwalkan keluar dari Uni Eropa tanpa syarat pada 12 April. Dengan begitu, maka warga Inggris di seluruh Eropa harus pulang ke negaranya.

Tiap negara yang tergabung di Uni Eropa sejatinya sudah menyiapkan rencana masing masing dalam mengurus para penduduk Inggris yang terkatung-katung pasca-Brexit ini. Sebanyak 11 dari 27 negara, warga Inggris tetap diperbolehkan tinggal selama yang mereka inginkan. Tetapi di 17 negara lainnya, para warga Inggris harus mengurus kependudukan.

Di Perancis, mereka hanya punya waktu satu tahun mengurus dokumen mereka, atau mereka akan kehilangan fasilitas kesehatan hingga ancaman deportasi. Seperti diberitakan Washington Post, para warga Inggris itu sebenarnya ingin tinggal di Perancis. Bahkan, banyak di antara mereka yang sudah mengurus dengan Perancis untuk mengurus izin tinggal tetap itu.

Christina Jones (71 tahun) butuh waktu enam minggu untuk dirinya dan suaminya untik mendapat izin tinggal, untuk melamar sebagai Warga tetap Perancis. "Kami punya kehidupan yang baik di sini," ujarnya. Meski ia pun menyadari Brexit pada 2016 lalu menyulitkna dirinya dan ekspat-ekspat lainnya.

Nasib para warga Inggris di Perancis ini pun masih tergantung pada bagaimana finalisasi keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa.

Yang menjadi perhatian lain, sejak Juni 2016, Poundsterling terus melemah dari 1,28 Euro ke 1,17 Euro. Kondisi ini pun makin memperburuk keadaan warga Inggris yang berada di berbagai belahan Eropa, khususnya di Perancis.


Terlebih lagi, para penduduk Inggris itu menggantungkan nasib pada uang pensiunan dengan mata uang Inggris. Mereka khawatir mereka akan berada di bawah garis kemiskinan Perancis.

Seorang agen real estate di Huelgoat, Sylvie Mayer (60 tahun) mengaku sudah merasakan efek Brexit. Hal ini ditandai dari berkurangnya warga Inggris yang membeli properti di kawasan Brittany. Pada musim panas 2016, 80 persen kliennya orang Inggris. Saat ini, hanya setengahnya uang merupakan orang Inggris.

Maud Camus (33 tahun) bekerja di Huelgoat Cafe La Pailotte. Ia mengatakan, 40 persen kliennya adalah orang Inggris. Ia membayangkan masa depan di mana Brexit semakin menyulitkan orang Inggris untuk tinggal di Perancis.

"Kalau warga Inggris tidak di sini, pasti tempat ini semakin sepi. Tanpa mereka, Hidup semakin runyam," ujar dia. 



Credit  republika.co.id


Senin, 08 April 2019

Menlu Prancis: Kami Tak Bisa Terus-Terusan Fokus ke Brexit


Menlu Prancis: Kami Tak Bisa Terus-Terusan Fokus ke Brexit
Ilustrasi persoalan Brexit. (Reuters).



Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan bahwa kini sudah waktunya krisis penarikan diri Inggris dari Uni Eropa atau Brexit harus berakhir. Dia menyebut persoalan Brexit tidak dapat terus-menerus mendominasi diskusi Uni Eropa.

"Sudah saatnya situasi ini [harus] berakhir," kata Jean-Yves kepada wartawan di sela-sela pertemuan G7 di Dinard, Prancis utara, Sabtu (6/4) dikutip AFP.

Jean-Yves meminta pihak pemerintah dan parlemen Inggris perlu memahami bahwa Uni Eropa tak dapat terus-menerus hanya memikirkan dan membahas persoalan yang menjadi urusan dalam negeri Inggirs.


"Inggris perlu memberi tahu kami dengan cepat bagaimana mereka akan keluar dari krisis ini," tambahnya.

"Kita tidak bisa hidup terus-menerus dengan Brexit. Pada titik tertentu, harus ada keberangkatan," ujarnya lagi.

Perancis telah berupaya untuk meningkatkan tekanan pada Perdana Menteri Inggris Theresa May menjelang pertemuan puncak darurat para pemimpin Eropa di Brussels mulai Rabu depan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan sebelumnya bahwa permintaan Inggirs untuk perpanjangan tenggat waktu Brexit tidak akan secara otomatis diterima, yang berarti Inggris dapat keluar dari blok tanpa kesepakatan.

Sebelumnya PM Theresa May meminta Uni Eropa mengundur proses bagi negaranya keluar dari blok tersebut alias Brexit hingga 30 Juni mendatang.

May mengatakan bahwa penundaan ini sangat penting agar Inggris dapat memastikan negaranya keluar dengan cara paling baik setelah menjadi anggota Uni Eropa selama 46 tahun.



