Tampilkan postingan dengan label YUNANI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label YUNANI. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 April 2019

Buka Masjid Votanikos, Athena Tidak Lagi Jadi Ibu Kota Eropa Tanpa Masjid



Buka Masjid Votanikos, Athena Tidak Lagi Jadi Ibu Kota Eropa Tanpa Masjid
Konstruksi Masjid Votanikos Athena, Yunani. Foto/Istimewa


ATHENA - Masjid Votanikos di Athena akan dibuka untuk umum dalam beberapa minggu mendatang. Ini terjadi setelah bertahun-tahun mendapat reaksi dari Gereja Ortodoks dan protes dari penduduk setempat.

Wakil Menteri Luar Negeri Yunani, Marcos Bolaris, mengkonfirmasi jika masjid yang dibiayai oleh negara dengan nilai hampir USD1 juta itu akan membuka pintunya dalam beberapa minggu mendatang. Berbagai aplikasi untuk membangun masjid telah diperdebatkan dan dihentikan sejak tahun 2000, dan konstruksi bangunan saat ini akhirnya dimulai pada akhir 2016, meskipun setelah polisi membersihkan para pengunjuk rasa dari situs tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (10/4/2019).

Sampai sekarang, Athena tetap menjadi satu-satunya ibu kota di Eropa tanpa masjid. Sementara beberapa masjid era Ottoman masih berdiri di kota, mereka berfungsi sebagai monumen arkeologis, bukan rumah ibadah. Setelah hampir 400 tahun pendudukan Ottoman yang brutal, pemerintah Yunani belum menyetujui pembangunan satu masjid baru sejak Yunani mengamankan kemerdekaannya pada tahun 1830.

Perkiraan populasi Muslim Athena berkisar antara kurang dari 100 ribu hingga 500 ribu, ketika imigran ilegal dan pengungsi turut dihitung. Sampai sekarang, para Muslim ini dipaksa untuk berdoa di ruang keluarga yang dikonversi dan ruang bawah tanah yang tersebar di sekitar kota.

Oposisi terhadap masjid itu sangat kaku. Nikolaos Michaloliakos, pemimpin partai sayap kanan Golden Dawn, menggagalkan proposal di parlemen pada 2016. Menyebut masjid sebagai "tempat suci untuk perbudakan," Michaloliakos bertanya, "Apakah kita kembali ke pendudukan Turki?"

Sementara Golden Dawn menduduki posisi politik kanan terjauh di Yunani, banyak orang Yunani biasa masih mengaitkan Islam dengan penaklukan dan pendudukan. Sebuah survei 2017 menemukan bahwa hanya sepertiga dari populasi negara itu yang melihat istilah 'Muslim' secara positif. 28 persen memandang istilah 'Turki' secara positif, menunjukkan bahwa bagi banyak orang, Islam adalah sebuah konsep yang tidak dapat dipisahkan dari masa-masa kelam Kekaisaran Ottoman.

Gereja Ortodoks di negara itu, yang dianut 98 persen penduduknya, juga menentang masjid itu. Uskup Agung Ieronymos II dari Athena, pemimpin gereja di Yunani, memperingatkan bahwa pembangunan masjid adalah bagian dari rencana untuk menghilangkan kekuatan Hellenisasi dan meng-Kristenkan bangsa itu. Ia juga menyebut masjid sebagai tempat berkembang biaknya radikalisasi.

“Apakah orang-orang ini akan sholat di sana atau akankah masjid menjadi sekolah untuk jihadisme dan fundamentalisme? Siapa yang akan memonitor ini?” Tanyanya di TV Yunani pada tahun 2016.

Dengan masjid yang akhirnya dibuka, beberapa Muslim Yunani mengeluh bahwa bangunan yang sudah selesai terlalu kecil.

"Apakah ini masjid yang telah mereka ceritakan kepada kita selama bertahun-tahun?" Naim Elghandour, presiden Asosiasi Muslim Yunani, bertanya pada radio Thema 104.6 bulan lalu.

Ia mengeluh bahwa bangunan itu hanya akan menampung 300 pria dan 50 wanita ketika di buka.

Elghandour mengklaim bahwa Masjid Votanikos, yang tidak memiliki menara atau pengeras suara, hampir tidak lebih besar dari masjid-masjid sementara yang didatangi Muslim di kota itu. 





Credit  sindonews.com




Jumat, 22 Maret 2019

Konsulat dan Kedubes Rusia di Athena Dilempari Granat


Konsulat dan Kedubes Rusia di Athena Dilempari Granat
Konsulat dan Kedubes Rusia di Athena dilempari granat. Foto/Ilustrasi/Istimewa

ATHENA - Dua orang tidak dikenal melemparkan alat peledak ke pos polisi dekan Konsulat Rusia di Athena. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Kedutaan Besar Rusia di Yunani.

"Tadi malam, dua orang asing, yang mengendarai konsulat Kedutaan Besar Rusia dengan sepeda, melemparkan sebuah alat peledak ke sebuah stan polisi yang terletak di dekat konsulat," kata Kedutaan Besar Rusia.

"Kerusakan kecil telah ditimbulkan," sambung kedutaan Rusia, menambahkan bahwa otoritas keamanan Yunani sedang memeriksa inside tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (22/3/2019).

Sebelumnya pada hari itu, saluran TV lokal, Skai, melaporkan bahwa orang tak dikenal telah melemparkan granat ke wilayah konsulat Rusia di Athena, dengan bangunan yang ditutup oleh polisi.

Granat itu tidak meledak, sementara alasan pelemparan itu belum diungkapkan oleh pihak kepolisian.

Tidak ada informasi lebih lanjut terkait insiden ini.

Serangan terhadap perwakilan diplomatik Rusia di luar negeri bukan yang pertama kalinya. Pada September 2015, sebuah mortir mendarat di areal Gedung Kedutaan Besar Rusia di Damaskus. Selang sebulan kemudian, tepatnya bulan Oktober, gedung tersebut diserang dua granat. Beruntung tidak seorangpun tewas dalam serangan tersebut, namun sejumlah orang terluka.

Serangan mortir terjadi terhadap gedung yang sama pada Oktober 2016 dan Agustus 2017. 




Credit  sindonews.com




Senin, 21 Januari 2019

Protes Penggantian Nama Makedonia di Yunani Berujung Ricuh

Kepolisian Yunani menembakkan gas air mata setelah demonstrasi puluhan ribu orang yang menentang penggantian nama Makedonia pada Minggu (20/1) berujung ricuh. (Reuters/Alexandros Avramidis)

Jakarta, CB -- Kepolisian menembakkan gas air mata setelah demonstrasi puluhan ribu orang yang menentang penggantian nama Makedonia di depan gedung parlemen Yunani di Athena pada Minggu (20/1) berujung ricuh.

Kepolisian Yunani melaporkan bahwa 10 petugas terluka karena diserang pengunjuk rasa dengan batu dan bom bensin dalam demonstrasi tersebut.

