Tampilkan postingan dengan label PT INKA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PT INKA. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Desember 2017

Pabrik Kereta INKA di Banyuwangi Beroperasi 2019


Pabrik Kereta INKA di Banyuwangi Beroperasi 2019



Jakarta - PT INKA (Persero) bakal membuka pabrik barunya di Banyuwangi. Pabrik dengan nilai investasi Rp 600 miliar ini ditargetkan bisa mulai beroperasi pada tahun 2019 mendatang.

Pelaksana Tugas Dirut PT INKA, Mohamad Nur Sodiq, mengatakan saat ini progres pembangunan pabrik tersebut baru merampungkan urusan pembebasan lahan. Tahun 2018 nanti, INKA fokus untuk memasuki tahap konstruksi pabrik, sehingga pada 2019 nanti pabrik sudah bisa beroperasi.

"Tahun ini pengadaan tanah, tahun depan untuk konstruksi pabriknya. Jadi pabrikan INKA, main factory (pabrik utama) ada di Madiun, satu lagi di Banyuwangi proses pengadaan tanah selesai tahun ini, kemudian 2018 konstruksi Kita harapkan awal 2019 sudah siap berproduksi," kata Sodiq di Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Sodiq menjelaskan, dengan pembangunan pabrik kedua diharapkan INKA bisa memenuhi kebutuhan kereta api domestik maupun luar negeri. Menurutnya, kapasitas produksi kereta di pabrik Madiun sudah berlebih, sehingga INKA membutuhkan pabrik baru.

Nantinya pabrik yang dibangun di Banyuwangi tersebut akan dijadikan pabrik kereta berbahan dasar stainless steel dan aluminium.

"Kapasitas produksi itu jadi tantangan. Untuk hadapi berbagai pesanan kemampuan harus ditingkatkan dan solusinya dengan pembangunan pabrik baru," kata Sodiq.

Lebih lanjut Sodiq menambahkan, saat ini kemampuan produksi INKA sekitar 3 kereta dalam dua hari. Hal itu dinilai belum cukup, pasalnya INKA mendapatkan banyak pesanan baik dari pasar domestik maupun luar negeri.

Sodiq menargetkan, bahwa kemampuan produksi INKA bisa bertambah hingga dua kali lipatnya dengan pabrik baru di Banyuwangi. Sodiq ingin INKA bisa memproduksi 3 kereta dalam satu hari.

"Hari ini kita bisa hasilkan 1,5 car per day. Itu dengan spesifikasi terberat, jadi rata-rata 1,5 car per day. Yang 1,5 car itu juga akan kita tingkatkan ke 3 car per day," pungkasnya.



Credit  finance.detik.com


INKA Pinjam Rp 4 T untuk Bikin Kereta LRT Jabodebek


INKA Pinjam Rp 4 T untuk Bikin Kereta LRT Jabodebek



Jakarta - PT INKA (Persero) melakukan penandatanganan perjanjian kredit sindikasi atau pinjaman ke sejumlah perbankan untuk proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).

Dalam proyek tersebut, PT INKA sendiri berperan menjadi penyedia sarana kereta LRT untuk Jabodebek. Sindikasi ini nantinya digunakan untuk pembiayaan proyek pengadaan 31 trainset LRT Jabodebek.

Adapun, sejumlah bank yang memberikan pinjaman antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Sarana Multi lnfrastruktur (Persero) dan PT Bank Sumitomo Mitsui lndonesia dengan nilai total Rp 4,05 triliun.

"Ini merupakan bagian dari upaya mensukseskan LRT Jabodebek, yang prosesnya cukup panjang. Yang nantinya proyek itu akan dibangun LRT yang menghubungkan Jakarta hingga Bogor serta Bekasi. Dimana PT Inka diberikan kesempatan untuk mengerjakan sarana LRT Jabodebek ini," kata Pelaksana Tugas Dirut PT INKA, Mohamad Nur Sodiq dalam sambutannya di lokasi, Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Sodiq mengatakan, proyek pengadaan sarana kereta LRT Jabodebek ini sendiri menelan investasi sebesar Rp 5,2 triliun. Sebanyak Rp 4,05 triliun ini didapatkan dari sindikasi 3 perbankan tersebut.