Credit  cnnindonesia.com





Jumat, 29 Maret 2019

Kabar Hoaks Picu Aksi Kekerasan di Perancis


Kabar Hoaks Picu Aksi Kekerasan di Perancis
Ilustrasi kekerasan. (Istockphoto/funky-data)




Jakarta, CB -- Hoaks yang berkembang di sosial media bahwa kelompok etnis minoritas Romani melakukan penculikan anak memantik gelombang aksi kekerasan di Perancis, meski polisi telah menyebut gosip tersebut tak benar.

Polisi Perancis juga mengatakan bahwa sekelompok orang telah menyerang pihak yang diyakini menyebarkan gosip penculikan tersebut.

Lewat cuitan, polisi mengatakan bahwa kabar soal mobil van putih yang mengelilingi area pinggiran kota Paris di Nanterre dan Colombes untuk menculik perempuan-perempuan muda telah memantik tuduhan palsu pada dua orang. Kedua orang itu pada 16 Maret lalu juga diserang sekelompok massa sehingga mengalami cedera ringan. 

"Jangan bagikan informasi palsu ini," ujar cuitan polisi tersebut. 

Polisi mengatakan bahwa isu penculikan itu benar-benar tidak berdasar dan "tidak ada kasus penculikan yang telah terkonfirmasi". Kini polisi juga telah mengamankan 20 orang setelah terjadi serangan pada komunitas etnis tersebut.

Lewat keterangan resmi, lembaga bantuan hukum La Voix des Rroms mengatakan streotipe rasialis yang menyatakan kelompok etnis Romani sebagai penculik anak sudah beredar sejak era pertengahan (5-15 SM).

La Voix des Rroms juga menyamakan serangan anti-Romani itu dengan pembantaian Rohingya di Myanmar, serta meminta masyarakat Perancis untuk menjaga mereka-mereka yang nyawanya terancam.

Pada Senin lalu, aksi kekerasan terjadi di Bobigny di Clichy-sous-Bois, area pinggiran kota Paris, demikian menurut laporan AFP. Isu penculikan itu disebutkan berawal dari Facebook dan Snapchat.

Juru bicara pemerintah Perancis, Benjamin Griveaux, mengatakan bahwa insiden tersebut tidak bisa ditoleransi dan menjadi tanda bagi pemerintah untuk memerangi berita palsu.

"Menyebarkan isu seperti itu secara terorganisir dan viral di sosial media menyebabkan kekerasan dan juga stigma pada suatu komunitas," kata Griveaux.

Pada Desember, polisi kota Paris mencuitkan hukuman bagi penyebar kabar palsu.

Hukum Perancis menyatakan bahwa para penyebar kabar palsu di internet bisa didenda sekitar US$51 ribu hingga US$153 ribuu.

Penyebaran berita palsu di sosial media menjadi masalah di berbagai negara di seluruh dunia. Pada Juli 2018, terjadi serangkaian aksi kekerasan akibat kabar palsu yang menyebar di WhatsApp, menyebabkan belasan tewas. 





Credit  cnnindonesia.com




Presiden Perancis Kehilangan 3 Menteri Karena Ikut Pemilu


Presiden Perancis Kehilangan 3 Menteri Karena Ikut Pemilu
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Yoan Valat/Pool via REUTERS)



Jakarta, CB -- Sebanyak tiga menteri Perancis menyatakan mengundurkan diri dari pemerintah setelah memutuskan mengikuti pemilihan daerah dan Uni Eropa, Kamis (28/3).

Kantor Kepresidenan Perancis menuturkan tiga menteri yang mundur terdiri dari Menteri Perancis untuk Eropa, Natalie Loiseau, serta dua menteri muda yakni Benjamin Griveaux dan Mounir Mahjoubi.


Loiseau berencana mencalonkan diri dalam pemilihan umum Uni Eropa pada Mei mendatang, sementara Griveaux dan Mahjoubi akan bersaing di pemilihan Wali Kota Paris pada 2020.

Dengan kepergian ketiga menteri itu, tersisa sepuluh menteri dalam pemerintahan Presiden Emmanuel Macron saat ini.


Hingga kini, dikutip AFP, kantor kepresidenan Perancis belum mengindikasikan siapa yang akan menggantikan Loiseau, Griveaux, dan Mahjoubi. Macron dikabarkan akan mengumumkan penunjukkan itu Senin pekan depan dalam rapat kabinet.


Kendati demikian, sejumlah spekulasi yang muncul menyebut penasihat Macron untuk urusan Eropa, Clement Beaune, akan ditunjuk untuk menggantikan posisi Loiseau dalam kabinetnya.

Posisi tersebut menjadi strategis dalam kabinet Macron, terutama dalam menegaskan posisi Perancis terkait rencana Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit.




Credit  cnnindonesia.com



Rabu, 27 Maret 2019

China Beli 300 Pesawat Airbus dengan Total Harga USD34 Miliar


China Beli 300 Pesawat Airbus dengan Total Harga USD34 Miliar
China Beli 300 Pesawat Airbus dengan Total Harga USD34 Miliar

PARIS - Airbus menandatangani kesepakatan penjualan 300 pesawat senilai USD34 miliar (Rp482,22 triliun) pada China. Itu bertepatan dengan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Prancis. Kesepakatan itu menjadikan Airbus mampu mengimbangi rival utamanya dari Amerika Serikat (AS) Boeing dalam pencatatan rekor penjualan pesawat.