Aksi protes dilakukan menjelang pemungutan suara parlemen untuk meratifikasi kesepakatan penggantian nama Makedonia menjadi Makedonia Utara, atau Kesepekatan Prespes, pada pekan ini.


Mayoritas masyarakat Yunani menganggap nama Makedonia menyiratkan klaim teritorial atas salah satu provinsi mereka yang memiliki nama serupa.

Penyelenggara aksi protes mengonfirmasi setidaknya 100 ribu pengunjuk rasa berkumpul di Lapangan Syntagma sambil mengibarkan bendera kebangsaannya. Namun, polisi memperkirakan jumlah demonstran mencapai 600 ribu.

"Kami tidak dapat menyetujui perjanjian untuk memberikan nama Makedonia kami, sejarah kami. Makedonia adalah bahasa Yunani," tutur Amalia Savria, salah satu pengunjuk rasa, seperti dikutipReuters.


Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, nama Makedonia tercatat secara resmi sebagai Bekas Republik Yugoslavia Makedonia (FYROM).

Untuk mengakhiri 28 tahun pertikaian, kedua belah pihak akhirnya mencapai kesepakatan untuk mengubah nama negara tersebut menjadi Makedonia Utara.

Kesepakatan yang telah ditandatangani oleh kedua pemerintah ini juga dapat membuka kesempatan Makedonia bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

"Kesepakatan Prespes adalah langkah bersejarah, tidak hanya untuk kedua negara dan wilayah yang lebih luas, tapi juga untuk Eropa secara keseluruhan. Kesepakatan ini memperkuat hubungan bersahabatan, kerja sama dan stabilitas," tutur Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras.


Penengah pembicaraan antara kedua negara, Diplomat PBB, Matthew Nimetz, mengaku telah menanti-nanti perjanjian ini.

"PBB telah berkomitmen untuk bekerja dengan kedua pihak dalam menyelesaikan perbedaan di antara mereka," katanya dalam sebuah pernyataan.

Menanggapi langkah Tsipras, pihak oposisi beranggapan perdana menteri yang memerintah sejak 2015 itu telah membuat terlalu banyak konsesi.

Pekan lalu Tsipras berhasil lolos dari mosi tidak percaya setelah koalisinya menarik dukungan.



Credit CNN Indonesia


https://m.cnnindonesia.com/internasional/20190121121657-134-362445/protes-penggantian-nama-makedonia-di-yunani-berujung-ricuh



Senin, 14 Januari 2019

Menhan Yunani Mundur Terkait Kesepakatan Nama Makedonia


Menhan Yunani Mundur Terkait Kesepakatan Nama Makedonia
Menhan Yunani Mundur Terkait Kesepakatan Nama Makedonia

ATHENS - Menteri Pertahanan (Menhan) Yunani Panos Kammenos mengundurkan diri kemarin sebagai bentuk protes pada kesepakatan mengenai perubahan nama Makedonia. Pengunduran diri itu membayangi masa depan koalisi pemerintahan menjelang pemilu nasional beberapa bulan mendatang.

Kammenos dari Partai Independen Yunani yang masuk dalam koalisi pemerintahan Perdana Menteri (PM) Alexis Tsipras sejak lama menentang kesepakatan dengan Makedonia yang ditandatangani kedua pemerintahan tahun lalu. “Isu nama Makedonia tidak memungkinkan saya tidak mengorbankan kursi menteri,” kata Kammenos setelah bertemu Tsipras, kemarin pagi.

Kammenos menyatakan akan menarik enam menteri lainnya dari partainya untuk keluar dari koalisi pemerintahan. Dampak pengunduran diri pada koalisi berkuasa itu belum jelas. Meski demikian, pemilu parlemen akan digelar di Yunani pada Oktober mendatang. Koalisi Tsipras memiliki 153 kursi di parlemen dengan total 300 kursi. 



Adapun 145 kursi di parlemen dikuasai partai Syriza yang berhaluan kiri. Kammenos membentuk pakta koalisi dengan Tsipras pada 2015. Dia tak pernah menyembunyikan penolakannya pada kesepakatan dengan Skopje yang mengubah nama negara kecil di Balkan itu menjadi Republik Makedonia Utara.

Yunani memiliki provinsi bernama Makedonia dan sejak lama meminta Skopje mengubah nama negaranya untuk menghilangkan apa yang dianggap Athens berdampak pada kedaulatan wilayah Yunani. Kammenos menganggap kesepakatan itu sebagai bentuk penjualan nasional dan berulang kali mengancam meninggalkan koalisi berkuasa sebelum parlemen Yunani meratifikasi kesepakatan itu pada akhir bulan ini.

Dia menyatakan semua kesepakatan yang memasukkan kata “Makedonia” sebagai nama negara lain itu tidak bisa diterima karena nama itu terkait erat dengan peradaban dan budaya Yunani. Oposisi utama, Partai Demokrasi Baru yang unggul dalam survei sebelum pemilu mengancam akan menghalangi kesepakatan itu.

Pemerintah berharap kesepakatan itu tetap akan disetujui dengan dukungan dari anggota parlemen dari kubu kiri-tengah dan independen. Parlemen Makedonia meratifikasi kesepakatan itu dengan mengesahkan amendemen konstitusi pada pekan lalu.

Dua negara membuat kesepakatan tentang nama baru itu pada Juni tahun lalu, tapi Makedonia akan mulai menggunakan nama itu hanya setelah parlemen Yunani menyetujui perubahan tersebut. Konflik mengenai masalah itu memicu pengunduran diri Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Kotzias pada Oktober. 









Credit  sindonews.com











Biaya Mahal, Siprus Usul Perubahan Misi Pasukan Perdamaian


Mobil pasukan perdamaian PBB melewati penyeberangan Quneitra, sementara tentara Israel mengawasi di Dataran Tinggi Golan
Mobil pasukan perdamaian PBB melewati penyeberangan Quneitra, sementara tentara Israel mengawasi di Dataran Tinggi Golan
Foto: Reuters
Penjaga perdamaian menelain biaya 22-23 juta AS per tahun.




CB, WASHINGTON— Menteri luar negeri Republik Siprus Utara Turki (TRNC) telah menyerukan diubahnya misi pemelihara perdamaian PBB di pulau tersebut menjadi misi sipil.


Di dalam satu wawancara dengan Kantor Berita Anadolu, Kudret Ozersay, yang mengadakan pertemuan dengan para pejabat AS dan diplomat di AS, mengatakan misi militer tersebut tidak diperlukan lagi.

Ia menambahkan perubahan keadaan itu memerlukan perubahan pasukan pemelihara perdamaian saat ini di pulau bagian timur Laut Tengah tersebut.


Ozersay melakukan perjalanan ke New York pada 7 Januari untuk menyampaikan pandangan TRNC ke PBB dan anggota Dewan Keamanan, tempat masalah itu diperkirakan dibahas pada akhir Januari.