"Ini tentunya kebanggaan kita karena mendapatkan kepercayaan ini, dimana kami terus berupaya untuk meningkatkan eksistensi PT INKA sebagai satu-satunya industri kereta api di Indonesia dan Asia Tenggara," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Komisaris Utama PT INKA, Haris Munandar, juga mengatakan dengan adanya kepercayaan kepada INKA, diharapkan dapat memperlebar kiprah Inka untuk mengisi pasar dalam dan luar negeri.

"Ini adalah wujud dari keinginan Pak Presiden untuk mendorong industri dalam negeri karena sebagai salah satu motor dari pertumbuhan ekonomi. BUMN perlu didukung, kami dari dewan komisaris mengucapkan terima kasih," katanya.

Sebelumnya diketahui, pada 19 Desember 2017 lalu, Kementerian Perhubungan telah menandatangani kontrak investasi proyek LRT Jabodebek dengan PT Adi Karya (Persero), Tbk dan PT KAI (Persero). Nilai investasi proyek tersebut adalah Rp. 29,9 triliun untuk pengadaan prasarana, sarana serta perawatan LRT.




Credit  finance.detik.com






Senin, 23 Oktober 2017

Siapkan Rp 600 Miliar, INKA Mau Bangun Pabrik di Banyuwangi


Siapkan Rp 600 Miliar, INKA Mau Bangun Pabrik di Banyuwangi




Banyuwangi - PT Industri Kereta Api (PT INKA) berencana membuka pabrik baru di Banyuwangi. Ditargetkan pabrik dengan nilai investasi Rp 600 miliar ini akan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2019 mendatang.

Direktur keuangan dan SDM PT INKA, Mohamad Nur Sodiq mengatakan saat ini PT INKA merupakan satu-satunya industri kereta api di Indonesia dengan kinerja yang terus berkembang. Selain memenuhi kebutuhan kereta api domestik, PT INKA juga banyak menerima pesanan ekspor gerbong kereta api dari berbagai negara.

"Sebagai satu satunya pabrik kereta api nasional dengan lokasi pabrik di Madiun saat ini kapasitas produksinya overload. Maka, kami mencari lokasi untuk pengembangan perusahaan. Dengan berbagai pertimbangan, lokasi yang akhirnya kami tetapkan Banyuwangi. Untuk itu, kami meminta dukungan dari pemerintah daerah," kata Sodiq kepada sejumlah wartawan, Sabtu (21/10/2017).

Sodiq mengatakan, saat ini pesanan kereta api yang tengah ditangani oleh PT INKA cukup banyak, baik permintaan domestik maupun luar negeri. Untuk domestik saja, kata Sodiq, ada beberapa proyek yang tengah digarap. Antara lain proyek KRL Bandara Soekarno Hatta - Sudirman, LRT di Palembang yang disiapkan untuk SEA Games, LRT Jabodetabek, juga ada proyek dari PT KAI untuk mengganti gerbong-gerbong kereta yang usianya sudah tua.

"Belum lagi kami juga tengah mengerjakan pesanan kereta api dari beberapa negara salah satunya Bangladesh. Kami juga ikut tender di Zambia, Srilanka dan Nigeria. Selama ini kami juga telah memenuhi pesanan kereta dari semua negara di ASEAN. Maka kami butuh pabrik yang lebih besar lagi untuk membangun semua kereta-kereta tersebut," ungkap Sodiq.