Perjanjian penjualan antara Airbus dan agen pembelian Pemerintah China, Aviation Supplies Holding Company, termasuk pembelian 290 A320 dan 10 pesawat berbadan besar A350. Para pejabat Prancis menyatakan nilai transaksi 30 miliar euro sesuai dengan harga katalog. China diperkirakan akan mendapatkan diskon besar. Transaksi itu lebih besar dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkunjung ke China pada 2017, China memesan 300 pesawat Boeing. Tapi, perang dagang antara Beijing dan Washington memengaruhi hubungan bilateral kedua negara. Memang tidak ada bukti keterkaitan langsung antara kesepakatan Airbus dengan ketegangan AS-China serta permasalahan armada Boeing. 

Namun, para pengamat China memandang Beijing memiliki sejarah mengirimkan sinyal diplomasi atau memainkan penjualan pesawat. AS dan China berusaha menurunkan ketegangan perang dagang dalam beberapa bulan terakhir.

“Kesimpulan kontrak penjualan besar yang besar ini menjadi langkah ke depan dan sinyal baik dalam konteks saat ini,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron saat jumpa pers dengan Presiden China Xi Jinping dilansir Reuters.

Ketika ditanya negosiasi penjualan pesawat merupakan hasil dari kesalahan Boeing, Presiden Pesawat Komersial Airbus Guillaume Faury mengabaikan hal itu. “Itu merupakan kerja sama jangka panjang dengan mitra kita yang telah berlangsung lama. Itu juga menjadi sinyal kuat kepercayaan diri,” kata Faury.

Dia mengungkapkan, Airbus mendapatkan penghargaan atas pembelian pesawat dalam jumlah besar. Airbus siap mendukung pertumbuhan penerbangan sipil China dengan pesawat berbadan kecil dan besar. “Perluasan jejak kita di China menunjukkan kepercayaan pasar China dan komitmen kita terhadap China dan mitra kita,” ujarnya.

China memang menjadi andalan utama Airbus. Apalagi bisnis pariwisata dan penerbangan di China juga berkembang sangat pesat. Menurut para analis, kesepakatan diplomatik mengandung banyak tuntutan baru, perluangan pemesan, atau dampak kredit yang sangat nyata. Salah satu sumber industri mengungkapkan pesanan terbaru Airbus, termasuk pesanan Pemerintah China telah masuk dalam daftar Airbus, tetapi nama pelanggannya tidak disebutkan.

Airbus sendiri tidak bisa berkomentar mengenai hal itu. Pemesanan Airbus juga menjadi hal rumit bagi Beijing. Pasalnya, China ingin membangun industri kedirgantaraannya. Penjualan Airbus kali ini juga merupakan kesuksesan Presiden Macron. Sebelumnya, dia gagal meyakinkan China untuk membeli 184 pesawat saat berkunjung ke Beijing pada awal 2018, tapi kini dia justru berhasil. 

Sumber industri menyatakan, penundaan negosiasi Airbus karena faktor perang dagang. Ditambah lagi tuntutan pertumbuhan ekonomi China semakin pesat. Ditambah dengan skandal Boeing 737 MAX yang menyisakan pertanyaan dan misteri karena terkait kecelakaan Lion Air dan Ethopian Airlines. Boeing pun mulai ditinggalkan.

China merupakan negara pertama yang mengandangkan pesawat Boeing 737 pada bulan ini menyusul kecelakaan Ethiopian Airlines. Langkah itu diikuti berbagai regulator penerbangan di seluruh dunia. “Airbus memiliki pesawat A320 yang memiliki model sama seperti Boeing 737 MAX,” ujar Ellis Taylor, pengamat dari firma intelijen penerbangan FlightGlobal dilansir CNN.

“Sebagian besar maskapai memesan MAX akan tetap melanjutkan pembelian. Namun, mereka harus berinvestasi dalam infrastruktur dan pelatihan untuk mendukung jet tersebut. Jika mereka harus mengalihkan pembelian ke Airbus, mereka harus membutuhkan biaya yang besar,” kata Taylor.

Sayangnya, tidak jelas maskapai China yang memesan Airbus. Biasanya maskapai yang dimiliki pemerintah, yakni Air China dan China Southern Airlines. Namun, sulit melacak maskapai yang membeli pesawat Airbus. “Pesanan tersebut umumnya diumumkan selama kunjungan kenegaraan,” kata Taylor. “Pengumuman yang sama juga dilakukan saat kunjungan kenegaraan AS,” ujarnya.