Menteri itu, yang menggarisbawahi bahwa kehadiran sebanyak 800 personel PBB di pulau tersebut menelan biaya mahal, menekankan perannya sebagai pencegah bentrokan bersenjata dapat dicapai melalui misi sipil dengan separuh biaya saat ini.


"Kami percaya tak ada keperluan bagi operasi (militer) yang menelan biaya 22-23 juta dolar AS per tahun," kata Ozersay, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu, Senin (14/1).


Ia menambahkan 54 juta dolar AS diperkirakan akan dikeluarkan bagi kehadiran PBB di pulau tersebut pada 2019.


Menteri itu mengatakan, ada pendapat umum di PBB bahwa fungsi, wewenang, dan jumlah tentara pemelihara perdamaian PBB di pulau tersebut perlu diubah, bahkan jika mandat mereka diperpanjang pada Februari.


Ketika berbicara soal sengketa pengambilan sumber daya hidrokarbon di bagian timur Laut Tengah, Ozersay mengatakan masalah itu dapat menjadi kesempatan bagi dialog antara kedua pihak.


Ia menggarisbawahi bahwa tak adanya kesepakatan bilateral mengenai hak pengeboran, banyak perusahaan bisa kehilangan sumber daya dan waktu, dan ketegangan dapat meningkat di wilayah tersebut.


Turki terus menentang pengeboran sepihak pemerintah Siprus Yunani di bagian timur Laut Tengah. Sementara di saat yang sama, Pemerintah Siprus Turki juga mengklaim memiliki hak atas sumber daya di daerah itu.


Ozersay menyatakan kemitraan yang dilandasi atas kerja sama mungkin lebih layak antara bagian utara dan selatan pulau tersebut. Keengganan pemerintah Siprus Yunani berbagi kekuasaan dan kekayaan membuat bentuk federal jadi "tak mungkin".


"Jika Anda tak ingin berbagi pemerintahan dan kekayaan, Anda tak bisa membuat kemitraan federal," katanya.


Ditambahkan, kerja sama di bidang energi dan memerangi terorisme serta kejahatan yang terorganisasi dapat mengakibatkan saling ketergantungan antara kedua pihak dan "Akhirnya mengarah kepada penyelesaian menyeluruh bagi pertikaian di pulau itu.” 





Credit  republika.co.id






Selasa, 18 Desember 2018

Kantor Televisi Swasta Yunani Diserang Bom


Kantor Televisi Swasta Yunani Diserang Bom
Ilustrasi ledakan dan kebakaran. (Istockphoto/Inhauscreative)




Jakarta, CB -- Ledakan bom pada Senin (17/12) terjadi di bangunan kantor salah satu televisi swasta terbesar di Yunani, SKAI TV. Ledakan itu mengakibatkan kerusakan, meski polisi melaporkan tak ada korban terluka dalam insiden tersebut.

Seperti dilansir AFP, ledakan terjadi sekitar pukul 14.30 waktu setempat. Hal itu terjadi 45 menit setelah seorang tak dikenal memberi peringatan ke jaringan televisi lain melalui sambungan telepon.

Polisi kemudian segera mengepung area sekitar kantor dan mengevakuasi bangunan.


Menurut laporan polisi, bom itu berisi sekitar lima kilogram bahan peledak dan ditempatkan di dekat pagar di sekitar gedung.


Melalui situsnya, SKAI mengatakan bom menghancurkan jendela dari lantai pertama hingga enam gedung kantor.

"Bom mengakibatkan kerusakan material besar di hampir semua lantai. Yang terbesar terlihat di lantai ketiga dan keempat," tulis keterangan tersebut.

Bersama pihak berwenang, Menteri Perlindungan Sipil, Olga Gerovassili turut mengunjungi lokasi kejadian.

Berbicara kepada SKAI, Gerovassili mengatakan serangan ini diduga untuk menggoyahkan pemerintah demokrasi. Namun, dia menyatakan hal itu tak perlu dikhawatirkan dan memberi peringatan bagi mereka yang melakukan aksi terorisme atau fasisme.

Menanggapi hal ini, polisi anti-teroris sudah membuka penyelidikan yang fokus pada kelompok-kelompok ekstremis Yunani.


Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Bulan lalu, sebuah bom ditemukan dan dijinakkan di rumah seorang jaksa di Athena.

Serangan yang menargetkan kantor media, perusahaan publik atau kedutaan besar sering terjadi di Yunani dalam beberapa tahun terakhir. Kebanyakan serangan disalahkan kepada kelompok anarkis atau kelompok politik sayap kiri.




Credit  cnnindonesia.com





Kamis, 01 November 2018

Penasihat Erdogan: Yunani Tamat dalam 3 Jam jika Perang Lawan Turki



Penasihat Erdogan: Yunani Tamat dalam 3 Jam jika Perang Lawan Turki
Penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Yigit Bulut. Foto/Sputnik

ANKARA - Seorang penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan ancaman serius kepada Yunani seiring konfrontasi kapal kedua negara di Laut Aegea. Menurutnya, Athena akan tamat dengan bencana dalam hitungan jam jika berperang dengan Ankara.

Penasihat pemimpin Turki yang mengumbar retorika perang tersebut adalah Yigit Bulut. "Yunani akan berakhir dengan bencana dalam tiga sampai empat jam jika ia melancarkan perang melawan Turki," katanya.

Pernyataan Bulut dalam sebuah video itu ramai dibagikan para wartawan Ankara di Twitter.  “Kehadiran militer Turki di Laut Aegea adalah sebanyak tiga kali lebih banyak dari yang dimiliki Yunani," ujar Bulut, yang dilansir Greek City Times, Rabu (31/10/2018).

Pada pertengan bulan ini, Ankara mengecam Athena karena menggunakan kapal perang Nikiphoros Fokas untuk mencegat kapal eksplorasi Turki, Barbaros Hayreddin Pasa, di kawasan Mediterania. Kapal perang Yunani meminta kapal Ankara itu untuk mundur dan mengklaim kapal itu tidak memiliki izin untuk menjelajahi landas kontinen Yunani.

Di tengah konfrontasi, Angkatan Laut Turki, yang aktif di daerah itu, dilaporkan bergegas untuk melindungi kapal tersebut yang berujung pada perselisihan diplomatik kedua negara yang sama-sama anggota NATO tersebut.

Bulit mengklaim Yunani telah diprovokasi oleh kekuatan besar, terutama Israel, untuk menyerang Turki.

Bulut selama ini dikenal karena rutin menggunakan retorika provokatif terhadap  Yunani. Pada bulan Februari Dia membandingkan Yunani dengan seekor lalat. Dalam wawancara dengan saluran TRT, dia mengatakan Yunani bukan tandingan Turki. "Ini akan seperti lalat yang berkelahi dengan raksasa," katanya.

Pemerintah Athena belum berkomentar terkait ancaman serius dari penasihat Erdogan tersebut. 