Rencana lokasi industri yang akan dibangun di Banyuwangi, kata Sodiq berada di lahan milik BUMN di wilayah Kalipuro. "Kami sudah lapor ke Menteri BUMN, dan beliau mendukung karena lahannya juga milik perusahaan BUMN, jadi urusannya akan lebih mudah," ujar Sodiq.

Lokasi ini dinilainya memenuhi berbagai syarat strategis yang dibutuhkan oleh PT INKA, khususnya untuk memenuhi pesanan ekspor. Salah satunya dekat dengan pelabuhan Tanjungwangi yang diharapkan memudahkan pengiriman ekspor. Selain itu lokasi juga dekat dengan jaringan rel kereta api.

"Di lokasi tersebut infrastruktur pendukungnya lengkap. Jarak dengan pelabuhan sangat dekat. Selain itu di masterplan Banyuwangi, wilayah tersebut direncanakan dilewati oleh jalan tol. Sangat efisien nantinya," ujar Sodiq.

Sodiq menargetkan pembangunan industri dengan nilai investasi mencapai Rp 600 miliar akan dimulai mulai bulan Maret 2018 dan pabrik akan mulai beroperasi pada semester dua tahun 2019. Nantinya pabrik yang dibangun di Banyuwangi tersebut akan dijadikan pabrik kereta berbahan dasar stainless steel dan aluminium.

"Tidak tertutup kemungkinan nantinya Banyuwangi akan menjadi main industry PT INKA. Tapi yang jelas kami akan memiliki dua pabrik besar di Madiun dan Banyuwangi," cetus Sodiq.

Sodiq memproyeksikan industri INKA di Banyuwangi bisa menyerap hingga 1000 tenaga kerja. Dia berharap Kebutuhan tenaga kerja tersebut bisa dipenuhi dari sekolah vokasi yang ada di Banyuwangi. Bahkan dia berharap ke depannya Banyuwangi bisa membangun SMK Kereta Api selain SMK Perkapalan yang sudah ada sekarang.

"Tenaga kerja perkeretaapian memang membutuhkan spesialisasi khusus. Selama ini untuk memenuhi tenaga kerja di Madiun saja kekurangan. Maka kami akan bekerjasama dengan SMK yang ada di Banyuwangi untuk bisa mensuplai tenaga kerja bagi INKA," cetus Sodiq.

Sementara itu Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko menyambut baik rencana pembangunan pabrik baru PT INKA. Pemerintah daerah akan memberikan support yang dibutuhkan oleh PT INKA untuk kelancaran pembangunan industri tersebut.

"Kami sangat senang Banyuwangi bisa menjadi lokasi pembangunan pabrik PT INKA. Apalagi industri ini akan menyerap banyak tenaga kerja putra putri daerah lulusan SMK, tentunya dengan dibekali keahlian khusus. Kami berharap segala sesuatunya bisa lancar," pungkasnya.




Credit  finance.detik.com






Selasa, 30 Mei 2017

Hebat! Kereta Made In Madiun Laris Diborong Bangladesh Hingga Australia




Hebat! Kereta Made In Madiun Laris Diborong Bangladesh Hingga Australia Foto: istimewa


Jakarta - Deretan produk kereta buatan PT Industri Kereta Api (INKA) tembus pasar internasional. Kereta buatan INKA laris dibeli sejumlah negara, mulai dari Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, hingga ke negara kanguru yakni Australia.

Tak hanya itu, INKA juga sedang menjajaki pasar sejumlah negara di benua Afrika.

"Kami sudah ke Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Australia, dan sudah ke Banglades. Dalam waktu dekat kami menembak pasar ke Tanzania, Senegal. Delegasi kami sudah ke sana, dan delegasi mereka sudah ke sini untuk tindak lanjut yang lebih intens," kata Senior Manager Humas Protokoler dan PKBL PT INKA, Cholik Mochamad, kepada detikFinance, Jakarta, Senin (29/5/2017).