Pembelian Airbus oleh China, menurut Taylor, juga dipengaruhi hubungan Boeing dan China. “Isu 737 MAX akan menekan penjualan Boeing,” tuturnya. China masih menjadi pasar yang besar bagi Airbus dan Boeing. China diperkirakan membutuhkan 7.400 pesawat baru dan kargo hingga 2037. “Pada suatu hari nanti China akan membutuhkan Boeing dan Airbus. Itu hanya masalah waktu saja,” kata Taylor.

Sementara itu, saham Airbus kemarin naik tajam sekitar 1,9% setelah pengumuman transaksi dengan China. Sebelumnya, pada Februari lalu, Airbus akan menghentikan produksi pesawat superjumbo A380 karena penurunan pesanan dari banyak maskapai. Pesawat terbesar di dunia yang memiliki dua dek kabin yang menampung 544 penumpang dengan desain standar memang didesain untuk menantang pesawat legendaris Boeing 747.

A380 terakhir akan dikirim ke maskapai pada 2021. Hingga 2021, Airbus hanya akan memproduksi 17 A380, termasuk 14 untuk Emirates dan tiga untuk maskapai ANA dari Jepang. Untuk menjamin pelanggan Airbus dari Asia hingga Eropa, Airbus akan tetap mendukung pelayanan A380 ke depannya.

Kabar tak terduga dari Airbus itu setelah Emirates memutuskan mengurangi pesanan pesawat superjumbo yang ikonik itu. Emirates memutuskan tidak mengandalkan A380, tetapi beralih membeli 30 pesawat A350 dan 40 A330neo yang berukuran lebih kecil. Itu dilakukan dalam restrukturisasi. Emirates yang memiliki 100 pesawat superjumbo A380 mengungkapkan kekecewaan dengan penghentian produksi tersebut.






Credit  sindonews.com



Senin, 25 Maret 2019

Sejumlah Gereja Katolik di Prancis Jadi Sasaran Perusakan


Sejumlah gereja Katolik di Prancis telah menjadi sasaran pembakaran, vandalisme atau perusakan dan penodaan situs - situs suci. Sumber: Twitter / Cardinal Robert Sarah/rt.com
Sejumlah gereja Katolik di Prancis telah menjadi sasaran pembakaran, vandalisme atau perusakan dan penodaan situs - situs suci. Sumber: Twitter / Cardinal Robert Sarah/rt.com

CB, Jakarta - Sejumlah gereja Katolik di penjuru Prancis telah menjadi sasaran pembakaran, vandalisme atau perusakan dan penodaan situs - situs suci. Serangan itu terjadi sejak awal 2019.
Dikutip dari rt.com, Minggu, 24 Maret 2019, gereja St. Sulpice di ibu kota Paris yang juga menjadi tempat pengambilan gambar film Da Vinci Code, dibakar pada 17 Maret lalu setelah misa Minggu. Petugas pemadam kebakaran dan aparat kepolisian mengatakan ledakan yang terjadi di geraja bersumber dari sebuah serangan pembakaran.

Pada Februari lalu, patung Perawan Suci Maria di geraja St. Nicholas yang dibuat pada abad ke-19 dibanting orang tak bertanggung jawab hingga remuk. Pastur Francois-Laurent Hear mengatakan patung Perawan Suci Maria yang hancur itu tidak dapat diperbaiki lagi. Gereja melaporkan ada tiga kejadian perusakan dalam tempo 10 hari, termasuk salib yang dilemparkan ke lantai oleh para pelaku kerusakan.
Gereja katedhral Saint-Alain di kota Lavaur juga menjadi sasaran tindakan vandalisme, dimana sejumlah patung dan salib dibanting ke lantai dan kain penutup altar dibakar. Sebuah patung Yesus di salib juga di rusak, dimana pelaku vandalisme memutar salah satu tangan patung Yesus sehingga membuat patung itu terlihat sedang menyeka keringat. Dua remaja sudah ditahan atas perusakan ini.

Sedangkan gereja Notre-Dame des Enfants mengalami penjarahan pada Februari lalu. Para pelaku vandalisme juga menggunakan kotoran manusia untuk mengotori dinding. Roti yang dikuduskan dari roti tidak beragi, yang diyakini umat Katolik adalah tubuh Yesus Kristus, ditemukan berserakan di luar tercampur dengan sampah.
Pada bulan yang sama, gereja Notre-Dame di Dijon, Prancis juga menjadi sasaran perusakan. Pastur Emmanuel Pic mengatakan serangan ini sama dengan menyerang keyakinan umat Katolik dan penyerangan dengan sengaja ini sangat mengejutkan.





Credit  tempo.co




Jumat, 22 Maret 2019

Jaksa Prancis Ingin Adili Paman Assad yang Dijuluki Jagal Hama




Jaksa Prancis Ingin Adili Paman Assad yang Dijuluki Jagal Hama
Rifaat al-Assad, paman Presiden Suriah Bashar al-Assad. Foto/Courtesy Paris Match


PARIS - Jaksa penuntut di Prancis telah meminta agar paman Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk diadili atas tuduhan mencuri pundi-pundi negara Suriah yang dikumpulkan di Prancis. Kekayaan negara yang dicuri itu dikumpulkan menjadi peternakan dan istana.