Credit  sindonews.com



Jumat, 26 Oktober 2018

Tertulis 400 SM, Kapal Karam Tertua di Dunia Ditemukan di Laut Hitam


Tertulis 400 SM, Kapal Karam Tertua di Dunia Ditemukan di Laut Hitam
Bangkai kapal dagang Yunani yang dinyatakan tertua di dunia ditemukan di dasar Laut Hitam. Bangkai kapal ini tertulis 400 Sebelum Masehi. Foto/Black Sea MAP/Ist

SOFIA - Bangkai kapal tertua di dunia yang diketahui umat manusia ditemukan dalam kondisi utuh di Laut Hitam di lepas pantai Bulgaria. Bangkai kapal tertulis tahun 400 Sebelum Masehi (SM), yang artinya usianya sudah lebih dari 2.400 tahun.

Tim peneliti dari Inggris, Bulgaria, Swedia, Amerika Serikat dan Yunani serta ilmuwam maritim menemukan bangkai kapal itu selama survei area dasar laut seluas lebih dari 2.00 kilometer persegi. Menurut tim arkeolog, temuan tersebut merupakan kapal perdagangan Yunani.

Kepingan kecil dari bangkai kapal telah diambil untuk tes dan karbon. "Tertanggal 400 SM, menjadikannya bangkai kapal yang utuh tertua yang diketahui umat manusia," kata tim peneliti dari Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam (Black Sea MAP).

Tim itu menghabiskan tiga tahun untuk menyisir kedalaman Laut Hitam dengan menggunakan sistem kamera khusus dalam air dengan sistem kendali jarak jauh. Kamera itu dapat memberikan gambar ultra definisi tinggi dari jarak lebih dari dua kilometer di bawah permukaan.

Eksplorasi mereka menemukan lebih dari 60 bangkai kapal, termasuk kapal dagang Romawi dan armada tempur Cossack abad 17.

Air pada kedalaman lebih dari dua kilometer tersebut itu bebas oksigen, yang berarti bahwa bahan organik dapat dipertahankan selama ribuan tahun.

"Sebuah kapal, yang masih utuh, dari dunia Klasik, terletak di lebih dari dua kilometer di bawah permukaan, adalah sesuatu yang mungkin saya tidak akan pernah percaya," kata Profesor Jon Adams dari Universitas Southampton di Inggris selatan, yang menjadi peneliti utama proyek tersebut.

"Ini akan mengubah pemahaman kita tentang pembuatan kapal dan pelayaran di dunia kuno," katanya.

Helen Farr, seorang anggota tim proyek, mengatakan; "Kami memiliki beberapa kapal karam yang sebelumnya, tetapi yang satu ini benar-benar terlihat utuh."

"Proyek ini secara keseluruhan benar-benar melihat perubahan permukaan laut dan banjir di wilayah Laut Hitam...dan bangkai kapal adalah hasil sampingan yang menggemberikan dari itu," katanya kepada radio BBC, yang dilansir Rabu (24/10/2018).

Selain puluhan bangkai kapal, mereka menemukan sisa-sisa pemukiman awal Zaman Perunggu di bawah air di dekat bekas pantai Laut Hitam.



Credit  sindonews.com




Kamis, 11 Oktober 2018

Sebut Yunani Lebih Baik Dikuasai Jerman, Menteri Jerman Dikecam


Horst Seehofer [Spiegel]
Horst Seehofer [Spiegel]

CB, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer, seorang warga Bavaria, dikecam karena mengeluarkan lelucon bahwa Yunani akan berada dalam kondisi yang lebih baik jika masih dikuasai oleh orang Jerman.
Dilansir dari Russia Today, 10 Oktober 2018, gurauan Seehofer ini disampaikan selama pidato kampanye di kota Ingolstadt, Bavaria, menjelang pemilihan negara bagian Jerman.

Seehofer mengatakan kepada hadirin "orang-orang Bavaria menguasai Yunani untuk sementara waktu. Mungkin akan lebih baik jika itu tidak sementara."
Yunani secara singkat diperintah oleh Otto dari Bavaria, putra Raja Ludwig I, pada abad ke-19. Pemerintahannya berumur pendek, dan Otto memberlakukan pajak berat pada orang Yunani, sementara gagal meringankan kemiskinan Yunani yang sangat parah pada masa itu. Setelah upaya pembunuhan terhadap ratu, Otto melarikan diri dan meninggal di pengasingan di Bavaria pada 1867.

Raja Otto dari Bavaria [wikipedia]



Sejak itu, hubungan Yunani-Jerman sangat sulit. Pendudukan brutal oleh Nazi pada 1940-an diikuti oleh penghematan ekonomi yang dipimpin Jerman dalam beberapa tahun terakhir, meninggalkan Yunani dalam utang dan sekali lagi menjadi budak ke Jerman.

Lelucon Seehofer ditanggapi oleh mantan Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoufakis, yang mengutip dengan baris dari puisi Jerman abad ke-19, yang digunakan sebagai slogan kampanye oleh Kaiser Wilhelm dan Nazi.
"Banyak sudah percaya 'Semangat Jerman akan menyembuhkan dunia' dan mereka selalu salah," tulisnya di Twitter.
Lelucon Seehofer muncul ketika Yunani akan meluncurkan kampanye untuk mengklaim 280 miliar euro atau sekitar 4.900 triliun untuk ganti rugi perang dari Jerman, seperti dilaporkan Greek Reporter, yang mengutip Der Spiegel.

Majalah Jerman tersebut mencatat bahwa selama Yunani bergantung pada dukungan Uni Eropa, Perdana Menteri Alexis Tsipras menghindari mengangkat masalah ini. Tapi sekarang, setelah berakhirnya program bailout ketiga, Yunani siap mengambil inisiatif untuk mengklaim uang ganti rugi perang dari Jerman.






Credit  tempo.co



Selasa, 07 Agustus 2018

Rusia Usir Diplomat Yunani


Yunani
Yunani
Foto: VOA
Kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke Yunani terancam batal.



CB, MOSKOW -- Rusia mengusir diplomat Yunani sebagai bentuk pembalasan atas tindakan Yunani yang mengusir dua diplomat Rusia. Seorang pejabat senior dari Kementerian Luar Negeri Yunani juga telah dilarang memasuki Rusia.


Pada Senin (6/8), pemerintah Rusia telah memanggil duta besar Yunani untuk Moskow Andreas Friganas untuk menyampaikan sikap Rusia atas keputusan tidak bersahabat Yunani. Dalam panggilan itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyerahkan kepada Friganas sebuah catatan yang memberitahukan tindakan tit-for-tat yang diambil oleh pihak Rusia.

Kementerian itu, dalam pernyataannya, tidak menyebutkan nama diplomat Yunani yang diusir. Namun, kantor berita RIA  mengatakan Moskow telah mengusir perwakilan perdagangan Yunani serta seorang karyawan diplomatik Yunani yang bertanggung jawab atas kebijakan komunikasi negara itu di Rusia.


Yunani pada Juli mengusir dua diplomat Rusia dan melarang dua orang lainnya memasuki negara itu. Mereka diduga berusaha menyuap para pejabat dan memicu demonstrasi untuk menggagalkan kesepakatan yang mengizinkan Makedonia bergabung dengan NATO. Rusia dengan tegas membantah tuduhan tersebut.