Menurut Cholik, negara-negara tersebut memesan produk kereta yang berbeda-beda dari INKA. Tergantung kebutuhan masing-masing negara.

Jumlah pesanan juga tak hanya satu dua unit saja, tapi hingga ratusan unit. Contohnya Bangladesh yang tahun lalu memesan kereta penumpang INKA hingga lebih dari 200 unit.

Kereta Pesanan BangladeshKereta Pesanan Bangladesh Foto: istimewa


Tahun ini, INKA juga kembali mengikuti tender di Bangladesh sebanyak 250 unit, dan telah memenangkan 50 unit. Selain Bangladesh, masih ada beberapa negara yang sudah memakai produk racikan INKA.

"Kalau untuk gerbong yang banyak dipesan itu sama Thailand, mereka kita kirim gerbong untuk pemecah batu, tahun lalu mereka pesan 200 gerbong. Filipina baru (pesan) lokomotif, Malaysia kereta pembangkit dan penumpang," terang Cholik.

Flat Car Pesanan AustraliaFlat Car Pesanan Australia Foto: Dok. PT INKA

Flat Car Pesanan Australia
Flat Car Pesanan Australia Foto: Dok. PT INKA


Selain kereta penumpang, INKA juga menerima pesanan kereta jenis Flat car atau yang biasa digunakan untuk mengangkut barang atau alat berat. Negara yang memesan flat car INKA adalah Singapura dan Australia.

"Singapura (type) well wagon 5 unit dan flat wagon 15 unit tahun 2011-2012. Australia itu Flat car 500 unit tahun 2004-2005," jelasnya.

INKA juga mulai membidik pasar Afrika, salah satunya Ethiopia. BUMN produsen kereta yang bermarkas di Madiun, Jawa Timur itu, sudah mengirim tim menjajaki pasar Ethiopia.

Sebaliknya, pihak Ethiopia juga sudah menyambangi INKA membahas rencana kerja sama pengadaan kereta api.

"Delegasi kami sudah ke sana, dan delegasi mereka sudah ke sini untuk tindak lanjut yang lebih intens. Di Ethiopia sendiri sekarang masih penjajakan juga, kita masih coba tender, itu kira-ratusan," kata Cholik.

Menurut Cholik, perseroan melihat banyak peluang besar masuk ke pasar Afrika, khususnya Ethiopia. Pasalnya, pasar Afrika belum banyak dilirik pelaku industri kereta.

"Kami melihat pangsa pasar Afrika juga masih terbuka lebar, masih luas. Pemainnya pun masih beberapa. Chance INKA untuk menang masih terbuka lebar, daripada kami main tender di Eropa, atau Jepang. Itu yang bisa mengukur kemampuan kami," tutur Cholik.

Dia menambahkan, selain Ethiopia, saat ini INKA juga menjajaki pasar negara Afrika lainnya, yaitu Tanzania dan Senegal.

"Dalam waktu dekat kami menembak pasar ke Tanzania, Senegal," ujar Cholik.

Incar Pasar Baru

Cholik mengatakan, INKA menyasar negara-negara berkembang karena melihat potensi yang besar di wilayah tersebut.

"Jadi memang arah kami ke sana, karena perusahaan-perusahaan kelas dunia tidak akan merambah ke pasar sana. Sehingga pasar ini, pasar yang masih terbuka lebar. Sehingga belum ada yang masuk, nah di situ kita masuki," ungkap Cholik.

Walau tak banyak pemain di kawasan Asia dan Afrika itu, bukan berarti INKA tak punya pesaing. Dua Negara yang jadi kompetitor INKA adalah China dan India.

Meski dibayang-bayangi kompetitor, INKA yakin produk kereta buatan Madiun tetap diminati pasar. Salah satunya karena INKA memiliki layanan purna jual hingga ke negara pemesan.

Contohnya di Bangladesh, INKA menempatkan personel layanan purna jual di negara tersebut.



Credit  finance.detik.com