Sumber peradilan setempat kepada AFP mengungkap permintaan jaksa penuntut. Paman Assad yang diminta jaksa agar diadili di Prancis itu bernama Rifaat al-Assad. Dia dijuluki sebagai "Jagal Hama" karena diduga memimpin pasukan di balik penindasan berdarah terhadap pemberontakan di Suriah tengah pada tahun 1982.

Dalam keputusan tertulis tertanggal 8 Maret, yang dilihat AFP pada hari Kamis, kantor jaksa penuntut kejahatan keuangan meminta Rifaat diadili karena "mencuci" hasil penipuan pajak, menggelapkan dana negara Suriah, dan gagal mendaftarkan keayaan itu pada otoritas terkait di Prancis.

Rifaat, yang membagi waktunya antara di Prancis dan Inggris, telah membantah tuduhan itu.

Keputusan akhir tentang apakah dia akan menghadapi persidangan tergantung pada hakim penyelidik dalam kasus ini.

"Kami dengan tegas menolak tuduhan yang didasarkan pada analisis yang keliru, kesimpulan tergesa-gesa dan kesaksian yang bertentangan dari lawan politik lama," kata tim hukum Rifaat kepada AFP, yang dilansir Jumat (22/3/2019).

Rifaat al-Assad adalah mantan wakil presiden Suriah yang meninggalkan negaranya pada tahun 1984 setelah melancarkan kudeta yang gagal terhadap saudaranya, Hafez al-Assad; ayah Presiden Bashar al-Assad.

Rifaat tiba di Eropa dengan gaya hidup mewah bersama empat istri, dan 16 anak. Kekayaannya di Prancis yang dilaporkan meliputi dua rumah kota Paris, satu di atas 3.000 meter persegi (30.000 kaki persegi), serta peternakan dan istana di dekat ibu kota Prancis, dan 7.300 meter persegi ruang kantor di Lyon.

Sebagian besar diakuisisi pada 1980-an melalui perusahaan lepas pantai di Panama, Curacao, Liechtenstein, dan Luxembourg. 

Dia dan keluarganya juga memiliki lebih dari 500 properti di Spanyol. Properti itu disita oleh pihak berwenang pada tahun 2017.

Pemerintah Prancis membuka penyelidikan pada April 2014 setelah dua kelompok anti-korupsi non-pemerintah, Sherpa dan Transparency International, mengibarkan bendera merah.

Dua tahun kemudian, mereka mendakwa Rifaat al-Assad dengan tuduhan penipuan pajak dan penggelapan dana publik.

Tampil di hadapan hakim Prancis untuk pertama kalinya pada Januari 2015, Rifaat al-Assad mengelak. Dia mengklaim tidak mengelola kekayaannya secara pribadi. "Saya hanya peduli dengan politik," katanya.

Rifaat al-Assad mengklaim bahwa dia berutang kekayaannya kepada kemurahan hati Raja Arab Saudi Abdullah, yang meninggal pada Januari 2015.

Tetapi jaksa penuntut Prancis percaya banyak dari dana itu berasal dari kas negara Suriah.





Credit  sindonews.com



Rabu, 20 Maret 2019

Kritik AS, Prancis: Klausul NATO Pasal 5, Bukan Pasal F-35




Kritik AS, Prancis: Klausul NATO Pasal 5, Bukan Pasal F-35
Pesawat jet tempur siluman F-35 produksi Lockheed Martin, Amerika Serikat. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan Eropa mengkhawatirkan komitmen jangka panjang Amerika Serikat (AS) terhadap NATO. Dia juga secara implisit mengkritik pendekatan Presiden AS Donald Trump terhadap aliansi militer tersebut.

"Apa yang dikhawatirkan orang Eropa adalah ini; apakah komitmen AS akan abadi?," kata Parly dalam sebuah acara di Washington, sebelum dia dijadwalkan untuk bertemu dengan rekannya dari Amerika, Patrick Shanahan, di Pentagon untuk membahas berbagai masalah termasuk Suriah.

Dengan Washington yang semakin fokus pada tantangan strategis dari China, Parly mengatakan tanda tanya telah muncul atas aliansi transatlantik.

"Mereka yang mengajukan pertanyaan tidak akan diyakinkan," katanya. "Dengan suasana penarikan saat ini; penarikan dari medan perang, dari perjanjian, dari pakta perdagangan," lanjut Parly yang menyindir AS atas penarikan pasukannya dari Suriah dan penarikannya dari sejumlah perjanjian internasional.

Lebih lanjut Parly menyindir prinsip solidaritas NATO. "Aliansi haruslah tanpa syarat, jika semacam itu bukanlah aliansi. Klausul solidaritas NATO bernama Pasal 5, bukan pasal F-35," imbuh Parly, mengacu pada pesawat jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin yang disarankan AS agar dibeli para sekutu NATO, seperti dikutip Reuters, Rabu (20/3/2019).