Masalah Makedonia sangat sensitif di Yunani, di mana stabilitas politik sangat penting saat negara mengalami krisis utang besar. Koalisi kiri-kanan Perdana Menteri Alexis Tsipras baru-baru ini kehilangan dua anggota parlemen yang mengundurkan diri setelah kesepakatan antara Athena dan Skopje untuk mengganti nama Makedonia. Ini membawa mayoritas parlemennya menjadi 152 dari total 300 kursi.

Keputusan Yunani untuk mengusir para diplomat Rusia membuat hubungan kedua negara menjadi tidak harmonis. Duta besar Rusia untuk Yunani menyebut tuduhan terhadap para diplomat Rusia "omong kosong". Ia menuduh Athena bertindak tanpa bukti. Kementerian Luar Negeri Rusia juga memperingatkan Yuani akan konsekuensi yang akan mereka hadapi.


Walapupun telah mengusir dilomat Rusia, Yunani masih berharap hubungan yang baik dengan Rusia. Namun, pada kenyataannya hubungan kedua negara semakin memburuk. Kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang direncanakan ke Yunani pada September dijadwalkan batal. 




Credit  republika.co.id




Kamis, 26 Juli 2018

Yunani Temukan Makam Berisi Jasad dan Perhiasan 1.800 Tahun


Yunani Temukan Makam Berisi Jasad dan Perhiasan 1.800 Tahun
Para arkeolog Yunani menemukan makam seorang wanita bangsawan yang dikubur dengan perhiasan emasnya di monumen pemakaman Romawi Kuno terletak di Pulau Sikinos.(Greek Culture Ministry/Thanos Kartsoglou/Handout via REUTERS)


Jakarta, CB -- Para arkeolog Yunani menemukan sebuah makam seorang wanita bangsawan yang dikubur dengan perhiasan emasnya di monumen pemakaman Romawi Kuno terletak di Pulau Sikinos.

Menurut inskripsi yang diukir di makam, nama wanita bangsawan tersebut adalah Neko - atau Νεικώ jika ditulis dalam alfabet Yunani.

Makam berbentuk kotak itu ditemukan dalam kondisi utuh dalam kubah monumen Episkopi, sebuah monumen pemakaman era Romawi yang langka, yang kemudian diubah menjadi gereja dan sebuah biara.




Makam Neko di Yunani
Foto: Greek Culture Ministry/Thanos Kartsoglou/Handout via REUTERS
Makam Neko di Yunani


Perhiasaan emas antara lain cincin, gelang dan sebuah kalung panjang, gesper kameo untuk ikat pinggang wanita, vas-vas yang terbuat dari gelas dan metal dan sobekan kain dari baju wanita ditemukan di dalam makam.

Menurut para arkeolog, mausoleum yang terawat dengan baik di sebuah pulau kecil, di gugusan pulau Cylandic sebelah tenggara Athena, tampaknya dibangun untuk menjaga pemakaman.

"Ini sangat tidak terduga, kami sangat beruntung," Direktur Studi Antik jaman Ephorate di Cyclades, Dimitris Athanassoulis menceritakan kepada Reuters, Senin (23/7). "Ini mausoleum Neko."


Penemuan di makam Neko, wanita bangsawan 1.800 tahun lalu.
Foto: Greek Culture Ministry/Thanos Kartsoglou/Handout via REUTERS
Penemuan perhiasan di makam Neko, wanita bangsawan 1.800 tahun lalu.


"Ini sangat langka. Sebuah monumen, dari Aegean, monumen ini termasuk salah satu yang paling berkesan dan memiliki identitas. Kami mengetahui untuk siapa ini dibangun, punya jasadnya, namanya."

Walaupun banyak perampokan yang menyerang kuburan di zaman kuno dan perubahan fungsi penggunaan gedung selama berabad-abad, makam Neko ditemukan dalam kondisi utuh karena tersembunyi di sebuah titik kosong antara dua dinding di lantai dasar gedung, kata Athanassoulis.

Para ahli menganggap Neko mempunyai koneksi dengan pulau itu, tetapi,tidak diketahui apakah dia berasal dari Pulau Sikinos. "Kita sekarang mencoba untuk mencari informasi lebih banyak tentang Neko," kata Athanassoulis. "Kita baru saja mulai."





Credit  cnnindonesia.com




Kamis, 12 Juli 2018

Tablet purbakala Odisseia ditemukan di Yunani


Tablet purbakala Odisseia ditemukan di Yunani
Kuil Zeus di Athena. (wikimedia)



Athena (CB) – Sebuah tablet purbakala berukirkan 13 bait Odisseia ditemukan di Yunani selatan, yang diduga merupakan domumentasi pertama atas sajak epos legendaris itu, kata Kementerian Kebudayaan Yunani, Selasa (10/7) setempat.

Tablet tersebut ditemukan setelah ekskavasi selama tiga tahun oleh Badan Purbakala Yunani bekerja sama dengan Lembaga Purbakala Jerman.

Lempeng tanah liat itu diyakini berasa dari abad ketiga pada era Romawi dan ditemukan di dekat peninggalan Kuil Zeus di tempat lahir Olimpiade di Peloponnese barat, demikian dilansir AFP.

“Jika tanggalnya dikonfirmasi, tablet tersebut bisa jadi catatan tertulis karya Homer tertua yang ditemukan” di Yunani, kata kementerian dalam pernyataan.

Salah satu bagiannya yang diambil dari buku 14, menggambarkan kembalinya Ulysses ke kampung halamannya di Pulau Ithaca.

Pertama kali dibuat secara lisan sekitar abad ke-8 SM, epos tersebut – yang berhubungan dengan penulis kuno Yunao Homer – kemudian disalin saat era Kekristenan ke atas perkamen yang baru ditemukan beberapa bagian saja di Mesir.





Credit  antaranews.com





Jumat, 06 Juli 2018

Komite Yunani Berikan Suaka Tentara Turki


Helikopter Black Hawk Turki tinggal landas dari bandara di Alexandroupolis, utara Yunani, Ahad, 17 Juli 2016. Helikopter itu membawa delapan pendukung kudeta Turki yang merupakan tujuh tentara dan satu warga sipil.
Helikopter Black Hawk Turki tinggal landas dari bandara di Alexandroupolis, utara Yunani, Ahad, 17 Juli 2016. Helikopter itu membawa delapan pendukung kudeta Turki yang merupakan tujuh tentara dan satu warga sipil.
Foto: Giannis Mo?siadis/InTime News via AP

Kasus ini membuat hubungan Yunani dan Turki memburuk




CB, ATHENA -- Sebuah komite Yunani memberikan suaka pada Kamis (5/7) kepada seorang tentara Turki. Ia melarikan diri ke Yunani bersama tujuh petugas lainnya setelah kasus kudeta terhadap Presiden Turki Tayyip Erdogan pada 2016.