Trump pada bulan November lalu mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron karena menyerukan Eropa untuk membentuk pasukan sendiri guna melindungi diri dari musuh potensial.

Macron mengatakan bahwa Eropa membutuhkan pasukan nyata untuk mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat atas pertahanan dalam menghadapi militer Rusia yang bangkit kembali. 






Credit  sindonews.com




Selasa, 19 Maret 2019

Presiden Prancis pertimbangkan larangan aksi protes di Champs Elysees


Presiden Prancis pertimbangkan larangan aksi protes di Champs Elysees

French President Emmanuel Macron is considering banning all protests on the Champs Elysees after rioters "yellow vests" damaged the iconic streets of Paris last week, officials at the presidential office said on Monday.



Jakarta (CB) - Presiden Prancis Emmanuel Macron sedang mempertimbangkan larangan semua aksi protes di Champs Elysees setelah para perusuh "rompi kuning" merusak jalan ikonik Paris pekan lalu, kata pejabat kantor kepresidenan, Senin.

Sabtu lalu, para pengunjuk rasa yang terkait dengan gerakan "rompi kuning" membakar restoran ternama Fouquet di kawasan Champs Elysees serta sejumlah kios surat kabar dan sebuah toko barang berkelas dunia Longchamp.

Pasca kerusuhan Sabtu, yang mengingatkan kembali pada peristiwa bentrokan kekerasan antara pengunjuk rasa dan polisi pada Desember di Champs Elysees, Macron menggelar pertemuan dengan menteri dalam negeri dan menteri kehakiman, Senin.

Macron berjanji akan mengambil "tindakan keras" secepat mungkin guna mencegah terulangnya kerusuhan pada Sabtu depan.

Sejak pertengahan November, pengunjuk rasa "rompi kuning" - kelompok yang awalnya menuntut pengurangan pajak bahan bakar kemudian berubah menjadi gerakan oposisi umum menentang pemerintah - menggelar aksi unjuk rasa setiap Sabtunya di ibu kota Prancis.






Credit  antaranews.com



Senin, 18 Maret 2019

Demonstran “Rompi Kuning” di Paris Jarah Toko Brand Mewah



Demonstran “Rompi Kuning” di Paris Jarah Toko Brand Mewah
Demonstran Rompi Kuning di Paris Jarah Toko Brand Mewah


PARIS - Para demonstran “rompi kuning” membakar sebuah bank dan menjarah banyak toko di Champs Elysees, Paris. Itu terjadi di saat demonstran rompi kuning menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron dan reformasi pro-bisnis yang digalakkanya. Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air kepada para demonstran yang rusuh setelah beberapa pekan aksi dilaksanakan dengan tenang pada Sabtu (16/3) waktu setempat.

Demonstrasi rompi kuning sudah kehilangan momen dengan turunnya jumlah para demonstrasi yang mengikuti aksi tersebut. Bank Banque Tarneaud dibakar demonstrasi sebelum petugas pemadam kebakaran datang untuk menyelamatkan seorang perempuan dan bayinya yang berada di gedung. Pembakaran gedung tersebut mengakibatkan 11 orang mengalami luka ringan.

Para perusuh juga membakar toko tas dan dua kios koran di Champs Elysees. Mereka juga menjarah isi toko yang menjual pakaian dan tas dengan brand ternama. Polisi huru hara berusaha menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi kerusuhan terutama di monument Arch de Triomphe. 

Polisi menangkap hampir 240 demonstran yang menjadi perusuh karena menjarah banyak toko di Champs Elysees dan menghancurkan restoran mewah Fouquet's. Kemudian, restoran khusus yang menyajikan minuman beralkohol ternama di Prancis itu menjadi lokasi di mana Nicolas Sarkozy merayakan kemenangan pemilu presiden 2007 juga dirusak massa.

Beberapa bagian kaca restoran Fouquet’s dihancurkan, dan beberapa bagian juga dibakar. Para demonstran meninggalkan pesan “Sarkozy merusak segalanya” di dinding luar restoran. Macron langung mempercepat liburan skinya di Pyreness dan kembali ke Paris pada Sabtu malam. Dia langsung menggelar pertemuan krisis dengan para menterinya.

“Kita menegakkan hak konstitusional, tetapi kita mendapati banyak orang ingin merusak republic ini, merusak segala sesuatu dan menghancurkannya, dan berisiko menyebabkan orang terbunuh,” ujar Macron, dilansir Reuters. “Saya kita sangat jeli menganalisis segala sesuatu dan dengan cepat mengambil keputusan agar hal ini tidak terjadi lagi,” ujarnya kepada para menteri.


Polisi Prancis mengatakan, 42 demonstran, 17 petugas kepolisian dan seorang petugas pemadam kebakaran terluka. Kementerian Dalam Negeri Prancis memperkirakan 10.000 orang berpartisipasi dalam demonstrasi di Paris, dibandingkan hanya 3.000 orang yang mengikuti aksi pada pekan sebelumnya. Secara nasional, jumlah demonstrasi mencapai 32.300 orang, dibandingkan dengan 28.600 pada pekan lalu.

“Meskipun demonstran jumlahnya relative kecil, sekitar 1.500 demonstran garis keras berusaha mencari masalah,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner. “Mereka sengaja datang ke Paris, sehingga kita memobilisasi lebih dari 1.400 polisi,” paparnya.

Castaner mengungkapkan, para demonstran itu menyerukan kekerasan dan berusaha melakukan kerusuhan. “Para profesional yang melakukan perusakan dan gangguan, dilengkapi peralatan dan bermasker, melakukan infiltrasi pada demonstrasi. Instruksi saya kepada polisi: merespons dengan tegas terhadap serangan yang tidak bisa diterima,” katanya. 


Kemudian Perdana Menteri (PM) Prancis Edouard Philippe, dalam wawancara dengan stasiun televisi BFM, mengatakan banyak orang yang melaksanakan demonstrasi terlibat dalam aksi kerusuhan. Dia menambahkan, otoritas bekerja untuk menjamin orang yang bertanggungjawab untuk diajukan ke pengadilan dan mendapatkan hukuman tegas.

“Tujuan utama adalah ketegasan total,” papar Philippe. Dia menambahkan, ribuan orang tertentu itu ingin menciptakan kerusuhan dan berkomitmen melaksanakan aksi kejahatan. Pengunjuk rasa rompi kuning berjanji menggelar unjuk rasa lebih besar untuk memperingati empat bulan aksi mereka sejak gerakan itu muncul pada pertengahan November.

Awalnya mereka menentang kenaikan pajak bahan bakar dan biaya hidup, kini aksi mereka menargetkan pemerintahan Macron. Hal terpisah, aksi demonstrasi damai menentang perubahan iklim di Paris tengah diikuti lebih dari 36.000 orang. Secara nasional diikuti oleh 145.000 orang.

Seiring dengan ekskalasi kerusuhan setiap aksi demonstrasi, Macron memberikan paket konsensi senilai lebih dari USD11 miliar untuk meningkatkan pendapatan pekerja miskin dan pensiunan. Macron semakin tak berdaya dan akan memenuhi segala tuntutan para demonstran.

Dia berjanji akan meningkatkan upah minum. Macron akan menghapus pajak bagi pensiun. Dia ingin membangun masa depan yang lebih bagi dan upaya saling menghormati satu sama lain dan menyerukan dialog untuk mengatasi perbedaan pandangan.

Pemerintah Prancis memerintahkan agar polisi mengatasi demonstrasi sejak Januari di mana petugas keamanan dianggap bertindak brutal. Mantan bankir investasi berusia 41 tahun juga meluncurkan serangkaian debat nasional untuk menentukan kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

Sebelumnya, ada pesan tahun barunya, Macron berjanji akan melanjutkan agenda reformasinya. “Kita tidak bisa bekerja lambat, menghasilkan lebih banyak, memotong pajak, dan meningkatkan belanja,” ujarnya. Menghadapi popularitas yang rendah, Macron diperkirakan akan mengumumkan rencana kebijakannya untuk beberapa bulan mendatang.

Pemerintahan Presiden Macron sangat terguncang dengan kerusuhan tersebut. Mereka menyebut para demonstran ingin menggulingkan pemerintahan. Para demonstran umumnya adalah pekerja dengan gaji rendah dan penentang Macron yang dianggap tuli terhadap tuntutan rakyat kecil serta memperhatikan orang kaya semata.

“Mereka tidak memiliki hak untuk meninggalkan kita ada situasi sulit seperti saat ini,” kata demonstran Francois Cordier, dilansir Reuters. “Kita sudah muak dengan perbudakan dan kita seharusnya mampu hidup dengan gaji kita,” imbuhnya. Jajak pendapat terbaru yang dirilis pada akhir tahun lalu, dukungan publik Prancis terhadap aksi demonstrasi meningkat menjadi 66%.

Sedangkan popularitas Macron turun hingga 23% atau berada di titik krisis. Macron disebut sebagai "presiden orang kaya" karena menaikkan harga bakar minyak. Sementara itu, penjualan sampanye di Prancis mengalami penurunan dikarenakan Brexit (Britain dan Exit) dan demonstrasi rompi kuning. Penurunan penjualan kali terendah sejak 2004.

Kemudian Perdana Menteri (PM) Prancis Edouard Philippe, dalam wawancara dengan stasiun televisi BFM, mengatakan banyak orang yang melaksanakan demonstrasi terlibat dalam aksi kerusuhan. Dia menambahkan, otoritas bekerja untuk menjamin orang yang bertanggungjawab untuk diajukan ke pengadilan dan mendapatkan hukuman tegas.

“Tujuan utama adalah ketegasan total,” papar Philippe. Dia menambahkan, ribuan orang tertentu itu ingin menciptakan kerusuhan dan berkomitmen melaksanakan aksi kejahatan. Pengunjuk rasa rompi kuning berjanji menggelar unjuk rasa lebih besar untuk memperingati empat bulan aksi mereka sejak gerakan itu muncul pada pertengahan November.