Keputusan itu diperkirakan akan membuat marah Ankara. Turki menuduh para buronan terlibat dalam kudeta dan menginginkan semuanya diekstradisi. Turki menyebut Athena menyembunyikan 'para pengkhianat'.

Namun tentara Turki itu menyangkal melakukan kesalahan. Mereka mengaku melarikan diri ke Yunani karena takut akan keselamatan dirinya. "Ini adalah petugas ketiga yang diberikan suaka (oleh komite)," kata salah satu pengacara yang menangani kasus tersebut seperti ditulis Reuters.

Pemerintah Yunani belum bersedia dimintai komentar. Untuk menjaga hubungan dengan Turki, pemerintah Yunani mengajukan banding atas keputusan komite yang memberikan suaka kepada dua tentara lainnya awal tahun ini. Tetapi pengadilan tinggi menolak permintaan itu.

Saat ini masih belum jelas apakah pemerintah akan mengajukan banding lagi. Panitia suaka adalah badan administratif independen.

Kasus ini telah membuat hubungan Yunani dan Turki memburuk. Ini juga menimbulkan ketegangan diplomatik atas sumber daya alam di Mediterania Timur dan krisis migran Eropa.

Delapan tentara telah dibebaskan dari penjara dan telah dipindahkan ke lokasi yang dijaga petugas. Sisa lima tentara masih menunggu keputusan tentang permohonan suaka mereka.

Dalam menolak permintaan ekstradisi Ankara, pengadilan Yunani mengatakan mereka tidak yakin bahwa kedelapan tentara itu akan menerima pengadilan yang adil di Turki. Athena mengatakan independensi peradilan harus dihormati.

Bulan lalu, Turki menghentikan kesepakatan migran bilateral dengan Yunani terkait masalah ini. Secara terpisah, pengadilan Turki telah menolak permintaan Yunani untuk pembebasan dua penjaga perbatasan, yang ditahan setelah melintasi perbatasan dalam cuaca buruk pada 1 Maret.




Credit  republika.co.id




Rabu, 18 April 2018

Ketegangan Hubungan Turki dan Yunani Meningkat


Bendera Yunani/ilustrasi
Bendera Yunani/ilustrasi
Foto: greecepictures.org


Turki dan Yunani bersengketa wilayah Laut Aegea.



CB, ANKARA -- Harapan bagi Yunani dan Turki untuk menghapuskan pertikaian wilayah mereka, yang sudah berlangsung lama, mengalami kemunduran dalam beberapa pekan belakangan. Kedua negara anggota NATO itu menghadapi peningkatan ketegangan di Laut Aegea.

Beberapa warga sipil Yunani mengibarkan bendera Yunani di satu pulau karang kecil yang menjadi sengketa di seberang tempat wisata Turki, Didim. Tapi bendera tersebut dicabut oleh penjaga pantai Turki pada Ahad (15/4).

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mendesak Pemerintah Yunani agar menghindari tindakan provokatif di daerah sengketa di Laut Aegea.

"Saran kami kepada Yunani ialah tetap berada di dalam ikatan hubungan bertetangga yang baik dan menghindari provokasi yang akan meningkatkan ketegangan," kata Yildirim.

Ia membandingkan pengibaran benderan tersebut dengan peristiwa pada 1996, ketika Turki dan Yunani nyaris terlibat perang sehubungan dengan pulau kecil yang tak berpenghuni, yang dinamakan Imia di Yunani dan dinamakan Kardak di Turki.

"Populisme tak memberi manfaat bagi Yunani. Sebagai dua sekutu NATO, kita mesti memusatkan perhatian pada agenda positif," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Senin, sebagaimana dikutip Xinhua. Ia memperingatkan pemerintah di Athena bahwa tindakan semacam itu di Laut Aegea bisa mengakibatkan "insiden".


Juru Bicara Pemerintah Yunani Dimitris Tzannakopoulos mengatakan pemerintahnya tidak mengetahui peristiwa tersebut dan pernyataan Yildirim adalah "provokatif dan tercela". Pada Februari, satu kapal Turki bertabrakan dengan satu perahu penjaga pantai Yunani di lepas pantai pulau kecil yang menjadi sengketa, Kardak.

Pada Januari, Penjaga Pantai Turki menghalangi Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos mendekati Pulau Kardak untuk meletakkan karangan bunga di sana. Ankara menuduh Kammenos, politikus nasionalis, menjadi sumber utama masalah baru-baru ini.

Pada 1923, Turki melepaskan semua hak dan kepemilikan atas pulau tertentu dan atas "pulau kecil independen" untuk Italia dalam Kesepakatan Lausanne. Belakangan, Italia menyerahkan kepada Yunani pulau yang sama dan "pulau kecil yang berdekatan".

Turki dan Yunani telah mengadakan perundingan, dan menyerukan penyelenggaraan "pembicaraan penjajakan" guna menyelesaikan ketidak-sepakatan wilayah mereka di Laut Aegea. Namun mereka telah gagal mencapai terobosan.

Alasan ketegangan terbaru tidak terbatas pada beberapa pulau karang. Kedua negara itu telah terlibat pertikaian mengenai sejumlah masalah mulai dari Siprus, yang terpecah secara etnik, sampai kedaulatan atas wilayah udara, dan hak untuk terbang.



Credit  republika.co.id





Minggu, 15 April 2018

Ribuan orang Yunani berpawai menentang serangan AS di Suriah


Ribuan orang Yunani berpawai menentang serangan AS di Suriah
Ilustrasi. Warga menginjak foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat unjuk rasa atas apa yang mereka katakan tentang pemboman terhadap penduduk sipil di Suriah, diluar konsulat Amerika Serikat, di Kolkata, India, Senin (5/3/2018). (REUTERS/Rupak De Chowdhuri)



Athena, Yunani (CB) - Ribuan pemrotes di Yunani berpawai di pusat Kota Athena pada Sabtu (14/4) untuk menentang serangan AS terhadap Suriah sehubungan dengan dugaan penggunaan senjata kimia.

Sambil meneriakkan slogan yang menentang "pembunuhan bangsa", sebanyak 6.000 anggota Partai Komunis Yunani (KKE), menurut perkiraan polisi, berkumpul di luar gedung Parlemen dan berpawai ke Kedutaan Besar AS di Athena.

Sekretaris Jenderal KKE Dimitris Koutsoumbas, yang memberi sambutan dalam pertemuan terbuka protes tersebut, menyeru Pemerintah Yunani agar menjauhkan diri dari konflik itu, menutup pangkalan asing dan keluar dari NATO.

Protes serupa guna menentang agresi imperialis diselenggarakan oleh kelompok Sayap Kiri di Ibu Kota Yunani, Athena, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Protes tersebut berlangsung dengan damai.

"Saya tak bisa memberitahu apa yang bisa diperoleh rakyat hanya dari pertemuan tebruka hari ini, tapi biasanya rakyat yang berbicara tentu saja bermanfaat, jika makin banyak warga bangkit dan memprotes," kata Thodoris Anastassopoulos, salah seorang demonstan anti-perang, kepada Xinhua.