Awalnya mereka menentang kenaikan pajak bahan bakar dan biaya hidup, kini aksi mereka menargetkan pemerintahan Macron. Hal terpisah, aksi demonstrasi damai menentang perubahan iklim di Paris tengah diikuti lebih dari 36.000 orang. Secara nasional diikuti oleh 145.000 orang.

Seiring dengan ekskalasi kerusuhan setiap aksi demonstrasi, Macron memberikan paket konsensi senilai lebih dari USD11 miliar untuk meningkatkan pendapatan pekerja miskin dan pensiunan. Macron semakin tak berdaya dan akan memenuhi segala tuntutan para demonstran.

Dia berjanji akan meningkatkan upah minum. Macron akan menghapus pajak bagi pensiun. Dia ingin membangun masa depan yang lebih bagi dan upaya saling menghormati satu sama lain dan menyerukan dialog untuk mengatasi perbedaan pandangan.

Pemerintah Prancis memerintahkan agar polisi mengatasi demonstrasi sejak Januari di mana petugas keamanan dianggap bertindak brutal. Mantan bankir investasi berusia 41 tahun juga meluncurkan serangkaian debat nasional untuk menentukan kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

Sebelumnya, ada pesan tahun barunya, Macron berjanji akan melanjutkan agenda reformasinya. “Kita tidak bisa bekerja lambat, menghasilkan lebih banyak, memotong pajak, dan meningkatkan belanja,” ujarnya. Menghadapi popularitas yang rendah, Macron diperkirakan akan mengumumkan rencana kebijakannya untuk beberapa bulan mendatang.

Pemerintahan Presiden Macron sangat terguncang dengan kerusuhan tersebut. Mereka menyebut para demonstran ingin menggulingkan pemerintahan. Para demonstran umumnya adalah pekerja dengan gaji rendah dan penentang Macron yang dianggap tuli terhadap tuntutan rakyat kecil serta memperhatikan orang kaya semata.

“Mereka tidak memiliki hak untuk meninggalkan kita ada situasi sulit seperti saat ini,” kata demonstran Francois Cordier, dilansir Reuters. “Kita sudah muak dengan perbudakan dan kita seharusnya mampu hidup dengan gaji kita,” imbuhnya. Jajak pendapat terbaru yang dirilis pada akhir tahun lalu, dukungan publik Prancis terhadap aksi demonstrasi meningkat menjadi 66%.

Sedangkan popularitas Macron turun hingga 23% atau berada di titik krisis. Macron disebut sebagai "presiden orang kaya" karena menaikkan harga bakar minyak. Sementara itu, penjualan sampanye di Prancis mengalami penurunan dikarenakan Brexit (Britain dan Exit) dan demonstrasi rompi kuning. Penurunan penjualan kali terendah sejak 2004.




Credit  sindonews.com



Bentrokan antara polisi dan rompi kuning kembali terjadi di Prancis


Bentrokan antara polisi dan rompi kuning kembali terjadi di Prancis

Pengunjuk rasa memakai rompi kuning berada di Champs Elysees dekat Arc de Triomphe saat aksi demo oleh gerakan "rompi kuning" di Paris, Prancis, Sabtu (9/3/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Philippe Wojazer/djo (REUTERS/PHILIPPE WOJAZER)




Paris (CB) - Polisi Prancis melepaskan gas air mata dan menangkap sejumlah pengunjuk rasa pada Sabtu dalam bentrokan-bentrokan dengan pengunjuk rasa.

Sementara itu gerakan rompi kuning berusaha menyuntikkan dorongan baru ke dalam aksinya yang sudah berjalan empat bulan untuk melawan Presiden Emmanuel Macron dan reformasi pro-bisnisnya.

Para pengunjuk rasa melempar bebatuan ke arah polisi anti huru-hara yang membalasnya dengan melepaskan gas air mata di depan monumen Arc de Triumphed di Paris. Para pengunjuk rasa membakar benda-benda di jalan-jalan. Sedikitnya satu mobil terbakar.

Polisi juga menggunakan senapan air dan menahan lebih 30 orang pengunjuk rasa pada Sabtu pagi sementara ketegangan merebak di jalan Champs Elysee, tempat jendela-jendela rumah makan untuk kalangan atas dilempari batu.

Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengatakan para preman mencari kesempatan membonceng aksi protes. Ia memberikan perintah untuk menanggapi "serangan-serangan yang tak dapat diterima dengan tindakan tegas".

"Tak diragukan mereka ingin melakukan kekerasan dan menabur suasana mencekam di Paris," cuit Castaner melalui Twitter.

Para pengunjuk rasa telah berjanji akan mengajak orang-orang dalam jumlah besar untuk berdemonstrasi menandai bulan keempat sejak gerakan itu meletus pada pertengahan November sebagai protes terhadap kenaikan pajak bahan bakar dan biaya hidup yang mahal.




Credit  antaranews.com