Nikos Vourdoumbas, seorang guru, termasuk di antara kerumunan orang yang melancarkan protes di luar Kedutaan Besar AS di Athena.

"Sangat jelas bahwa pernyataan yang mereka keluarkan berkaitan dengan senjata kimia adalah dalih. Alasan sesungguhnya buat serangan udara ialah menguasai sumber energi wilayah tersebut. Kami mengutuk serangan itu," kata Vourdoumbas kepada Xinhua.

Di dalam satu pernyataan pers pada Sabtu pagi, Kementerian Luar Negeri Yunani mendesak masyarakat internasional agar "tetap memusatkan perhatian pada menemukan penyelesaian politik dan berkelanjutan di Suriah; penyelesaian yang akan mengakhiri perang dan memulihkan kedamaian di negeri tersebut dan wilayah itu".

"Diplomasi harus kembali ke tengah pentas, dan upaya dalam kerangka kerja PBB harus dilanjutkan," kata Kementerian Luar Negeri Yunani.



Credit   antaranews.com



Jumat, 13 April 2018

Jet tempur Yunani jatuh di Laut Aegea


Jet tempur Yunani jatuh di Laut Aegea
Ilustrasi: Jet tempur F-15 (Pixabay)



Athena (CB) - Seorang pilot Yunani dinyatakan hilang pada Kamis (12/04) setelah pesawat tempur Mirage 2000-5 jatuh di Laut Aegea, yang terletak di antara semenanjung Yunani dan Anatolia, seusai mencegat jet-jet Turki, kata stasiun televisi ERT.

Kapal penjaga dan Angkatan Laut telah dikirim ke dekat Pulau Skyros, lokasi yang diyakini tempat pesawat itu jatuh.

Belum diketahui segera apakah pilot berhasil keluar dari pesawat tersebut.

ERT mengatakan bahwa pesawat itu adalah bagian dari patroli dua pesawat yang baru saja mencegat jet tempur Turki.

Pesawat tempur Yunani secara umum menyebar untuk mencegat jet-jet Turki yang melintasi apa yang Athena anggap sebagai wilayah udara Yunani di atas Laut Aegea. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.




Credit  antaranews.com





Kamis, 08 Maret 2018

Diminta Ubah Nama Negara, Makedonia: Yunani Lakukan Genosida


Bendera Makedonia.

Bendera Makedonia.
Foto: blogspot.com


Nama Makedonia menjadi konflik lantaran Yunani keberatan dengan pengunaan nama itu.



CB, SKOPJE -- Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Makedonia menuduh pemerintah Yunani telah melakukan genosida terhadap warga Makedonia. Mereka menuding Yunani telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang terhadap warga minoritas Macedonia sejak 1913.


Seperti diwartakan Anadolu Agency, Rabu (7/3), dalam pernyataan bersama mereka menegaskan orang-orang Makedonia tidak bisa lagi menanggung beban ketidakadilan yang diberikan oleh Yunani, PBB, Uni Eropa dan NATO. Mereka keberatan dengan pembicaraan terkait nama negara.


"Diskusi untuk menyelesaikan perbedaan yang telah terjadi selama 25 tahun itu merupakan upaya genosida terhadap warga Makedonia. Untuk menghapus negara, bahasa, sejarah dan keberadaan mereka dari peta dunia," kata pernyataan tersebut.


Nama Makedonia menjadi konflik lantaran Yunani keberatan dengan pengunaan nama tersebut. Ini menyusul adanya kesamaan dengan Kota Makedonia yang terletak di Yunani. Perdebatan nama tersebut telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun.


Gabungan LSM itu mengaku terkejut dengan paksaan dari Uni Eropa dan NATO untuk menegosiasikan nama negara. Mereka keberatan untuk menanggalkan identitas etnis, nasional, bahasa dan sejarah sebagai prasyarat akan keanggotaan organisasi internasional dan regional tersebut.


"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah umat manusia bahwa tekanan yang diatur secara internasional diberikan kepada warga untuk menghancurkan diri sendiri. Tekanan yang ditimbulkan oleh bangsa-bangsa dan organisasi-organisasi yang seharusnya menjadi penjaga gerbang hak asasi manusia di abad ke-21," kata pernyataan tersebut.


LSM mengungkapkan, isu terkait nama negara mereka merupakan rekaan pemerintah Yunani. Hal itu juga merupakan kelanjutan dan internasionalisasi kebijakan domestik pada masa lalu untuk menolak identitas etnik minoritas Macedonia di negara mereka.


Mereka menyerukan pembentukan komisi penyelidikan independen untuk menyelidiki pelanggaran HAM dan kejahatan terhadap kemanusiaan serta perang ditambah genosida yang dilakukan terhadap minoritas Macedonia di Yunani sejak 1913. Mereka menuntut pemerintah Yunani berani menghadapi masa lalu dan meminta maaf secara publik atas kejahatan tersebut.


Warga meminta Perdana Menteri Makedonia Zoran Zaev untuk menghentikan pembicaraan dengan Yunani terkait nama negara. Mereka juga meminta adanya resolusi PBB yang mengakui negara sah atas nama Makedonia.


Sementara, konflik nama tersebut telah menghambat Makedonia untuk bergabung dengan NATO akibat veto yang dijatuhi Yunani dan Uni Eropa. Meksi demikian, Makedonia masuk sebagai anggota PBB pada 1993 lalu dengan nama Republik Makedonia Mantan Yugoslavia (FYROM). Kendati, sejumlah negara termasuk Turki mengakui keberadaan negata tersebut atas nama Makedonia.



Credit  republika.co.id






Senin, 05 Februari 2018

Protes Nama Macedonia, Ratusan Orang Berdemonstrasi di Athena


Protes Nama Macedonia, Ratusan Orang Berdemonstrasi di Athena
Ratusan ribu warga Yunani memprotes nama Macedonia oleh negara pecahan Yugosliavia. Foto/Istimewa


ATHENA - Lebih dari 100 ribu pemrotes dari seluruh Yunani berkumpul di alun-alun utama Athena pada akhir pekan kemarin. Mereka memprotes akan kemungkinan sikap kompromis pemerintah Yunani terhadap perselisihan dengan negara tetangga Macedonia mengenai nama resmi negara pecahan Yugoslavia itu.

Perselisihan tersebut pecah setelah Makedonia memperoleh kemerdekaan dari Yugoslavia pada tahun 1991. Yunani berpendapat penggunaan nama tersebut menyiratkan klaim teritorial terhadap provinsi Macedonia di negara itu, yang pernah menjadi rumah Alexander Agung.

Ratusan bus membawa pemrotes masuk dari seluruh negeri, sementara lebih banyak orang tiba dengan feri dari pulau-pulau. Mengucapkan "Tangan dari Makedonia!" dan "Makedonia milik Yunani!" Para pemrotes berkumpul di Lapangan Syntagma, di depan parlemen Yunani.

Petugas kepolisian memperkirakan demonstran yang hadir mencapai 140.000. Penggagas aksi demonstrasi, yang mengkalim sebanyak 1,5 juta orang ikut dalam aksi tersebut, menggunakan derek untuk menaikkan bendera raksasa Yunani di atas alun-alun.

"Kami mencoba menunjukkan kepada para politisi bahwa mereka tidak boleh melepaskan nama 'Macedonia'," kata pemrotes berusia 55 tahun Manos Georgiou seperti dikutip dari The Guardian, Senin (5/2/2018).

Sekitar 700 pemrotes sayap kiri dan anarkis mengadakan demonstrasi tandingan di dekatnya, membawa spanduk yang menyerukan persatuan Balkan. "Makedonia milik warganya," bunyi salah satu spanduk.

Puluhan polisi anti huru hara dikerahkan untuk menjaga agar kedua demonstrasi tersebut terpisah.

Negara ini diakui oleh institusi internasional dengan nama Republik Yugoslavia Macedonia, meskipun sekitar 130 negara menyebutnya hanya sebagai Macedonia. Banyak orang Yunani menyebutnya dengan nama ibukotanya, Skopje.

Perselisihan tersebut telah mencegah Makedonia bergabung dengan NATO, yang mana Yunani sudah menjadi anggotanya. Pemerintah yang dipimpin kelompok kiri di kedua negara telah berjanji untuk mencari solusi tahun ini, dan telah mengadakan pembicaraan dengan seorang negosiator PBB. 




Credit  sindonews.com








Rabu, 29 November 2017

Jual Senjata ke Saudi, Pemerintah Yunani Dikecam


Bendera Yunani/ilustrasi
Bendera Yunani/ilustrasi



CB, ATHENA -- Sebuah perselisihan politik di Yunani mengenai kesepakatan senjata kontroversial dengan Arab Saudi semakin dalam. Politisi oposisi dan kritikus mengecam rencana untuk menjual rudal surplus dan bom senilai senilai 66 juta euro ke negara Teluk Arab.

Dilansir dari Aljazirah, Selasa (28/11), politikus oposisi telah menuduh pemerintah, yang saat ini dipimpin oleh partai kiri Syriza, tidak mengikuti prosedur yang tepat untuk sebuah kesepakatan internasional. Sementara itu para kritikus juga telah mengecam penjualan senjata ke sebuah negara yang terlibat dalam perang.

Arab Saudi saat ini memimpin sebuah koalisi negara di negara tetangga Yaman, negara termiskin di wilayah Arab. Legislator dari New Democracy, partai oposisi kanan tengah mengklaim Menteri Pertahanan Panos Kammenos secara ilegal mempekerjakan seorang broker swasta untuk menegosiasikan persyaratan kesepakatan dengan Arab Saudi. Tuduhan ini ditolak oleh menteri pertahanan.

Hukum Yunani menetapkan kesepakatan semacam itu harus ditangani oleh pejabat pemerintah. New Democracy sebelumnya meminta Kammenos membatalkan kesepakatan tersebut. Mereka mengatakan kesepakatan tersebut bersifat provokatif dan telah dilaksanakan tanpa adanya transparansi.

Selama debat sengit di parlemen Yunani pada Senin, pemimpin New Democracy Kyriakos Mitsotakis menyerukan penyelidikan atas kesepakatan senjata dan dugaan peran broker swasta.

Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Alexis Tsipras menuduh New Democracy menggunakan kesepakatan tersebut untuk menyerang pemerintah.

Tsipras mengklaim broker tersebut, Vassilis Papadopoulos nasional Yunani dibeli oleh Arab Saudi, sebuah pernyataan yang sebelumnya ditolak oleh negara tersebut dalam pernyataan media.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID







Jumat, 17 November 2017

Yunani nyatakan berkabung setelah banjir tewaskan 15 orang


Yunani nyatakan berkabung setelah banjir tewaskan 15 orang

Arsip: Seorang perempuan berusaha menyelamatkan diri dari banjir yang melanda Athena, Ibukota Yunani. (ist)


Mandra (CB) - Masyarakat Yunani pada Kamis menyatakan putus asa dan tidak percaya setelah banjir menewaskan sedikit-dikitnya 15 orang dan menyebabkan ratusan orang kehilangan rumah serta banyak warga menyalahkan pranata, yang membiarkan rumah dibangun di dasar sungai kering.

Di kota Nea Peramos dan Mandra di barat ibu kota Athena, mobil rongsokan dan perabotan hancur tergeletak di jalanan penuh lumpur tebal akibat arus air, yang mengamuk dan menerobos rumah pada Rabu pagi.

"Kami hancur, kedai dan rumah saya hilang," kata Paraskevas Stamou, pemilik restoran di Mandra, "Semua hilang. Jalannya lenyap, airnya masih mengalir dan kami pun kebanjiran lagi tadi malam dan pagi ini."

"Kami memperkirakan hujan akan datang lagi pada malam ini, seperti Tuhan membenci kami," katanya.

Demi menghindari banjir yang mematikan, warga mengambil langkah putus asa.

"Kami tidak punya tempat untuk tidur. Kami tidur di atap, kami menemukan karpet untuk menutupi diri," kata seorang pria di Mandra yang rumahnya hancur oleh banjir, namun masih tetap kokoh.

Di antara isak tangisnya, ibunya menambahkan: "Semuanya terlah terjadi. Kami tidak punya orang untuk membantu kami, saya tidak mendapat bantuan dari siapapun."

Cuaca buruk terus berlanjut pada Kamis. Pejabat mengatakan mereka menunggu kondisi membaik sebelum memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kerusakan tersebut. Lima orang dinyatakan masih menghilang.

Bendera setengah tiang dikibarkan dari bangunan negara dan Acropolis pada Kamis, saat pemerintah mengumumkan tiga hari berkabung nasional.

Para ahli menyalahkan konstruksi sembarangan yang merupakan jalur alami untuk limpasan air, dan erosi tanah di pegunungan yang terkena api.

Kedua kota dibangun di sepanjang jalan raya tua yang menghubungkan Athena ke kota Peloponnese di Korintus. Saat bangunan makin mendekat ke jalanan, arus yang seharusnya bisa menguras air limpasan dari pegunungan Pateras di dekatnya malah tertutup.

"Tentu saja negara tidak siap ... kita tidak bisa melawan alam," ujar Christos Zeferos, kepala pusat penelitian Fisika Atmosfer dan Akademi Klimatologi Athena, serta menambahkan bahwa dengan adanya perubahan iklim berarti masyarakat harus memperkirakan lebih banyak bencana terkait cuaca.

"Kita harus bersiap menghadapi fenomena yang lebih sering dan berbeda," katanya.

Banyak korban adalah orang tua. Korban termuda adalah seorang sopir truk berusia 36 tahun, yang memanggil ibunya saat air banjir naik di sekitar truknya. Jalurnya kemudian mati sepenuhnya, demikian Reuters.




Credit  antaranews.com